PENGARUH KONSENTRASI HCl DAN Ph PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI ALBEDO DURIAN DAN APLIKASINYA PADA PROSES PENGENTALAN KARET

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT HCl PADA EKTRAKSI PEKTIN DARI KULIT PISANG AMBON

PENGAMBILAN PEKTIN DARI AMPAS WORTEL DENGAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN PELARUT HCl ENCER

EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca)

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

Pengaruh Suhu dan Waktu pada Proses Ekstraksi Pektin Dari Kulit Buah Nangka (Artocarpus Heterophyllus)

4.1. Penentuan Konsentrasi Gel Pektin dalam Cookies

TINJAUAN PUSTAKA. termasuk buah terpopuler di negara-negara ASEAN. Buah khas daerah tropis ini

PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT COKELAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

PENGARUH KONSENTRASI HCl DAN KOMPOSISI CAMPURAN KULIT PISANG PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT PISANG DAN APLIKASINYA PADA PROSES PENGENTALAN KARET

PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI TERBAIK DALAM PEMBUATAN PEKTIN DARI LIMBAH BUAH NANGKA (JERAMI DAN KULIT)

Pengaruh ph dan Waktu Ekstraksi Terhadap Karakteristik Pektin dari Kulit Coklat

PENGARUH LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU PEKTIN DARI KULIT DURIAN

PENGARUH KONSENTRASI HCl SEBAGAI PELARUT PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI LABU SIAM

PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN KONSENTRASI HCl UNTUK PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT JERUK BALI (Citrus maxima)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia dengan angka sebesar ton pada tahun Durian (Durio

VARIASI TINGKAT KEASAMAN DALAM EKSTRAKSI PEKTIN KULIT BUAH DURIAN VARIATION IN THE EXTRACTION PECTIN ACIDITY LEVEL DURIAN FRUIT SKIN

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

KARAKTERISASI PEKTIN DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KULIT PISANG MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI

EKSTRAKSI PEKTIN PADA KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENCIS) DENGAN VARIASI SUHU EKTRAKSI DAN JENIS PELARUT

PENGOLAHAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI PEKTIN DENGAN METODE EKSTRAKSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi dan berkembangnya dunia industri, ikut andil

PENGARUH WAKTU, TEMPERATUR, DAN JENIS PELARUT TERHADAP EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT JERUK BALI (CITRUS MAXIMA)

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman semangka (Citrullus vulgaris) merupakan tanaman yang berasal

METODE PENCUCIAN DAN PENYARINGAN PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

PENGARUH KONSENTRASI BAHAN PENGENDAP DAN LAMA PENGENDAPAN TERHADAP MUTU PEKTIN HASIL EKSTRAKSI DARI KULIT DURIAN

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.

PENGAMBILAN PEKTIN DARI LIMBAH INDUSTRI RUMAHAN SARI BUAH (Variabel Berat Bahan dan Konsentrasi Pelarut)

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

Ekstraksi Pektin Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) (Extraction pectin of pedada fruit (Sonneratia caseolaris))

METODE PENCUCIAN DAN PENYARINGAN PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT DURIAN

TINJAUAN PUSTAKA. sudah akrab dengan aroma, rasa, dan bentuk buah yang berduri. Buah khas daerah

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

BAB I PENDAHULUAN. pengisi, bahan perekat pada selai dan jeli, bahan penambah gizi dan stabilizer

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

Ekstraksi Pektin dari Limbah Kulit Buah Carica Dieng (Carica pubescens) Extraction Pectin Waste Of Skin Fruit Carica Dieng (Carica pubescens)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

PENGARUH SUHU EKSTRAKSI KULIT BUAH PAPAYA DENGAN PELARUT HCL 0,1N PADA PEMBUATAN PEKTIN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp.

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I-1

ISOLASI DAN KARAKTERISASI PEKTIN DARI KULIT NANAS

EKSTRAKSI PEKTIN DARI BERBAGAI MACAM KULIT JERUK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 67

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT PISANG KEPOK DENGAN PELARUT ASAM KLORIDA DAN ASAM ASETAT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

JURNAL. KUALITAS JELLY KULIT BUAH MARKISA (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener) DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI PEKTIN.

