VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Karakterisasi Material Sprocket

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

Karakterisasi Material Sprocket

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

ARI BUDIANTO N I M : D

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

ARI BUDIANTO NIM : D TUGAS AKHIR. Disusun :

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Kata kunci : baja S45C, hardening, pendingin.

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEKERASAN RODA GIGI TARIK DEPAN (SPROKET GEAR) SEPEDA MOTOR HONDA PADA PROSES PERLAKUAN PANAS MENGUNAKAN MEDIA PENDINGIN LARUTAN GARAM

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

Proses Pack Carburizing dengan Media Carburizer Alternatif Serbuk Arang Tongkol Jagung dan Serbuk Cangkang Kerang Mutiara

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV DATA DAN ANALISA

Rubijanto ) ABSTRAK. Kata kunci : Perlakuan panas,proses pendinginan. ) Staf Pengajar Jurusan Mesin UNIMUS. Traksi. Vol. 4. No.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STUKTUR MIKRO MATERIAL S45C DAN SS400 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT POTONG KULIT SEPATU

BAB III. dan RX-KING ditujukan pada diagram dibawah ini yaitu diagram alir penelitian. Rumah Kopling F1-ZR. Rumah Kopling RX-KING.

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

ANALISA SIFAT MEKANIS BAJA ASSAB 760 YANG MENGALAMI PROSES TEMPERING DENGAN VARIASI SUHU PEMANASAN

ANALISA KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA AISI 1018 AKIBAT PROSES PACK CARBURIZING DENGAN VARIASI KONSENTRASI SERBUK CANGKANG KEONG EMAS

Transkripsi:

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L Disusun oleh : Suparjo dan Purnomo Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji perubahan sifat kekerasan dan struktur mikro setelah dilakukan proses perlakukan panas (Hardening) dengan beda temperatur pemanasan. Untuk mendapatkan hasil kekerasan yang baik perlu diperhatikan Parameter proses perlakuan panas dengan menggunakan sistem waktu penahanan (Holding Time) dengan menggunakan media pendinginan (Quenching) yaitu dengan Oli SAE-40 dan variasi temperatur pemanasan yang berbeda yaitu meliputi 700 0 C, 800 0 C, dan 900 0 C. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat diketahui perubahan tingkat kekerasan serta perubahan struktur mikro pada material uji khususnya Stainless Steel (SS-304L) yang disebabkan oleh proses perlakuan panas ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada material induk sebelum pengujian nilai kekerasan tertinggi 44,9 kg/mm, setelah mengalami proses pengujian perlakuan panas, maka nilai kekerasan material uji berubah. Pada media pendingin Oli SAE-40, temperatur 700 0 C nilai tertinggi 68,76 kg/mm, temperatur 800 0 C nilai tertinggi sama yaitu 68,76 kg/mm, dan pada temperatur 900 0 C nilai tertinggi 59,71 kg/mm Kata kunci : Temperatur pemanasan, Perlakuan panas, Stainless Steel. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Tuntutan kebutuhan manusia akan bahan baku logam dengan sifat mekanik tertentu terus diupayakan, antara lain untuk memenuhi kebutuhan bahan bahan konstruksi pemesinan serta berbagai macam industri khususnya dalam bidang manufaktur. Sifat mekanik tidak hanya tergantug pada komposisi kimia atau paduan dari material akan tetapi juga tergantung pada perubahan temperatur serta media pendingin pada material tersebut.suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki tingkat kekerasan yang berbeda dan sifat mekaniknya juga berbeda, hal ini tergantung pada proses pengerjaan yang dilakukan terhadap material berupa proses laku panas yang diterima selama proses pengerjaan. (Wahid S 1988) Tujuan utama dari proses pengerasan adalah untuk meningkatkan kekerasan benda kerja serta meningkatkan ketahanan aus, makin tinggi kekerasan akan berdampak semakin tinggi pula ketahanan ausnya. Sala satu material teknik (logam induk) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stainless Steel (SS-304L) yang mempunyai kombinasi sifat- sifat mekanis, sifat tahan terhadap korosi serta mempunyai ketahanan terhadap pemanasan yang mana sifat-sifat ini tidak dimiliki oleh logam komersial lainnya. Menurut AISI (The American Iron and Steel Institut) telah mengklasifikasikan komposisi dari Stainless Steel, serta beberapa campuran dari stainless steel (Fe ; Cr ; Ni dan beberapa kecil unsur unsur carbon ), Magan, Molibdenum serta Sulphur dan Silikon. Chrominium (Cr) merupakan elemen yang membuat stainless steel tidak ternoda (Stainless) atau dalam artinya tahan terhadap karat. Stainless Steel merupakan campuran Iron - Chromonium (Fe Cr) yang terdiri atas 10 1% Cr dan beberapa yang mengandung sedikit Carbon. (Suprapti 1986). Tujuan Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menguji perbedaan sifat kekerasan dan struktur mikro pada material Stainless Steel setelah mengalami proses hardening dengan pemakaian variasi temperatur pemanasan yang berbeda yaitu : 700 0 C, 800 0 C, dan 900 0 C. Manfaat Penelitian.

