TINJAUAN ARSITEKTUR: BAGAIMANA MERANCANG ARSITEKTUR DAN MENKAJI METODE RANCANG ARSITEK NIGEL CROSS

dokumen-dokumen yang mirip
Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

RPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

MUSIK BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

TINJAUAN DKV 1. PENDAHULUAN. Taufik Murtono, M.Sn.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

/

DESKRIPSI SILABUS SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PERMASALAHAN ARSITEKTUR TA SKS

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang eksistensi proyek

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

BAB I PENDAHULUAN Judul Solo Studio Animasi dengan Penekanan Ekspresionisme

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. 3 Neo Vernakular : suatu bentuk yang mengacu pada bahasa setempat dengan

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN. Jürgen Habermas dalam bukunya Faktizitat und Geltung mengungkapkan

Fungsional Versus Estetika: Inkubasi dalam Rancangan TPA

2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT

AGRO RESEARCH CENTER DI KOTAMOBAGU BIOMIMICRY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow

KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR. Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan

arsitektur. Memberikan pemahaman tentang penerapan Kaidah, Konsep, dan Kriteria serta ketentuan-ketentuan rancangan lain pada suatu karya

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA)

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER

Apa yang harus dipahami Desainer Grafis?

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan berfungsi untuk menimbulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

BENGKEL MOTOR KLASIK DAN KAFE OLD DOG DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI RUANG PUBLIK DI LINGKUNGAN BANDARA ADI SUMARMO SEBAGAI ART SPACE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KAJIAN TEORI. memanfaatkan lingkungan seperti pemanfaatan limbah peti kemas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DINA FATIMAH, RYANTY DERWENTYANA, FEBRY MAHARLIKA Program Studi Desain Interior, Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ESTETIKA BENTUK 2 / 2 SKS

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESAIN INTERIOR MUSEUM PURBAKALA TROWULAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

Transkripsi:

TINJAUAN ARSITEKTUR: BAGAIMANA MERANCANG ARSITEKTUR DAN MENKAJI METODE RANCANG ARSITEK NIGEL CROSS Oleh : Cynthia E.V. Wuisang (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, cynthiawuisang@gmail.com) Abstrak Tulisan ini mencoba menginterpretasi dan menjelaskan tentang perancangan dalam ilmu arsitektur dan proses olah rancangnya. Tulisan ini menggambarkan pemahaman perancangan, bagaimana memulai suatu proses perancangan dan apa produk akhir sebuah hasil karya arsitektur. Dasar pemikiran yang matang sebelum memulai suatu perancangan sangat penting, untuk kemudian dilanjutkan dengan proses olah rancang. Beberapa aspek penting yang akan mempengaruhi dasar pemikiran dan pekerjaan perancangan adalah ide, tema, konsep, permasalahan dan preseden. Paper ini juga mengkaji metoda perancangan menurut Nigel Cross yang dapat dipakai dalam mengeksplorasi proses perancangan. Kata Kunci: Kegiatan perancangan, teoritis, Mutu / kualitas Kuantitas, Nigel Cross PENDAHULUAN Dalam dunia arsitektur, kita sudah banyak mendalami tentang apa itu perancangan dan perbedaannya dengan perencanaan. Dalam penulisan ini coba menjelaskan tentang bagaimana perancangan di dalam arsitektur, yang akan memperjelas bagian-bagian dalam proses perancangan selanjutnya. Dalam disiplin ilmu arsitektur, kita mengerti bahwa merancang adalah rangkaian kegiatan mempelajari arsitektur (dimensi berpikir) dan membuat arsitektur (dimensi aplikasi). Secara umum, merancang dapat digambarkan sebagai: Gambar 1 Gambaran Pengertian Tentang Merancang - 1 Sedangkan pengertian khususnya, kegiatan merancang memiliki pokok pikiran sebagai berikut : rancang itu menerjemahkan dari tulisan dan ucapan menjadi gambar [mengacu pada pemahaman bahwa arsitektur adalah bahasa] merancang itu merangkai dan merakit, bagaikan membangun rumah tembok. [mengacu pada pemahaman bahwa arsitektur gubahan artistik] - 35 -

