GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang GUBERNUR SUMATERA BARAT, : a. bahwa dalam rangka pembinaan disiplin dan keseragaman serta ketertiban penggunaan pakaian dinas harian di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat, perlu diatur penggunaannya sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 19 Tahun 2015 tentang Pakaian Dinas Harian Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Perhubungan; b. bahwa Keputusan Gubernur Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pakaian Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pakaian Dinas Harian Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang. Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2015 tentang Pakaian Dinas Harian Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Dinas adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. 2. Kepala Dinas adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. 3. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. 4. Pakaian Dinas Harian yang selanjutnya disingkat dengan PDH adalah pakaian dinas harian yang digunakan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. BAB II PAKAIAN DINAS HARIAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN LAINNYA Pasal 2 (1) PDH yang digunakan pada hari kerja meliputi: a. PDH pria; dan b. PDH wanita. (2) PDH pria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari: a. kemeja lengan pendek berwarna putih dengan atribut; dan b. celana panjang berwarna biru tua (dark blue).
(3) PDH wanita sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari: a. kemeja lengan pendek atau lengan panjang berwarna putih dengan atribut; b. celana panjang atau rok berwarna biru tua (dark blue); dan/atau c. rompi berwarna biru tua (dark blue). (4) Jenis, model, warna dan tata cara penggunaan PDH pria dan wanita tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 3 (1) Atribut terdiri dari: a. tanda unit organisasi Dinas; b. badge logo perhubungan; c. badge lambang Daerah; d. tanda unit kerja ditulis lengkap tidak disingkat, dan dapat dilengkapi dengan badge unit kerja; e. nama Pegawai dibordir/disemat di baju atau rompi; f. lencana lambang Kementerian Perhubungan; g. ikat pinggang dengan kepala ikat pinggang/gesper kuning bergambar lambang Kementerian Perhubungan; h. tanda jabatan; i. tanda pengenal Pegawai Negeri Sipil (ID Card); j. tanda kehormatan; k. lencana keahlian dan/atau lencana kecakapan; l. tanda pangkat dan pembeda golongan untuk kegiatan harian, lapangan dan upacara; dan m. topi mud untuk kegiatan harian. (2) Lencana lambang Kementerian Perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, sebagai lambang tanda jabatan struktural terhadap: a. pejabat tinggi pratama/eselon II; b. pejabat administrator/eselon III; dan c. pejabat pengawas/eselon IV.
(3) Tanda jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, digunakan oleh : a. pejabat tinggi pratama/eselon II; b. pejabat administrator/eselon III; dan c. pejabat pengawas/eselon IV. (4) Bentuk, ukuran dan warna atribut PDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 4 (1) Kelengkapan lain dari PDH yang digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil antara lain sebagai berikut : a. topi; b. kerudung berwarna biru tua (dark blue) polos; dan/atau c. sepatu berwarna hitam polos. (2) Kelengkapan topi yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, digunakan dalam melaksanakan tugas lapangan/operasional. (3) Bagi wanita yang menggunakan kerudung, segala atribut tetap digunakan dan dapat terlihat dengan jelas. (4) Bentuk, model dan warna jenis kelengkapan lain dari PDH yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 5 Pakaian dinas lapangan dan pakaian dinas upacara pada masingmasing sub unit menyesuaikan dengan atribut sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur ini.
BAB III PENGAWASAN Pasal 6 (1) Pengawasan pelaksanaan pemakaian PDH beserta atribut dan kelengkapan lainnya dilakukan oleh atasan langsung secara berjenjang. (2) Setiap pelanggaran terhadap pemakaian PDH beserta atribut dan kelengkapan lainnya, dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 7 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Keputusan Gubernur Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pakaian Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Barat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 8 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat. Ditetapkan di Padang Pada tanggal.. GUBERNUR SUMATERA BARAT, dto Diundangkan di Padang Pada tanggal. SEKRETARIS DAERAH, IRWAN PRAYITNO dto ALI ASMAR BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN... NOMOR.
LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR :... TAHUN... TENTANG : PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA BARAT 1. PDH PRIA a. KEMEJA b. CELANA PANJANG JENIS / BENTUK KETERANGAN 1 2 Tampak Belakang Tampak Belakang 1. PDH Pegawai terbuat dari kemeja kain berwarna putih polos. 2. PDH dibuat dengan krah leher model tegak dan berlengan pendek. 3. Di lengan sebelah kanan dipasang atribut PDH seperti dalam contoh. 4. Di bagian depan dilengkapi 2 (dua) saku dengan lidah dan penutup berkancing. 5. Di kedua bahu dipasang tanda pangkat dan pembeda golongan. 6. Kemeja PDH dikenakan dengan dimasukkan ke dalam celana. 1. Celana PDH terbuat dari celana panjang kain berwarna biru tua (dark blue). 2. Di pinggang celana diberi tempat untuk ikat pinggang. 3. Celana panjang dilengkapi 2 (dua) saku di samping dan 2 (dua) saku di belakang. 4. Celana panjang dipakai menggunakan ikat pinggang dengan kepala ikat pinggang (gesper) kuning bergambar lambang Kementerian Perhubungan.
2. PDH WANITA 1 a. KEMEJA LENGAN PENDEK b. CELANA PANJANG 1 2 Tampak Belakang Tampak Belakang 1. PDH Pegawai terbuat dari kemeja kain berwarna putih polos. 2. PDH dibuat dengan krah leher model tegak dan berlengan pendek. 3. Di lengan sebelah kanan dipasang atribut PDH seperti dalam contoh. 4. Di bagian depan dilengkapi 2 (dua) saku dengan lidah dan penutup berkancing. 5. Di kedua bahu dipasang tanda pangkat dan pembeda golongan. 6. Kemeja PDH dikenakan dengan dimasukkan ke dalam celana. 7. PDH ini tidak dapat dilengkapi dengan rompi dan dipasang badge nama. 1. Celana PDH terbuat dari celana panjang kain berwarna biru tua (dark blue). 2. Di pinggang celana diberi tempat untuk ikat pinggang. 3. Celana panjang dilengkapi 2 (dua) saku di samping. 4. Celana panjang dipakai menggunakan ikat pinggang dengan kepala ikat pinggang (gesper) kuning bergambar lambang Kementerian Perhubungan.
1 2 3. PDH WANITA 2 a. KEMEJA LENGAN PANJANG Tampak Belakang 1. PDH Pegawai terbuat dari kemeja kain berwarna putih polos. 2. PDH dibuat dengan krah leher model tegak dan berlengan panjang. 3. Di lengan sebelah kanan dipasang atribut PDH seperti dalam contoh. 4. Di bagian depan dilengkapi 2 (dua) saku dengan lidah dan penutup berkancing. 5. Di kedua bahu dipasang tanda pangkat dan pembeda golongan. 6. Kemeja PDH dikenakan dengan tidak dimasukkan ke dalam celana. 7. PDH ini tidak dapat dilengkapi dengan rompi. b. ROK PANJANG Tampak Belakang 1. Rok PDH terbuat dari rok panjang kain berwarna biru tua (dark blue). 2. Di pinggang depan rok panjang dilengkapi 2 (dua) saku di samping. 3. Panjang rok sampai dengan menutupi mata kaki. 4. Bagian belakang dari lutut ke bawah diberi belahan / ploi yang tertutup. 5. Rok panjang dibuat dengan ukuran tidak ketat dan cukup longgar untuk kemudahan gerak dan memperhatikan etika kesopanan.
1 2 4. PDH WANITA 3 a. KEMEJA LENGAN PANJANG Tampak Belakang 1. PDH Pegawai terbuat dari kemeja kain berwarna putih polos. 2. PDH dibuat dengan krah leher model tegak dan berlengan panjang. 3. Di lengan sebelah kanan dipasang atribut PDH seperti dalam contoh. 4. Di bagian depan dilengkapi 2 (dua) saku dengan lidah dan penutup berkancing. 5. Di kedua bahu dipasang tanda pangkat dan pembeda golongan. 6. Kemeja PDH dikenakan dengan tidak dimasukkan ke dalam celana. 7. PDH ini dapat dilengkapi dengan rompi. b. CELANA PANJANG Tampak Belakang 1. Celana PDH terbuat dari celana panjang kain berwarna biru tua (dark blue). 2. Di pinggang celana diberi tempat untuk ikat pinggang. 3. Celana panjang dilengkapi 2 (dua) saku di samping. 4. Celana panjang dipakai menggunakan ikat pinggang dengan kepala ikat pinggang (gesper) kuning bergambar lambang Kementerian Perhubungan.
