HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KINERJA GURU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMA

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMAN KECAMATAN TAMBUN SELATAN BEKASI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

PENGARUH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SMKN 1 MARTAPURA

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI SUMATERA BARAT

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

KONTRIBUSI ETOS KERJA ISLAMI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA (MTSS) SE-KOTA PADANG PANJANG

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH IMBALAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN TETAP YAYASAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT. Zulkifli, Azwar*

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMP N KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

KONTRIBUSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU PADA MAN BARANGIN SAWAH LUNTO

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU. Oleh. Suwandi

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 2 PARIAMAN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI KLINIS DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN LOA KULU

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Kata Kunci : profesionalisme guru, diklat, prestasi guru dan kualitas pendidikan.

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh : Taufiana C. Muna. Bambang Sutjiroso PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SPIL DAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar. Magister Pendidikan. Oleh: HERU MURSITI Q

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU (Pada SMAN Se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

PENGARUH KEPRIBADIAN GURU DAN KONFLIK ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KABUPATEN PRINGSEWU.

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SDIT NURUL FALAH KEC. TAMBUN UTARA KAB. BEKASI

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

KOMPETENSI SOSIAL GURU, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU SMA

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

JURNAL PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN JAMINAN K3 TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PABRIK TEMBAKAU PT GELORA DJAJA KERTOSONO

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

KONTRIBUSI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 SATUI

PENGARUH STRES KERJA, KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI EFEKTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMK DI KOTA BANDUNG

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Kemampuan Dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Yayasan Pendidikan Mawaridussalam

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Ida Efiana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JAMU AIR MANCUR WONOGIRI

PENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK. Utin Wigiatri Endang Hendrayanti

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut dengan human resources, merujuk kepada orang-orang

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Kontribusi Pengalaman Diklat, Motivasi Kerja, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Terhadap Profesionalisme Guru SMPN di Kabupaten Morowali.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

Oleh Irfan Dani Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi ingin mengetahui: (1) Pengaruh kompetensi kepemimpinan kepala

KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

keahlian atau kompotensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang merupakan cerminan untuk manusia, harus dapat diupayakan serta

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. LKMD Kec. Tapung Hulu Kab.Kampar.Pemilihan lokasi ini berdasarkan

Keywords: teacher competence and performance; organizational culture

4 Keywords : assessment design, Kendall Tau,school climate, teacher, work motivation.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KINERJA GURU Maela Santi Artati, H. M. Entang, Oding Sunardi ABSTRAK Hubungan Antara Iklim Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak dengan teknik Proportional Random Sampling. Metode yang digunakan yaitu survey dengan pendekatan korelasional dan teknik analisis data menggunakan statistik korelasi dan regresi linier sederhana serta korelasi dan regresi ganda. Hasil penelitian menghasilkan tiga kesimpulan yaitu: pertama, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi sekolah dengan kinerja guru dengan persamaan regresi Ŷ = 118,443 + 0,0423 X 1 dan koefisien korelasi r y1 = 0,516. Kedua, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru dengan persamaan regresi Ŷ = 117,409 + 0,0501 X 2 dan koefisien korelasi r y2 = 0,478. Ketiga, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru dengan persamaan regresi Ŷ = 30,762 + 0,529 X 1 + 0,142 X 2 dan koefisien korelasi r y,12 = 0,593.Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dapat ditingkatkan melalui iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru. Kata Kunci : Iklim Organisasi Sekolah, Motivasi Kerja Guru, Kinerja Guru 1

2 ABSTRACT The Correlation between School Climate and The Work Motivation with the Teachers Performance of State Senior High School. The objective of the research is find out the correlation between School Climate and The Work Motivation with the Teacher s Performance. This research was conducted in several State Senior High School at sub District of South Tambun Bekasi which are selected by using proportional random sampling with amount of fourty.the applied research method was survey method with correlation approach and data analysis techniques using both linier and multiple correlation and regression statistic test. The research produces three main conclusions, namely (1) there is positive and highly significant correlation between School Climate and with regression equation of Ŷ = 118,443 + 0,0423 X 1 and correlation coefficient, r y1 = 0,516. (2) there is positive and highly significant correlation between The Work Motivation with the Teacher s Performance with regression equation of Ŷ = 117,409 + 0,0501 X 2 and correlation coefficient, r y2 = 0,478 and (3) there is positive and highly significant correlation between School Climate and The Work Motivation simultaneously with the Teacher s Performance. with regression equation of Ŷ = 30,762 + 0,529 X 1 + 0,142 X 2 and correlation coefficient, r y,12 = 0,593.The research concludes that teacher s Performance of State Senior High School at South Tambun Bekasi was influenced by School Climate and The Work Motivation. Key Word : School Climate, The Work Motivation, The Teachers Performance

