17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan Gizi, pada tanggal 25 Agustus sampai 3 September 2014. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan metode eksperimen. Objek penelitian ini adalah empat satuan percobaan cabai merah pada suhu kamar dan empat satuan percobaan cabai merah pada pendingin dengan tambahan natrium benzoat. C. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari variabel eksperimental yang meliputi: 1. Variabel bebas: lama penyimpanan dan konsentrasi natrium benzoat. 2. Variabel terikat: kadar vitamin C X 1 Y X 2 Gambar 3: Skema variabel Keterangan: X 1 : X 2 : Y : Lama penyimpanan Konsentrasi natrium benzoat pada suhu berbeda Kandungan vitamin C 17
18 D. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi natrium benzoat yang terdiri dari delapan tingkat perlakuan. Cabai merah Kontrol Natrium Benzoat (0,07%), (0,09%) dan (0,1%) Simpan (1, 5, 10 hari) Suhu kamar Pendingin suhu 10 o C Suhu kamar Pendingin suhu 10 o C Uji kadar vitamin C Gambar 4: Bagan Percobaan E. Populasi dan Sampel 1. Cabai merah yang disimpan pada suhu kamar A 1 = natrium benzoat 0% untuk 100 g cabai merah A 2 = natrium benzoat 0,07% untuk 100 g cabai merah A 3 = natrium benzoat 0,09% untuk 100 g cabai merah A 4 = natrium benzoat 0,1% untuk 100 g cabai merah
19 2. Cabai merah yang disimpan di pendingin B 1 = natrium benzoat 0% untuk 100 g cabai merah B 2 = natrium benzoat 0,07% untuk 100 g cabai merah B 3 = natrium benzoat 0,09% untuk 100 g cabai merah B 4 = natrium benzoat 0,1% untuk 100 g cabai merah (modifikasi dari penelitian Oktoviana, Amina dan Sakung, 2012). Sedangkan faktor kedua adalah lama penyimpanan yang terdiri dari tiga tingkat perlakuan yaitu: (modifikasi dari penelitian Oktoviana, Amina dan Sakung, 2012). H 0 = hari pertama H 1 = 5 hari penyimpanan H 2 = 10 hari penyimpanan Jadi, jumlah satuan percobaannya adalah : 8 x 3 x 3 = 72 x 100 g = 7200 g. F. Metode Penelitian 1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain ; neraca analitik, pendingin, blender, labu takar 100 ml, pipet tetes, saringan, erlenmeyer 125 ml, plastik kemasan, alat untuk titrasi. Bahan yang digunakan meliputi ; cabai merah 7200 g, natrium benzoat 0,07%, 0,09%, 0,1%, kapur sirih 2,5 g, bahan untuk titrasi iodometri meliputi amilum 1%, iodin 0,01 N, dan aquddes.
20 2. Cara Kerja Penelitian ini diawali dengan pencucian cabai merah sebanyak 7200 gram, cabai merah kemudian disimpan pada suhu kamar dan pendingin. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 8 satuan perlakuan dengan 3 kali pengulangan yaitu kontrol atau tanpa natrium benzoat, dan yang ditambah natrium benzoat sebanyak 0,07%, 0,09%, dan 0,1 % yang disimpan pada suhu kamar dan pendingin dengan parameter kadar vitamin C yang dilakukan 5 hari sekali, yaitu hari pertama, 5 hari, dan 10 hari penyimpanan. a. Cara Pengawetan Cara pengawetan cabai merah dengan konsentrasi natrium benzoat 0,1% yaitu cabai merah dicuci bersih kemudian dimasukkan kedalam larutan pengawet yang dibuat dengan cara melarutkan 2,5 g kapur sirih ke dalam 1 liter air, selanjutnya direndam selam 30 menit. Setelah itu dilakukan pencelupan kedalam air hangat kemudian dicuci kembali dengan air dingin, dan tahap terakhir penyimpanan dalam larutan pengawet. Setelah larutan pengawet siap, maka dilakukan perendaman cabai merah yang telah dianginkan dalam larutan pengawet tadi selama 5 menit. Setelah itu, ditiriskan kembali kemudian dimasukkan ke dalam plastik kemasan (Oktoviana, Amina dan Sakung, 2012). Pengawetan cabai merah dengan variasi konsentrasi natrium benzoat perlakuannya sama dengan perlakuan diatas dengan variasi konsentrasi natrium benzoat 0,07%, 0,09 %, dan 0,1 %, dengan
