Dokumentasi Bentuk Kebebasan Berserikat Berkumpul di Berbagai Daerah Sebagai Dampak Pelaksanaan Permendagri No. 33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Pemerintah Daerah Atau Instrumen Kebijakan Lainnya UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan Disiapkan oleh: Koalisi Kebebasan Berserikat [KKB] No 1. Tidak diterbitkannya Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Serikat Pekerja oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) sektor aneka industri PT. Perkebunan Limbah Bakti Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Aceh Singkil Kesbangpolin mas Lokasi Singkil-Aceh, 27 Desember 2012 FSPMI sektor aneka industri PT Perkebunan Limbah Bakti ingin melegalkan organisasinya. Oleh karena itu, FSPMI akan mengajukan permohonan ke Dinsosnaker. Namun Dinsosnaker meminta FSPMI untuk mengajukan permohonan verifikasi ke Dinas kesbangpolinmas terlebih dahulu. Padahal menurut FSPMI proses yang seharusnya dilakukan cukup ke Dinsosnaker tanpa dilakukan verifikasi oleh kesbangpolinmas. Pencataan ini ditolak oleh Dinsosnaker (tidak secara tertulis) karena merujuk pada peraturan Permendagri yang menyatakan bahwa harus ada pencatatan dari kesbangpolinmas. Sementara FSPMI tetap bersikukuh untuk melakukan pencatatan hanya di Dinsosnaker sesuai ketentuan UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja. 2. Persyaratan administratif sudah lengkap tapi Kesbangpol tidak menerbitkan SKT Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI) Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia cq. Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa Politik cq. Sekretaris Di Jakarta berdasarkan surat dari Kesbangpol tertanggal 17 Juni 2010, yang menyebutkan 16 September 2010, LBH Jakarta menjadi kuasa hukum HFDI Jakarta. HFDI menggugat Menteri Dalam Negeri Dirjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait tidak diterbitkan SKT. HFDI bermaksud mendaftarkan organisasinya ke Dirjen Kesbangpol untuk memenuhi kewajiban pada Pasal 19 UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi kemasyarakatan, Pasal 2 ayat 2 Permendagri No. 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan UU No. 8 Tahun 1985, Pasal 5 Permendagri No. 5 Tahun 1986 tentang Ruang Lingkup, Tata Cara Pemberitahuan Kepada Pemerintah serta Papan Nama 1 P a g e
Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Lokasi bahwa Kementerian Dalam Negeri belum perlu menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar organisasi Falun Gong/Falun Dafa Lambang Organisasi Kemasyarakatan. HFDI adalah himpunan yang biasanya melakukan kegiatan berupa senam kesehatan mengkampanyekan anti penyiksaan terhadap rekan mereka di negeri Cina. Ketika melakukan bentuk kegiatan ini di Indonesia, mereka kerap mengalami pembubaran kekerasan oleh aparat. Alasannya karena mereka belum terdaftar di Kesbangpol. Oleh karena itu HFDI mendaftarkan dirinya ke Kesbangpol. FDHI telah memenuhi persyaratan administrasi tapi SKT tidak kunjung terbit. Kesbangpol beralasan: 1. Himpunan Falun Dafa Indonesia (Falun Gong) merupakan organisasi yang berasal dari luar negeri (Republik Rakyat Cina), maka pendaftaranhfdi tidak hanya ditentukan oleh Kemendagri. 2. Berdasarkan hasil kesepakatan rapat Tim PAKEM (Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) rapat interdep 26 Juli 2007, disepakati bahwa Kemendagri belum perlu menerbitkan SKT Falun Gong/Falun Dafa (sumber: Draf Gugatan Falun Dafa). 