PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Ela, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. Belajar tidak hanya dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

INKUIRI MERUPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) SD/MI AMANAH DALAM KTSP. Disusun Oleh: Edi Istiyono, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI JENJANG PENDIDIKAN DASAR MATA PELAJARAN SAINS. 4 Pilar Pendidikan UNESCO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN

BAB I PENDAHULUAN. hasil yang optimal dalam menciptakan lulusan-lulusan. menempatkan siswa sebagai pusat pelaksanaan pembelajaran di kelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Verra Septia Nursari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran menurut Sardiman (2007: 59) dapat diartikan, Suatu usaha untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memiliki cakupan materi yang sangat luas.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

INKUIRI MERUPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) SD/MI AMANAH DALAM KTSP. Disusun Oleh: Edi Istiyono, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Nur aini Dwiandini, 2013

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI METODE OUTDOOR STUDY PADA SISWA KELAS IV DI MI AL ISLAM SURUPAN NGUNTORONADI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting dimana pendidikan tersebut memberikan suatu kemampuan dasar untuk mengantarkan seseorang agar dapat mengembangkan kemampuannya ke jenjang yang lebih tinggi hingga menjadi manusia yang diharapkan, sesuai dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, bahwa: Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. (dalam Winataputra, 2004, hlm. 8) Berhubungan dengan hal di atas, isi kurikulum pendidikan dasar memuat pelajaran sebagai berikut: (1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) Pendidikan Agama; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Ilmu Pengetahuan Alam; (6) Ilmu Pengetahuan Sosial; (7) Kerajinan Tangan dan Kesenian; (8) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan; (9) Bahasa Inggris, dan; (10) Muatan lokal. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu isi kurikulum pendidikan dasar (SD). Pembelajaran IPA berfungsi untuk memberi pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan wawasan, kesadaran teknologi dalam kaitan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. Proses belajar dalam pembelajaran di sekolah sangat berpengaruh pada ketercapaian tujuan pendidikan, termasuk pendidikan IPA. Pujiana 2014 PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Adapun tujuan umum pendidikan IPA pada jenjang pendidikan dasar yang pertama yaitu diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sedangkan menurut Depdiknas (2006, hlm. 47) tujuan khusus pengajaran IPA SD agar peserta didik memiliki kemampuan, antara lain: (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya; (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Untuk mencapai tujuan di atas, pelaksanaan pembelajaran IPA di SD harus lebih bersifat memberi pengetahuan melalui pengamatan-pengamatan mengenai berbagai jenis bentuk lingkungan alam serta lingkungan buatan. Sehingga memberikan pengalaman belajar yang konkrit bagi siswa karena siswa diikutsertakan secara langsung dalam pembelajaran serta siswa dapat memahami konsep secara mendalam. Pembelajaran IPA SD/MI mencakup beberapa aspek-aspek berikut; (1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; (3) energi dan perubahannya meliputi:

3 gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Salah satu hal penting dalam proses pembelajaran ialah bagaimana memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan aktivitas siswa yang baik dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Daur air merupakan salah satu materi dalam pembelajaran IPA yakni bumi dan alam semesta. Materi pokok daur air terdiri dari bagaimana proses daur air dan kegiatan apa yang dapat mempengaruhi proses tersebut. Dalam pembelajarannya, materi ini membutuhkan strategi mengajar yang tepat sehingga siswa memahami dengan baik daur air dan kegiatan yang mempengaruhinya. Berdasarkan pengalaman peneliti, ditemukan masalah yang didapatkan peneliti ketika melaksanakan praktik mengajar di kelas VB SDN 2 Cibodas. Masalah yang ditemukan, diketahui bahwa: (1) siswa tidak memahami konsep daur air secara menyeluruh. Misalnya, siswa belum memahami bagaimana itu evaporasi, presipitasi, dan kondensasi dengan baik; (2) siswa menerima materi secara pasif, siswa hanya menerima penjelasan guru lewat metode demonstrasi tanpa diikutsertakan dalam pembelajaran; (3) siswa tidak ada yang berani bertanya tentang materi yang belum mereka pahami; dan (4) hasil belajar siswa pada pokok bahasan daur air masih rendah. Terlihat dari data nilai ulangan harian pada materi tersebut, diperoleh data dari jumlah keseluruhan siswa kelas VB yang berjumlah 28 orang siswa, hanya 9 siswa atau 32% siswa yang hasil belajarnya 70 (diatas nilai KKM), sedangkan sisanya terdapat 19 siswa atau 68% siswa yang nilainya 70 (dibawah KKM). Permasalahan-permasalahan di atas, disebabkan oleh penerapan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru masih berfokus pada metode ceramah yang hanya menjadikan siswa sebgai objek bukan subjek belajar. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran, siswa hanya menerima konsep-konsep IPA tanpa diberikan kesempatan untuk mencoba membuktikannya.

