III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Transkripsi:

37 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agung (2012: 63) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas secara cermat dan sistematis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar (Arikunto, 2007: 60). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan oleh Muslich (2012: 9) yang mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh guru secara kolaboratif dan partisipatif untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya subjektivitas dalam pelaksanaan penelitian. PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, dengan 4 tahapan dalam setiap siklusnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual.

38 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Observasi Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Observasi? Gambar 2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Adopsi dari Arikunto (2007: 16) B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 05 Metro Timur, tepatnya di Jalan Tongkol No. 18 Yosodadi Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, dengan lama penelitian 6 bulan terhitung dari bulan Januari 2014 sampai Juni 2014. C. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru kelas IVA SD Negeri 05 Metro Timur. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 28 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

39 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik non tes Teknik non tes digunakan untuk mengukur variabel berupa aktivitas siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor melalui lembar observasi. b. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa melalui tes formatif. 2. Alat Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap, valid, serta reliabel yang dapat mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut: a) Lembar observasi Instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan aktivitas siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif, dan psikomotor selama pembelajaran sedang berlangsung. Setiap data yang diamati selama berlangsungnya proses pembelajaran dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan.

40 Adapun instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru Indikator Kinerja Guru Berkenaan dengan Pendekatan No. Kontekstual dan Scientific 1 Memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati 2 Mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan awal melalui proses menalar 3 Melakukan kegiatan pemodelan dengan melibatkan siswa secara langsung 4 Mengarahkan siswa untuk bertanya berdasarkan kegiatan mengamati, menalar, dan pemodelan 5 Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi 6 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 7 Melakukan penilaian secara autentik Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa adalah sebagai berikut. Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Siswa No. Indikator 1 Memperhatikan penjelasan guru atau teman 2 Mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan dikaitkan dengan situasi dunia nyata 3 Mengajukan pertanyaan kepada guru atau teman untuk memperoleh konsep pengetahuan yang dibutuhkan 4 Berdiskusi kelompok untuk memperoleh berbagai pendapat teman dalam menyelesaikan soal 5 Menanggapi pendapat yang dikemukakan oleh kelompok lain 6 Menyampaikan hasil diskusi berdasarkan hasil konstruksi berpikir dalam kelompok 7 Menyimpulkan hasil pembelajaran melalui diskusi aktif antara guru dan siswa 8 Merefleksikan pembelajaran yang dilakukan melalui proses komunikatif

41 Instrumen untuk memperoleh data hasil belajar afektif siswa adalah sebagai berikut. Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Afektif Siswa Aspek yang diamati Percaya diri Saling menghargai Jujur Indikator 1. Berani mengemukakan pendapat 2. Berani mengajukan pertanyaan 3. Berani memadukan berbagai pendapat menjadi kesimpulan suatu konsep 1. Menanggapi perbedaan pendapat dengan mengemukakan alasan yang tepat 2. Menerima kekurangan dan kelebihan orang lain dengan tidak memberikan kritik negatif 3. Membangun pendapat berdasarkan diskusi kelompok 1. Mengemukakan pendapat apa adanya berdasarkan hasil pemikiran sendiri 2. Menunjukkan fakta yang sebenarnya 3. Tidak mencontek pada saat mengerjakan ujian/ulangan/latihan Instrumen untuk memperoleh data hasil belajar psikomotor adalah sebagai berikut. Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Psikomotor Siswa No. Indikator 1 Membangun pengetahuan awal melalui kegiatan bertanya 2 Memilah berbagai pendapat yang sesuai dengan konsep 3 Membuat kesimpulan berdasarkan berbagai pendapat dalam diskusi kelompok b) Tes hasil belajar Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data mengenai peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Melalui tes ini, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan ketercapaian indikator pembelajaran dapat diketahui. Untuk mengetahui validitas

42 tes, peneliti membuat kisi-kisi soal sebagai pedoman dalam membuat soal tanpa melakukan uji soal sebelum pelaksanaan tes. E. Teknik Analisis Data Data-data yang telah diperoleh melalui alat pengumpul data tersebut, perlu dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel, dan atau grafik (Aqib, 2009: 11). 1. Teknik Analisis Data Kualitatif a. Kinerja guru Tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus: Nilai = Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru sebagai berikut. Tabel 6. Kategori Keberhasilan Kinerja Guru Nilai Kategori 80 nilai 100 Amat Baik 60 nilai < 80 Baik 40 nilai < 60 Cukup 20 nilai < 40 Kurang nilai < 20 Sangat kurang (sumber: Adaptasi Kemendikbud, 2013: 313) b. Aktivitas siswa 1) Nilai aktivitas belajar tiap siswa diperoleh dengan rumus: R N x 100 SM