3. Pelarangan aksi solidaritas atas peringatan 50 tahun tragedi kemanusiaan Mahasiswa Universitas Cenderawasih yang tergabung dalam BEM, LSM, masyarakat di Papua Dalmas Polres Sorong, Brimob Polda Papua, TNI 1 Mei 2013 Aimas, Sorong, Biak, Numfor, Timika, Jayapura 10 Mei 2013 di depan Universitas Cenderawasih 7 Mei 2013, BEM Universitas Cenderawasih bersama LSM masyarakat membentuk solidaritas kemanusiaan atas terjadinya peristiwa yang mengakibatkan penahanan terhadap 29 orang yang berasal dari beberapa wilayah di Papua. 8 Mei 2013 mereka mengajukan surat pemberitahuan aksi di depan kampus Universitas Cenderawasih kepada Polda Papua. Respon dari Polda Papua menyatakan bahwa organisasi (yang akan menyelenggarakan aksi tersebut) harus melengkapi persyaratan mendaftarkan diri ke kesbangpolinmas. 10 Mei 2013, aksi tersebut tetap berjalan meskipun sebelumnya sudah dilarang oleh Polda Papua. Aksi dibubarkan secara paksa oleh gabungan anggota kepolisian TNI. Koordinator peserta aksi ditangkap. 2 P a g e
No 4. Pelarangan aksi kemanusiaan penggalangan a karena organisasi tidak mempunyai SKT Solidaritas Pelanggaran Hak Asasi Manusia (SKP HAM) Papua Polda Papua, Wakapolsek Abepura, anggota Polsek Abepura, Polresta Jayapura Lokasi Kamis, 19 Juli 2012 pukul 12.40 WIT, di lampu merah depan kantor Pos Abepura Jumat, 20 Juli 2012 pukul 12:15 WIT di depan Gedung Kesenian Jayapura Kamis, 16 Juli 2012, SKP HAM Papua menyampaikan surat pemberitahuan ke Polda Papua tentang aksi penggalangan a yang akan dilaksanakan selama tiga hari (19-21 Juli 2012) di tiga tempat yang berbeda, yaitu lampu merah depan Kantor Pos Abepura, depan Gedung Kesenian Jayapura, Taman Imbi Jayapura. Surat tersebut ditembuskan juga ke Kapolresta Jayapura Kapolsekta Abepura tiga hari sebelum kegiatan. Rabu, 18 Juli 2012 pukul 16.00 WIT, panitia penyelenggara aksi datang ke Polda Papua untuk memenuhi panggilan. Salah satu petugas reskrim Polda Papua memberikan surat penolakan dengan nomor surat B/63/VII/2012/Dit Intelkam kepada panitia. Isi surat tersebut menjelaskan beberapa dasar hukum alasan untuk tidak menerbitkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP). Salah satu alasannya karena SKP HAM tidak terdaftar di Kesbangpolinmas Provinsi Papua. 5. Penggeledahan kantor ormas hingga pembubaran Center Mulia Hati (CMH) Bupati Meulaboh Ulama Kesbangpolinmas Meulaboh Desember 2012 Organisasi CMH (yang bergerak pada pendampingan big pendidikan, anak, life skill) dibubarkan pada akhir 2012. Pemerintah setempat menduga CMH melakukan tindakan pengkalan akidah di Meulaboh. Sebelumnya pemda pernah mengeluarkan surat edaran yang menyatakan semua organisasi harus mendaftarkan diri kembali ke kesbangpolinmas. Selain itu, kegiatan ormas harus dievaluasi. Ketentuan tersebut berlaku pula bagi organisasi yang terbentuk pasca tsunami. Ormas yang beroperasi di Meulaboh dipanggil dievaluasi dulu sebelum kembali beroperasi. Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa CMH melakukan kegiatan yang menjurus pada pengkalan akidah. Kantor CMH akhirnya digeledah. 6. Pengusiran pembubaran Cipta Fondasi Komunitas Bupati Aceh Jaya Januari 2013 Aceh Jaya Pada Januari 2013, Bupati Aceh Jaya membuat surat edaran (saat itu menjelang pilkada) untuk seluruh LSM di Aceh Jaya agar menghentikan kegiatannya. Salah satunya yang 3 P a g e