3 PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani. Mewujudkan tujuan nasional tersebut pendidikan harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan profesional. Dalam mempersiapkan SDM, langkah pertama adalah menata SDM baik dari aspek intelektual, emosional, spriritual, kreativitas, moral maupun tanggung jawab. Penataan SDM perlu diupayakan secara berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik terhadap seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif serta didukung oleh kebijakan (political will) pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan tempat untuk belajar mempunyai tugas pokok menciptakan iklim organisasi sekolah yang kondusif. Untuk itu, penyelenggaraan pendidikan harus mampu menyediakan dan melayani serta mewujudkan pembelajaran yang bermutu kepada peserta didik sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Agar sekolah dapat menyenggarakan pendidikan yang bermutu, maka diperlukan : 1) lingkungan yang pantas untuk bekerja; 2) sarana dan prasarana sebagai bantuan pekerjaan; 3) motivasi dan dorongan untuk berprestasi; 4) pimpinan yang dapat memberdayakan staf. Selain faktor iklim organisasi faktor lainnya adalah motivasi kerja. Munculnya motivasi kerja yang baik bagi guru akan melahirkan kinerja yang baik pula. Ada banyak faktor yang dapat mendorong munculnya motivasi kerja guru. Sekolah sebagai suatu organisasi yang didalamnya terdapat personel guru, perlu dikembangkan motivasi kerja. Motivasi kerja yang dimaksud adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan luar diri guru untuk melaksanakan tugas. Dengan motivasi kerja yang tinggi maka guru dikategorikan memiliki daya dorong dan daya gerak untuk mengerahkan kemampuan dan mengembangkan dayanya dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Memperhatikan peranan guru dalam mencapai hasil pembelajaran yang optimal, kualitas pendidikan sangat tergantung pada tingkat kemampuan guru tersebut sebagai sentral dalam proses belajar mengajar, meskipun banyak faktor lain yang terkait di dalamnya. Hal ini mengandung konsekuensi, apabila ingin meningkatkan kualitas proses pendidikan tentunya harus dimulai dari peningkatan kemampuan guru. Secara lebih rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru? 2. Apakah terdapat hubungan antara kompetensi guru dengan kinerja guru? 3. Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan kinerja guru? 4. Apakah terdapat hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja guru? 5.Apakah terdapat hubungan antara peranan kepala sekolah dengan kinerja guru? 6. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru? 7. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi sekolah dengan

4 kinerja guru? 8.Apakah terdapat hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru? 9. Apakah terdapat hubungan antara etos kerja dengan kinerja guru? 10. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru? Berdasarkan permasalahan diatas perumusan masalah dalam penelitian ini disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi sekolah dengan kinerja guru? 2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru? 3. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru? Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi yang obyektif tentang hubungan antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Adapun secara rinci tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :1. Hubungan antara iklim organisasi sekolah dengan kinerja guru. 2. Hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru. 3. Hubungan antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru. Kegunaan hasil penelitian secara teoritis, diharapkan dapat bermanfaat dalam menyumbangkan pemikiran dan bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan menyeluruh guna memperluas wawasan berfikir serta memperkaya khasanah literatur keilmuan dalam bidang manajemen pendidikan dan sumber daya manusia dalam hal peningkatan iklim organisasi yang kondusif dan motivasi kerja yang optimal agar dapat memiliki kinerja yang lebih baik. secara praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi upayaupaya yang mendorong terwujudnya motivasi kerja dan iklim organisasi sekolah yang kondusif, harmonis dan kooperatif sehingga apa yang dihasilkan dengan bekerja (kinerja) guru dalam melaksanakan tugas sehari -hari lebih baik dan produktif sehingga kualitas pendidikan umumnya dan kualitas pembelajaran di sekolah pada khususnya akan meningkat. b. Bagi kepala sekolah dapat menjadi masukan untuk mengadakan pembinaan dan pengawasan secara lebih intensif kepada seluruh guru dan karyawan lainnya (staf tata usaha) dalam rangka peningkatan kualitas kinerja guru dan karyawan yang dapat memiliki implikasi terhadap kualitas pendidikan yang diselenggarakan. Salah satunya untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan lainnya yaitu dengan cara mendorong untuk lebih berprestasi di dalam bekerja dan upaya menciptakan iklim organisasi sekolah yang lebih kondusif. c. Bagi Dinas Pendidikan dapat mencari terobosan dan upaya yang positif untuk selalu menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif serta upaya-upaya lain yang mendorong para guru dan karyawan lainnya untuk lebih meningkatkan suasana lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan bagi guru dan karyawan lainnya serta meningkatkan kinerja yang lebih baik. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan korelasional, sedangkan pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang berbentuk kuesioner. Data dikumpulkan dengan menggunakan tiga macam instrumen berupa kuesioner dengan menggunakan skala Likert dengan skor terendah 1 (satu) dan tertinggi 5 (lima) yang disusun