43 Keterangan: N = Nilai R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimum (sumber: modifikasi Purwanto, 2008:102) Tabel 7. Kategori Nilai Aktivitas Siswa Skor Kategori N>80 Sangat aktif 60<N 80 Aktif 40<N 60 Cukup aktif 20<N 40 Kurang aktif N 20 Pasif (sumber: modifikasi Poerwanti, 2008: 7.8) 2) Persentase siswa aktif secara klasikal diperoleh dengan rumus: P = (sumber: modifikasi dari Purwanto, 2008: 102) Tabel 8. Kategori Keaktifan Siswa Secara Klasikal Siswa aktif (%) Kriteria 80 Sangat aktif 60-79 Aktif 40-59 Cukup aktif 20-39 Kurang aktif <20 Pasif (sumber: adaptasi dari Aqib, dkk., 2009: 41) c. Hasil belajar afektif siswa 1) Untuk menentukan nilai hasil belajar afektif tiap siswa, menggunakan rumus: Nilai = Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar afektif siswa sebagai berikut.

44 Tabel 9. Kategori Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Nilai Kategori 3,20 < Nilai 4,00 Sangat Baik 2,40 < Nilai 3,20 Baik 1,60 < Nilai 2,40 Cukup 0,80 < Nilai 1,60 Kurang Nilai 0,80 Sangat kurang (sumber: Adaptasi Kemendikbud, 2013: 131) 2) Persentase hasil belajar afektif berkategori Baik secara klasikal, diperoleh dengan rumus: P = x 100% (sumber: adaptasi Aqib, 2009: 41) Persentase tersebut dikategorikan dalam kriteria persentase siswa secara klasikal sebagai berikut. Tabel 10. Kriteria Persentase Hasil Belajar Afektif Secara Klasikal Tingkat Keberhasilan (%) Kategori 80 Sangat tinggi 60-79 Tinggi 40-59 Sedang 20-39 Rendah <20 Sangat rendah (sumber: adopsi dari Aqib, dkk., 2009: 41) d. Hasil belajar psikomotor siswa 1) Untuk menentukan nilai hasil belajar psikomotor tiap siswa menggunakan rumus: Nilai = Nilai tersebut dikategorikan dalam predikat nilai psikomotor siswa sebagai berikut.

45 Tabel 11. Predikat Nilai Psikomotor Siswa Nilai Predikat 3,66 < N 4 A 3,33 < N 3,66 A- 3 < N 3,33 B+ 2,66 < N 3 B 2,33 < N 2,66 B- 2 < N 2,33 C+ 1,66 < N 2 C 1,33 < N 1,66 C- 1 < N 1,33 D+ N 1 D (sumber: Adaptasi Kemendikbud, 2013: 131) 2) Persentase ketuntasan hasil belajar psikomotor secara klasikal, diperoleh dengan rumus: P = x 100% (sumber: adaptasi Aqib, 2009: 41) Persentase tersebut dikategorikan dalam kriteria persentase hasil belajar psikomotor secara klasikal sebagai berikut. Tabel 12. Kriteria Persentase Hasil Belajar Psikomotor Secara Klasikal Tingkat Keberhasilan (%) Kategori 80 Sangat tinggi 60-79 Tinggi 40-59 Sedang 20-39 Rendah <20 Sangat rendah (sumber: adopsi dari Aqib, dkk., 2009: 41) e. Teknik Analisis Data Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

46 a. Nilai hasil belajar kognitif siswa secara individual diperoleh dengan rumus: Nilai individu = x 100 Tabel 13. Predikat Nilai Kognitif Siswa Nilai Konversi (skala 1-100) Predikat 3,66 < N 4 91,5 < N 100 A 3,33 < N 3,66 83,25 < N 91,5 A- 3 < N 3,33 75 < N 83,25 B+ 2,66 < N 3 66,5 < N 75 B 2,33 < N 2,66 58,25 < N 66,5 B- 2 < N 2,33 50 < N 58,25 C+ 1,66 < N 2 41,5 < N 50 C 1,33 < N 1,66 33,25 < N 41,5 C- 1 < N 1,33 25 < N 33,25 D+ N 1 N 25 D (sumber: Adaptasi Kemendikbud, 2013: 131) b. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa dalam ranah kognitif secara klasikal diperoleh dengan rumus: P = x 100% (sumber: adaptasi Aqib, 2009: 41) F. Prosedur Penelitian 1. Siklus I a) Tahap Perencanaan 1) Menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk mengetahui materi pembelajaran, dengan berpedoman pada Permendikbud No. 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi.

