BAB V KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS REKREASI di PERKEBUNAN STROBERI KALIURANG

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

TAMAN WISATA ARUNG JERAM DI SUNGAI ELO MAGELANG

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

Bab V Konsep Perancangan

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS AKOMODASI DI KAWASAN DANAU RANAU

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB VI HASIL RANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB IV LAPORAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL WISATA DI KALIURANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

TAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GRIYȀ PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI HASIL RANCANGAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB III KONSEP. Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. PERANCANGAN ORIENTASI BANGUNAN BERDASARKAN ANALISIS SITE Orientasi bangunan menyesuaikan dengan kondisi-kondisi yang terdapat pada site, seperti pengaturan arah bukaan & ketinggian bangunan berdasarkan kontur site. V.1.1. Arah Bukaan Berdasarkan Arah Edar Matahari Bukaan pada bangunan akan dimaksimalkan pada dinding sebelah Timur (untuk memperoleh cahaya matahari pagi), sedangkan untuk bukaan pada dinding di sebelah barat akan diberi shading agar panas dari sinar matahari yang masuk dapat diperkecil. Sinar Matahari TIMUR UTARA Gambar V.1. Arah Bukaan Berdasarkan Sinar Matahari V.1.2. Perancangan Bangunan Berdasarkan Kontur Ketinggian bangunan dirancang menyesuaikan dengan kontur tanah yang ada. Bangunan seperti cottage akan dibangun pada ketinggian yang lebih tinggi dari bangunan sekitar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan jarak pandang yang lebih luas terhadap kawasan sekitar sekaligus memberikan perlindungan terhadap binatang melata. 60

Gambar V.2. Ketinggian Bangunan Berdasarkan Kontur V.2. PENGATURAN TATA LETAK MASSA BERDASARKAN TEORI ORGANISASI RUANG LINEAR V.2.1. Penzoningan Penzoningan pada kawasan taman wisata ini dibagi berdasarkan area privat, semi publik, dan area publik. Area publik terletak di dekat jalan menuju kawasan, sedangkan untuk area semi publik terletak di tengah-tengah area public dan privat. Gambar V.3. Penzoningan Sumber : www.googleearth.com & Dokumen Pribadi Bangunan untuk area publik adalah bangunan fasilitas umum seperti restaurant, parkiran, tempat pemancingan, dan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan di daerah semi publik akan didirikan bangunan 61

administrasi dan kantor. Pada bagian privat akan dibangun cottage yang terletak persis di sebelah sungai. V.2.2. Block Plan Berdasarkan Zoning, masa-masa bangunan kemudian disusun sesuai dengan teori organisasi ruang linear. Cottage diletakkan berjejeran menyusuri sepanjang aliran sungai, Fasilitas pendukung seperti restaurant dan tempat pemancingan diletakkan tidak jauh dari cottage agar mudah dicapai, selain itu peletakan di dekat sungai ini juga memberikan pemandangan langsung ke arah sungai. Bangunan fasilitas pendukung arung jeram diletakkan di awal tempat memulai kegiatan arung jeram dan akhir kegiatan yaitu berada di dekat bangunan peristirahatan agar pengunjung yang lelah sehabis melakukan aktifitas arung jeram dapat langsung beristirahat tanpa harus melakukan perjalanan menggunakan kendaraan ke tempat penginapan. Gambar V.4. Peletakan Masa Sumber : www.googleearth.com & Dokumen Pribadi V.3. Perancangan Tata Ruang Luar dan Landscape V.3.1. Konsep Tata Ruang Luar yang Bernuasana Natural Tata ruang luar yang diolah untuk menciptakan suasana pertualangan meliputi material dinding, bentuk jendela, peletakan vegetasi, dan bentuk atap. V.3.1.1. Penggunaan Material yang Natural Dinding bangunan menggunakan material batu alam dan kayu, pada beberapa bagian ditumbuhi tanaman rambat untuk memberikan kesan natural. 62