5 sesuai dengan indikator-indikator yang terdapat dalam variabel penelitian, untuk mengukur (1) iklim organisasi sekolah (2) motivasi kerja guru dan (3) kinerja guru SMA Negeri se-kecamatan Tambun Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dari SMA Negeri se- Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jumlah sebanyak 179 orang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 40 orang guru diambil dengan menggunakan teknik acak berimbang ( proportional random sampling ). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sesuai dengan variabel penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, terdapat tiga sumber data yang akan diambil untuk keperluan penelitian ini, yaitu; (1) data tentang kinerja guru, (2) data tentang iklim organisasi sekolah, (3) data t entang moivasi kerja guru. Keseluruhan data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner. Kuisioner yang digunakan adalah rating scale dengan skor terendah 1 (satu) dan skor tertinggi 5 (lima) untuk setiap butirnya. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. Statistik deskriptif tujuannya adalah memperoleh gambaran karakteristik penyebaran skor setiap variabel yang diteliti dengan menghitung mean, median, modus, simpangan baku, distribusi frekuensi, histogram dan poligon frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, yaitu kinerja guru, iklim organisasi sekolah, dan motivasi kerja guru. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi sederhana serta teknik analisis regresi dan korelasi ganda. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas galat taksiran, regresi dan homogenitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh didasarkan pada tujuan penelitian yang teleh ditetapkan. Pembahsan didasarkan pada pertanyaan dan hipotesa penelitian yang diajukan serta bertujuan untuk menganalisa hasil-hasil penelitian yang diperoleh dilapangan dengan merujuk pada teori-teori dan konsep-konsep yang relevan. 1. Hubungan antara Iklim Organisasi Sekolah dengan Kinerja guru. Hubungan fungsional antara iklim organisasi sekolah (variabel X 1 ) dengan kinerja guru (variabel Y) dapat ditunjukkan dengan persamaan Ŷ = 118,443 + 0,0423 X 1. Persamaan ini memberikan arti nilai variabel dependen kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu iklim organisasi sekolah (X 1 ). Nilai koefisien korelasi iklim organisasi sekolah dengan kinerja guru adalah r y1 = 0,516 dan koefisien determinasi r 2 y1 = 0,2663 yang dihasilkan, menunjukkan tingkat hubungan yang signifikan serta kontribusi yang diberikan oleh variabel iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru adalah 26,63 % sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,37 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti. Berdasarkan hubungan fungsional tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja guru merupakan hasil dari bekerjanya iklim organisasi sekolah. Semakin baik iklim organisasi sekolah maka semakin baik pula kinerja guru disekolah tersebut. Hal yang sebaliknya akan terjadi apabila iklim organisasi sekolah dalam proses