Gambar 2 Gambaran Pengertian Tentang Merancang - 2 Dasar pikir ini melandasi kegiatan merancang sebagai tiga komponen kegiatan belajar-mengajar yaitu : mempelajari pengetahuan arsitektur, praktek menggubah arsitektur, serta kegiatan mengkomunikasikan arsitektur. MERANCANG: Menerjemahkan ke dalam bahasa rupa (ruang bentuk) Merangkai dan merakit unsur ruang - bentuk Lebih lanjut, merancang memiliki dua bagian pokok yang nantinya akan membuat perbedaan pada hasil akhirnya. Perhatian perancangan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Merancang itu bisa diartikan sebagai menyelesaikan masalah atau persoalan (solution). Tindakan ini dapat dipadankan dengan kegiatan menangani soal matematika. 2) Merancang adalah mendapatkan kecocokan (fit) atau memenuhi kebutuhan (need) dan maksud (purpose). Tindakan merancang dapat diandaikan dengan seorang ibu yang memasak untuk suguhan makan. Gambar 3 Ilustrasi Pengertian Merancang Sebagai Penyelesaian Masalah Gambar 4 Ilustrasi Pengertian Merancang Sebagai Pemenuhan Kebutuhan - 36 -

Dalam merancang, kita juga mengenal beberapa perlengkapan yang akan kita gunakan sebagai media untuk menemukan penyelesaian yang tepat seperti digambarkan berikut ini : dari mendapatkan pengertian arsitektural dari suatu obyek rancangan, seperti yang diperlihatkan pada bagan berikut ini : Gambar 5 Perlengkapan Pikiran GAGASAN, TEMA DAN KONSEP RANCANG Kegiatan merancang itu bisa diartikan sebagai menyelesaikan masalah atau persoalan (solution). Merancang terdiri dari proses kerja dan hasil kerja. Beberapa aspek di dalam proses kegiatan sebagai berikut : merancang ialah Gambar 6 Aspek-Aspek Proses Kegiatan Merancang 1. Gagasan Gagasan merupakan hasil dari suatu proses mempelajari program ruang + hasil 2. Tema Gambar 7 Sistematika Gagasan Dalam Perancangan Arsitektur Kegiatan Merancang dimulai dengan menempatkan Tema. Tema merupakan gagasan yang sudah mendapatkan pemantapan dan pembenaran melalui jelajah preseden, yang sekarang mesti mengalami penerjemahan yang tertentu, yakni diterjemahkan ke dalam bahasa yang cenderung puitik. Dalam perancangan, tema tidak harus ditetapkan oleh si perancang, sebab bisa saja sebuah tema sudah tercakup dalam suatu tugas / soal dari perancangan tersebut. Sedangkan bila temanya belum ditetapkan, adalah tugas seorang perancang untuk menetapkan tema tadi. - 37 -