171 Jurnal IPTEK Vol.16 No. Desember 01 Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada para peneliti dan kalangan industri manufaktur khususnya dibidang kontruksi pemesinan, sehingga dapat mengetahui permasalahan yang ada pada sifat mekanik yang berhubungan pemakaian variasi temperatur pemanasan pada proses perlakuan panas (hardening) Stainless Steel dengan pendinginan cepat. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Peralatan Penunjang Penelitian. Peralatan yang digunakan meliputi : Material. - Bahan : Stainless Steel (SS 304L) - Heat Number : OR 541 A. - Komposisi Kimia : 0,03% C ; 00% Mn ; 000% Si ; 0,045% P ; 0,30%S ; 19 % Cr ; 8 10% Ni. 8 50 10 Gambar Material Uji. Peralatan lain : Vickers Nunber (beban mayor 100 kg), dengan waktu tahan 10 sampai 15 detik indentor kerucut intan dan panjang diagonal 1 dan (mm), (Tungku pemanas model N. 11 10 V, serial No. 6435146A, max 1100 0 C 3, kw), Kertas gosok, filem ASA 400, Jangka sorong, Kerja bangku, dan Mikroskop. Variabel Pengujian. Jenis Logam Induk : Stainless Stell (SS 304L). Media Quenching : Oli SAE 40. Teemperatur : 700 0 C, 800 0 C, dan 900 0 C. Batasan dan Metode Pengujian. Pengujian Kekerasan. Pengujian kekerasan memakai dengan cara Vickers menggunakan piramida intan sebagai indentor, dasar dari piramida berbentuk bujur sangkar dan sudut antara bidang miring yang berhadapan 136 0 dan beban yang digunakan 100 kg dengan interval 5 kg. Diagonal bekas penekanan (d) diukur dengan mikroskop pengukuran skala kekersan. Tujuan pengujuan kekerasan untuk membandingkan kekerasan masing masing benda kerja yang telah mengalami proses quenching dengan variasi temperatur pemanasan : 700 0 C, 800 0 C, dan 900 0 C. Pengamatan Struktur Mikro. Pengamatan struktur mikro bertujuan untuk mengetahui dan membedakan strktur mikro anatara logam induk yang diberikan pada saat proses (Perlakuan panas). Pengamatan dengan menggunakan mikroskop pada pembebanan tertentu dapat mengetahui struktur butiran, ukuran butiran, dan bentuk butiran

Suparjo, Purnomo, Variasi Temperatur Pemanasan Pada Proses... 17 setelah stainless steel mengalami proses perlakukan panas denagan variasi temperatur pemanasan 700 0 C, 800 0 C, dan 900 0 C. Proses pengamatan struktur mikro diawali dengan penggosakkan pada spesimen yang sudah dipotong sebelum proses etsa elektrolotik dengan menggunakan kertas amplas mulai dari gride 400#, 500#, 600#, 800#, 1000#, sampai pada grid 100#. Sealama penggosokkan berlangsung diberi air sebagai pendingin dan arah penggosokan dilakukan dengan satu arah dan dilakukan sampai permukaan halus dan mengkilap. Sampel uji yang telah mengalami proses pemolesan, maka spesimen dimasukam ke dalam larutan asam oxalat ( 10 gram) dan 100 ml H O selama kurang lebih 90 detik yang diberi aliran listrik, kemudian meletakan spesimen pada preparat dan meja obyektif pada mikroskop. Tahap akhir memasang pembesaran lensa obyektif, kemudian diatur fokusnya dan spesimen difoto dengan pembesaran sebesar 00 kali. Pengujian komposisi kimia. Pengujian komposis kimia bertujuan untuk mengetahui unsur unsur dan komposisi kima pada logam induk (Stainless Steel) dan pendinginan cepat sebelum mengalami proses perlakuan panas dengan variasi temperatur pemanasan : 700 0 C, 800 0 C, dan 900 0 C Data Hasil Pengujian. Data Hasil Uji Kompisisi Kimia pada Logam Induk. Tabel Komposisi Kimia Pada Logam Induk No. Unsur Simbol Komposisi Kimia. (%) 6. 7. Karbon Mangan Phospor Sulfur Silikon Chrom Nikel C Mn P S Si C Ni 0,03,00 0,045 0,03 1,00 19 10 Data Hasil Uji Kompisisi Kimia pada proses hardening Tabel Komposisi Kimia Pada proses hardening No. Unsur Simbol Komposisi Kimia. (%) 6. 7. Karbon Mangan Phospor Sulfur Silikon Chrom Nikel C Mn P S Si C Ni 0,3 1,0 0,065 0,0 0,75 19 1 Data Hasil Uji Kekerasan. Tabel hasil Uji Kekerasan Material Dasar (Logam Induk) Titik Pengujian d 1 ( mm ) d ( mm ) dr ( mm ) HV 0,90 0,90. 0,8 0,88. 0,90 0,90. 0,9 0,90. 0,86. 0,96. 0,90 0,95 0,87 0,9 8,94 16,73 4, 44,99 14,4

