BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan ramainya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan berupa return dan capital gain. Investasi adalah komitmen atas

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan tersebut dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. lengkap mengenai kondisi perusahaan emiten (Suhendra 2005 dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

I. PENDAHULUAN. Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun

BAB I PENDAHULUAN. pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP KEPUTUSAN STOCK SPLIT

kecil (Sunariyah, 2003:130). Harga per lembar saham bam setelah stock split

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. maupun informasi pribadi (private) (Syaichu dan Puspito, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu jalan keluarnya. Pasar modal adalah pasar yang memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya yang menyangkut tentang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternative pendanaan bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. Pemecahan saham atau stock split merupakan salah satu corporate action

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB II PENGUMUMAN REVERSE SPLIT DAN REAKSI PASAR. aktivitas perusahaan. Telah banyak corporate action di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (pasal 1 ayat (13) UU RI no. 8 tentang Pasar Modal). Efek itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan

II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

yang paling menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu. Stock split

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah memperoleh penghasilan serta menambah nilai modal yang ditempatkan. Pasar modal merupakan salah satu sarana untuk melakukan investasi. Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal sebagai fungsi ekonomi yaitu sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Sedangkan pasar modal sebagai fungsi keuangan yaitu sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain (Gusti, 2010). Saham merupakan salah satu instrumen keuangan jangka panjang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan bagi perusahaan untuk menggalang dana bagi kegiatan operasionalnya. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. (Martalena et. al. 2009). Untuk bisa mencapai keuntungan dan meminimalkan risiko dalam berinvestasi saham, para investor memerlukan informasi dalam membuat keputusan guna membentuk portofolio investasi. Informasi ini diperlukan untuk 1

2 menganalisa kinerja saham perusahaan. Analisa bisa dilakukan baik secara fundamental, yaitu analisa terhadap keadaan perusahaan dan keadaan perekonomian negara. Sedangkan analisa teknikal, yaitu melihat pergerakan harga saham melalui grafik. Semua analisa ini memberikan informasi yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan. Selain analisa di atas, salah satu informasi yang juga penting bagi investor untuk mengambil keputusan pemilihan saham adalah stock split. (Martalena et. al., 2009). Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar. Pada dasarnya stock split terbagi menjadi dua yaitu split up (pemecahan naik) dan split down (pemecahan turun). Split up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Dan Reverse Stock Split atau Split Down merupakan kebalikan dari stock up, yaitu menggabungkan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih besar sesuai dengan rasio yang telah ditentukan dengan tujuan untuk membuat harga saham menjadi lebih tinggi dari sebelumnya (Sutikno, 2008). Secara teoritis motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split tertuang dalam beberapa teori, antara lain Trading Range Theory dan Signaling Theory. (Hari, 2006). Aktivitas Trading Range Theory dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Maka cara yang dilakukan emiten untuk mempertahankan agar

3 sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal adalah dengan melakukan pemecahan saham (Hasna, 2010). Sedangkan Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial. Dengan memandang bahwa perusahaan akan memberikan return (tingkat pengembalian) yang tinggi, akan memberikan daya tarik investor untuk berinvestasi dan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham (Marwata, 2001 sebagaimana dikutip oleh Tampobulon, 2003). Aktivitas pemecahan saham biasanya akan mempengaruhi jumlah saham yang beredar ataupun harga yang berlaku di pasar saham, yang mencerminkan emiten saham. Semakin baik kinerja perusahaan akan semakin tinggi pula harga saham dan volume perdagangannya. Tetapi harga saham yang terlalu tinggi juga menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan atau likuiditasnya kurang optimal (Hari, 2006). Untuk melihat pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan yang diukur dengan trading volume activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Dari semua penjelasan di atas ada beberapa pendapat mengenai stock split dan reverse stock split. Seperti salah satu penelitian yang dilakukan Permata (2010) menunjukan bahwa harga saham dan volume perdagangan mengalami

4 penurunan yang sangat signifikan, yang artinya kinerja saham setelah melakukan stock split mengalami dampak yang negatif. Penelitian di atas memberikan hasil yang serupa dengan penelitian yang dilakukan Elen dan Esti (2006) yang meneliti rata-rata return saham perusahaan di BEI sebelum dan sesudah melakukan stock split, dan hasil yang di didapat sesudah pemecahan saham yaitu rata-rata return saham menurun dibandingkan sebelum melakukan kebijakan stock split. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2010) menunjukan rata-rata return, likuiditas, dan harga saham mengalami hasil yang negatif di dalam kinerjanya. Namun hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Melinda & Dwi (2006) dalam The Analisys Impact Of Stock Split And Reverse Stock Split On Stock Return And Volume The Case Of Jakarta Stock Exchange menyatakan bahwa kebijakan mengenai stock split yang dilakukan tidak berpengaruh positif maupun negatif baik dari return maupun volume. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh I Gusti (2010) mendapatkan hasil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan pada abnormal return namun terdapat pengaruh negatif pada volume penjualan saham. Menurut Hari (2006) rata-rata TVA sebelum dan pada saat pengumuman pemecahan saham adalah lebih kecil daripada rata-rata TVA sesudah pengumuman pemecahan saham, sehingga pemecahan saham dalam penelitian ini secara signifikan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham dengan parameter semakin meningkatnya aktivitas volume perdagangan.

