PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 7 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun November 22. Perangkat Desa

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 6 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, DAN/ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 26 TAHUN 2004 T E N T A N G

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI LOMBOK TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 9/E 2006 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 8 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH KECAMATAN PRAYA DESA MEKAR DAMAI Alamat : Jln. Taruna Jaya 01 Km Tlpn/Hp Kode Pos 8351I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2007

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 6 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR TAHUN 2001 Tentang PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT KAMPUNG SENDAWAR 2001

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab di Kabupaten Kutai Barat, perlu dilakukan dengan menata Sistem Pemerintahan Kampung untuk mewadahi penyelenggaraan urusan rumah tangga Kampung; b. bahwa penataan Sistem Pemerintahan Kampung meliputi juga pengaturan mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Kampung; c. bahwa untuk mewujudkan maksud tersebut pada huruf a dan b di atas, dipandang perlu mengatur pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Kampung di lingkungan Kabupaten Kutai Barat, dengan Peraturan Daerah. 2

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 3. Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3962). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT KAMPUNG. BAB I KETENTUAN UMUM 1. Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Kampung, adalah sebutan Desa dalam bahasa yang umum digunakan penduduk di lingkungan Kabupaten Kutai Barat; 3

b. Pemerintahan Kampung, adalah sebutan lain Pemerintahan Desa dalam bahasa yang umum digunakan penduduk, yang terdiri dari Pemerintah Kampung dan Badan Perwakilan Kampung di lingkungan Kabupaten Kutai Barat; c. Perangkat Kampung, adalah sebutan Perangkat Desa dalam bahasa yang umum digunakan penduduk, yang terdiri dari Sekretariat Kampung dan Kepala Dusun di lingkungan Kabupaten Kutai Barat; d. Petinggi, adalah sebutan Kepala Desa dalam bahasa asli penduduk di lingkungan Kabupaten Kutai Barat; e. Juru tulis, adalah sebutan Sekretaris Desa dalam bahasa asli yang umum digunakan penduduk di lingkungan Kabupaten Kutai Barat; f. Penjaringan, adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Petinggi untuk mendapatkan Calon Perangkat Kampung dari warga Kampung di lingkungan Kabupaten Kutai Barat; g. Penyaringan, adalah proses seleksi yang dilakukan secara administratif. BAB II PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN SERAH TERIMA Bagian Kesatu Syarat Perangkat Kampung Pasal 2 (1) Calon Perangkat Kampung ditetapkan dari Warga Negara Republik Indonesia penduduk Kampung yang memenuhi syarat-syarat: a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia; c. berumur sekurang-kurangnya 17 tahun dan setinggi-tingginya 40 tahun; d. sehat rohani dan jasmani; e. berkelakuan baik, jujur dan adil, tidak berindikasi terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; f. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana; 4

g. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, atau surat keterangan dari yang berwajib; h. Mengenal Daerah dan dikenal oleh masyarakat Kampung setempat dan berdomisili ditempat minimal enam bulan tidak terputus; i. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau yang berpengetahuan sederajat; j. Membuat surat permohonan untuk diangkat menjadi Perangkat Kampung. k. Bukan Pegawai Negeri. (2) Calon Perangkat Kampung ditetapkan dari peserta seleksi yang dinyatakan berhasil oleh Panitia Pemilihan. 3. (1) Penerimaan Calon Perangkat Kampung diumumkan secara tertulis selambatlambatnya empat belas hari sebelum diadakan seleksi. (2) Untuk keperluan seleksi Calon Perangkat Kampung, Petinggi membentuk Panitia Penerimaan. (3) Panitia Penerimaan Perangkat Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri atas : a. Ketua; b. Sekretaris; dan c. Anggota-anggota. Pasal 4 (1) Panitia Penerimaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (3) mengadakan Ujian Saringan secara tertulis dan wawancara. (2) Ujian saringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tiga kelompok materi : a. pengetahuan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; b. pengetahuan Pemerintah Desa; dan c. pengetahuan Umur dan Kepribadian. 5