Gambar V.5. Dinding Bangunan Sebagian jendela dan ornament pada bangunan berbentuk lekuklekuk seperti aliran air untuk mencirikan kawasan wisata ini sebagai wisata air. Gambar V.6. Bentuk Jendela Sedangkan untuk atap menggunakan atap pelana dari genteng yang berwarna hijau, atau menggunakan atap rumbia dan jerami. warna atap genteng berwarna hijau dipilih agar atap bangunan tidak terlihat kontras dengan lingkungan sekitar. Sedangkan untuk atap yang terbuat dari rumbia atau jerami dapat tetap menggunakan warna dan tekstur aslinya. 63

Gambar V.7. Jenis Atap Sumber : id.wikipedia.7val.com Untuk shading digunakan pergola dengan tanaman rambat, jenis pergola dipilih karena masih memberikan celah-celah kecil untuk penetrasi sinar matahari yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Gambar V.8. Pergola V.3.1.2. Konsep Rumah Pohon & Rumah Panggung Konsep rumah pohon secara tidak langsung mirip dengan konsep rumah panggung dimana bangunan dibangun lebih tinggi dari permukaan tanah untuk menghindari ancaman binatang buas. Konsep rumah panggung ini kemudian diadopsi pada penataan ruang-ruang pada cottage. Konsep ini diterapkan pada ruang tidur karena orang membutuhkan rasa aman sewaktu tidur. 64

Gambar V.9. Rumah Pohon Sumber : www.qbgardens.org Selain ruang tidur, ruang bersantai juga didesain menggunakan konsep rumah pohon. Berbeda dengan ruang tidur yang mengambil konsep rumah panggung untuk keamanan, ruang bersantai dibangun dengan ketinggian Gambar V.10. Ruang Bersantai yang hampir sama dengan Sumber : www.buildingtreehouse.com ketinggian pohon, yaitu sekitar 3-4 meter dari permukaan tanah untuk memberikan jangkauan visual terhadap kawasan yang cukup jauh. Namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa cottage yang seluruh ruanganannya menggunakan konsep rumah pohon. 65

Antara cottage yang satu dan cottage yang lain kemudian akan dihubungkan melalui jembatan gantung yang terbentang diatas pohon. Jembatan gantung ini dibuat dari material kayu dan dibantu dengan struktur tali. Struktur rumah pohonnya sendiri tidak murni menggunakan pohon sebagai kolom, pada beberapa bangunan yang membutuhkan kolom lebih akan ditopang oleh kolom buatan yang menggunakan material kayu atau beton yang dilapisi kayu untuk tetap mempertahankan kesan natural pada bangunan. Gambar V.11. Jembatan Penghubung Sumber : blog.piajanebijkerk.com Balkon sebagai tempat untuk bersantai dan menikmati pemandangan sekitar Ornamen yang menandakan cirri khas taman wisata air Pergola yang ditumbuhi tanaman rambat untuk memberikan kesan natural Batang pohon digunakan sebagai struktur kolom yang menahan beban bangunan Kolom buatan tambahan untuk menahan beban Tangga dari kayu untuk pencapaian ke bangunan Gambar V.12. Konsep Rumah Pohon 66

Bukaan yang cukup lebar agar dapat melihat keadaan sekitar Jembatan penghubung antar bangunan, terbuat dari material kayu Pusat penghubung antar bangunan, juga sebagai tempat berkumpul dan bersantai Tali penahan yang berfungsi sebagai struktur dan juga sebagai railing Gambar V.13. Aplikasi Konsep Pada Site Ruang pertemuan / Pusat penghubung antar bangunan (yang berbentuk lingkaran pada gambar diatas) rencananya akan digunakan juga sebagai ruang bersantai. Pada ruangan ini akan diletakkan kursi dan meja sehingga ruangan ini dapat juga berperan sebagai restoran / café di ruang terbuka. Pengunjung dapat bersantai menikmati secangkir kopi sambil menikmati pemandangan alam di sekitar kawasan. Kolom penopang jembatan penghubung Gambar V.14. Pusat Penghubung 67

Cara Pemasangan Struktur Rumah Pohon 1. Kulit pohon di ratakan terlebih dahulu agar balok stuktur dapat menempel dengan sempurna pada batang pohon 2. Balok stuktur dipasang dengan sistem grid 3. Kemudian plat lantai dipasang diatas balok stuktur yang telah ada 4. Pemasangan Kolom 5. Penutup dinding di pasang dengan menggunakan kolom sebagai pengaku 6. Pemasangan kusen jendela dan pintu pada dinding. 68