6 belajar mengajar rendah maka semakin rendah pula kinerja guru dalam mengajar disekolah. Setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi sekolah yang terbuka dan dinamis akan memacu guru untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi. Iklim organisasi merupakan keadaan mengenai karakteristik yang terjadi dilingkungan kerja yang dianggap mempengaruhi perilaku orang orang yang berada dalam lingkungan organisasi tersebut. oleh karena itu, iklim organisasi dapat dikatakan sebagai lingkup organisasi. Menurut Keith Davis dan John Newstrom (2008:21), Iklim organisasi adalah lingkungan atau situasi anggota organisasi melakukan pekerjaan. Iklim mengitari dan mempengaruhi segala hal yang bekerja dalam organisasi sehingga iklim dikatakan sebagai suatu konsep yang dinamis. Menurut definisi diatas dapat dilihat bahwa iklim adalah sebuah konsep dinamis yang mempengaruhi keseluruhan organisasi di dalam lingkungan tempat organisasi itu beraktivitas dalam rangka pencapaian tujuan. Menurut Syaiful Sagala (2009:130), Iklim organisasi adalah serangkaian sifat lingkungan kerja, yang dinilai langsung atau tidak langsung oleh karyawan yang dianggap menjadi kekuatan utama dalam mempengaruhi perilaku karyawan. Hal ini menggambarkan bahwa iklim organisasi sebagai beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar, dapat mempengaruhi karyawan. Menurut Robert G. Owen dalam wirawan (2007:130), Iklim organisasi adalah studi persepsi individu mengenai berbagai aspek lingkungan organisasinya. Keinginan dari pekerjaan dalam organisasi, dan lingkungan sosial dalam organisasi. Jadi iklim organisasi merupakan harapan-harapan serta cara pandang individu terhadap organisasi. Dari teori yang dikemukakan Robert G. Owen tersebut dapat dikatakan bahwa iklim organisasi sekolah terbentuk karena adanya persepsi guru disekolah mengenai pengaturan jam kerja, keinginan organisasi dan lingkungan sosialnya, atau dengan kata lain, iklim organisasi sekolah adalah cara pandang guru terhadap organisasinya. Anwar P. Mangkunegara menyatakan (2002:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya

7 Kinerja guru hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dan tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja guru merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya menciptakan pembelajaran yang berkualitas untuk mencapai tujuan. Baik tidaknya kinerja guru dapat terlihat dari kompeten tidaknya dalam melaksanakan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru disamping kualifikasi akademik. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru secara profesional yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi guru ini terbagi pada empat hal yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kinerja guru merupakan integrasi dari keempat kompetensi tersebut. Menurut Campbell dalam Mahmudi (2010:20) menyatakan bahwa hubungan fungsional antara kinerja dengan artibut kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor knowledge, skill, dan motivasi. Persamaan tersebut dinotasikan sebagai berikut : Kinerja = f ( knowledge, skill, dan motivasi). Knowledge mengacu pada pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai ( knowing what to do), skill mengacu pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan ( the ability to do well), motivasi adalah dorongan dan semangat untuk melakukan pekerjaan. Disamping sekolah sebagai organisasi, pada umumnya kinerja guru sangat ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif akan membawa dampak pada tingginya kinerja dan sebaliknya kepemimpinan yang tidak efektif membawa dampak psikologis yang diwujudkan dengan tidak peduli terhadap pekerjaan dan tidak bertanggung jawab terhadap kemajuan organisasi yang pada akhirnya menghasilkan kinerja yang rendah. Dengan demikian diharapkan perilaku pemimpin dapat membangun dan mempertahankan kinerja guru dengan baik. Seorang kepala sekolah sebaiknya memperhatikan hak guru, karena guru tidak hanya dituntut untuk menjalankan tugas atau melaksanakan kewajiban saja, melainkan juga harus mendapatkan perhatian yang serius dari pihak kepala sekolah. Perhatian tersebut dapat ditunjukan malalui perilaku pimpinan kepala sekolah yang berorientasi pada tugas maupun pada hubungan sosial, yang keduanya mampu mempengaruhi kinerja guru sehingga kinerjanya lebih baik lagi. 2. Hubungan antara Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Hubungan fungsional antara motivasi kerja guru (variabel X 2 ) dengan kinerja guru (variabel Y) dap at ditunjukkan dengan persamaan Ŷ = 117,409 + 0,0501 X 2. Persamaan ini memberikan arti nilai variabel dependen kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu motivasi kerja guru (X 2 ). Koefisien korelasi motivasi kerja guru dengan kinerja guru adalah r y2 = 0,478 dan koefisien determinasi r 2 y2= 0,2287 yang dihasilkan, menunjukkan tingkat hubungan yang signifikan serta kontribusi yang diberikan oleh variabel motivasi kerja guru terhadap kinerja guru adalah 22,87 % sedangkan sisanya yaitu sebesar 77,13 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti. Berdasarkan hubungan fungsional tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja guru merupakan hasil dari bekerjanya motivasi kerja guru. Semakin baik motivasi kerja guru maka semakin baik pula kinerja guru disekolah tersebut. Hal yang