5 Dengan beragamnya hasil yang didapat di dalam penelitian mengenai stock split, maka secara garis besar hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Pertama, stock split dianggap hanya sebagai perubahan yang bersifat "kosmetik" atau hiasan karena stock split tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan dan proporsi kepemilikan investor. Kedua, Stock Split dianggap dapat mempengaruhi keuntungan pemegang saham, risiko saham, dan sinyal yang diberikan kepada pasar karena split mengembalikan harga per lembar saham pada tingkat perdagangan yang optimal dan meningkatkan likuiditas (Baker dan Powell, 1993. sebagaimana dikutip oleh Sutrisno, 2000). Mengacu pada berbagai penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak pemecahan saham terhadap volume dan return saham yang difokuskan pada perubahan harga saham relatif sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini berjudul : Analisis Perbedaan Sebelum dan Setelah Pemecahan Saham (Stock Split) Pada Volume Perdagangan Dan Abnormal Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007 2011. 1.2 Identifikasi Masalah a. Apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah stock split pada volume perdagangan saham-saham perusahaan yang listing di BEI periode 2007-2011? b. Apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah stock split pada abnormal return saham-saham perusahaan yang listing di BEI periode 2007-2011?

6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dan maksud dari penelitian ini adalah untuk menjawab segala rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, yaitu sebagai berikut : a. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split volume perdagangan saham yang listing di BEI periode 2007-2011 b. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelah stock split abnormal return saham yang listing di BEI periode 2007-2011 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Akademisi Sebagai referensi di bidang keuangan, khususnya mengenai perbedaan sebelum dan setelah stock split volume perdangan saham dan abnormal return 2. Peneliti selanjutnya Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian dengan topik serupa. 1.5 Rerangka Pemikiran Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana dari masyarakat melalui penjualan efek saham. Untuk pemilihan saham investor memerlukan informasi,

7 dan salah satu informasi yang patut dicermati adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Stock split merupakan fenomena yang menarik dan membingungkan. Hal ini terjadi karena stock split mempengaruhi jumlah saham yang beredar ataupun harga yang berlaku. Efeknya pada para pemegang saham akan terlihat lebih makmur karena jumlah saham yang dipegangnya lebih banyak, namun hal ini tidak mempengaruhi proporsi kepemilikan terhadap perusahaan. Selain itu menurut signaling teory, stock split juga memberikan sinyal positif bagi investor tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang, sebab mereka percaya bahwa hanya perusahaan yang bagus yang mampu melakukan stock split. Hal ini menjadi menarik karena terkadang teori yang ada tidak selalu sesuai dengan kenyataan sebab pada beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang beragam atas peristiwa stock split baik bersifat positif, netral, maupun negatif terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan. Pada dasarnya ada dua pendapat mengenai stock split yaitu pendapat pertama stock split merupakan perubahan yang bersifat kosmetik karena stock split tidak berdampak pada arus kas perusahaan dan porsi kepemilikan investor. Pendapat yang kedua stock split dapat memberi keuntungan melalui sinyal yang disampaikan kepada pasar. Menurut signaling theory pemecahan saham akan memberikan sinyal positif bagi perusahaan yang melakukan stock split dan investor. Bagi investor bisa dilihat dari abnormal return yaitu return yang melebihi ekspektasi, hal ini dikarenakan harga yang lebih rendah membuat investor kecil ikut membeli saham.

8 Dengan meningkatnya transaksi saham tersebut maka akan terjadi overbought pada saham tersebut sehingga harga saham melonjak naik sehingga investor dapat memperoleh return yang melampaui ekspektasi normal return seperti inilah yang disebut abnormal return. Untuk menguji adanya potensi return yang akan diterima oleh investor setelah melakukan pemecahan saham dan untuk mengetahui abnormal return yang diperoleh seputar pengumuman pemecahan saham diukur dengan mencari selisih antara actual return dengan ekspektasi return. Setelah abnormal return harian masing-masing perusahaan diketahui maka dihitung rata rata abnormal return antara sebelum dan setelah pemecahan saham secara keseluruhan sampel. Di samping itu, apabila pemecahan saham tersebut mempunyai kandungan informasi yang menguntungkan, maka akan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dimana kuantitas perdagangannya menjadi lebih besar. Hal ini disebabkan karena pemecahan saham membuat harga saham menjadi lebih rendah yang akan mendorong investor-investor kecil untuk ikut melakukan transaksi. Besarnya perbedaan tersebut bisa dilihat dari perubahan yang terjadi dalam volume perdagangan saham. Perubahan volume perdagangan saham diukur dengan trading volume activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham yang diperdagangkan periode tertentu dengan saham perusahaan yang beredar pada waktu tertentu, setelah itu rata-rata trading volume activity (TVA) sebelum stock split dibandingkan dengan tading volume activity (TVA) setelah stock split.

9 Maka akan didapat nilai untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah stock split terhadap volume perdangan saham. 1.6 Perumusan Hipotesis Dari uraian di atas, maka peneliti menduga bahwa terdapat perbedaan sebelum dan setelah stock split pada volume perdangan saham dan abnormal return saham pada perusahaan yang listing di BEI yang dijadikan sampel. Hal ini dikarenakan stock split memberikan sinyal yang informatif pada investor mengenai prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Selain itu, stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham karena harga berubah dan menjadi lebih menarik.