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

PENGARUH SUHU DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU PEKTIN KULIT PISANG KEPOK

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR PENGAMBILAN PEKTIN PADA BUAH TOMAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT MANGGA

pektat dan membentuk jembatan yang akan mengikat ion-ionlogam berat dalam suatu larutan(constenla dan Lozano, 2003).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG MIKRO PEKTIN ALBEDO DURIAN (Durio zibethinus murray)

KAJIAN EKSTRAKSI PEKTIN DARI LIMBAH JERUK RIMAU GERGA LEBONG (JERUK RGL) DAN JERUK KALAMANSI

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

PROSES PRODUKSI ALKOHOL MELALUI FERMENTASI BUAH

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): ISSN: December 2014 ABSTRAK

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

OPTIMALISASI EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH SUKUN (Artocarpus altilis) [The Optimalization of Pectin Extract from Sukun Peel (Artocarpus altilis)]

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Metodologi Penelitian

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

Pengaruh Pre-Treatment Bahan Baku dan Waktu Ekstraksi terhadap Karakteristik Pektin Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca)

Peralatan dan Metoda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa sapientum)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix PENDAHULUAN... 1

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI HCl DAN Ph PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI ALBEDO DURIAN DAN APLIKASINYA PADA PROSES PENGENTALAN KARET Yuli Ristianingsih *), Iryanti Fatyasari Nata, Dian Sylvana Anshori dan I Putu Andhika Putra Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat *Email : risschma.tekim0213@gmail.com Abstrak: Durian adalah tanaman yang tahan terhadap iklim kering sehingga dapat tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Albedo durian merupakan sumber pektin yang potensial karena di dalamnya terkandung senyawa pektin. Untuk menguraikan pectin dalam albedo durian dapat dilakukan dengan proses ekstraksi asam karena kemungkinan terjadinya pectin jauh lebih sedikit daripada ekstraksi basa. Pada penelitian ini akan dilakukan ekstraksi pectin dengan bahan baku albedo durian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kosentrasi pelarut dan PH dari albedo durian, mendapatkan kondisi operasi optimum dari ekstraksi pectin albedo durian dan membandingkan data waktu pengentalan karet dengan menambahkan pectin atau tanpa pektin. Penelitian dilakukan dengan waktu ekstraksi 60 menit dengan temperatur ekstraksi 90 0 C dan massa albedo durian 20 gram. Variasi perubah yang digunakan adalah konsentrasi pelarut HCl (0,2; 025; 0,3 dan 0,35N) dan variasi PH (1,2; 2; 2,5 dan 3). Pectin yang diperoleh kemudian diaplikasikan untuk proses pengentalan karet dengan variasi pectin yang digunakan adalah sebagai berikut (1:5; 2:5; 3:5 dan 4:5). Kadar pektin yang didapat pada penelitian ini berkisar antara 3,09 g-17,91 g. Kadar metoksil yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 2,430%-3,13%, sedangkan kadar galakturonat yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 67,65%-82,02% dan waktu pengentalan karet tercepat adalah 5 menit dengan rasio pectin dan karet adalah 5:5. Kata kunci : Pektin, ekstraksi asam, metoksil, galakturonat Abstract: Pectin is a complex polysaccharides compound which contained in plant cell walls. It is used in food manufacturing processes, adsorbent for waste water treatment and coagulant for rubber industry. Albedo durian was one of the potential sources of pectin, because albedo durian is consist of pectin compound. Acid extraction process was used to decompose pectin compound which contained in albedo durian. In this research, twenty grams of albedo durian was reacted with hydrochloric acid using stirred tank reactor. This process was conducted at temperature 90 0 C for 1 hour in various solvent concentration and PH. The purpose of this research was to study the effect of solvent concentration and PH in pectin extraction process and the effect of adding pectin in process of latex coagulation. The result showed that the higher PH and solvent concentration, the higher yield of pectin. The maximum yield of pectin which was obtained in this research is 89.55%. The methoxyl contain and galacturonic which was obtained in this research between 2.430-3.13% and 67.65-82.02%, rescpectively. The Minimum time for latex coagulation about 5 minute using ratio pectin and latex 5:5. Keywords : Pectin, acid extraction, methoxyl, galacturonic PENDAHULUAN Albedo atau kulit bagian dalam durian merupakan salah satu limbah buah durian dan tidak memiliki nilai ekonomi. Kulit Durian secara proporsional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan bahan tesebut dapat digunakan dalam pembuatan pektin (Frandy, 2013). Pektin adalah senyawa polisakarida kompleks yang terdapat dalam dinding sel tumbuhan dan dapat ditemukan dalam berbagai jenis tanaman pangan. Wujud pektin hasil ekstraksi adalah berbentuk serbuk berwarna putih kecoklatan (Lestari, 2013). 30 Pektin adalah golongan substansi yang terdapat dalam sari buah yang membentuk larutan koloidal dalam air dan berasal dari perubahan protopektin selama proses pemasakan buah. Dalam kondisi yang cocok, pektin dapat membentuk suatu gel. Asam-asam poligalakturonat yang terdiri dari unit-unit asam-asam anhidro galakturonat merupakan kerangka dasar dari semua pektin. Hidrolisis pektin dari buah apel dan alkali akan menghasilkan asam galakturonat dan metil alkohol. Komponen pektin bervariasi tergantung dari sumbernya. Pektin dari umbi bit mengandung gugus asetil. Pektin buah-buahan mengandung metoksil yang bervariasi (Izza, 2011).

