BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

I. PENDAHULUAN. dunia perbankan semakin ketat. Tantangan di dunia perbankan akan semakin sulit

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bankirnews, Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Perbankan adalah lembaga

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

Jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

ANALISI TINGKAT KESEHATAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA. TBK DENGAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC)

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian. Dengan memberikan kredit kepada sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

Pengaruh Metode Camels Dan Rgec Terhadap Harga Saham

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank QNB Indonesia Tbk Periode Menggunakan Metode RGEC

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN RGEC PADA PT. BANK BNI (PERSERO), TBK PERIODE Nama : Darel Akhir Syawal NPM : Jurusan : Akuntansi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam memajukan perekonomian negara, dunia perbankan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa dan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS. Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan individu

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan merupakan sektor yang paling utama dalam berperan memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari terlaksananya fungsi perbankan seutuhnya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Menurut Kuncoro, et al. (2002) dalam Setiaji (2011), fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi yaitu menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang. Untuk dapat melakukan kegiatan dengan baik maka sebuah institusi bank haruslah dalam keadaan sehat. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter (Permana, 2012:2). Artyka (2015) menyatakan bahwa pada saat ini dunia perbankan mengalami persaingan yang semakin ketat karena kondisi perekonomian yang semakin terbuka. Selain itu tantangan dunia perbankan semakin sulit dengan diterapkannya Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Pada tanggal 9 Januari 2004, Gubernur Bank Indonesia telah mengumumkan implementasi API. API merupakan kebijakan pemerintah terhadap

dunia perbankan di indonesia yang penerapannya akan dilaksanakan pada tahun 2010. Kebijakan API ini membahas tentang struktur perbankan yang sehat, pengawasan yang independen, dan perlindungan nasabah. Salah satu 3 kebijakan API adalah penetapan modal minimum untuk bank umum sebesar Rp100 miliar dan untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar Rp 10 miliar. Kebijakan API ini menuntut setiap bank berlomba lomba dalam menghimpun dana dari masyarakat. Hal ini merupakan suatu langkah yang baik untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan untuk lebih memperkuat fundamental perbankan nasional dalam jangka panjang. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor yaitu Capital (Permodalan), Asset (Aktiva), Management (Manajemen), Earnings (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas) yang disingkat dengan istilah CAMEL yang kemudian ditambahkan dengan menggunakan pengukuran pada aspek Sensitivity to Market Risk (sensitivitas pasar) sehingga menjadi CAMELS. (Minarrohmah, 2014). Oleh karena itu, Bank Indonesia melakukan langkah strategis dalam mendorong penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan pendekatan risiko yang mencakup penilaian terhadap empat faktor yaitu Risk Profile (Profil Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), dan Capital (Permodalan) yang selanjutnya disebut dengan metode RGEC. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. (Puspita, 2014). Lapotan keuangan menjadi aspek terpenting dalam melihat tingkat kesehatan perbankan. Handayani (2005) menyatakan bahwa kinerja dan kesehatan sebuah bank

dapat diukur melalui laporan keuangan yang diterbitkan setiap akhir periode, berupa gambaran posisi keuangan, perkembangan usaha (laporan laba rugi) dan besar risiko yang nantinya diinformasikan kepada pihak luar bank (bank sentral, masyarakat umum, dan investor). Menurut Bank Of Settlement, bank dapat dikatakan sehat apabila bank tersebut dapat melaksanakan pengendalian terhadap aspek modal, aktiva, rentabilitas, manajemen dan aspek likuiditasnya. Semakin sehat kondisi suatu bank maka kinerja bank tersebut semakin baik. Berdasarkan teori sinyal yang menjelaskan tentang tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang memberikan informasi kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek suatu perusahaan. Modigliani dan Miller (MM) (1958; dalam Brigham dan Houston, 2013: 184) mengasumsikan bahwa investor dan manajer memiliki kesamaan informasi mengenai prospek suatu perusahaan. Pada kenyataannya, manajer seringkali memiliki informasi yang lebih baik daripada investor (asymmetric information). Menurut Mai (2013), Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan sentimen positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatkan harga dipasar, maka akan meningkatkan laba perusahaan. Menurut Undang Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarkat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi utama bank

adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Beberapa peran bank antara lain sebagai tempat sebagai tempat pengalihan aset (asset transmutation), sebagai tempat melakukan transaksi (transaction), sebagai tempat likuiditas (liquidity), dan sebagai tempat efisiensi (efficiency). (Totok Budisantoso dan Nuritomo, 2014) Menurut Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kulaitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati hatian. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan risiko dengan metode RGEC dengan pedoman selengkapnya mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yaitu : penilaian Risk Profile (Profil Risiko), penilaian Good Corporate Governance (GCG), penilaian Earning (Rentabilitas), dan penilaian Capital (Permodalan). Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008: 113) adalah kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi. Menurut Chariri dan Ghazali ( 2001 : 302 ) laba merupakan perbedaan pendapatan yang direalisasi, transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan

