DAFTAR PUSTAKA Budi, C. 1998. Penyusunan Model Penduga Volume Tegakan dengan Foto Udara (Studi kasus di HPH PT. Sura Asia Provinsi Dati I Riau). Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Cochran, W.G. 2005. Teknik Penarikan Sampel. Diterjemahkan oleh Rudiansyah. Jakarta: UI-Press. Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Davis, L.S. and K.N. Johnson. 1987. Forest Managemen. Third Edition. New Yord: McGraw-Hill Book Company. Educnet Education. 2004. Le Satellite SPOT 5. http://www.educneteducation.fr/espace/satimg.htm. [13 Januari 2008] Hasan, I. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara Howard, J.A. 1996. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan Teori dan Aplikasi. Diterjemahkan oleh Hartono et al. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jaya, I N.S. dan A. Hadjib. 1999. Penggunaan Potret Udara untuk Penyusunan Pengelolaan Hutan. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor Jaya, I N.S. 2002a. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kehutanan. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Sumber Daya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Jaya, I N.S. 2002b. Fotogrametri dan Penafsiran Potret Udara Untuk Kehutanan. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Diktat Kuliah. (Tidak Diterbitkan) Jaya, I N.S., S. Sutarahardja, S. Hardjoprajitno, L. Mulyanto dan T. Lastini. 2006. Pengolahan Citra Resolusi (2,5 m dan/atau 5 m dan/atau 10 m) Dalam Rangka Penaksiran Sumber Daya Hutan Di Kalimantan. Bogor: Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Jaya, I N.S. 2006. Analisis Citra Dijital: Perspektif Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor: Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
58 Jaya, I N.S. 2006. Fotogrametri dan Penafsiran Potret Udara di Bidang Kehutanan. Bogor: Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan. Laboratorium Fisik Remote Sensing dan GIS. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Jaya, I N.S., S. Sutarahardja, S. Hardjoprajitno, T. Lastini dan Priyanto. 2007. Pengolahan Citra Resolusi (2,5 m dan/atau 5 m dan/atau 10 m) Dalam Rangka Penaksiran Sumber Daya Hutan Pulau Sumatera. Bogor: Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Jaya, I N.S., S. Sutarahardja, S. Hardjoprajitno, T. Lastini dan Priyanto. 2007. Pengolahan Citra Resolusi (2,5 m dan/atau 5 m dan/atau 10 m) Dalam Rangka Penaksiran Sumber Daya Hutan Pulau Sulawesi. Bogor: Departemen Manajemen. Hutan Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Kurniawan, A. 2004. Penggunaan Teknologi Penginderaan Jarak Jauh Dalam Pendugaan Luas Bidang Dasar Tegakan dan Kerapatan Tegakan (Studi Kasus di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung). [Skripsi]. Bogor: Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Lillesand, T.M. dan R.W. Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Diterjemahkan oleh Dulbari. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurdin, J.F. 2004. Struktur Tegakan dan Komposisi Jenis Tumbuhan pada Zona Montana Di Hutan Pegunungan Gunung Gede, Jawa Barat. [Skripsi]. Depertemen Manajenen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Prahasta, E. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika. Purwadhi, S.H. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Rhichards, P.W. 1964. The Tropica Rain Forest an Ecologycal Study. Cambridge: Combridge University Press Santoso, H. 2008. Model Penduga Potensi Tegakan Hutan Lahan Kering Menggunakan Citra SPOT 5 Supermode dan Quickbird di Kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. [Skripsi]. Bogor: Depertemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Simon, H. 1987. Manual Inventore Hutan. Jakarta: UI-Press Siregar, S. 2004. Statistik Terapan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 2005. Ekologi hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