(3) Hasil penyaringan dilaporkan kepada Petinggi; (4) Nama-nama Calon Perangkat Kampung yang berhasil melalui penyaringan diumumkan secara tertulis. 5. (1) Nama-nama Calon Perangkat Kampung sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (4), diangkat menjadi Perangkat Kampung dengan Keputusan Petinggi. (2) Keputusan Petinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan setelah lima belas hari, nama-nama Calon Perangkat yang berhasil mengikuti Saringan diumumkan. Bagian Kedua Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pasal 6 (1) Perangkat Kampung dilantik oleh Petinggi setelah diangkat menjadi Perangkat Kampung. (2) Perangkat Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam pelantikannya mengucapkan sumpah atau janji yang berbunyi : Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perangkat Kampung dengan sebaik-baiknya, sejujurjujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara serta segala peraturan Perundang-undangan yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (3) Pelantikan Perangkat Kampung diikuti dengan acara serah terima jabatan kecuali sebelum pelantikan itu tidak ada pejabat Perangkat Kampung yang lama. 6

7. (1) Dalam hal sebelumnya sudah ada Pejabat Perangkat Kampung yang lama, acara pelantikan dan serah terima jabatan dilaksanakan pada akhir masa jabatan. (2) Apabila akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh pada hari libur, pelantikan dan serah terima dilaksanakan pada hari kerja berikutnya. 8. (1) Dalam hal pelantikan dan serah terima jabatan tidak dapat dilaksanakan tepat waktu karena alasan yang dapat diterima, Petinggi dapat menunda selambatlambatnya dua minggu sejak tanggal berakhirnya masa jabatan Petinggi; (2) Selama masa transisi karena penundaan pelantikan dan Serah Terima Jabatan, tugas-tugas pelayanan publik tetap dijalankan oleh pejabat lama secara demisioner (3) Pelaksanaan pelantikan dan serah terima jabatan Perangkat Kampung dituangkan dalam Berita Acara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan. Pasal 9 Dalam hal acara Serah Terima Jabatan Perangkat Kampung tidak dihadiri oleh pejabat lama serah terima dilangsungkan antara Petinggi dan Pejabat Kampung yang baru. BAB III P E M B I A Y A A N 10. (1) Biaya pencalonan, pengangkatan dan Serah Terima Jabatan Perangkat Kampung dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung. 7

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disubsidi melalui pos pembiayaan yang dianggarkan dalam APBD Kabupaten sesuai kemampuan Daerah. BAB I MASA JABATAN PERANGKAT KAMPUNG Pasal 11 (1) Perangkat Kampung menjalankan tugas untuk masa jabatan selama lima tahun atau sama dengan Jabatan Petinggi terhitung sejak tanggal pelantikan. (2) Pejabat Perangkat Kampung yang mempunyai kondite baik dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya dan setelah masa jabatan kedua itu berakhir, tidak dapat dicalonkan lagi untuk jabatan yang sama pada periode berikutnya. (3) Perangkat Kampung yang diangkat oleh Petinggi lama dan dilantik oleh Petinggi baru yang memiliki kedekatan hubungan darah keatas atau menyamping dengan pejabat Perangkat Kampung itu, tidak mengurangi keabsahan pejabat yang baru dilantik itu untuk menjalankan tugasnya sampai masa jabatan lima tahun berakhir. BAB IV KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 12 (1) Perangkat Kampung dalam melaksanakan tugas, mempunyai kewajiban: a. bersikap jujur; b. bertindak adil dan tidak membeda-bedakan; c. memberikan pelayanan prima; dan d. menjalankan semua kebijakan Pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8