dengan pendapatan tersebut. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Salah satu manfaat laba adalah untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan tahun yang akan datang ( Will et al, 2005:29) Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004 : 230) dalam bukunya Financial Accounting Standard Board, laba terdiri dari empat elemen yaitu, pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss), pengertian masing-masing elemen tersebut adalah pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya atau kombinasi dari keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan oleh entitas tersebut. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik Pertumbuhan laba atau earning growth adalah ukuran yang membandingkan seberapa besar peningkatan atau penurunan laba setiap tahunnya. Pertumbuhan laba menunjukkan adanya peningkatan atas penerimaan laba periode sekarang terhadap

penerimaan laba periode yang lalu (comperative), dan laba merupakan ukuran yang penting digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen. Namun tidak selalu suatu perusahaan mengalami pertumbuhan laba. Perubahan itu sendiri dapat berupa peningkatan atau perubahan positif (laba), penurunan/perubahan negatif (rugi) atau sama seperti periode yang lalunya (Husnan, 2003:288). Berbagai hasil penelitian terdahulu tentang faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan laba telah banyak dilakukan. Hidayatullah (2012) menunjukkan hasil bahwa Rasio CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba dan rasio NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2016) menunjukkan bahwa rasio Non Performing Financial berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan GCG, ROA, dan CAR berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fathoni et al (2012) menyatakan bahwa CAR, NPL, dan ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Dan penelitian yang dilakukan oleh Aulia Rifani (2013) menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laba dan Good Corporate Governance berpengaruh signifikan negatif terhadap hubungan manajemen laba dan kualitas laba. Untuk dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan laba khususnya dalam perusahaan bank dapat digunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut didapat dengan cara menganalisa laporan keuangan dari suatu perusahaan bank yang meliputi profil risiko, tata kelola perusahaan, rentabilitas dan permodalan. Non Performing Loan (NPL) mencerminkan resiko kredit, semakin kecil NPL maka semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) menurut SK BI NO. 9/12/DPNP, semakin

kecil skor GCG maka kualitas manajemen dalam menjalankan operasional bank sangat baik sehingga bank bisa mendapatkan laba. Return On Assets (ROA), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Bank indonesia mengisyaratkan tingkat ROA yang baik diatas 1,22%. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Capital Adequacy Ratio (CAR) dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Menurut SK BI NO. 30/11/KEP/DIR/tgl. 30 April 1997, nilai CAR perusahaan bank tidak boleh kurang dari 8%. Pengaruh Non Performing Loan, (Good Corporate Governance), Return On Asset (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pertumbuhan laba dapat dijelaskan melalui teori sinyal. Teori sinyal menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki inisiatif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi. Sinyal perusahaan akan direspon oleh stakeholder sebagai sinyal positif ataupun negatif. Berbagai respon yang diberikan oleh stakeholder akan mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan dan berdampak pada perubahan nilai perusahaan. Sinyal kepada pengguna laporan keuangan, dan dapat bermanfaat bagi investor untuk mengetahui dengan jelas kondisi suatu bank tersebut. Nilai ROA yang tinggi memberikan sinyal positif bagi investor karena perusahaan mampu menghasilkan laba. Sinyal good news dapamenggt berupa kinerja perusahaan perbankan yang mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news dapat berupa penurunan kinerja yang semakin mengalami penurunan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Hidayatullah (2012), Wulandari (2016), Fathoni et al (2012), dan Aulia Rifani (2013). Perbedaan yang dapat dijabarkan atas penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada jumlah variabel independen yang berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menggunakan Rasio RGEC terhadap pertumbuhan laba yang terhitung karena pada penelitian sebelumnya menggunakan Rasio CAMELS, manajemen laba dan kualitas laba. Alasan peneliti mengambil Rasio RGEC terhadap pertumbuhan laba adalah apakah terdapat perbedaan hasil penelitian antara Rasio CAMELS terhadap pertumbuhan laba yang sudah dilakukan dengan Rasio RGEC terhadap pertumbuhan laba perbankan yang akan dilakukan Berdasarkan Latar Belakang diatas maka peneliti mengambil judul: Implementasi Pendekatan Profil Risiko, Tata Kelola Perusahaan, Rentabilitas dan Permodalan Terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. 1.2. Perumusan Masalah Beberapa penelitian mengenai tingkat kesehatan bank dengan pendekatan Profil Risiko, Tata Kelola Perusahaan, Rentabilitas dan Permodalan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya menunjukkan adanya senjang penelitian (Research Gap) terhadap faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba perbankan. Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan, maka pertanyaan penelitian yang akan dikemukakan adalah : 1. Apakah Profil Risiko berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan?

2. Apakah Tata Kelola Perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan? 3. Apakah Rentabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan? 4. Apakah Permodalan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh Profil Risiko terhadap pertumbuhan laba perbankan? b. Untuk mengetahui Tata Kelola Perusahaan terhadap pertumbuhan laba perbankan? c. Untuk mengetahui pengaruh Rentabilitas terhadap pertumbuhan laba perbankan? d. Untuk mengetahui pengaruh Permodalan terhadap pertumbuhan laba perbankan? 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut ini: 1. Kegunaan teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wacana dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang perekonomian pada umumnya dan penelitian pasar modal mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan laba perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

mengkonfirmasi hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai pertumbuhan laba yang masih belum konsisten. 2. Kegunaan praktis Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana dalam memberikan penilaian mengenai pertumbuhan laba perusahaan perbankan yang mengacu pada kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.