kegiatan menuntut efisiensi dalam menjalankan usaha, antara lain dengan cara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan perencanaan pajak (tax planning). Melaksanakan. peraturan merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap subyek

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber utama penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. berlaku diberbagai negara. Pandiangan (2008:5) menunjukkan bahwa. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kalinya dilakukan pembaruan sistem perpajakan nasional melalui reformasi

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Banyak perusahaan yang mengidentikkan membayar pajak sebagai beban sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

Judul : Perencanaan Pajak CV. Rajawali atas perubahan status menjadi PT. (Perseroan Terbatas). Nama : Sherly Nim : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan dana tersebut mendorong pemerintah untuk mencari dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia adalah sistem. self assessment yang mengharuskan Wajib Pajak untuk menghitung,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dipungut kepada obyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha dan perdagangan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, pajak merupakan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh bangsa Indonesia adalah self assysment system, dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memerlukan sumber daya alami, baik dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak menjadi salah-satu sumber penerimaan kas negara. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. sistem ini dikenal dengna nama Self Assessment. Melalui sistem tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk membiayai kegiatan pembangunan dan kegiatan rutin

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor perpajakan, pajak yang merupakan hasil pungutan dari rakyat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber utama penerimaan yang potensial untuk negara dalam. membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. sejak saat itulah Indonesia menganut Self Assessment System. di Indonesia memberi kepercayaan kepada pengusaha kena pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan negara tersebut, maka perlu adanya penyempurnaan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sekian banyak kasus yang menimpa Indonesia, saat ini kasus pajak menempati peringkat kedua setelah kasus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar an Umum Objek Pe nelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pajak langsung, dan pajak tidak langsung. Contoh pajak langsung adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat bertahan dari dampak krisis tersebut. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III DASAR HUKUM DAN IMPLEMENTASI EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI PASAR TEBET BARAT DAN PASAR TEBET TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN. penting sehingga setiap tahun target penerimaan pajak semakin ditingkatkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BABl PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. besar dan potensial untuk sumber penerimaan pajak. Oleh sebab itu penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar bagi pemerintah untuk menggalakkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya program pemerintahan dan pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KONSEP DAN KERANGKA MANAJEMEN PERPAJAKAN (Disampaikan pada Pra Perkuliahan M2B Program Pascasarjana UPI, 25 Agustus 2007)

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan go public yang di

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

02FEB. Manajemen Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan perpajakan terdapat perbedaan antara pemerintah dengan wajib pajak,

BAB I PENDAHULUAN. banyak penduduknya, dan sebagai negara yang sedang membangun masih

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk

3) Penundaan atau Perpanjangan Penyampaian SPT

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini yang sangat kompetitif di semua sektor kegiatan menuntut efisiensi dalam menjalankan usaha, antara lain dengan cara agar pembiayaan dapat dilakukan seefisien mungkin termasuk juga pembayaran Pajak. Pergeseran struktur ekonomi dari agraris (yang bersifat ekstraktif) ke arah industri mengakibatkan semakin raeningkatnya peranan penerimaan pajak terhadap pembiayaan pembangunan. Seiring dengan itu dalam fungsi budgetnya, pajak dimanfaatkan sebagai pengumpul dana untuk pembiayaan kegiatan pemerintah. Pajak diharapkan dapat menghasilkan penerimaan yang pantas (adequacy) dan stabil secara terus menerus (continue). Sebagai instrumen pengatur (regulator), pajak dimaksudkan dapat mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu setiap orang/badan yang berdomisili dan memperoleh penghasilan harus selalu mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan perpajakan sehingga dapat melaksanakan kewajiban perpajakan yang benar. Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, salah satu dari ciri dan corak sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah bahwa anggota masyarakat wajib pajak diberi 1