Nilai Kekerasan (Kg/mm) 173 Jurnal IPTEK Vol.16 No. Desember 01 Tabel Hasil Uji Kekerasan Dengan Media Pendingin Oli SAE 40 Pada Temperatur 700 0 C Titik Pengujian d 1 ( mm ) d ( mm ) dr ( mm ) HV 0,85 0,85 0,83 0,845 0,83 0,835 0,86 68,76 59,71 66. 66. 50,7 Tabel Hasil Uji Kekerasan Dengan Media Pendingin Oli SAE 40 Pada Temperatur 800 0 C Titik Pengujian d 1 ( mm ) d ( mm ) dr ( mm ) HV 0,90 0,8 0,8 0,88 0,78. 0,84 0,845 0,8 0,83 0,875 6 59,71 68,76. 68,76. 4, Tabel 6. Hasil Uji Kekerasan Dengan Media Pendingin Oli SAE 40 Pada Temperatur 900 0 C Titik Pengujian d 1 ( mm ) d ( mm ) dr ( mm ) HV 0,80 0,89 0,8 0,8 0,845 0,865 0,84 0,84 0,865 59,71 48. 59,7 59,7 48. Grafik Hasil Uji Kekerasan. Grafik Kekerasan Vickers Pada Material Dasar 50 40 30 0 10 00 190 1 3 4 5 Jumlah Titik Pengujian

Nilai Kekerasan (Kg/mm) Nilai Kekerasan (Kg/mm) Suparjo, Purnomo, Variasi Temperatur Pemanasan Pada Proses... 174 Grafik Kekerasan Vickers Pada Temperatur 700 0 C Dengan Media Pendingin Oli SAE-40 70 65 60 55 50 45 40 1 3 4 5 Jumlah Titik Pengujian Grafik Kekerasan Vickers Pada Temperatur 800 0 C Dengan Media Pendingin Oli SAE-40 70 65 60 55 50 45 40 35 30 5 1 3 4 5 Jumlah Titik Pengujian

Nilai Kekerasan (Kg/mm) 175 Jurnal IPTEK Vol.16 No. Desember 01 Grafik Kekerasan Vickers Pada Temperatur 900 0 C Dengan Media Pendingin Oli SAE-40 60 58 56 54 5 50 48 46 44 4 1 3 4 5 Jumlah Titik Pengujian Gambar Struktut Mikro Pada Material dasar. Gambar Struktur Mikro Pada Temperatur 700 0 C Dengan Media Pendingin Oli SAE-40

Suparjo, Purnomo, Variasi Temperatur Pemanasan Pada Proses... 176 Gambar Struktur Mikro Pada Temperatur 800 0 C Dengan Media Pendingin Oli SAE-40 Gambar 6. Struktur Mikro Pada Temperatur 900 0 C Dengan Media Pendingin Oli SAE-40 PEMBAHASAN Analisa Uji Kekerasan Vickers. Pengujian kekerasan memakai dengan cara Vickers menggunakan piramida intan sebagai indentor, dasar dari piramida berbentuk bujur sangkar dan sudut antara bidang miring yang berhadapan 136 0 dan beban yang digunakan 100 kg dengan interval 5 kg. Diagonal bekas penekanan (d) diukur dengan mikroskop pengukuran skala kekersan Vickers dihitung sebagai berikut : VHN = Beban LuasPenekanan = A P Dimana : A = d cos = d 1,8544

