BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang berdampak pada ketatnya persaingan dunia usaha. Hal ini. terutama di perkembangan industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berkaitan erat dalam perhitungan kos produk. Bila pengalokasian biaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Dengan adanya krisis, perusahaan pasti ingin terus berinovasi untuk

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

I. PENDAHULUAN. globalisasi, dimana hampir tidak ada lagi batas dalam berkomunikasi

BAB I. PENDAHULUAN. global harus memiliki strategi dan kebijakan yang tepat. Salah satu strategi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. operasionalnya berdasarkan tingkat biaya pelanggan dan aktivitas masing- masing

I. PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu menjadi institusi pelipat ganda kekayaan. Suatu perusahaan

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (STUDI KASUS DI PT.X) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

Pada saat ini dunia sedang berada pada masa transisi dari era persaingan. perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan berbagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi menjadi semakin kabur. Hal ini menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan etos kerja perusahaan agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan domestik maupun internasional dan juga dapat mencapai tujuan perusahaan. Suatu perusahaan yang beroperasi dalam industri maju akan menghadapi situasi antara lain selain persaingan global adalah: orientasi kepuasan pelanggan, kemajuan teknologi informasi, waktu sebagai elemen kompetitif, serta kemajuan dalam lingkungan produksi. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing perusahaan adalah penentuan harga jual produk yang ditawarkan kepada konsumen guna menambah daya beli konsumen terhadap suatu produk. Disini konsumen memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan yang dapat menjual produknya dengan harga yang bersaing dengan mutu yang sama atau bahkan lebih baik dari pesaingnya akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu informasi yang akurat mengenai proses produksi dan sumber daya yang digunakan sebagai unit masukan dalam menghasilkan unit keluaran berupa produk yang akan didistribusikan kepada konsumen sangat dibutuhkan manajemen untuk mengoptimalisasikan sumber daya, 1

2 mengefektifkan proses produksi, serta mengkalkulasi total biaya produk dengan akurat dan relevan, agar dapat menghasilkan harga jual produk yang realistis, menguntungkan produsen maupun konsumen. Manajemen perusahaan harus mempunyai perencanaan yang tepat mengenai pengalokasian biaya, sebab pengalokasian biaya tersebut berkaitan erat dalam perhitungan harga pokok produk untuk daya beli konsumen. Bila pengalokasian biaya terlalu besar,maka harga pokok yang dihasilkan lebih tinggi, akibatnya harga jual produk yang dipasarkan menjadi relatif lebih mahal dari harga jual pesaing, tetapi di lain pihak, bila pengalokasin terlalu rendah, maka harga pokok yang dihasilkan lebih kecil,akibatnya harga jual produk yang dipasarkan menjadi lebih murah. Maka dari itu pengalokasian biaya yang akurat perlu dilakukan. Sebelumnya, perusahaan-perusahaan menggunakan sistem akuntansi biaya yang konvensional, karena dipandang dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi harga pokok produk yang akurat, namun dalam perkembanganya,sistem akuntansi biaya konvensional tidak mampu lagi menyediakan informasi harga pokok produk yang berkualitas, sebab sistem akuntansi biaya yang konvensional hanya relevan bila perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk saja. Metode konvensional memiliki kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan perhitungan harga pokok yang tidak akurat. Karena adanya kelemahan tersebut, mendorong perusahaan untuk menggunakan metode ABC (Activity Based Costing), karena metode ini tidak membebankan biaya berdasarkan volume, tetapi membebankan aktivitas yang dikonsumsi produk yang bersangkutan sehingga harga pokok produk yang di hasilkan tidak terdistorsi. Activity based cost system adalah

3 suatu sistem akuntansi biaya yang berfokus pada aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk. Aktivitas menjadi dasar perhitungan biaya produk fundamental. Dengan demikian produk merupakan objek yang menyerap aktivitas, aktivitas-aktivitas mengkonsumsi sumber daya, dan sumber daya yang digunakan dapat diperhitungkan menjadi biaya. Dengan demikian activity based cost system dapat menelusuri setiap jenis biaya kepada aktivitas-aktivitas dan dapat ditentukan pemicu biayanya serta dapat ditentukan sesuai dengan proposi pemakaian sumber daya pada masing-masing jenis produk. PT X merupakan perusahaan manufaktur yang dinaungi oleh salah satu Group Company garmen & Textil terkemuka yang berposisi di Kawasan Industri Bandung. Untuk Produksinya PT X sendiri berada di Sidareja, Jawa Tengah. Dan merupakan perusahaan baru yang berdiri pada awal Januari 2011, dengan produk utamanya adalah boneka. Proses produksi pada PT X dilakukan secara pesanan. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis memilih judul : Perbandingan Penggunaan Metode Activity Based Costing dengan Metode Konvensional dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi pada PT. X. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan di bahas pada penelitian ini, sehubungan dengan penentuan harga pokok produksi dalam hubungannya dengan daya beli konsumen berdasarkan metode konvensional dan juga masalah-masalah yang berkaitan dengan penentuan harga pokok produk berdasarkan metode ABC.