Pektin adalah suatu koloid yang reversible. Pektin dapat larut dalam air, diendapkan, dipisahkan, dikeringkan, dan dilarutkan kembali tanpa kehilangan kapasitas pembentukan gelnya. Pektin diendapkan oleh alkohol, dan digunakan tidak hanya dalam identifikasi tetapi juga dalam pembuatan pektin komersial. Sekarang telah ditemukan pektin dengan kandungan metoksil yang rendah yang memiliki kemampuan untuk membentuk gel dengan kadar gula yang rendah atau bahkan dalam kondisi yang khusus tanpa gula. Pemisahan pektin dari jaringan tanaman dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Pektin dapat larut dalam beberapa macam pelarut seperti air, beberapa senyawa organik, senyawa alkalis dan asam. Dalam ekstraksi pektin terjadi perubahan senyawa pektin yang disebabkan oleh proses hidrolisis protopektin. Proses tersebut menyebabkan protopektin berubah menjadi pektinat (pektin) dengan adanya pemanasan dalam asam pada suhu dan lama ekstraksi tertentu. Apabila proses hidrolisis dilanjutkan senyawa pektin akan berubah menjadi asam pektat(nurhikmat, 2003). Protopektin Basa Hidrolis Asam pektat Pektin Hidrolis Gambar 1. Skema Perubahan Protopektin Menjadi Pektin dan Asam Pektat Nurhikmat (2003) yang melakukan ekstraksi pektin dari apel lokal dengan menggunakan pelarut asam sitrat. Hasil penelitian yang diperoleh untuk ph 2,6 dan waktu hidrolisis 54 menit didapat pektin berbentuk gel yang mempunyai kadar air yaitu 21-22%, total asam 6-6,5% dan rasio gula invert dengan sakarosa sebesar 0,55. Budiyanto dan Yulianingsih (2008) juga meneliti tentang ekstraksi pektin namun dari bahan kulit coklat dan menggunakan pelarut asam klorida 5%. Dari hasil percobaan diperoleh kondisi optimum pada ph 2,871 dan berat pektin sebesar 2,836 g. Novita (2013) mengatakan bahwa kandungan kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pektin. Pektin yang diperoleh dari kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai pengental dalam pembuatan cendol atau dapat dijadikan sebagai tepung. Pektin dapat bercampur dalam air dan tersebar didalamna membentuk koloid. Koloid pektin termasuk jenis hydrophilic (senang air), reversibel, dimana sifat fisiknya akan kembali seperti semula jika diendapkan, dikeringkan dan dilarutkan lagi. 31 Ekstraksi pektin dengan menggunakan pelarut asam merupakan cara ekstraksi yang umum digunakan karena kemungkinan terjadi kerusakan pektin lebih sedikit. Guna memperoleh hasil ekstraksi yang optimal diperlukan pengaturan tingkat keasaman (ph), suhu dan lama hidrolisis. Tingkat keasaman (ph) ekstraksi pektin juga perlu diatur (Nurhikmat, 2003). Kondisi ekstraksi pektin berpengaruh terhadap karakteristik pektin dan sifat fisik pektin tergantung dari karakteristik kimia pektin. Suhu yang tinggi selama ekstraksi dapat meningkatkan rendemen pektin. Suhu yang agak tinggi akan membantu difusi pelarut ke dalam jaringan tanaman dan dapat meningkatkan aktivitas pelarut dalam menghidrolisis pektin yang umumnya terdapat di dalam sel primer tanaman, khususnya pada lamella tengah. Waktu ekstraksi yang terlalu lama akan mengakibatkan terjadinya hidrolisis pektin menjadi asam galakturonat. Pada kondisi asam, ikatan glikosidik gugus metil ester dari pektin cenderung terhidrolisis menghasilkan asam galakturonat (Budiyanto dan Yulianingsih, 2008). Suhu ekstraksi yang tinggi menyebabkan peningkatan energi kinetik larutan sehingga difusi pelarut ke dalam sel jaringan semakin meningkat pula. Hal ini berakibat terlepasnya pektin dari sel jaringan sehingga pektin yang dihasilkan semakin banyak. Kadar air yang tinggi disebabkan suhu yang rendah tidak mampu menguapkan air pada pektin, sebaliknya semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu ekstraksi akan meningkatkan penguapan jumlah air selama proses ekstraksi sehingga mempermudah proses pengeringan. Semakin tinggi tingkat kemurnian pektin, kadar abu dalam pektin semakin rendah. Kadar metoksil pektin semakin tinggi dengan meningkatnya suhu dan semakin lamanya waktu ekstraksi. Kecenderungan kadar galakturonat semakin tinggi dengan meningkatnya suhu dan bertambahnya waktu karena reaksi hidrolisis protopektin menjadi pektin yang komponen dasarnya asam D- galakturonat (Budiyanto dan Yulianingsih, 2008). Selama proses ekstraksi, akan terjadi proses hidrolisis sakarosa menjadi gula invert-nya (glukosa dan fruktosa). Gula invert sangat berpengaruh terhadap pembentukan gel karena kristalisasi sakarosa dalam substrat yang sangat kental dapat dihambat. Diperlukan keseimbangan antara kadar sakarosa dengan gula invert-nya, dimana gula invert tidak lebih besar dari kadar sakarosanya (Nurhikmat, 2003). Menurut Akhmalludin dan Kurniawan (2009), semakin lama waktu operasi maka berat pektin yang didapat akan semakin besar. Kenaikan berat pektin sejalan dengan suhu operasi. Perlakuan pencucian sampel dengan alkohol menghasilkan jumlah pektin yang tidak jauh

