BAB I PENDAHULUAN. produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk makanan

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang industriindustri.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek.

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Dimana persaingan yang ketat muncul tidak hanya diantara perusahaan -

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar yang akan mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun pasar global. Walaupun konsumen tetap ada namun daya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV maka, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menjanjikan. Model rumah makan sangat banyak ada yang bernama cafe, coffe

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan teknologi. Perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh. bisa sebagai edukasi bagi masyarakat pada saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, sehingga menciptakan persaingan bisnis yang amat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini, setiap manusia ataupun setiap makhluk hidup memilki kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. barang. Dapat dilihat dari semakin banyaknya usaha-usaha kecil menengah,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis kuliner di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Jogjakarta dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung pembangunan ekonomi masyarakat. PT. Pos Indonesia. merupakan suatu BUMN yang bergerak dalam kegiatan pelayanan lalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN 1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan J.CO Donut & Coffee Sejarah Perusahaan J. CO Donuts & Coffee

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha akhir-akhir ini sangat berkembang dengan pesat, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR EKSTERNAL DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI HANDPONE SONY ERICSSON

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan, kepuasan dan. kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Konsumen Breadtalk Di Kota Padang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. jasa untuk memperoleh laba agar dapat terus hidup dan berkembang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini persaingan dunia bisnis semakin ketat dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha, perusahaan tidak saja beroperasi di lingkungan. perusahaan, yaitu adanya cabang, agen, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pasar produk dari perusahaan Indonesia. Di sisi lain, keadaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. informasi sangat tinggi dalam kehidupan pribadi, organisasional maupun

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN. sedang pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit yang terus meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha

BAB I PENDAHULUAN. selalu membuat terobosan baru. Hal ini perlu dilakukan agar kelangsungan perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan akan fasilitas alat kesehatan di Indonesia semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan simbol kota Surakarta yang saat ini batik mulai

BAB I PENDAHULUAN. cepat dimana fasilitas tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kurun waktu belakangan ini, sektor jasa di Indonesia telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman globalisasi ini persaingan antar pasar industri makanan semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis makanan yang beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk makanan di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan (need), melainkan karena keinginan (want). Bertumbuh dan berkembangnya sektor industri makanan mengakibatkan banyak orang menggunakan kesempatan ini untuk bermain di sektor tersebut sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi karena mereka berusaha menjadi yang terbaik di sektornya dan merebut semua hati konsumen. Kondisi ini menuntut atau bahkan memaksa para pengusaha di sektor industri makanan untuk menjadi beda dan unik dari pengusaha yang bergerak di sektor industri yang sama karena dengan menjadi beda dan unik maka konsumen akan lebih mudah untuk mengingat perusahaan, mengenal produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan, atau bahkan menjadikan perusahaan menjadi pilihan utama konsumen saat mencari makanan. Roti merupakan salah satu produk yang dihasilkan di dalam sektor industri makanan. Salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di sektor industri makanan adalah Rotiboy. Rotiboy adalah produk roti asal Malaysia yang didirikan 1

pada bulan April 1998 di Bukit Mertajam, Penang oleh Hiro Tan mantan dosen di bidang ekonomi yang kemudian memutuskan untuk membuka usaha toko roti sendiri dengan menawarkan roti dengan model tempurung dan berkulit renyah dengan rasa mentega yang khas. Indonesia menjadi negara pertama yang memperoleh hak waralaba memasarkan produk dan merek Rotiboy. Hal ini tidak terlepas dari empat sekawan yang menjadi pemegang master franchise-nya, yakni: Melanie Muhidin, Noviana Budiman, Jullie Budiman, dan Liza Marina Sutanto. Kini, di tangan keempat wanita itu nama Rotiboy di Indonesia makin besar dengan 31 gerai Rotiboy yang tersebar di berbagai kota di Tanah Air, termasuk di Kota Padang. Di Malaysia sendiri Rotiboy cukup disukai, bahkan ada beberapa toko roti yang mencoba meniru rasa dan bentuk yang mirip Rotiboy. Dengan modal Rp 1 miliar, gerai Rotiboy pertama buka di Menara BNI, Jakarta, dengan mempekerjakan 15 karyawan. Respon pasar sangat baik. Bahkan, ketika peluncuran terlihat antrean sangat panjang untuk bisa menikmati Rotiboy. Bahan bakunya dibuat di pabrik (dapur) Rotiboy yang berlokasi di Kemanggisan, Jakarta Barat dan 6 bulan kemudian gerai Rotiboy kedua sudah bisa dibuka di Pasaraya Grande, Blok M Jaksel. Sekarang semua gerai Rotiboy memperoleh pasokan adonan dari dapur mereka yang sekarang dipindah ke Batu Ceper, Tangerang. Pabrik itu memiliki kapasitas produksi hingga 30 ribu unit per hari. Pasokan adonan didistribusikan untuk dipanggang oleh karyawan di masingmasing gerai. Sementara resep dipusatkan di pabrik mereka untuk tetap menjaga 2