kepercayaan untuk dapat melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, mempernitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang {self assessment). Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti bahwa penentuan penerapan besarnya pajak yang terutang dipercayakan kepada wajib pajak sendiri dan melaporkannya secara teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-iindangan perpajakan. Pengurangan pajak yang juga berarti meminimalkan biaya dapat dan diperbolehkan sepanjang tidak melanggar perundang-undangan yang berlaku. Usaha pengurangan (penghematan) pajak dapat dilakukan antara lain dengan cara penggelapan pajak {tax evasion) dan penghindaran pajak {tax avoidance). Penggelapan pajak merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan jalan melanggar peraturan perpajakan, seperti memberikan data keuangan yang palsu atau menyembunyikan data. Penggelapan pajak ini tidak sejalan dengan prinsip manajemen. Sedangkan penghindaran pajak adalah usaha pengurangan pajak namun tetap memenuhi ketentuan-ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Penghindaran pajak ini diperlukan wajib pajak untuk mengurangi (menghemat) pajak. Pada dasamya usaha penghematan pajak berdasar the least and latest rule, yaitu wajib pajak selalu berusaha menekan pajak sekecil mungkin dan menunda pembayaran pajak selambat mungkin sebatas masih diperkenankan peraturan perpajakan. Menekan pajak sekecil mungkin dilakukan dengan raenekan penghasilan atau memperbesar biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari

penghasilan {deductions) sehingga Penghasilan Kena Pajak (PKP) menurun atau memanfaatkan hal-hal yang belum diatur dalam peraturan perpajakan. Usaha pembayaran pajak selambat mungkin dilakukan dengan memanfaatkan peraturan perpajakan yang ada, seperti sesuai dengan pasal 14 ayat 1 sampai dengan 7 Undang-undang Nomor 17 tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undangundang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-536/PJ./2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto Bagi Wajib Pajak yang Dapat Menghitung Penghasilan Neto dengan Menggunakan Norma Penghitungan, yang pada intinya adalah adanya pilihan bagi orang pribadi dengan peredaran bruto usaha atau pekerjaan bebas dibawah Rp. 600.000.000,00 dalam 1 (satu) tahun untuk dapat menyelenggarakan pembukuan ataupun pencatatan (Norma Penghitungan) guna memperoleh data tentang penghasilan netonya. Penundaan pembayaran pajak selambat mungkin juga berkaitan erat dengan konsep time value ofmoney. Berkaitan dengan adanya pilihan bagi wajib pajak orang pribadi dengan peredaran bruto usaha atau dari pekerjaan bebas di bawah Rp. 600.000.000,00 dalam 1 (satu) tahun, diperkenankan untuk menyelenggarakan pembukuan ataupun pencatatan guna mengetahui peredaran brutonya dalam satu tahun, dengan konsekuensi bagi yang memilih menggunakan pencatatan cara menghitung penghasilan netonya adalah dengan mengalikan norma penghitungan dengan peredaran bruto dari usaha atau pekerjaan bebas dalam satu tahun tanpa memperhitungkan lagi adanya biaya-biaya yang berkaitan dengan usaha wajib

pajak, sedangkan bagi yang memilih untuk menyelenggarakan pembukuan untuk memperoleh penghasilan neto yaitu dengan mengurangkan penghasilan bruto usaha atau pekerjaan bebas dengan biaya-biaya yang diperkenankan oleh Undang- Undang Pajak Penghasilan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membandingkan pajak penghasilan terutang wajib pajak orang pribadi yang dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan yang memilih untuk menyelenggarakan pembukuan dengan yang memilih melakukan pencatatan (Norma Penghitungan). Sehingga diharapkan dari perbandingan tersebut dapat diketahui adakah perbedaan yang signifikan terhadap masalah penghematan pajak. 8. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukan sebelumnya, maka masalah pokok yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: " Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pajak penghasilan terutang wajib pajak orang pribadi yang dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan yang memilih untuk menyelenggarakan pembukuan dengan yang memilih pencatatan (norma penghitungan) dalam hal penghematan pembayaran pajaknya?" C. Tujuan Penelitian Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Pajak Penghasilan terutang

wajib pajak orang pribadi yang dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan yang memilih untuk menyelenggarakan pembukuan dengan yang memilih pencatatan (Norma Penghitungan). D. Kegunaan Penelitian Hasil Penehtian ini diharapkan dapat bergiina : 1. Bagi Peneliti, untnk memberi wawasan tentang masalah yang akan diteliti sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kesesuaian fakta dengan teori yang diperoleh. 2. Bagi peneliti lain, untuk dijadikan sebagai dasar penelitian yang sama pada objek dan lingkup penelitian yang berbeda. 3. Bagi pembaca/wajib pajak, untuk dapat dijadikan dasar pemikiran dan masukan mengenai perlakuan perpajakan atas wajib pajak orang pribadi dengan peredaran bruto usaha dan/atau pekerjaan bebas kurang dari Rp. 600.000.000,00, sehingga dapat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan pajak.