5. ROMPI WANITA 1 2 Tampak Belakang 1. Rompi terbuat dari kain berwarna biru tua (dark blue). 2. Rompi dibuat dengan krah/ leher model V Neck. 3. Pada bagian depan dilengkapi 3 (tiga) kancing berwarna biru. 4. Pada bagian depan bawah sebelah kanan dan kiri dilengkapi saku/kantong dengan tutup tanpa kancing. 5. Nama pegawai dibordir di sebelah kanan dan lencana lambang Kementerian Perhubungan dipasang di sebelah kiri seperti dalam contoh rompi. 6. Tanda pangkat dan pembeda golongan tetap digunakan pada pundak rompi. 6. PDH KHUSUS WANITA HAMIL a. KEMEJA LENGAN PENDEK Tampak Belakang 1. PDH Pegawai terbuat dari kemeja kain berwarna putih polos. 2. PDH dibuat dengan krah leher model tegak dan berlengan panjang dengan kancing 3 (tiga). 3. Kemeja tidak dilengkapi saku/kantong. 4. Di lengan sebelah kanan dipasang atribut PDH seperti contoh. 5. Di kedua bahu dipasang tanda pangkat dan pembeda golongan. 6. Kemeja PDH dikenakan dengan
7. ROMPI PANJANG WANITA HAMIL Tampak Belakang tidak dimasukkan ke dalam celana. 7. Di bagian depan kemeja dari dada kanan dan kiri ke bawah diberi belahan tertutup. 8. Di bagian belakang bawah kemeja diberi belahan tertutup. 1. Rompi terbuat dari kain berwarna biru tua (dark blue). 2. Rompi dibuat dengan model tanpa lengan seperti pada contoh. 3. Ukuran panjang Rompi sampai dengan 5 cm di bawah lutut atau sampai mata kaki. 4. Pada bagian depan dibawah dada Rompi diberi belahan tertutup. 5. Pada bagian belakang bawah Rompi diberi belahan tertutup setinggi 10 cm. 6. Rompi dipasang badge nana pegawai di sebelah kanan dan lencana lambang Kementerian Perhubungan di sebelah kiri seperti dalam contoh rompi. 7. PDH digunakan di dalam Rompi.
ATRIBUT JENIS / BENTUK KETERANGAN 1 2 A. TANDA UNIT ORGANISASI KETERANGAN DINAS PERHUBUNGAN 1. Tanda Unit Organisasi bertuliskan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berwarna dasar biru langit (blue sky) dan warna tulisan dan garis tepi kuning emas dengan ukuran tinggi 2,5 cm, lebar 10 cm dan dipasang di atas badge logo Perhubungan. 2. Tanda Unit Organisasi Pusat dipasang pada lengan kanan baju. B. BADGE LOGO PERHUBUNGAN KETERANGAN 1. Badge Perhubungan terbuat dari kain dengan bentuk sesuai contoh gambar, dengan warna dasar abu-abu muda dan warna garis tepi kuning emas. 2. Tinggi badge 10,5 c m dan lebar 8 cm. 3. Logo berwarna dasar biru langit (blue sky) dan wama garis kuning emas, sesuai Keputusan Menhub No. KM. 37 tanggal 26 Mei 1994 tentang Penyempurnaan Keputusan Menhub No: KM.69/ UM.006/1985 tentang Arti dan Tata Cara Pemakaian dan Lambang Logo Dephub sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menhub No. KM. 21 Tahun 1989. 4. Pada sisi atas logo di dalam badge terdapat tulisan "PERHUBUNGAN" dengan tinggi ruang 1,5 cm. Tinggi badge 10,5 c m dan lebar 8 cm.