Perlu diingat bahwa Tema merupakan lingkup imajinasi di mana gagasan rancangan dapat dimunculkan. Tema adalah gagasan yang sudah dikemukakan dengan menggunakan perpektif / sudut tinjau arsitektur yang tertentu. (PENDEKATAN ARSITEKTURAL). Gagasan dan tema adalah pernyataan tentang gambaran ideal sebuah arsitektur menurut pribadi yang merancang Selanjutnya apa yang dilakukan dengan tema tersebut? Jawabannya sekaligus menunjuk pada gerakan paling awall di mana proses merancang yang sesungguhnya dilaksanakan. Proses ini sebut saja sebagai proses konseptualisasi. Konsep disajikan dalam dua format sajian yakni pertama format tulisan dan yang satunya lagi format sketsa ide. Dalam format sketsa ide, sepenuhnya dilarang untuk menyajikan bagan, tabel dan pola. Berbeda dari asas rancang yang proses penyusunannya cenderung untuk menggunakan tulisan, maka pencarian dan penetapan konsep sebaik-baiknya dijalankan prosesnya dengan mengutamakan sajian grafis, biasanya sketsa kasar atau sketsa awal. 3. Konsep Konsep adalah kata benda, adalah hasil dari usaha membuat konsep; Konseptualisasi adalah proses yang dilakukan untuk menghasilkan konsep. Jadi, konseptualisasi adalah prosesnya; dan konsep adalah hasilnya. Proses Konseptualisasi adalah kegiatan untuk menghasilkan konsep dan asas merancang. Proses ini meliputi rangkaian kegiatan yang dirinci sebagai berikut : Penetapan gagasan khas perancang, sebagai sebuah bentuk interpretasi perancang atas tema rancangan. Penentuan konsep rancang dan asas rancang dengan menggunakan gagasan sebagai acuannya. Guna mendukung hasil yang akan diperoleh dalam tahapan ini, jelajah preseden yang berkenaan dengan konsep dan asas rancang dapat (bahkan sebaiknya: dianjurkan untuk) dilaksanakan. 4. Masalah Gambar 8 Sistematika Hubungan Konsep dengan Gagasan dan Tema Sebuah kegiatan yang ilmiah perancangan seharusnya menjunjung tinggi obyektivitas, bukan subyektivitas. Di dalam ke-obyektivitas-an inilah sebutan (dan juga tindakan) yang muncul pertama kalinya adalah `masalah (ingat saja pada pembuatan laporan tugas atau laporan penelitian, penyimpulan rumusan masalah kita kenal sebagai hipotesa); tidak jarang disebut dengan permasalahan, rumusan masalah atau perumusan masalah. Rumusan masalah merupakan gagasan atau tema yang disampaikan dengan menggunakan tertib berpikir keilmiahan yang sangat ketat. - 38 -

5. Preseden Preseden adalah segenap kejadian yang telah pernah berlangsung yang dengan varian dan variasi tertentu memunculkan kembali di kejadian saat sekarang maupun saat mendatang. Kejadian ini dapat saja diartikan sebagai hasil rancangan yang berupa lingkung-bina. Dalam acuan bahasa Indonesia, preseden dapat di-similar-kan dengan kritik. Berupa peristiwa peristiwa yang pernah terjadi, yang dapat digunakan sebagai acuan, pedoman, studi kasus. Preseden juga dapat diartikan mempelajari sesuatu melalui kasus tertentu. Jadi, tidak selalu bersifat negatif tetapi juga berperan sebagai sesuatu yang positif. Dalam merancang, studi kasus dapat disejajarkan dengan preseden, tetapi di dalam isinya studi kasus berada di bawah preseden. Contoh kasusnya adalah berikut ini. Dengan menjadikan percandian sebagai preseden, kita mengetahui bahwa arsitektur boleh menghadirkan persolekan berupa dekorasi dan ornamen pada wajah candi sebagai penyelesaian komposisi estetiknya. Bila demikian, maka dalam rancangan yang kita buat bisa kita munculkan juga olah dekorasi dan ornamentasi dalam mengolah estetika rancangan kita ini. Dalam kaitan dengan Rancang, Preseden dapat menjadi : Contoh yang telah terbukti penggunaannya bagi penyusunan perancangan arsitektur Pembuka peluang bagi pembentukan Rancangan (alat bantu bagi pencarian gagasan/ide bagi perancang) Dalam kaitan dengan keseluruhan kegiatan Merancang, Preseden dapat menjadi : menjadi acuan kasus bagi pembentukan tema menjadi contoh kasus bagi penjabaran tema menjadi bukti dan contoh kasus bagi konsep rancang yang ditetapkan menjadi masukan yang benar (signifikan) dalam melakukan jelajah rancang (= analisa rancang) Gambar 9 Kedudukan & Hubungan Preseden dengan Tema / Gagasan Ada pandangan yang meyakini bahwa merancang itu dapat dipandang sebagai sebuah kerja yang sejajar dengan penelitian ilmiah. Dalam lingkup pandangan seperti ini, preseden memperoleh tempat yang tentunya dapat disejajarkan dengan sesuatu bagian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ilmiah. Di sini, preseden disejajarkan dengan segenap kasus yang dipelajari dalam kegiatan penelitian, tak peduli dalam tahap kegiatan penelitian yang manakah penanganan atas kasus itu dijalankan. Dalam gerak merancang yang bersumber pada pandangan rancangan produk desain, biasanya tidak kita temukan keterlibatan preseden ini dalam merancang. - 39 -