berbeda dengan sampel pencucian tanpa alkohol, tetapi memberikan warna yang lebih baik yaitu kuning keputihan. Pektin telah banyak digunakan, baik pada industri pangan, kesehatan maupun industri karet. Pektin dalam industri pangan digunakan dalam pembuatan produk selai, jelly, pengental sari buah, pembuatan permen, emulsion flavor, saos salad, dan zat emulsi. Dalam industri makanan dan minuman pektin dipakai sebagai bahan pembuat tekstur yang baik pada roti dan keju, bahan pengental dan stabilizer, untuk pembuatan selai diperlukan pektin dengan derajat metilasi 74, artinya 74% dari gugus karboksil mengalami metilasi. Pada industri karet pectin digunakan sebagai bahan pembantu dalam proses pengentalan lateks, memperbaiki warna, konsistensi kekentalan, dan stabilitas produk yang dihasilkan (Lestari, 2013). Pektin yang diperoleh kemudian diaplikasikan untuk proses pengentalan karet. 5 ml getah karet dicampur dengan pektin dengan perbandingan berat karet (gr) dan volume getah karet (ml) adalah sebagai berikut: 1:5; 2:5; 3:5; 4:5 dan 5:5 METODE PENELITIAN Alat Alat utama yang digunakan seperti Gambar 2 pada penelitian ini adalah seperangkat alat ekstraksi (kondensor, termometer, labu leher tiga, motor pengaduk, pemanas mantel, statif dan klem). 1 3 6 7 2 4 5 Keterangan: 1. Motor pengaduk 2. Pengaduk mekanik 3. Pendingin balik 4. Termometer 5. Labu leher tiga 6. Pemanas mantel 7. Penyangga Gambar 2 Rangkaian Alat Ekstraksi Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah albedo durian medan, akuades, HCl 0,2N; 0,25N; 0,3N; 0,35N, NaOH 0,1N; 025N,aseton, etanol 96%, indicator phenolphthalein, indikator bromthymol blue, kertas saring, kain saring,dan aluminum foil. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian pembuatan pektin berbahan baku albedo durian dapat dilihat pada Gambar 3 berikut: Gambar 3 Skema Prosedur Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Tabel 1 Massa Pektin Hasil Penelitian ph Konsentrasi HCl 2,0 7,70 g 3,09 g 8,40 g 10,10 g 2,5 11,50 g 6,96 g 12,16 g 10,40 g 3,0 11,90 g 14,84 g 17,91 g 13,36 g Tabel 2 Nilai Analisis Kadar Galakturonat Pektin Hasil Penelitian ph Kadar Galakturonat (%) 2,0 67, 760 67,936 67,584 67,654 2,5 74,870 74,976 74,976 75,081 3,0 81,840 81,558 81,664 82,016 32