C. TANDA NAMA INDUK ORGANISASI/UNIT KERJA 1 2 5. Badge dan logo Perhubungan dipasang pada lengan kanan baju. KETERANGAN 1. Tanda nama induk organisasi/ unit kerja terbuat dari kain berwarna kuning emas dengan tulisan dan garis tepi berwarna hitam. 2. Tanda nama induk organisasi/ unit kerja bertuliskan nama induk organisasi/ unit kerja (Pemerintah Provinsi) dengan ukuran tinggi 2,5 cm, lebar 10 cm sesuai contoh gambar disamping. 3. Tanda Nama nama induk organisasi/ unit kerja dipasang pada lengan kiri baju PDH. D. BADGE LOGO/LAMBANG DAERAH KETERANGAN 1. Badge terbuat dari kain dengan bentuk sesuai contoh gambar, dengan warna dasar hijau tua dan warna garis tepi hitam. 2. Tinggi badge 10,5 c m dan lebar 8 cm. 3. Logo daerah berwarna dasar hijau tua dan wama garis berwarna hitam, menampilkan bangunan rumah gadang dengan siluet atap gonjong dan atap masjid tradisional Minangkabau sebagai-mana terlihat pada gambar disamping. 4. Pada sisi atas logo di dalam badge terdapat tulisan "SUMATERA BARAT" de-ngan tinggi ruang 1,5 cm. Tinggi badge 10,5 c m dan lebar 8 cm. 5. Badge dan logo lambang daerah dipasang pada lengan kiri baju.
1 2 E. NAMA PEGAWAI KETERANGAN Nama pegawai dipasang 1 cm di atas saku PDH sebelah kanan dan dengan dibordir dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut: a. Dasar penulisan nama dibordir warna biru. b. Nama dibordir warna kuning. c. Garis tepi berwarna kuning. F. LENCANA LAMBANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TANDA JABATAN Pejabat Tinggi Pratama (Eselon II) Pejabat Administrator (Eselon III) Pejabat Pengawas (Eselon IV) KETERANGAN 1. Lencana lambang terbuat dari logam dengan ukuran garis tengah 3 cm dipasang 5 cm di atas saku baju sebelah kiri atau di atas emblim tanda penghargaaan. 2. Lencana lambang Kementerian Perhubungan warna kuning emas tanpa warna dasar untuk pelaksana. 3. Lencana Lambang Kementerian Perhubungan dipasang di atas saku kiri dengan ukuran 2,5 cm yang diberi warna dasar sebagai tanda jabatan, terdiri dari: a. Pejabat Tinggi Pratama (Eselon II) Warna Dasar Hijau. b. Pejabat Administrator (Eselon III) Warna Dasar Biru. c. Pejabat Pengawas (Eselon IV) Warna Dasar Putih.
1 2 G. IKAT PINGGANG KETERANGAN 1. Kepala ikat painggang (gesper) terbuat dari logam berwarna/ berlapis kuning emas. 2. Kepala ikat pinggang tercetak Lambang Perhubungan sesuai Keputusan Menhub No. KM.69/UM.606/Phb-85 tanggal 26 Maret 1985 tentang Arti dan Tata Cara Pemakaian Lambang dan Logo Kementerian Perhubungan. 3. Ikat pinggang terbuat dari bahan canvas berwarna hitam. H. TANDA JABATAN KETERANGAN 1. Tanda Jabatan dipasang di saku kanan. 2. Tanda Jabatan digunakan oleh Pejabat Tinggi Pratama (Eselon II), Pejabat Administrator (Eselon III), Pejabat Pengawas (Eselon IV) 3. Bagi pejabat yang mempunyai struktur organisasi fungsi komando, tanda jabatan diberikan pembeda warna merah pada lambang perhubungan. 4. Ukuran setiap tanda jabatan disesuaikan dengan tingkat jabatan. I. TANDA PENGENAL PEGAWAI (ID CARD) KETERANGAN 1. Id Card/ Tanda Pengenal dipasang di saku PDH sebelah kiri dan selalu dipakai dalam pelaksanaan tugas. 2. Selama berada di lingkungan kantor Dinas Perhubungan tidak diperkenankan memakai Id Card/ Tanda Pengenal lain.