4 Bertolak dari masalah di atas, terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah berdasarkan kajian referensi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya: (1) menerapkan metode eksperimen, dan (2) menggunakan media audio-visual. Namun, sehubungan dengan salah satu fungsi dan tujuan yang telah dipaparkan sebelumnya serta sifat materi pelajaran dan juga kondisi siswa maka alternatif pemecahan masalah yang dirasa paling tepat terkait materi yang akan disampaikan adalah menerapkan metode eksperimen. Roestiyah (2012, hlm. 80) bahwa: Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Kelebihan dari metode eksperimen ini adalah siswa melakukan sendiri percobaan sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal, melatih berpikir aktif siswa dalam pembelajaran, menumbuhkan rasa ilmiah siswa, memperoleh pengalaman praktis dalam menggunakan alat-alat percobaan, dan memperoleh kebenaran dari apa yang dipelajari berdasarkan hasil percobaan. Ciri dalam langkah kegiatan metode eksperimen berbeda dengan demonstrasi, yaitu: (1) merumuskan masalah, (2) merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) menarik kesimpulan, dan (5) menyajikan/mempresentasikan hasil percobaan. Dengan demikian metode eksperimen sangat sesuai dengan pembelajaran IPA pada pokok bahasan daur air dan kegiatan yang mempengaruhinya dan juga sesuai dengan karakteristik siswa SD karena siswa dapat mudah memahami suatu konsep apabila dapat mempraktikkan sendiri penemuan-penemuan konsep melalui benda nyata di sekitar. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan PTK dengan judul Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Materi Daur

5 Air (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VB SDN 2 Cibodas Kabupaten Bandung Barat). B. Rumusan Masalah 1) Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah secara umum yaitu Bagaimanakah penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air kelas VB SDN 2 Cibodas?. Secara khusus, peneliti merumuskan masalah ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN 2 Cibodas? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN 2 Cibodas? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN 2 Cibodas? C. Tujuan Penelitian Proposal penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan mendeskripsikan penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi daur air untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB di SDN 2 Cibodas. Tujuan penelitian di atas dijabarkan secara khusus sebagai berikut: a. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN 2 Cibodas.

6 b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN 2 Cibodas. c. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN 2 Cibodas. D. Manfaat Hasil Penelitian Tercapainya tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi siswa a. Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi daur air dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif, kerjasama dan menumbuhkan rasa ingin tahu. c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya terhadap materi daur air. 2. Bagi guru a. Memberikan alternatif metode dan acuan baru tentang pembelajaran yang menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi daur air. b. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang menyenangkan, maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi. 3. Bagi sekolah a. Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, kreatif dan inovatif.

7 b. Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur peningkatkan kualitas sekolah dalam melakukan inovasi pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat ditindaklanjuti atau dijadikan acuan pada pembelajaran lainnya. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian literatur, dapat dirumuskan hipotesis tindakan, bahwa Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB dalam pembelajaran IPA materi daur air di SDN 2 Cibodas Kabupaten Bandung Barat. F. Definisi Operasional Penelitian ini difokuskan pada penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air pada kelas VB SDN 2 Cibodas. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman pada istilah yang digunakan, maka dibuat definisi secara operasional dari beberapa istilah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Metode Eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk melakukan percobaan dengan langkah merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan dengan mengamati objek, menganalisis suatu objek, membuktikan hipotesis, menarik kesimpulan berdasarkan percobaan dan menyajikan hasil diskusi berdasarkan pengamatan.

8 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh siswa sebagaimana tergambarkan dalam indikator capaian kompetensi sebagai penjabaran dari kompetensi dasar. 3. Daur air merupakan salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran IPA pada kurikulum 2006 kelas 5 dengan standar kompetensi yaitu 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan kompetensi dasarnya 7.1 mendeskripsikan daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya. G. Indikator Keberhasilan Pencapaian Indikator keberhasilan yang ingin dicapai pada pembelajaran IPA dalam penelitian ini yaitu nilai semua siswa diharapkan mencapai batas/diatas KKM yang telah ditentukan. Batas KKM ditentukan melalui perhitungan aspek-aspek yang ada dalam pembelajaran, meliputi kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa. Batas KKM dalam penelitian ini yaitu 70, sedangkan hasil yang ingin dicapai sebesar 93% siswa mencapai nilai batas/diatas KKM. Alasan Ketuntasan yang ingin dicapai 93% tidak 100% karena di dalam kelas terdapat siswa yang berkebutuhan khusus (ABK) sehingga diprediksi akan sangat sulit untuk mencapai target KKM yang telah ditentukan.