Tabel 3 Nilai Analisis Kadar Metoksil Pektin Hasil Penelitian ph Kadar Metoksil (%) 2,0 2,449 2,480 2,418 2,430 2,5 2,585 2,604 2,604 2,622 3,0 3,131 3,081 3,100 3,100 Tabel 4 Pengaruh Konsentrasi Pektin terhadap Waktu Pengentalan Karet Rasio Waktu Pengentalan (menit) 1:5 1200 2:5 720 3:5 240 4:5 15 5:5 5 Pembahasan Untuk menguraikan pektin dalam albedo durian dapat dilakukan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut tertentu. Adapun pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi kali ini adalah HCl. Penggunaan HCl dikarenakan sifat HCl sebagai asam kuat sehingga ion H + lebih cepat terlepas menyebabkan terjadinya degradasi yang mengakibatkan ikatan rantai galakturonan terlepas. Disini asam dengan adanya ion H + berfungsi selain memecahkan ikatan protopektin dengan senyawa-senyawa dalam dinding sel albedo durian juga menyatukan satu molekul pektin dengan molekul pektin yang lain, sehingga terbentuk sebuah jaringan yang dapat memerangkap air. Proses ekstraksi dilakukan selama 60 menit dengan variasi konsentrasi HCl 0,2N;0,25N;0,3N;0,35N dan ph 2;2,5;3. Hubungan kadar metoksil terhadap PH pada pektin hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Dari Gambar 4 menunjukkan kadar metoksil yang semakin meningkatseiring dengan bertambahnya ph. Dari uji kadar metoksil ini didapat kadar metoksil sebesar 2,418-3,13% dimana angka tersebut menyatakan bahwa produk pektin tersebut tergolong berkadar metoksil rendah.hal ini lebih menguntungkan karena pektin bermetoksil rendah dapat langsung diproduksi tanpa melalui proses demetilasi. Dimana demetilasi adalah proses yang melibatkan 5- metilsitosina glikosilase melalui jalur koreksi DNA dengan pemotongan basa (Jorg, 2009). 33 Gambar 4 Hubungan PH Terhadap Kadar Metoksil Pada Pektin Kadar galakturonat dan muatan molekul pektin memiliki peranan penting dalam menentukan sifat fungsional larutan pektin. Kadar galakturonat dapat mempengaruhi struktur dan tekstur dari gel pektin. Hubungan antara konsentrasi HCl dengan kadar galakturonat yang dihasilkan dapat ditunjukkan oleh Gambar 5. Gambar 5 Hubungan PH Terhadap Kadar Galakturonat Pada Pektin Dari Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin tinggi ph dan konsentrasi maka semakin tinggi kadar galakturonat. Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak ion H + dimana ion H + berfungsi selain memecahkan ikatan protopektin dengan senyawasenyawa dalam dinding sel albedo durian juga menyatukan satu molekul pektin dengan molekul pektin yang lain, sehingga terbentuk sebuah jaringan yang dapat memerangkap air sehingga tekstur pektin yang dihasilkan saling terikat (Constenla dan Lozano, 2003). Dari penelitian didapat kadar galakturonat pada masing masing konsentrasi berkisar67,584% - 82,016%. Dari hasil tersebut menunjukkan yang dapat digunakan pada pengentalan makanan hanya pada konsentrasi 0,2N dalam kondisi ph 2 karena kadarnya dibawah 70%. Aplikasi pektin pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil pektin dengan kadar