177 Jurnal IPTEK Vol.16 No. Desember 01 P HVN = 1,8544 d Dimana : (kg / mm ), dimana d = - HVN = angka kekerasan Vickers (kg/mm ) - P = Besarnya beban yang digunakan. - d = diagonal rata rata indentasi ( mm ) d1 d Pengujian kekerasan Vickers ditunjukkan pada gambar 7.(Suheni 003) Dari hasil uji kekerasan pada specimen dengan temperatur 700 0 C, 800 0 C, dan 900 0 C dapat diambil suatu analisa sebagai berikut : Untuk tmperatur 700 0 C dengan media quenching Oli SAE 40 nilai kekerasan rata-rata adalah 6,4 kg/mm, ternyata nilai ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan temperatur 800 0 C yang memiliki nilai kekerasan rata-rata 60 kg/mm. Sedangkan pada temperatur 900 0 C memiliki nilai kekerasan rata rata yaitu 55 kg/mm.. Gambar 7. Pengujian kekerasan Vickers Analisa Foto Struktur Mikro Dari pengamatan foto struktur mikro dari hasil perlakukan panas dengan menggunakan material Stainless Steel (SS 304L) dengan media quenching Oli SAE 40, maka dapat diambil analisa sebagai berikut : - Pada material dasar terdapat endapan karbida antara ferrite dan bainit, dimana bainit berwarna hitam sedangkan ferrite berwarna putih. Butiran bainit besar sedangkan butiran ferrite butirannya lebih halus. - Pada temperatur 700 0 C dengan media quenching Oli SAE 40, terdapat endapan karbida dan struktur pearlite. Butiran ferrite dan bainit lebih besar dibandingkan dengan material dasar. - Pada temperatur 800 0 C dengan media media quenching Oli SAE 40, terdapat endapan karbida paerlit atau matrik perlit. Struktur mikronya lebih halus apabila dibandingkan dengan material dasar dan temperatur 700 0 C. - Pada temperatur 900 0 C dengan media quenching Oli SAE 40, kandungan endapan karbida lebih banyak apabila dibandingkan dengan material pada temperatur 700 0 C dan 800 0 C. Struktur mikronya lebih halus dan homogen.

Suparjo, Purnomo, Variasi Temperatur Pemanasan Pada Proses... 178 KESIMPULAN Dari analisa variasi temperatur pada proses perlakuan panas terhadap material jenis Stainless Steel (304L) dan kekerasan, dengan waktu penahanan 30 menit dan media quenching Oli 40, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Hasil uji kekerasan untuk temperatur 700 0 C dengan media quenching Oli SAE 40 nilai kekerasan tertinggi adalah 68,76 kg/mm, ternyata nilai ini sama apabila dibandingkan dengan temperatur 800 0 C yang memiliki nilai kekerasan tertinggi 68,76 kg/mm. Sedangkan pada temperatur 900 0 C memiliki nilai kekerasan yang paling tinggi yaitu 59,71 kg/mm. Hasil Pengamatan Struktur Mikro. Pada temperatur 700 0 C dengan media quenching Oli SAE 40, terdapat endapan karbida dan struktur pearlite. Butiran ferrite dan bainit lebih besar dibandingkan dengan material dasar. Pada temperatur 800 0 C dengan media media quenching Oli SAE 40, terdapat endapan karbida paerlit atau matrik perlit. Struktur mikronya lebih halus apabila dibandingkan dengan material dasar dan temperatur 700 0 C. Pada temperatur 900 0 C dengan media quenching Oli SAE 40, kandungan endapan karbida lebih banyak apabila dibandingkan dengan material pada temperatur 700 0 C dan 800 0 C. Struktur mikronya lebih halus dan homogen. DAFTAR PUSTAKA R. Djoko Andrijono (005). Jurnal Ilmu Ilmu Teknik DIAGONAL. Unmer Malang. Sudjana (1989). Desain Dan Analisa Eksperimen, Bandung. Sriati Djapri (1987). Metalurgi Mekanik. Jakarta : Penerbit Erlangga. Suprapti (1989). Pengetahuan Bahan. ITS Surabaya. Suheni (003). Jurnal IPTEK Volume 5 Nomor Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. Wahid Suherman(1988). Ilmu Logam Institut Teknologi Surabaya.