4 Berdasarkan hal-hal tersebut, maka masalah yang diidentifikasikan penulis adalah sebagai berikut : 1. Metode apa yang digunakan oleh PT. X dalam perhitungan harga pokok produksinya? 2. Apakah PT. X telah melakukan penghitungan harga pokok produksi dengan benar? 3. Bagaimana hasil perhitungan harga pokok produksi pada PT. X jika metode ABC diterapkan? 4. Bagaimana hasil perbandingan harga pokok produksi antara metode konvensional dengan metode ABC? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud penelitian adalah sesuai dengan masalah yang diidentifikasi di atas, maka maksud dan tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan oleh PT. X dalam perhitungan harga pokok produksinya 2. Untuk mengetahui apakah PT. X telah melakukan penghitungan harga pokok produksi dengan benar 3. Untuk mengetahui hasil perhitungan harga pokok produksi pada PT. X jika metode ABC diterapkan 4. Untuk mengetahui hasil perbandingan harga pokok produksi antara metode konvensional dengan metode ABC

5 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan dalam menambah pengetahuan tentang teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan penerapannya dalam dunia usaha dan sebagai salah satu syarat untuk sidang. 2. Bagi para pembaca, diharapkan penulisan skirpsi ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dan penelitian lanjutan. 3. Bagi perusahaan khususnya tempat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi sebagai bahan pertimbangan khususnya dalam perhitungan harga pokok produk dengan metode Activity Based Costing. 1.5 Kerangka Pemikiran Perusahaan harus dapat menghasilkan produk dengan harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis dengan kualitas minimal sama atau bahkan lebih berkualitas dari pada produksi perusahaan yang lain yang sejenis agar dapat laku dipasaran, sehingga dapat mempertahankan pelanggan, menarik konsumen baru dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu manajemen perusahaan harus mencari metode terbaik dalam menentukan harga pokok produksi untuk mencapai tujuan tersebut. Sistem penentuan harga pokok produk di rancang untuk menghasilkan informasi biaya bagi keputusan-keputusan penentuan harga, pengenalan, penghapusan, dan perancangan produk. Keputusan-keputusan tersebut mempunyai akibat yang panjang bagi perusahaan, sehingga setiap manager harus

6 mempertimbangkan seluruh biaya pada waktu mengukur biaya pokok produksi. Harga pokok produksi sebenarnya ditentukan dengan mempertimbangkan seluruh sumber daya yang dikeluarkan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, dan mengirimkan produk. Informasi biaya memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau organisasi, karena biaya merupakan satu diantara beberapa komponen terpenting dalam perhitungan pendapatan dimana terkandung laba didalamnya, yang akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan atau organisasi. Informasi biaya juga sangat penting mengingat informasi tersebut digunakan perumusan pricing stategy terhadap suatu produk atau jasa. Selain itu informasi biaya juga dijadikan suatu dasar dalam proses pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian biaya. Pengklasifikasian biaya yang tepat dapat membantu manajemen dalam memantau efisiensi kinerja dan mengendalikan biaya. Biaya-biaya perusahaan atau organisasi dapat diklarifikasikan ke dalam dua kelompok biaya, yaitu : 1. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya-biaya yang dapat ditelusuri langsung ke objek biaya (cost object), contohnya satuan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi satu unit produk. 2. Biaya tidak langsung (indirect costs), yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan suatu objek biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri dengan cara yang economical feasible (cost effective). Sebagai contohnya adalah biaya gaji. Pada umumnya metode akuntansi biaya yang sering digunakan perusahaan dalam melakukan analisis biaya adalah system konvensional. Sistem perhitungan harga pokok konvensional dalam persaingan yang semakin ketat serta beragamnya