galakturonat tertinggi yaitu 88% yang dihasilkan dari pektin dengan konsentrasi HCl 0,35N. Metode yang dilakukan adalah pencampuran dimana rasio antara massa pektin (g) dan volume karet (ml) mentah adalah 1:5; 2:5; 3;5; 4:5; dan 5:5. Hasil aplikasi pektin dapan dilihat pada Gambar 6 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio maka semakin cepat waktu pengentalan. Izza 2011. Selai, Pektin, dan Pembuatannya. http://anfieldfullofideas.blogspot.com/2011/10/selai-pektindan-pembuatannya.html Lestari, I. 2013. Pengertian dan Definisi Pektin. Kamusq.com. Novita, C. 2013. Kulit Buah Durian. isp.fkip.uns.ac.id/durian-dan-kandungankulitnya-more-benefit-for-us/. Nurhikmat, A. 2003. Ekstraksi Pektin dari Apel Lokal: Optimalisasi ph dan Waktu Hidrolisis. Widyariset, 4, 23-31. Gambar 6 Hubungan Berat Pektin Terhadap Waktu Pengentalan Karet Hal ini disebabkan semakin banyak pektin yang di tambahkan maka semakin besar luas permukaannya sehingga pengikatan air pada karet mentah akan semakin cepat. Dari penelitian didapat waktu pengentalan berturut turut 1200 menit, 720 menit, 240 menit, 15 menit, dan 5 menit. Sedangkan waktu pengentalan karet tanpa penambahan pektin membutuhkan waktu selama 1440 menit. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kadar pektin yang didapat daripenelitian ini berkisar antara 0,2 g - 20,13 g. 2. Kadar metoksil yang diperoleh berkisar 2,418 3,13 % dan tergolong bermetoksil rendah sehingga tidak perlu proses demetilasi. Kadar galakturonat yang diperoleh berkisar 67,584% - 82,016% menunjukkan bahwa pektin yang dihasilkan dapat digunakan pada makanan dan pengentalan karet. 3. Semakin banyak pektin yang ditambahkan maka semakin cepat waktu pengentalan yang diperlukan. DAFTAR PUSTAKA Budiyanto, A. & Yulianingsih 2008. Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi terhadap Karakter Pektin dari Ampas Jeruk (Citrus nobilis L). J- Pascapanen, 5, 37-44. Constenla, D. dan J. E. Lozano, 2003, Kinetic Model of Pectin Demethylation, Latin American Applied Research 33: 91 96. Frandy 2013. Manfaat Kulit Durian. Universitas Muhamadiyah Malang: Malang. 34