Diskripsi Umum Mata Kuliah Hukum Internasional SKS.:3

dokumen-dokumen yang mirip
H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

Hukum Internasional. Pertemuan XXXIV. Malahayati, S.H., LL.M. (c) 2014 Malahayati 1

HUKUM INTERNASIONAL 2 SKS SEMESTER IV

TEORI HUKUM INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB VI PENGAKUAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

PERKULIAHAN III Devica Rully M., SH. MH. LLM.

BAGIAN KEDUA NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL BABV EKSISTENSI NEGARA DALAM MASYARAKATINTERNASIONAL

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Konvensi Montevideo 1933

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Hukum, Negara dan Pemerintahan

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah HUKUM INTERNASIONAL

BAB PENDAHULUAN Minggu I, Pertemuan ke-1 I. Pendahuluan a. Tujuan Instmksional Khusus: b. Penjelasan singkat materi kuliah:

HUKUM INTERNASIONAL DAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

c. Politik Hukum Materiil 2/28/2013 2:03 PM

II. Istilah Hukum Perdata

Rule of Law. Negara Absolut. Doktrin Egalitarian

RechtsVinding Online. Aktor Non-Negara

PEMETAAN SK / KD. Materi Pembelajaran Lingkup hubungan internasional

BAB 1 SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB I. PENDAHULUAN. Advendi Simangunsong, Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, Jakarta, PT Gramedia Widiasrana Indonesia. halaman 2.

D. Semua jawaban salah 7. Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya A. Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah B. Tidak bertanggung

Pendidikan Kewarganegaraan

Kelompok No Kode Mata Kuliah SKS % 1 UN.100 Pendidikan Pancasila

HUBUNGAN INTERNASIONAL

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

Sarana utama memulai & mengembangkan hubungan internasional. Bentuk semua perbuatan hukum dan transaksi masyarakat internasional

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH

H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si


TINJAUAN MATA KULIAH...

HUKUM EKONOMI DALAM SISTEM HUKUM 1

PERBANDINGAN HUKUM PERDATA 4 SISTEM HUKUM DI DUNIA. Oleh : Diah Pawestri Maharani, SH MH

Deklarasi Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama...

PENGAKUAN. AKIBAT: PERMASALAHAN: PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: POLITIK SUATU NEGARA, BEBAS DARI PENGAKUANNYA OLEH NEGARA LAIN

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

OLEH HERIBERTUS JAKA TRIYANA

VIENNA CONVENTION ON THE LAW OF TREATIES 1969

POKOK-POKOK HUKUM PERDATA

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KE II

HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

KURIKULUM PERPAJAKAN MENJAWAB TANTANGAN AEC (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY ) Judi Budiman Ketua Forum Dosen Pajak Indonesia IAI-KAPd

3. Menurut Psl 38 ayat I Statuta Mahkamah Internasional: Perjanjian internasional adalah sumber utama dari sumber hukum internasional lainnya.

PENGAKUAN. Akibat: Permasalahan: Pasal 3, Deklarasi Montevideo 1933: politik suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM

perdagangan, industri, pertania

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004

PENGERTIAN PAJAK INTERNASIONAL

Dr. Ganewati Wuryandari, MA. Jakarta, 18 April 2018

Kontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGANTAR ILMU HUKUM. Henry Anggoro Djohan

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

ZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI NEGARA KEWARGANEGARAAN

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA. Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si

HUKUM PERDATA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI.