(2) Perangkat Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang: a. mempersulit dan atau memperlambat pelayanan kepada masyarakat; b. melakukan perbuatan yang dapat merugikan Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat Kampung; c. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, norma-norma kemasyarkatan dan peraturan lain yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat. BAB II PEMBERHENTIAN Pasal 13 (1) Pejabat Perangkat Kampung berhenti dari jabatannya, karena: a. masa jabatan telah berakhir dan atau telah dilantik pejabat yang baru; b. menyatakan mengundurkan diri; c. berhalangan tetap disebabkan sakit; d. meninggal dunia; e. melanggar sumpah/janji; f.dihukum penjara berdasarkan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; g. tertangkap tangan melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta Masyarakat Kampung; h. terbukti melanggar norma-norma adat-istiadat berdasarkan penilaian yang objektif oleh pemangku adat; (2) Pejabat Perangkat Kampung yang berhenti atas dasar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, c, dan d, diberikan penghargaan oleh Pemerintah Kampung; (3) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa : a. materi bernilai ekonomis; dan b. bentuk lainnya. 9

BAB III KETENTUAN PIDANA Pasal 14 (1) Perangkat Kampung yang disangka melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (2) dapat dilakukan penyidikan; (2) Tindakan penyidikan terhadap Perangkat Kampung dapat dilakukan setelah memberitahukan kepada Petinggi ; (3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) : a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih; b. dituduh telah melakukan pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman mati; (4) Pelaksanaan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) dilaporkan kepada Petinggi selambat-lambatnya dua kali dua puluh empat jam. Pasal 15 (1) Perangkat Kampung yang dituduh tersangkut dalam suatu tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 12 dapat diberhentikan sementara. (2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Petinggi. (3) Selama Perangkat Kampung dikenakan pemberhentian sementara, tugas-tugas sehari-harinya dilakukan oleh Pejabat Perangkat Kampung lain yang ditunjuk oleh Petinggi. (4) Apabila hasil penyidikan dan atau berdasarkan keputusan Pengadilan Tingkat Pertama menyatakan bahwa perangkat Kampung yang bersangkutan tidak terbukti melakukan perbuatan yang disangkakan, Petinggi mencabut Surat Keputusan Petinggi tentang pemberhentian sementara dan mengembalikan yang bersangkutan dalam kedudukan semula sampai masa jabatan berakhir. 10

(5) Apabila berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama dinyatakan bahwa Perangkat Kampung yang bersangkutan terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, sedangkan Perangkat Kampung yang bersangkutan melakukan upaya banding, selambat-lambatnya satu tahun sejak putusan pengadilan Tingkat Pertama dan upaya Banding belum selesai, Perangkat Kampung yang bersangkutan diberhentikan. 16. (1) Perangkat Kampung yang melalaikan tugas dan kewajiban dapat dikenakan tindakan teguran, pemberhentian sementara dan atau pemberhentian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Apabila terjadi lowongan jabatan Perangkat Kampung, Petinggi dapat mengangkat pejabat pengganti dengan masa bakti paling lama tiga bulan, dan setelah itu diangkat Pejabat yang difinitif. (3)Bagi Perangkat Kampung yang tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya karena sakit atau mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugas sampai dengan enam bulan berturut-turut, Petinggi menunjuk salah seorang Pejabat Perangkat Kampung untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dengan status jabatan rangkap sampai dengan terisinya jabatan Perangkat Kampung yang baru. Pasal 17 Pejabat Perangkat Kampung yang berhenti atas dasar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1) huruf f, g, dan h dapat mengikuti proses seleksi untuk menjadi Calon Pejabat Perangkat Kampung setelah dua periode masa bakti berikutnya. 11

BAB V KETENTUAN PENUTUP 18. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat. Diundangkan di Sendawar Pada tanggal 14 Mei 2001 BUPATI KUTAI BARAT, RAMA ALEXANDER ASIA Diundangkan di Sendawar Pada tanggal 14 Mei 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT, H. ADJI MUHAMMAD LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 15 TAHUN 2001 Perda-Pengh & Pemb Perangk Kamp 15 YS 12