BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu bahwa manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Begitu juga dengan seorang siswa. Pada dasarnya, belajar merupakan proses interaksi individu dengan lingkungannya. Hal ini dapat kita lihat secara formal bahwa seorang siswa belajar di sekolah, siswa tersebut berinteraksi dengan guru, dengan teman-temannya, dengan buku-buku pelajaran, dan peralatan di dalam studio. Salah satu prinsip dasar pembelajaran berpusat pada siswa itu sendiri, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat. Oleh karena itu diperlukan interaksi yang baik antara seorang guru dan siswanya. Pada program keahlian Teknik Gambar bangunan di SMK Negeri 6 Bandung, mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout merupakan mata pelajaran yang membahas tentang perancangan ruang serta keterpaduan penerapan struktur, konstruksi, utilitas, dan estetika. Tugas-tugas mata pelajaran ini merupakan tugas terstruktur yang dikumpulkan pada waktu Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS), maupun berdasarkan kesepakatan anatara guru dengan siswanya. Pada mata diklat ini, seorang siswa akan mendapatkan banyak tugas. Siswa tersebut harus pintar membagi waktu untuk dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Dalam proses pembelajaran Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout di SMK Negeri 6 Bandung ini, peserta didik seringkali mengalami
kesulitan terutama dalam hal menyelesaikan tugas gambar yang diberikan setiap kali tatap muka. Kesulitan tersebut dapat dilihat pada kualitas gambar siswa yang tidak sesuai dengan yang telah diajarkan oleh para pengajar. Hal ini berpengaruh terhadap pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah dibuat dan disepakati oleh tim pengajar sekolah, yaitu sebesar 75. KKM merupakan salah satu prinsip penilaian pada KTSP yang merupakan batas minimal ketercapaian kompetensi setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi. Ketidaktercapaian KKM tersebut merupakan masalah yang harus diatasi bersama terutama oleh tenaga pendidik (guru) sebagai penanggung jawab kesuksesan muridnya. Berdasarkan uraian di atas, Peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan metode asistensi sebagai salah satu solusi dari masalah tersebut. Asistensi adalah suatu proses bimbingan pada suatu mata pelajaran tertentu. Asistensi diperlukan karena proses belajar di kelas dinilai belum maksimal, hal ini disebabkan karena pada saat di kelas dalam suatu jam pelajaran, guru tidak memberikan materi seutuhnya, dan kurikulum yang mengharuskan siswa berperan aktif dalam suatu proses pembelajaran. Karena yang dirasa selama ini, banyak siswa yang tidak mengerti dan tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik karena pada saat proses pembelajaran, siswa tersebut tidak berani mengajukan pertanyaan atau pendapatnya didepan siswa lainnya. Selain itu, perhatian guru yang kurang merata pada setiap siswa di kelas juga menjadikan proses asistensi ini dirasa penting. Asistensi memberikan keuntungan kepada siswa untuk dapat berinteraksi secara bebas dengan gurunya dalam hal pembelajaran dalam suatu mata pelajaran. Sehingga asistensi dapat berpengaruh pada kualitas gambar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut dan mengingat penelitian ini sangat perlu dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode
Asistensi untuk Meningkatkan Kualitas Gambar Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout di SMK Negeri 6 Bandung. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu tahapan proses merumuskan masalah untuk mengenali masalah yang ingin diselesaikan. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Proses pembelajaran pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout di SMK Negeri 6 Bandung belum maksimal. 2. Rendahnya kualitas gambar sebagian besar siswa pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout. 3. Sebanyak 78% siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah distandarkan oleh pihak sekolah. 4. Strategi pembelajaran yang diterapkan saat ini belum dapat meningkatkan kualitas belajar siswa pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout di SMKN 6 Bandung. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi lingkup permasalahan sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Program Studi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 6 Bandung. 2. Penelitian ini difokuskan pada satu mata diklat saja, yaitu Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout dengan sub kompetensi menggambar denah rencana sloof, pondasi dan detail.
3. Hasil yang diteliti adalah kualitas gambar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 6 Bandung yang dilihat dari nilai hasil belajar pada sub kompetensi menggambar denah rencana sloof, pondasi dan detail. D. Rumusan Masalah Untuk memperjelas arah penelitian, maka dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan metode asistensi pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout dengan sub kompetensi menggambar denah rencana sloof, pondasi dan detail di SMK Negeri 6 Bandung? 2. Bagaimanakah hasil belajar siswa tanpa menerapkan metode asistensi pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout dengan sub kompetensi menggambar denah rencana sloof, pondasi dan detail di SMK Negeri 6 Bandung? 3. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa dengan menerapkan metode asistensi dan tanpa menerapkan metode asistensi pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout di SMK Negeri 6 Bandung? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan metode asistensi pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout dengan sub kompetensi menggambar denah rencana sloof, pondasi dan detail di SMK Negeri Bandung. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa tanpa menerapkan metode asistensi pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar manual dan
Layout dengan sub kompetensi menggambar denah rencana sloof, pondasi dan detail di SMK Negeri Bandung. 3. Untuk mengetahui signifikansi penerapan metode asistensi dan tanpa menerapkan metode asistensi pada mata diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout di SMK Negeri 6 Bandung. F. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak yang terkait, diantaranya: a. Siswa dapat lebih mandiri, aktif, dan kreatif dalam mengerjakan tugas yang diberikan. b. Dapat menumbuhkan kesadaran diri peserta didik terhadap pentingnya belajar. c. Menumbuhkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat dan gagasan yang positif. d. Siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan. e. Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai literatur dalam penelitian yang relevan di masa yang akan datang. G. Definisi Operasional Agar istilah yang digunakan dalam penelitian menjadi lebih jelas dan tidak menimbulkan pemahaman yang ambigu, maka Peneliti memberikan batasan sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam kegiatan penelitian eksperimen ini, yakni sebagai berikut : 1. Metode asistensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses bimbingan mengenai tugas yang diberikan oleh guru. Proses bimbingan ini dilakukan pada perseorangan siswa disesuaikan kebutuhannya masing-masing. Bimbingan ini berlaku baik di dalam
kelas pada saat kegiatan pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran sesuai dengan kesepakatan antara guru dan siswanya. 2. Kualitas gambar yang dimaksud yaitu hasil gambar siswa yang dilihat dari setiap pengumpulan tugas gambar siswa pada waktu yang telah disepakati bersama. 3. Mengatur Tata Letak Gambar Manual dan Layout adalah salah satu mata diklat yang dipelajari oleh setiap siswa kelas XI program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 6 Bandung.