MAKALAH. Hukum Hak Asasi Manusia & Hukum Humaniter. Oleh: Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. FRR Law Office FH Unpad

HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

BAB IV KESIMPULAN. Pembangunan di daerah perbatasan telah menjadi perhatian serius bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

Hukum Administrasi Negara

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

Indonesian translation of the 12 articles of the Principles on Choice of Law in International Commercial Contracts

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana wilayah daratnya berbatasan dengan laut. menimbulkan kerenggangan hubungan dan apabila berlarut-larut akan

Negara Federasi dan Negara Kesatuan

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

No b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

Hubungan Hukum Internasio nal dan Hukum Nasional H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

Nur Ro is, S.H.,M.H.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

BAB I PENDAHULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat memahami gambaran umum Hukum Internasional.

vii Tinjauan Mata Kuliah

NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN F I R M A N, S. S O S., M A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Diskripsi Umum Mata Kuliah Hukum Internasional SKS.:3 Mata kuliah hukum internasional dengan bobot 4 SKS diberikan pada mahasiswa fakultas hukum di semester III setelah mahasiswa menempuh dan lulus mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum dan atau Pengantar Hukum Indonesia. Mata kuliah ini sebagai prasyarat bagi mahasiswa yang akan mengambil matakuliah Hukum Organisasi Internasional danjuga sebagai prasyarat bagi mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah-mata kuliah jurusan hukum Internasional. Mata kuliah hukum internasional diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa mengetahui dan memahami bahwa dalam hubungan antar negara juga dibutuhkan separangkat hukum yang harus diperhatikan dan mengikat negaranegara tersebut. Karena materi yang diberikan mencakup antara lain pengertian dan eksistensi hukum internasional, hak dan kewajiban negara dalam masyarakat internasiional, proeses penciptaan hukum mternasional, serta ketentuan-ketentuan hukum interaasional mana yang harus diindahkan oleh negara dan mana yang mengikat pada negara yang bersangkutan. Dengan mengikuti perkuliahan hukum internasional nantinya ketika mahasiswa sudah bekerja, lebih-lebih bila mewakili kepentingan negara dalam mengadakan hubungan internasional dapat mengetahui hak dan kewajiban negaranya. Bahan ajar hukum internasional ini disusun mulai dari pengertian, macammacam bentuk hukum internasional sampai pada penerapan hukum internasional tersebut dalam hubungan antar negara, baik hubungan damai maupun hubungan pertikaian. Bahan ajar ini disusun secara garis besar atau pokok-pokoknya saja, sehingga untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti perkuliahan dan membaca buku-buku yang diwajibkan.

BAGIAN PERTAMA KEBERADAAN HUKUM INTERNASIONAL BAB I HAKIKAT HUKUM INTERNASIONAL A. Klasifikasi H.I.: 1. Dilihat dari materi yang diatur: a. Private international law (Hukum perdata internasional) : keseluruhan dari kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintas batas-batas negara (masing-masing tunduk pada hukum perdata nasional yang berbeda). b. Public international law (Hukum internasional publik): keseluruhan dari kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintas batas-batas negara yang bukan bersifat perdata. 2. Dilihat dari lingkup berlakunya: a. General rules of international law H.I. yang berlakunya dipertahankan olehseluruh masyarakat Internasional. b. Regional rules of international law H.I. yang. berlakunya dipertahankan oleh negara-negara dalam kawasan tertentu Bila timbul pertentangan antara H.I. Universal dan H.I. Regional: Antara negara dalam regional dg negara luar regional : prioritas H.I. Universal Antara negara dalam regional : H.I. Regional diutamakan Hubungan antara keduanya: saling melengkapi dan mendukung. Timbul kecenderungan regionalisme pengaturan: APEC, AFTA, NAFTA, dsb. 3. Community law adalah H.I. Sui generis (MEE): langsung mengikat negara anggotanya dan Pengadilan Nasional siap mem-berlakukan dan diutamakan berlakunya. H.I macam ini tidak termasuk H.I. Regional.