7. Kemudian struktur atap dipasang bertumpu pada kolom yang telah ada sebagai penyalur beban ke balok struktur yang kemudian disalurkan ke batang pohon 8. Setelah bentuk dasar bangunan selesai dibangun, makan selanjutnya dibangun Jembatan sebagai akses menuju rumah pohon 9. Tahap terakhir adalah tahap Finishing bangunan (pengecatan, penataan perabot, dsb) Gambar V.15. Cara Pembuatan Rumah Pohon Sumber : www.corbintreehouse.com 69

V.3.2. Penataan Landscape V.3.2.1. Pengaturan Sirkulasi ke Kawasan Jalan menuju ke kawasan terdapat pada kawasan perhentian arung jeram (Jembatan Mendut). Dari jalan utama kira-kira 250m setelah jembatan Mendut, tepat di tikungan sebelum Candi Mendut, di buat jalan baru menuju ke Taman Wisata. Tikungan Candi Mendut Candi Mendut Jembatan Mendut Jalan Eksisting Jalan Buatan (ke site) Gambar V.16. Sirkulasi ke Site Sumber : www.googleearth.com & Dokumen Pribadi V.3.2.2. Pengolahan Kontur Kawasan Sungai Elo memiliki kontur tanah yang tidak rata dengan tingkat kemiringan tanah yang cukup signifikan. Kontur yang tidak rata ini beberapa akan dibiarkan seperti keadaan aslinya, dan beberapa ada yang diolah dengan teknik cut & fill khususnya tanah yang digunakan untuk area bangunan. Sehingga akan tercipta beberapa tingkat ketinggian kontur tanah. 70

Gambar V.17. Kontur Bertingkat Kontur tanah yang datar akan menimbulkan kebosanan dan terkesan monoton, sedangkan kontur tanah yang tidak rata dapat memberikan suatu pengalaman visual yang menarik. Kontur yang bertingkat ini kemudian diolah menjadi taman yang bertingkat. Gambar V.18. Jarak Pandang Namun tidak semua kontur tanah diubah, terutama kontur tanah yang sudah terbentuk secara alami dan ditumbuhi banyak vegetasi seperti yg terdapat di tepian sungai. Kontur yang diolah sebagian 71

besar adalah kontur tanah yang pada awalnya masih berupa lahan sawah, karena kontur pada lahan tersebut telah diubah dari kondisi alaminya menjadi persawahan. = Kontur yang berkemungkinan diolah = Kontur yang dibiarkan seperti apa adanya Gambar V.19. Pengolahan Kontur Sumber : www.googleearth.com & Dokumen Pribadi V.3.2.3. Konsep Gerbang Masuk Di jalan masuk ke dalam kawasan Taman Wisata Arung Jeram, di buat sebuah gerbang untuk memperjelas batas wilayah taman wisata sekaligus menjadi penanda kawasan wisata. Konsep gerbang masuk kawasan sendiri di desain dari 2 buah pohon yang berjejer. Pohon ini kemudian seolah disatukan oleh elemen-elemen lainnya sehingga Gambar V.20. Gerbang Pohon terlihat menjadi 1 kesatuan yang utuh. Diantara kedua pohon ini kemudian diberi tulisan Taman Wisata Arung Jeram 72

V.3.2.4. Sirkulasi Dan Parkir pada Kawasan Salah satu aspek yang wajib diperhatikan dalam perancangan taman wisata adalah sirkulasi dan parkir, karena taman wisata harus dirancang agar mampu menampung banyak wisatawan dan memberikan kenyamanan dalam hal sirkulasi. Jenis sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi terarah. Sirkulasi terarah dimaksudkan agar wisatawan yang datang tidak mengalami kebingungan dalam pencapaiannya ke taman wisata karena letaknya yang berada di dalam hutan. Signage-signage akan digunakan untuk memperjelas sirkulasi terutama pada percabangan jalan. Gambar V.21. Signage Pada Percabangan Untuk peletakan tempat parkir diusahakan dekat dengan tempat peristirahatan seperti restoran dan cottage agar wisatawan tidak perlu berjalan jauh, terutama bagi wisatawan yang telah melalui perjalanan yang melelahkan. 73