Lokasi ormas (CFK) disasar adalah CFK. Ketika dikaji alasan penghentian kegiatan ternyata hanya karena tidak mau ada ormas yang beroperasi di Aceh Jaya. Diduga tindakan ini sangat kuat dengan unsur politik, terutama menghambat pemberdayaan masyarakat demokratisasi yang dilakukan oleh LSM. CFK sendiri banyak terlibat dalam proses recovery Aceh. Pada awalnya, kegiatan yang dillakukan CFK adalah fasilitasi tanggap bencana, mengurus pengungsi, penguatan pemerintah desa hingga melatih life skill petani perempuan. 7. Dipersulit dalam memperbarui identitas organisasi Jaringan FITRA Kesbangpolinmas Awal 2013 Jaringan FITRA di wilayah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Tengah Saat pilkada berlangsung, CFK terlibat dalam proses penguatan pemerintah desa daerah khususnya menyiapkan mekanisme pilkada yang bersih sehat. Justru yang terjadi CFK mengalami pengusiran. Kantornya disegel bahkan sempat mendapatkan ancaman jika tidak meninggalkan kantor. CFK akhirnya bubar pada Februari 2013. Jaringan FITRA di wilayah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Tengah sudah berdiri selama sepuluh tahun. Ketika ingin melakukan perbaikan akte notaris ( setelah akte notaris dibuat), ada permintaan untuk registrasi kembali. Padahal dulu hanya dengan akte notaris, yang menyatakan hubungan kemitraan, sudah cukup. Situasinya makin sulit karena jaringan FITRA yang lain juga mengalami kendala yang sama. Registrasi di kesbangpolinmas sangat susah. Seknas FITRA sendiri harus memenuhi persyaratan yang tidak sedikit untuk memperbarui identitas (melalui pendaftaran ke Kemendagri). Misalkan Seknas FITRA menyatakan beranggotakan 15 organisasi yang ada di 15 daerah, maka syarat untuk mendapatkan SKT harus harus melampirkan 15 bukti registrasi dari seluruh kesbangpolinmas di tiap tiap wilayah anggota FITRA. Padahal untuk mendapatkan registrasi satu jaringan saja susah, apalagi dari 15 jaringan. 4 P a g e
Lokasi Tidak hanya itu, ada persoalan juga ketika anggota/jaringan FITRA di daerah seg melakukan uji akses informasi (berdasarkan UU KIP) ke sejumlah SKPD secara resmi atas nama organisasi FITRA. Ada respon semacam surat edaran yang dikeluarkan oleh kepala daerah atau sekretaris daerah bahwa sebelum FITRA melakukan uji akses informasi harus menunjukkan bukti bahwa FITRA resmi di level daerah (yang diperoleh dari kesbangpolinmas). Ada contoh lagi di Tulung Agung pada 2011. Ketika karingan FITRA mengajukan surat permohonan uji akses informasi, bupati kemudian mengirimkan surat kepada seluruh kepala dinas, camat, kodim, polres, polsek yang menyatakan bahwa organisasi FITRA ilegal sehingga tidak boleh diberikan informasi apapun. 8. Penolakan permintaan dokumen RKA karena organisasi tidak terdaftar Yayasan FITRA Sumut Dinas Komunikasi Informasi Pengolahan Data Elektronik (Diskominfo PDE) Kabupaten Karo, 19 Agustus 2013 Sejak 16 Juli 2013, FITRA Sumut mengajukan permintaan dokumen RKA kepada 29 instansi pemerintah di Kabupaten Karo. Biasanya permintaan dokumen mengandalkan kedekatan personal. Kali ini permintaan dokumen menggunakan cara formal dengan mengirimkan surat permintaan dokumen atas nama lembaga. Dari 29 instansi, hanya 2 (dua) instansi saja yang merespon. Senin, 19 Agustus 2013, FITRA Sumut atas nama pribadi lembaga mendatangi langsung beberapa instansi terkait permohonan informasi sebelumnya. Saat mendatangi Diskominfo PDE, FITRA mendapatkan penolakan. Alasannya adalah berdasarkan UU No. 17 Tahun 2013, maka: FITRA Sumut harus terdaftar di Kesbangpolinmas Kabupaten Karo. Sebelum FITRA Sumut mendaftarkan diri di Kesbangpolinmas Kabupaten Karo maka FITRA Sumut tidak dapat memperoleh data informasi yang diinginkan. Jika sudah terdaftar di Kesbangpolinmas Kabupaten Karo, informasi yang akan 5 P a g e
Lokasi diberikan hanya dokumen Rencana Kerja (Renja), segkan DPA adalah dokumen negara yang bisa diberikan kepada inspektorat saja. Pertanyaan tentang status terdaftar FITRA pernah terjadi sebelumnya pada saat meminta dokumen kepada institusi lain. Institusi tersebut tetap memberikan dokumen yang diminta setelah diberi penjelasan bahwa FITRA Sumut berba hukum yayasan. 6 P a g e