B. Pengertian H.I.(international law).: 1. Dalam arti sempit: keseluruhan ketentuan hukum yang mengikat negara dalam hubungan mereka satu sama lain (inter se) 2. dalam arti luas: keselurahan ketentuan hukum yang mengikat subyek H.I. dalam hubungan mereka satu sama lain (inter se) Tujuan H.I.: Seperti halnya hukum pada umumnya, tujuan dari H.I. adalah menciptakan lebih banyak hubungan internasional secara tertib dan terciptanya keadilan dalam masyarakat mieniasional. Di samping itu dengan H.I. diharapkan tercipta kepastian hukum atas hak dan fcrwajiban dari subyek H.L C. Eksistensi H.I.: Pendapat Pertama; H.I. bukan Hukum, tetapi merupakan moral internasional. Austin : H.I. bukan hukum. tetapi merupakan moral internasional positif Moral : sekumpulan aturan tingkah laku yg. didasarkan pd. Concience of man. yang pelaksanaannya dijamin dg. internal power Hukum : aturan tingkah laku manusia. yg. dibuat oleh badan. legislatif yang pelaksanaannya dijamin dengan. external power Jadi H.I. bukan Hukum karena: tidak dibuat oleh badan legislative tidak. dapat dipaksakan pelaksanannya Pfendapat kedua; H.I. adalah Hukum Menurut Oppenheim syarat adanya hukum (internasional): - adanya masyarakat (internasional) - adanya sekumpulan aturan tingkah laku dalam masyarakat (internasional) - adanya kesepakatan masyarakat (internasional) untuk menjamin pelaksanaan aturan tingkah laku. (external power)

Catatan: - masyarakat internasional meliputi negara, individu, dan organisasi internasional - external power, berupa badan pengadilan internasional, tindakan negara lain. - karena external power dalam H.I. lemah, maka H.I. hukum yang lemah - adanya penguasa politik yang berdaulat bukan syarat adanya hukum. Pratktek dalam masyarakat internasional: H.I. adalah hukum. Negara terikat pada perjanjian internasional, kebiasaan internasional Bila terjadi pelanggaran terhadap H.I. tidak berarti H.I. bukan hukum. H.I. mengenal sanksi. Sangksi: adalah langkah-langkah, prosedur-prosedur dan sarana-sarana untuk me - maksa negara untuk mematuhi kewajiban-kewajibannya menurut H.I. D. Perkembangan Hukum Internasional.: H.I berkembang melalui : - praktek hubungan. Negara-2 merdeka - pengaruh ajaran para ahli Tonggak perkembangan masyarakat Int. modern : Perjanjian Westphalia 1648: Isi : - akhiri perang 30 th. Di daratan Eropa - mengakhiri kekaisaran Romawi Suci - pemisahan antara. masalah keagamaan dg. Kenegaraan. - mengakui kemerdekaan negara-2 kecil (Swiss, Nedherland, Jerman) Pada awal perkembangannya, H.I. masih bertarap 'embrio', merupakan hukum "intermunisipal", yaitu terdiri atas aturan-aturan kebiasaan yang sudah mengkristal ke dalam hukum-hukum kebiasaan yang dipatuhi oleh kota-kota (hukum antar kota), karena pada waktu itu masyarakat internasionalnya masih berupa masyarakat antar kota.

Perkembangan H.I, dipengaruhi oleh ajaran: 1. Hukum Alam : hukum adalah serangkaian kaidah yang diturunkan oleh alam kepada. Akal budi manusia. hukum memperoleh kekuatan mengikat berdasarkan fakta bahwa hukum tidak lain adalah hukum alam. Negara tunduk pada H.I. karena hubungan mereka diatur oleh alam. 2. Positivisme : Hukum merupakan ketentuan yg ditetapkan oleh penguasa yg berdaulat berdasarkan kehendak. HN timbul karena kehendak penguasa. H.I. timbul karena kehendak bersama (H.I. mengikat karena adanya kehendak negara untuk tunduk padahi.) 3. Modern : hukum merapakan hasil kesepakatan masyarakat, baik secara diam-diam (kebiasaan) atau terang-terangan (perjanjian) Jadi Perkemb. H.I. : masyarakat int. polis / antar kota ajaran para ahli perjelas praktek hub antar neg politik tumbuhnya neg-neg merdeka baru hukum internasional embrio hasil praktek