V.4. Konsep Perancangan Bangunan Publik & Semi Publik Bangunan Publik dan Semi Publik seperti hal nya restoran, tempat pemancingan, dan kantor dibangun menggunakan prinsip rumah panggung, dimana bangunan akan dibangun lebih tinggi dari permukaan tanah dengan tingkatan ketinggian yang berbeda-beda. Ketinggian yg berbeda-beda memberikan pengalaman visual yang berbeda di setiap lantainya Bentuk bangunan simple, menggunakan bentuk-bentuk dasar Lantai Bangunan dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah Jalan Setapak Kasir /Tempat Pemesanan Material yang dominan adalah material kayu Tempat Pemancingan buatan yang menjadi 1 dengan restoran Gambar V.22. Konsep Bangunan Restoran Gambaran diatas hanya merupakan bentuk kasar / konsep bangunan, bukan merupakan bentuk akhir bangunan. 74

V.5. Konsep Utilitas Pada Kawasan V.5.1. Konsep Saluran Air Bersih Saluran air bersih di kawasan ini menggunakan 2 bak penampungan yang berbeda yaitu bak penampungan untuk air minum dan bak penampungan untuk kebutuhan lainnya seperti mencuci, mandi, dsb. Untuk air minum berasal dari PAM yang ditampung di bak penampungan air minum. Sedangkan untuk air cucian dsb menggunakan bak penampungan khusus yang terpisah dari bak penampungan air minum. PAM Bak Penampungan Utama Bak Penampungan Cottage Pompa Bak Penampungan Fasilitas Lainnya Gambar V.23. Saluran Air Bersih Mata Kuliah Utilitas IV.5.2. Konsep Saluran Air Kotor Untuk saluran air kotor, setiap bangunan mempunyai septic tank tersendiri. Tiap 10 meter saluran air kotor diletaknya bak kontrol untuk mempermudah perbaikan seandainya terjadi kebocoran pipa. Untuk pembuangan yang berasal dari dapur melalui bak peresapan lemak terlebih dahulu. Kloset Bak Septic Tank BK Sumur Kontrol Peresapan Sinker Bak Kontrol Bak Peresapan Lemak Gambar V.24. Saluran Air Kotor Mata Kuliah Utilitas 75

IV.5.3. Konsep Sumber Energi Sumber energi listrik berasal dari PLN dan Genset (Generator Set). Genset hanya digunakan pada saat-saat tertentu ketika sumber listrik dari PLN terputus. PLN Genset Trafo Trafo Switch Board Sub Trafo Sekring Saklar Gambar V.25. Sumber Energi Mata Kuliah Utilitas 76

DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional, 2001. Pengusahaan Pariwisata Alam Berasaskan Konservasi hayati. BSN, Jakarta http://mentaree.blogspot.com http://catros.wordpress.com/2007/06/09/arung-jeram-bukan-olahraga-maut/ http://smayamtala2000.multiply.com/ http://catros.wordpress.com/2007/06/09/arung-jeram-bukan-olahraga-maut/ http://re-searchengines.com/tripangesti6-07.html http://navigasi.net/goart.php?a=ffmkrsar http://eastjava.com/news/2007/03/28/taman-wisata-selorejo-panorama-indah-danmedan-petualangan-malang-jatim/ Mediastika, Christina E. Ph.D, 2005. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Penerbit Erlangga, Jakarta. http://smayamtala2000.multiply.com/ http://www.magelangkota.go.id/ http://www.googleearth.com/ Ching, D.K, 1991. Arsitektur: Bentuk, Ruang & Susunannya. Penerbit Erlangga, Jakarta. http://dosen.palcomtech.ac.id/syahbana/tiuh/2007/01/psikologi-warna/ Aria, Barbara.1992, Outdoors/Indoors Interior Design with Natural Style. Thames adn Hudson : Britain. http://javarafting.com/ http://blog.piajanebijkerk.com/ http://buildingtreehouse.com/

http://www.qbgardens.org/ http://id.wikipedia.7val.com/ http://www.corbintreehouse.com/