47 2) Berdasarkan hasil analisis, guru menentukan dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan dunia nyata, media yang akan digunakan melalui pendekatan kontekstual. 3) Membuat perangkat pembelajaran (pemetaan kompetensi, RPP, dan instrument penilaian) yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dengan berpedoman pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. 4) Membuat lembar instrumen penilaian, berupa lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor. b) Tahap Pelaksanaan Kegiatan pada tahap pelaksanaan ini mengacu pada hasil dari tahap perencanaan. Secara rinci, pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut. 1) Kegiatan pendahuluan (a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. (b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari. (c) Mengarahkan peserta didik dalam suatu permasalahan nyata yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. (d) Mengemukakan tujuan pembelajaran, garis besar cakupan materi, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran.

48 2) Kegiatan Inti (a) Guru memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati suatu objek atau data. (b) Dari hasil mengkonstruksi dan mengamati, guru mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan awal melalui proses menalar. (c) Melakukan kegiatan pemodelan dengan melibatkan siswa secara langsung. Pemodelan dilakukan dengan memperagakan atau memerankan sesuatu berdasarkan pengalaman yang dimiliki dan berkaitan dengan pengetahuan yang akan diperoleh. (d) Guru memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya berdasarkan hal-hal yang sudah diamati, disimak, dibaca, atau diperagakan. Guru membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan, baik yang bersifat konkret maupun abstrak, pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. (e) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan pendapat antar anggota kelompok. Informasi yang diperoleh dijadikan dasar untuk memproses informasi dan menemukan keterkaitan satu informasi dengan

49 informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Hasil dari diskusi kemudian dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain. 3) Kegiatan Penutup (a) Melakukan proses komunikatif antara siswa dan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang diperoleh. (b) Melakukan refleksi pembelajaran berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan. (c) Guru memberikan motivasi kepada siswa. (d) Guru memberikan tindak lanjut pembelajaran, berupa pemberian PR. (e) Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. c) Tahap Observasi 1) Melakukan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran tematik. 2) Mengamati setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, dengan memberikan skor antara 1 4. d) Refleksi 1) Menganalisis kekurangan dan keberhasilan guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual.

50 2) Menganalisis hasil observasi aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual. 3) Berdiskusi dengan guru untuk merencanakan perbaikan pembelajaran sebagai tindak lanjut pertemuan selanjutnya. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan 1) Menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk mengetahui materi pembelajaran, dengan berpedoman pada Permendikbud No. 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi. 2) Berdasarkan hasil analisis, guru menentukan dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan dunia nyata, media yang akan digunakan melalui pendekatan kontekstual. 3) Membuat perangkat pembelajaran (pemetaan, RPP, dan instrument penilaian) yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dengan berpedoman pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses dan hasil refleksi pada siklus I. 4) Membuat lembar instrumen penilaian, berupa lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif dan psikomotor. b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan pada tahap pelaksanaan ini mengacu pada hasil dari tahap perencanaan. Secara rinci, pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut.

51 1) Kegiatan pendahuluan a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari. c) Mengarahkan siswa dalam suatu permasalahan nyata yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. d) Mengemukakan tujuan pembelajaran, garis besar cakupan materi, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a) Guru memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati suatu objek atau data. b) Dari hasil mengkonstruksi dan mengamati, guru mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan awal melalui proses menalar. c) Melakukan kegiatan pemodelan dengan melibatkan siswa secara langsung. Pemodelan dilakukan dengan memperagakan atau memerankan sesuatu berdasarkan pengetahuan yang akan diperoleh. d) Guru memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya berdasarkan hal-hal yang sudah diamati, disimak, dibaca, atau diperagakan. Guru membimbing siswa

52 untuk dapat mengajukan pertanyaan, baik yang bersifat konkret maupun abstrak, pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. e) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan pendapat antar anggota kelompok. Hasil dari diskusi kemudian dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain. 3) Kegiatan Penutup a) Melakukan proses komunikatif antara siswa dan guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang diperoleh. b) Melakukan refleksi pembelajaran berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan. c) Guru memberikan motivasi kepada siswa. d) Guru memberikan tindak lanjut pembelajaran, berupa pemberian PR. e) Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. c. Tahap Observasi 1) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual. 2) Mengamati setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran, menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

53 d. Refleksi 1) Menganalisis kekurangan dan keberhasilan guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual. 2) Menganalisis hasil observasi aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual. G. Indikator Keberhasilan Keberhasilan dalam penerapan pendekatan kontekstual dapat dilihat dalam beberapa indikator, antara lain: 1. Persentase jumlah siswa aktif pada setiap siklus mengalami peningkatan, sehingga siswa yang aktif mencapai 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. 2. Persentase siswa yang memperoleh kategori Baik dalam hasil belajar afektif mengalami peningkatan pada setiap siklus, sehingga mencapai 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. 3. Persentase ketuntasan siswa dalam hasil belajar kognitif dan psikomotor mengalami peningkatan pada setiap siklus, sehingga 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai 2,46. 4. Peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus. (Adaptasi Kemendikbud, 2013: 315)