21 sampel cabai merah yang disimpan pada suhu kamar dan pendingin. Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi natrium benzoat terhadap kadar Vitamin C cabai merah. b. Penentuan Kadar Vitamin C Kandungan vitamin C ditentukan berdasarkan titrasi iodin. Sebelum cabai merah dianalisa kadar vitamin C-nya, perlu dipersiapkan perlakuan awal sebagai berikut. Cabai merah diblender sampai homogen (terbentuk slurry). Ditimbang sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dengan penambahan aquades sampai tanda tera. Bahan selanjutnya disaring untuk memperoleh filtrat. Filtrat diambil sebanyak 5 ml dengan pipet dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 ml, lalu ditambahkan 2 ml indikator amilum 1% dan aquades 20 ml. Larutan tersebut dititrasi dengan iod 0,01 N sampai terjadi perubahan warna (biru keunguan). Perhitungan vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu pada setiap 1 ml 0,01 N iodin ekuivalen dengan 0,88 mg vitamin C (Nasution, Yusmanizar dan Melianda, 2012). Tabel 2. Perlakuan dan ulangan pada suhu kamar Perlakuan Ulangan 1 2 3 A1 A1 1 A1 2 A1 3 A2 A2 1 A2 2 A2 3 A3 A3 1 A3 2 A3 3 A4 A4 1 A4 2 A4 3
22 Tabel 3. Rancangan Acak Lengkap pada suhu kamar Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pada Suhu Kamar A2 1 A2 3 A4 1 A3 1 A3 3 A1 2 A1 3 A2 2 A4 2 A1 1 A3 2 A4 3 Tabel 4. Perlakuan dan ulangan pada suhu 10 o C (Pendingin) Perlakuan Ulangan 1 2 3 B1 B1 1 B1 2 B1 3 B2 B2 1 B2 2 B2 3 B3 B3 1 B3 2 B3 3 B4 B4 1 B4 2 B4 3 Tabel 5. Rancangan Acak Lengkap pada suhu 10 o C (Pendingin) Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pada Suhu 10 o C (Pendingin) B4 2 B4 1 B3 3 B1 3 B2 2 B4 3 B1 2 B3 1 B2 1 B3 2 B1 1 B2 2
23 Tabel 6. Data Hasil Percobaan Kadar Vitamin C Pada Cabai Merah Lama Penyimpanan Sampel Penyimpanan Ulangan 1 2 3 Total (Xi) Rata-rata A 1 A1 1 A1 2 A1 3 Xi 1 A 2 Suhu A2 1 A2 2 A2 3 Xi 2 A 3 Kamar A3 1 A3 2 A3 3 Xi 3 H 0 Hari pertama A 4 A4 1 A4 2 A4 3 Xi 4 B 1 B1 1 B1 2 B1 3 Xi 5 B 2 Suhu 10 0 C/ B2 1 B2 2 B2 3 Xi 6 B 3 Pendingin B3 1 B3 2 B3 3 Xi 7 B 4 B4 1 B4 2 B4 3 Xi 8 A 1 A1 1 A1 2 A1 3 Xi 9 A 2 Suhu A2 1 A2 2 A2 3 Xi 10 A 3 kamar A3 1 A3 2 A3 3 Xi 11 H 1 Lima hari penyimpanan A 4 A4 1 A4 2 A4 3 Xi 12 B 1 B1 1 B1 2 B1 3 Xi 13 B 2 Suhu 10 0 C/ B2 1 B2 2 B2 3 Xi 14 B 3 pendingin B3 1 B3 2 B3 3 Xi 15 B 4 B4 1 B4 2 B4 3 Xi 16 A 1 A1 1 A1 2 A1 3 Xi 17 A 2 Suhu A2 1 A2 2 A2 3 Xi 18 A 3 kamar A3 1 A3 2 A3 3 Xi 19 H 2 Sepuluh hari penyimpanan A 4 A4 1 A4 2 A4 3 Xi 20 B 1 B1 1 B1 2 B1 3 Xi 21 B 2 Suhu 10 0 C/ B2 1 B2 2 B2 3 Xi 22 B 3 pendingin B3 1 B3 2 B3 3 Xi 23 B 4 B4 1 B4 2 B4 3 Xi 24 Total (Xj) Xj 1 Xj 2 Xj 3 Xji Rata-rata
24 G. Analisa Data Data yang dikumpulkan, dianalisis dengan analisis ragam (Anova). Apabila terdapat pengaruh interaksi yang nyata atau sangat nyata terhadap variabel yang diamati maka dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan uji jarak berganda duncan 5%. Menurut Gomez dan Gomez (1995) langkah-langkah perhitungan sebagai berikut: a. FK= Faktor kolerasi F.K= b. JKU (Jumlah Kuadrat Umum) JKU= X 2 FK c. JKR (Jumlah Kuadrat Ulangan) JKR= - FK d. JK A (Jumlah Kuadrat Faktor A) JK A = FK e. JK galat (a) = () FK JKR JK A f. JK B (Jumlah Kuadrat Faktor B) JK B = FK g. JK A x B = () h. JK galat (b) = () JK A x B FK JK A JK B FK JKR JK A JK galat (a) JK B
25 i. JK C = FK j. JK A x C = () k. JK B x C = () l. JK A x B x C = () JK A x C JK B x C FK JK A JK C FK JK B JK C m. JK galat (c) = JKU (Jumlah JK lainnya) FK JK A JK B JK C JK A x B Hasil dari perhitungan tersebut disajikan ke dalam tabel sebagai berikut: Tabel 7. Analisis Ragam (Anova) Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1 % SK DB JK KT F Hitung F 5% F 1% Ulangan r-1 JKR JK/DB Faktor A a-1 JK A JK/DB KT A/KT Galat (a) Galat (a) (r-1)(a-1) JK Galat a JK/DB Faktor B b-1 JK B JK/DB KT B /KT Galat (b) A x B (a-1)(b-1) JK A X B JK/DB KT A x B/ KT Galat (b) Galat (b) a(r-1)(b-1) JK Galat b JK/DB Faktor C c-1 JK C JK/DB KT C/ KT Galat (c)
26 A x C (a-1)(c-1) JK A x C JK/DB KT A x C/ KT Galat (c) B x C (b-1)(c-1) JK B x C JK/DB KT B x C/ KT Galat (c) A x B x C (a-1)(b-1) JK A x B x JK/DB KT AxBxC/ (c-1) C KT Galat (c) Galat (c) ab (r-1) (c- JK Galat c JK/DB 1) Umum Rabc-1 JK Umum H. Uji Hipotesis : 1. Bila F hitung < F tabel 5% tidak ada perbedaan nyata = non- significant different; H 0 diterima pada taraf uji 5%. 2. Bila F hitung > F tabel 5% ada perbedaan nyata = significant different; H 1 diterima pada taraf uji 5%. Kemudian apabila ada perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf signifikan 5% dengan rumus sebagai berikut : sd = Dimana : 2s 2 r : Kuadrat Tengah Galat : Ulangan