59 Suhendang, E. 1985. Studi Model Struktur Tegakan Hutan Alam Hujan Tropika Dataran Rendah di Bengkunat Propinsi Daerah Tingkat I Lampung. [Tesis]. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Suhendang, E. 1990. Hubungan Antara Dimensi Tegakan Hutan Tanaman Dengan Faktor Tempat Tumbuh dan Tindakan Silvikultur Pada Hutan Tamanan Pinus merkusii Jungh. El de Vries di Pulau Jawa. [Disertasi]. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lampiran
Lampiran 1 Data yang diperoleh dari pengukuran di lapangan untuk Kabupaten Solok Selatan No N C D Vbc 1 110 31.69 9.84 31.36 2 120 34.48 4.84 43.76 3 140 46.54 9.53 70.23 4 140 33.07 9.75 46.52 5 140 31.22 8.88 56.82 6 120 36.14 10.58 113.94 7 130 29.21 10.03 48.76 8 130 32.94 9.96 56.04 9 120 26.48 9.95 45.72 10 120 40.58 10.56 129.19 11 120 33.30 9.44 53.01 12 120 29.77 9.70 52.69 13 120 41.53 10.30 118.16 14 120 32.33 10.01 36.67 15 120 29.79 9.64 39.83 16 120 38.33 10.87 113.98 17 80 29.47 10.79 43.53 18 70 39.30 11.16 76.63 19 120 37.71 11.44 122.04 20 100 36.99 11.15 86.74 21 110 47.02 11.97 111.88 22 80 70.42 14.51 347.49 23 130 59.88 10.90 171.06 24 130 51.31 10.59 55.02 25 80 50.82 12.44 188.64 26 80 46.03 11.97 136.01 27 110 42.07 10.87 148.27 28 150 71.73 11.96 334.17 29 110 71.64 13.52 276.67 30 140 55.63 11.63 188.31 31 80 47.55 11.62 222.64 32 120 61.12 11.18 209.09 33 160 39.36 9.73 251.05 Keterangan : N = jumlah pohon (hektar) C = persentase penutupan tajuk (%) D = diameter tajuk rata-rata Vbc = volume bebas cabang (m 3 /ha)
Lampiran 2 Data yang diperoleh dari hasil interpretasi citra SPOT 5 Supermode untuk Kabupaten Solok Selatan No Ns Ds Cs 1 100 10.00 50.00 2 100 9.75 43.7 3 150 8.50 68.75 4 110 10.00 56.25 5 130 8.75 50.00 6 100 12.00 31.25 7 90 11.00 25.00 8 90 10.75 25.00 9 110 10.75 18.75 10 110 12.00 37.50 11 100 10.00 31.25 12 90 10.50 25.00 13 110 10.50 43.75 14 90 10.50 43.75 15 80 10.25 50.00 16 90 12.00 37.50 17 70 11.50 25.00 18 70 12.50 31.25 19 100 12.00 31.25 20 70 13.25 31.25 21 100 13.00 37.50 22 60 16.00 68.75 23 100 12.25 50.00 24 110 10.75 37.50 25 70 15.00 43.75 26 80 12.75 37.50 27 80 12.00 37.50 28 130 12.00 68.75 29 80 14.50 68.75 30 90 12.40 68.75 31 70 13.00 43.75 32 140 10.25 56.25 33 150 9.00 43.75 Keterangan : N = C = D = jumlah penampakan tajuk (hektar) persentase penutupan tajuk (%) diameter tajuk rata-rata (m)
Lampiran 3 Data yang diperoleh dari pengukuran di lapangan untuk Kabupaten Bungo No N C D Vbc 1 180 64.32 13.40 454.20 2 150 55.62 11.40 397.87 3 190 57.00 11.20 427.00 4 140 35.22 9.41 87.93 5 210 49.17 8.53 79.97 6 90 22.64 10.43 46.57 7 120 39.07 9.76 105.99 8 160 36.19 8.91 69.74 9 220 82.07 10.40 378.53 10 120 76.81 12.13 405.30 11 240 67.13 9.78 272.46 12 210 79.30 13.40 579.19 13 240 68.46 9.40 273.31 14 150 50.86 9.21 128.97 15 180 63.31 9.11 187.49 16 90 29.98 9.44 77.76 17 110 38.55 9.87 103.30 18 80 31.08 9.95 104.42 19 180 30.04 9.34 163.70 20 170 28.56 10.07 146.41 21 80 26.49 10.15 135.75 22 80 22.32 10.69 86.02 23 90 37.32 9.97 112.10 24 150 29.09 10.26 87.43 25 130 20.03 10.55 63.17 26 80 31.44 10.75 90.29 27 130 30.00 10.90 142.10 Keterangan : N = jumlah pohon (hektar) C = persentase penutupan tajuk (%) D = diameter tajuk rata-rata Vbc = volume bebas cabang (m 3 /ha)
Lampiran 4 Data yang diperoleh dari hasil interpretasi citra SPOT 5 Supermode untuk Kabupaten Bungo No Ns Ds Cs 1 80 9.40 68.75 2 150 9.50 62.50 3 160 8.50 62.50 4 120 10.00 31.25 5 180 8.00 37.50 6 70 10.50 18.75 7 80 10.55 31.25 8 150 9.00 25.00 9 190 9.00 75.00 10 90 13.00 75.00 11 160 10.50 62.50 12 120 10.00 75.00 13 170 11.00 56.25 14 110 8.00 43.75 15 180 9.00 56.25 16 80 10.00 31.25 17 70 10.00 37.50 18 70 10.00 31.25 19 150 9.00 31.25 20 70 11.00 31.25 21 70 11.00 25.00 22 60 12.00 25.00 23 80 10.00 37.50 24 70 10.00 31.25 25 60 11.25 25.00 26 60 12.00 37.50 27 60 12.75 37.50 Keterangan : N = C = D = jumlah penampakan tajuk (hektar) persentase penutupan tajuk (%) diameter tajuk rata-rata (m)