keaslian resep. Di Padang sendiri Rotiboy pertama kali resmi dibuka pada tahun 2015 lalu, dengan saat ini telah memiliki dua cabang. Diantara strategi pemasaran, perusahaan dihadapkan pada keputusan pemberian merek. Pemasar harus membangun misi untuk image (citra) tersebut dan visi bagaimana image tersebut dan apa yang harus dilakukan pemasar. Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui tentang apa yang konsumen kira kepada perusahaan yang bersangkutan. Membangun citra merek (brand image) yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang memiliki kelebihan untuk ditonjolkan dan yang membedakan dengan produk lainnya. Membangun citra merek yang positif dibenak konsumen akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Brand image merupakan prioritas penting dalam benak konsumen karena menjadi acuan sebelum melakukan keputusan pembelian. Melalui brand image yang baik atau positif dapat menciptakan nilai lebih pada konsumen, dimana akan menimbulkan nilai lebih pada saat melakukan suatu pembelian atau menggunakan suatu merek tertentu. Jika suatu merek memiliki citra (image) yang buruk pada konsumen, kemungkinan besar konsumen tidak tertarik membeli atau menggunakan merek tersebut. Maka dari itu perusahaan harus pintar dalam membangun suatu citra, dalam artian bagaimana suatu perusahaan dapat menarik konsumen dan dibenak konsumen perusahaan tersebut memiliki citra yang positif atau citra yang baik. Berdasarkan hasil survei pendahuluan (preliminary research) yang telah dilakukan kepada 20 responden yang dipilih secara acak, dapat disimpulkan Rotiboy 3

mempunyai citra yang baik dimata konsumen dimana banyak konsumen menyatakan setuju bahwa Rotiboy merupakan salah satu merek yang berkualitas, serta citra positif yang sudah tertanam di benak konsumen. Citra merek Rotiboy juga dikenal hampir semua kalangan, disukai anak-anak hingga orang dewasa. Tanggapan konsumen tentang citra merek produk Rotiboy di Kota Padang baik yang didasarkan pada nilai, kualitas, rasa, harga, kebersihan, manfaat dan kepribadian produk disimpulkan cukup baik dan direkomendasikan. Selanjutnya mengenai bagaimana merek dapat membentuk persepsi konsumen sehingga konsumen melakukan kegiatan komunikasi pemasaran. Komunikasi yang terjadi berupa komunikasi dari mulut ke mulut atau dengan istilah Word of Mouth Communication. Komunikasi ini terjadi antara konsumen dengan konsumen lainnya. Citra merek yang baik akan membentuk positif word of mouth. Dalam komunikasi ini, konsumen akan bercerita tentang pengalamannya menggunakan produk atau jasa dari suatu perusahaan tertentu, atau bahkan sampai tahap merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain. Konsumen mempunyai peluang untuk melakukan word of mouth terhadap kepuasan atas penggunaan dan pengalaman atas produk atau jasa yang telah digunakan. Dari preliminary research yang telah dilakukan, dengan indikator masing-masing adalah (1) membicarakan, (2) merekomendasikan dan (3) mendorong, akan produk Rotiboy, lebih dari 50% koresponden mengklaim bahwa mereka setuju pernah mengomentari produk Rotiboy dengan positif, merekomendasikan kepada orang lain dan membujuk orang lain untuk membeli produk Rotiboy. 4

Selain itu, kelompok referensi (reference group) juga menjadi salah satu faktor konsumen dalam membeli suatu produk. Pengaruh kelompok referensi dengan indikator informasi, utilitarian, dan nilai ekspresif. Pengaruh informasi mentransmisikan informasi yang berguna bagi konsumen tentang diri mereka sendiri, orang lain atau aspek lain dari lingkungan mereka seperti produk, layanan, merek dan toko. Informasi ini dapat ditularkan baik secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh utilitarian terjadi ketika kelompok referensi mengontrol penghargaan penting atau hukuman yang dapat menjadi nyata atau psikologis. Dalam situasi pembelian produk, konsumen akan memenuhi preferensi kelompok referensi ketika mereka percaya bahwa itu dapat mengontrol penghargaan yang berharga bagi mereka, terutama ketika perilaku mereka terlihat atau diketahui kelompok. Sebagai contoh itu adalah keluarga yang biasanya menjadi kelompok referensi utama. Akhirnya, nilaiekspresif dapat mempengaruhi konsep diri. Individu dapat memanfaatkan kelompok referensi untuk mengekspresikan diri mereka melalui keyakinan, nilai dan normanorma perilaku yang diwakilinya untuk meningkatkan ego mereka atau mereka hanya ingin kelompok dan oleh karena itu, menerima pengaruhnya (Strong dan Eftychia, 2006). Kelompok referensi yang terdiri dari satu orang atau lebih, yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan yang akan membentuk sikap umum dan khusus atau pedoman khusus bagi perilaku, termasuk didalamnya pedoman dalam memutuskan pembelian (Rorlen, 2007). Strategi komunikasi dari mulut ke mulut dan melalui kelompok referensi dalam dunia bisnis merupakan alat promosi yang handal terutama dalam menghadapi 5