7 jenis produk yang di hasilkan akan menimbulkan kesulitan dalam menyajikan biaya produksi yang akurat. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan harus di bebankan pada produk dengan menggunakan metode pembebanan biaya yang dipilih dengan tepat dan akurat agar sesuai agar sesuai dengan karakteristik operasional perusahaan atau organisasi dan yang terpenting adalah produk yang dihasilkanya. Dari beberapa metode pembebanan biaya yang ada pada saat ini, diantaranya adalah metode konvensional dan Activity Based Costing. Di kedua metode diatas terdapat perbedaan yaitu pada aspek dasar pengalokasian biaya. Tanpa mempedulikan jumlah dari departemen, tempat penampungan biaya overhead, maupun dasar alokasi berbeda yang digunakan, sistem perhitungan biaya tradisional memiliki karakteristik khusus, yaitu dalam penggunaan ukuran yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit secara ekslusif sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead ke output. Oleh karena itu disebut juga sistem berdasarkan unit. Dalam Activity Based Costing, setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok aktivitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi dasar pengalokasian yang dipilih. Activity Based Costing memiliki keunggulan diantaranya menyediakan informasi yang berlimpah tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer, menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas, menyediakan informasi biaya untuk

8 memantau implementasi rencana pengurangan biaya, menyediakan secara akurat dan multidimensi kos produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Ketidaksesuaian dalam perhitungan harga pokok produksi dengan mempergunakan sistem akuntansi biaya konvensional adalah karena penggunaan jam tenaga kerja langsung atau ukuran-ukuran yang berkaitan dengan volume produksi sebagai salah satunya dasar dalam pengalokasian biaya overhead ke produk. Penggunaan dasar alokasi tersebut dilakukan tanpa memperhatikan adanya perbedaan pola konsumsi sumber daya oleh masing-masing produk. Akibatnya, informasi harga pokok produk yang dihasilkan menjadi terdistorsi. Penyebab ketidaksesuaian perhitungan harga pokok produk dengan metode konvensional lainnya adalah kurangnya perhatian sistem akuntansi biaya pada biaya aktivitas non produksi, karena terpengaruh prinsip-prinsip pelaporan eksternal. Biaya-biaya penelitian dan pengembangan pasar dan pemasaran, akibatnya informasi harga pokok produk menjadi tidak respresentatif. Penekanan metode Activity Based Costing merupakan penanganan biaya yang lebih baik, sehingga metode ini memang cocok diterapkan dalam usaha manufaktur dewasa ini. Persaingan di kalangan perusahaan manufaktur sekarang ini semakin meningkat dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang lebih maju. Tujuan utama dari suatu unit usaha adalah laba, dengan adanya tuntutan harga yang terus bersaing satu-satunya harapan adalah dengan pengendalian harga yang semakin baik, disinilah metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan metode Activity Based Costing berperan. Penelitian akan difokuskan kepada perbedaan yang terdapat pada penerapan kedua metode ini dalam perhitungan harga pokok produk yang menggunakan metode

9 konvensional dan harga pokok produk yang menggunakan metode Activity Based Costing kemudian untuk melihat tingkat signifikasinya dilakukan perbandingan terhadap hasil akhir dari kedua metode tersebut. Berdasarkan hal di atas, maka dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : penggunaan sistem harga pokok produksi dengan metode activity based costing dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi perusahaan, jika dibandingkan dengan metode konvensional. 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan pendekatan studi kasus dalah penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Jadi data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan, dipelajari, dianalisis, dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. Untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas maka ditempuh dengan beberapa cara, yaitu:

10 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian dengan mengadakan peninjauan langsung pada perusahaan yang dipilih menjadi objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan hal yang akan diteliti agar lebih meyakinkan dan lebih akurat. Studi lapangan ini dilakukan dengan cara: a. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada objek penelitian, dokumen-dokumen yang digunakan, guna mendapatkan gambaran yang sebenarnya. b. Wawancara Melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait, yang dianggap mampu memberikan jawaban yang relevan..wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya sehingga tidak menyimpang dari topik yang dibahas. c. Kuesioner Membuat pertanyaan yang akan ditujukan kepada pimpinan pegawai perusahaan, yang dianggap mampu dan berwenang dalam memberikan jawaban yang diperlukan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengumpulan data teoritis sebagai data pemecahan masalah dalam pembahasan.data diambil dari buku pegangan yang berkaitan langsung dengan masalah yang dibahas dalam penyusunan skripsi ini.

11 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian PT. X sebuah perusahaan boneka yang berlokasi di Sidareja, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan selesai.