1 2 J. TANDA KEHORMATAN KETERANGAN Emblim Tanda Kehormatan dipasang 1 cm di atas saku PDH sebelah kiri di bawah Lencana Kementerian Perhubungan. K. LENCANA KEAHLIAN DAN /ATAU LENCANA KECAKAPAN KETERANGAN Lencana Keahlian/ kecakapan dapat dipasang di atas nama. M. TANDA PANGKAT DAN PEMBEDA KETERANGAN GOLONGAN Pembina Utama (IV/e) 1. Tanda pangkat dan pembeda golongan terbuat dari kain berwarna dasar biru dan ketentuan gambar sebagaimana dalam contoh. 2. Dibagian bawah tanda pangkat diberi tulisan DISHUB dibordir warna kuning 3. Untuk Struktur organisasi yang mempunyai fungsi komandan, tanda pangkat dan pembeda golongan diberi garis pinggir berwarna merah 4. Tanda pangkat dan pembeda golongan digunakan/ dipasang pada lidah baju di pundak kiri dan kanan. Pembina Utama Madya (IV/d) Pembina Utama Muda (IV/c)
Pembina Tingkat I (IV/b) 1 2 Pembina (IV/a) Penata Tingkat I (III/d) Penata (III/c) Penata Muda Tingkat I (III/b) Penata Muda (III/a) Pengatur Tingkat I (II/d) Pengatur (II/c)
Pengatur MudaTingkat I (II/b) 1 2 Pengatur Muda (II/a) Juru Tingkat I (I/d) Juru (I/c) Juru Muda Tingkat I (I/b) Juru Muda (I/a) CARA PEMAKAIAN TANDA PANGKAT DAN PEMBEDA GOLONGAN UNTUK KEGIATAN LAPANGAN DAN UPACARA Contoh Tanda Pangkat Utama Madya (IV/d)
L. TOPI MUD UNTUK KEGIATAN HARIAN KETERANGAN 1. PEJABAT TINGGI MADYA 1 2 1. Topi Mud terbuat dari bahan berwarna biru tua (dark blue) dengan aksen garis berwarna kuning emas berukuran 1,5 cm 2. Disisi sebelah kanan terdapat tulisan tanda Bintang sesuai dengan golongan/ kepangkatan masing-masing pejabat Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan dan dipasang Lencana Lambang Kementerian Perhubungan dengan warna dasar merah. 2. PEJABAT TINGGI PRATAMA Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan 1. Topi Mud terbuat dari bahan berwarna biru tua (dark blue) dengan aksen garis berwarna kuning emas berukuran 1 cm 2. Disisi sebelah kanan terdapat tulisan tanda Bintang sesuai dengan golongan/ kepangkatan masing-masing pejabat dan dipasang Lencana Lambang Kementerian Perhubungan dengan warna dasar hijau.
1 2 3. PEJABAT ADMINISTRATOR, PEJABAT PENGAWAS DAN PELAKSANA 1. Topi Mud terbuat dari bahan berwarna biru tua (dark blue) dengan aksen garis berwarna kuning emas berukuran 0,8 cm 2. Disisi sebelah kanan terdapat tulisan tanda Bintang sesuai dengan golongan/ kepangkatan masing-masing pejabat dan dipasang Lencana Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan Lambang Kementerian Perhubungan dengan warna dasar sesuai dengan masing-masing jabatan. TOPI KELENGKAPAN LAIN 1. PEJABAT TINGGI MADYA DAN PRATAMA Tampak Samping Kiri KETERANGAN 1 2 Tampak Samping Kanan 1. Topi terbuat dari bahan berwarna biru tua (dark blue). 2. Di bagian muka topi terdapat Lambang Perhubungan, dengan tepian lambang padi, kapas dan bunga karang dan terdapat 3 (tiga) atau 2 (dua) Bintang dengan warna kuning emas dibordir. 3. Disisi sebelah kiri terdapat tulisan UNIT KERJA Pejabat Tinggi Madya. 4. Di sisi sebelah kanan terdapat nama Pejabat Tinggi Madya dan Pejabat Tinggi Pratama.
1 2 2. PEJABAT ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan 1. Topi terbuat dari bahan berwarna biru tua (dark blue). 2. Di bagian muka topi terdapat Lambang Perhubungan. Dengan tepian lambang padi dan kapas dengan warna kuning emas dibordir. 3. Di sisi sebelah kiri terdapat tulisan UNIT KERJA pejabat. 4. Pemakai Topi dengan ketentuan di atas adalah para Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas. 3. PELAKSANA Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan 1. Topi terbuat dari bahan berwarna biru tua (dark blue). 2. Di bagian muka topi terdapat Lambang Perhubungan dan di bawah terdapat list berwarna kuning emas dibordir. 3. Di sisi sebelah kiri terdapat tulisan UNIT KERJA pelaksana. 4. Pemakai Topi Lapangan dengan ketentuan di atas adalah para pelaksana. GUBERNUR SUMATERA BARAT, dto IRWAN PRAYITNO