persaingan yang sangat ketat. Bagi beberapa perusahaan seperti contohnya industri makanan sendiri komunikasi word of mouth merupakan komunikasi yang cukup efektif dan terbukti lebih kuat daripada promosi-promosi seperti iklan dan sebagainya. Pengaruh kelompok acuan dalam pengambilan keputusan berperan dalam tiga indikator ini, (1) Sumber informasi, (2) Kebutuhan berinteraksi dengan orang yang memiliki tujuan yang sama, dan (3) Saran atau masukan, yang masing-masing indikator diteliti dengan kelompok referensi dibagi atas tiga yaitu teman-teman, keluarga dan rekan kerja. Hasil dari survei pendahuluan (preliminary research), dari ketiga indikator tersebut diurut dari yang paling memiliki dampak kepada keputusan pembelian konsumen adalah keluarga, teman-teman dan yang paling rendah pengaruhnya adalah rekan kerja. Keputusan pembelian (purchasing decision) terhadap produk merupakan hal yang diharapkan oleh semua jenis usaha, begitu pula dengan Rotiboy. Dengan konsumen memutuskan melakukan pembelian maka Rotiboy mendapat tuntutan untuk memelihara konsumen tersebut agar mereka bisa setia terhadap produk Rotiboy, atau bahkan membuat konsumen untuk menarik konsumen baru membeli produk Rotiboy. Dengan begitu, Rotiboy dapat memperluas pasar mereka atau dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Dari konsumen yang melakukan pembelian maka Rotiboy dapat mengetahui bagaimana selera dari konsumen sehingga perusahaan dapat lebih mengembangkan diri. Dari hasil survei pendahuluan, tanggapan konsumen yang didasarkan atas kesukaan, rasa, topping yang khas dan 6

tempatnya yang strategis dapat disimpulkan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian (purchasing decision) produk Rotiboy di Kota Padang. Industri makanan ini juga memegang peranan dalam pembangunan ekonomi Indonesia karena sektor industri ini mempunyai prospek ke depan untuk dikembangkan. Bertumbuh dan berkembangnya sektor industri makanan mengakibatkan banyak orang menggunakan kesempatan ini untuk bermain di sektor tersebut sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi karena mereka berusaha menjadi yang terbaik di sektornya dan merebut semua hati konsumen. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan judul Pengaruh Brand Image, Word Of Mouth Dan Reference Group Terhadap Purchasing Decision Produk Rotiboy Di Kota Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Apakah brand image berpengaruh terhadap purchasing decision produk Rotiboy di Kota Padang? 1.2.2 Apakah word of mouth berpengaruh terhadap purchasing decision produk Rotiboy di Kota Padang? 1.2.3 Apakah reference group berpengaruh terhadap purchasing decision produk Rotiboy di Kota Padang? 7

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap purchasing decision produk Rotiboy di Kota Padang. 1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh word of mouth terhadap purchasing decision produk Rotiboy di Kota Padang. 1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh reference group terhadap purchasing decision produk Rotiboy di Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Dunia Akademis Agar dapat menambah kajian tentang pengaruh word of mouth, kelompok referensi dan brand image terhadap purchasing decision. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen Rotiboy cabang Padang mengenai bagaimana pengaruh brand image, word of mouth dan reference group terhadap purchasing decision produk mereka. 1.5 Ruang Lingkup Untuk menghindari perluasan pembahasan dan kerancuan di dalam penganalisaan masalah, maka penelitian ini diberi pembatasan ruang lingkup terhadap konsumen Rotiboy di Kota Padang. Dimana dalam hal ini peneliti hanya meneliti konsumen yang melakukan pembelian Rotiboy original di Kota Padang. Pembahasan 8

yang dilakukan hanya mengenai brand image, word of mouth dan reference group dan purchasing decision saja. 1.6 Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penilitian ini akan dibagi dalam lima bab utama, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Yang berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN LITERATUR Bab ini berisi landasan teoritis serta beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Dengan adanya landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikembangkan kerangka pemikiran yang akan menjadi dasar dalam pembentukan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, definisi operasional, metode analisis data, dan pengujian hipotesis. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai analisis dan pembahsan dari hasil analisis penelitian yang meliputi pengujian hipotesis dan pembahasannya. 9

BAB V : PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan data dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis di masa yang akan datang. Bagian akhir penelitian, bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran. 10