8 sebaliknya akan terjadi apabila motivasi kerja guru rendah maka semakin rendah pula kinerja guru dalam mengajar disekolah. Guru hendaknya meningkatkan kinerjanya, dengan merencanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum, menguasai bahan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan penuh tanggung jawab, menguasai dan memanfaatkan media pembelajaran, memberikan bimbingan individual terhadap siswa. melakukan penelitian sederhana, memiliki sikap serta dedikasi yang tinggi terhadap tugas yang diembannya. Kesadaran guru terhadap peningkatan kompetensi profesional serta kualitas kinerjanya harus dilandasi motivasi kerja yang kuat terhadap sekolah sebagai organisasi tempat mereka bekerja dan mengamalkan ilmunya. Motivasi kerja guru sangat diperlukan demi keberlangsungan sekolah sebagai organisasi pendidikan. Rendahnya motivasi kerja guru memberikan kerugian tidak hanya kepada guru sebagai individu tetapi juga kepada siswa sebagai pengguna jasa pendidikan. Suatu bentuk motivasi kerja yang muncul dalam diri guru tidak hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkuatan. Motivasi kerja akan membuat seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya. Tingginya motivasi guru terhadap pekerjaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru sebagai pemegang kunci keberhasilan pembelajaran, dengan demikian akan terwujud sekolah berkualitas yang mampu mencetak generasi yang dapat bersaing dimasa yang akan datang. Guru yang komitmen dalam melakukan tugasnya akan mencoba sekuat tenaga, agar upaya yang tinggi tersebut menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Hal ini menunjukkan bahwa hal penting yang harus dilakukan adalah mengusahakan agar tingkat motivasi kerja guru itu selalu mengalami peningkatan. Jadi semakin tinggi motivasi kerja guru, akan berdampak pada meningkatnya kinerja guru. 3. Hubungan antara Iklim Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama dengan Kinerja Guru. Kuat lemahnya pengaruh antara variabel iklim organisasi sekolah (X 1 ) dan motivasi kerja guru (X 2 ) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y) dapat diketahui melalui analisis regresi ganda. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan regresi Ŷ = 30,762 + 0,529 X 1 + 0,142 X 2. Persamaan ini memberikan arti nilai variabel dependen kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh variabel independen yaitu iklim organisasi sekolah (X 1 ) dan motivasi kerja guru (X 2 ). Nilai koefisien korelasi ganda antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru adalah r y1,2 = 0,593. Hubungan ini cukup tinggi, yang berarti bahwa apabila iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama meningkat, maka kinerja guru juga meningkat. Sedangkan koefisien determinasinya r 2 y1,2 = 0,352, menunjukkan tingkat hubungan yang signifikan. Kontribusi yang diberikan oleh variabel iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru adalah 35,20 % sedangkan sisanya yaitu sebesar 64,80 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti. Dari hasil perhitungaan diperoleh t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan

9 antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dalam meningkatkan kinerja guru disekolah. Kinerja guru menurut Prawirosentono (2002:2) merupakan kemampuan guru yang secara nyata dimiliki dan mampu bekerja dibidangnya, serta memerlukan integrasi antara tujuan, metode kerja, media teknologi pembelajaran dan sumber-sumber pembelajaran. Iklim organisasi sekolah sebagai suatu yang dapat diukur pada lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada guru dan pekerjaannya dimana tempat mereka bekerja. Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi guru serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan terhadap ideide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi. Kesadaran guru terhadap peningkatan kompetensi profesional serta kualitas kinerjanya harus dilandasi komitmen yang kuat terhadap sekolah sebagai organisasi tempat mereka bekerja dan mengamalkan ilmunya. Motivasi kerja guru sangat diperlukan demi keberlangsungan sekolah sebagai organisasi pendidikan. Salah satu upaya mewujudkan komitmen yang kuat terhadap organisasi adalah bagaimana kepala sekolah sebagai pemimpin mengkondisikan guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk bekerja dan melaksanakan tugasnya sesuai harapan kepala sekolah sebagai pemimpin dalam organisasi pendidikan. Rendahnya komitmen guru memberikan kerugian tidak hanya kepada guru sebagai individu tetapi juga kepada siswa sebagai pengguna jasa pendidikan. Pemimpin (manajer) mempunyai tugas u ntuk mengatur dan menggerakan sejumlah orang-orang yang mempunyai sikap, tingkah laku dan latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Guru yang mempunyai nilai kinerja baik tentu akan berdampak dengan hasil kegiatannya terutama berkaitan dengan proses belajar mengajar, dimana output akan meningkat baik secara mutu maupun kuantitas. Dengan demikian iklim organisasi sekolah yang ideal dan motivasi kerja guru yang tinggi sangat berdampak positif terhadap kinerja guru. SIMPULAN Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dari penelitian yang berjudul Hubungan antara Iklim Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru, maka penulis dapat

10 mengambil kesimpulan yang tentunya merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini, yang terperinci sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara iklim organisasi sekolah dan kinerja guru. Kekuatan hubungan antara iklim organisasi sekolah (X 1 ) dan kinerja guru (Y) ditunjukkan dengan koefisien korelasi r y1 = 0,516 dan koefisien determinasi r 2 y1 = 0,2663 artinya bahwa iklim organisasi sekolah memberikan kontribusi 26,63 % terhadap kinerja guru sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,37 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan fungsional antara iklim organisasi sekolah dan kinerja guru ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 118,443 + 0,0423 X 1. 2. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara motivasi kerja guru dan kinerja guru. Kekuatan hubungan antara motivasi kerja guru (X 2 ) dan kinerja guru (Y) ditunjukkan dengan koefisien korelasi r y2 = 0,478 dan koefisien determinasi r 2 y1 = 0,2278 artinya bahwa motivasi kerja guru memberikan kontribusi 22,77 % terhadap kinerja guru sedangkan sisanya yaitu sebesar 77,13 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan fungsional antara motivasi kerja guru dan kinerja guru ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 117,409 + 0,0501 X 2, 3. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara iklim organisasi sekolah (X 1 ), motivasi kerja guru (X 2 ) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y). Kekuatan hubungan antara iklim organisasi sekolah, motivasi kerja guru dengan kinerja guru, ditunjukkan dengan koefisien korelasi r y1,2 = 0,593 dan koefisien determinasi r 2 y1,2 = 0,3516 yang artinya bahwa iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama memberikan kontribusi 35,16 % terhadap kinerja guru sedangkan sisanya yaitu sebesar 64,84 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan fungsional antara iklim organisasi sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 30,762 + 0,529 X 1 + 0,142 X 2 DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2002. Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Davis,Keith dan Newstrom,John. Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta Gelora Aksara Pratama. 2008. Hadari Nawawi. Evaluasi Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2006. Hamzah B.Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011. Husaini Usman. Manajemen Teori,Praktik,dan Riset Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. 2010

11 Ivancevich,John M. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Terjemahan Gina Gania. Jakarta : Erlangga. 2006 J.Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen.Jakarta: Rajawali Press. 2008. Mahmudi. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. 2010. Malayu S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.Jakarta: Bumi Aksara. 2010. Robbins,Stephen P, Judge Timothy A. Perilaku Organisasi. Terjemahan Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat. 2008. Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju. 2009. Sopiah. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset. 2009. Sudarwan Danim. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.Jakarta: Rineka Cipta. 2004. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Surya Dharma. Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011. Suryadi Prawirosentono. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan Kinerja Karyawan.Yogyakarta: BPEK. 2002. Syaiful Sagala. Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.2009. Triantoro Safaria. Kepemimpinan.Yogyakarta: Graha Ilmu. 2004. Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2007. Wirawan. Budaya dan Iklim Organisasi, Teori aplikasi dan Penelitian. Jakarta:Salemba Empat. 2007. BIODATA SINGKAT Penulis guru mata pelajaran kimia SMAN 1 Tambun selatan

12