6. Asas Rancang Asas merupakan perangkat pikiran yang menunjuk pada dasar landasan teoretik/teori bagi penggarapan bagian tertentu dari merancang. Dalam arsitektur tergelar demikian banyak teori, maka di dalam merancang landasan teoretik atau landasan teori tertentu harus disampaikan oleh perancang. Keharusan ini merupakan tuntutan agar penilaian terhadap rancangan yang dihasilkan dapat lebih terbuka, yakni dinilai dari teori yang dipakai oleh perancang, bukan teori yang dipakai oleh yang menilai. Ada beberapa hal yang menyebabkan asas mutlak harus dimunculkan dalam suatu proses perancangan, antara lain sebagai berikut : 1. Tuntutan bagi ilmiahnya perancangan memerlukan adanya teori yang melandasi kegiatan yang dilakukan 2. Menjamin tema dan gagasan dapat memperoleh kebenaran obyektif (mengubah gagasan/tema yang subyektif menjadi gagasan/tema yang obyektif); memberi jaminan bahwa meskipun merancang itu ilmiah, tetapi tetap memberi ruang gerak bagi citarasa individual, stilistik dan estetik. Perlu untuk diingat bahwa sedikit ataupun banyaknya asas yang dianut oleh seorang perancang hanya digunakan sematamata untuk menghadapi tingkat kompleksitas atau kerumitan yang harus ditangani oleh seorang perancang dalam proses perancangannya tersebut, hal ini tidak berpengaruh pada mutu atau tingkat pencapaian suatu rancangan. Gambar 10 Skema Kedudukan Asas Dalam Merancang ASAS PERANCANGAN MENURUT NIGEL CROSS Nigel cross adalah seorang ahli perancangan Produk Desain yang juga sekaligus pengajar di The Open University Inggris. Dalam tulisan ini akan dikaji tentang penggambaran-penggambaran mengenai perancangan, yang dilakukan oleh Nigel Cross berdasarkan hasil pengamatannya pada dunia perancangan. Sebuah rancangan bukan hanya hasil dari sebuah kegiatan merancang. Di balik kegiatan merancang maupun hasilnya, ada sekurangnya ada empat hal tentang apa yang ada di balik proses perancangan yang - 40 -

terkandung di dalam setiap rancangan, yang dijelaskan sebagai berikut : Gambar 11 Empat Hal di Balik Proses Perancangan Menurut Nigel Cross, hakekat dari perancangan terdiri dari tiga hal yakni : kegiatan rancang masalah rancang kemampuan rancang. Bila ketiga hal itu disatukan menjadi sebuah kalimat, maka kurang lebih akan berbunyi: merancang adalah kegiatan yang dilakukan dengan mendaya-gunakan segenap kemampuan yang dimiliki untuk mendapatkan penyelesaian atas masalah yang dihadapi. Nigel Cross juga memisahkan masalah rancang ke dalam dua bagian kasifikasi yaitu : 1) Well-defined problem = semi masalah yang sudah cukup tinggi tingkat kepastian penyelesaiannya, sudah barang tentu masih memerlukan pemikiran dan penanganan untuk penyelesaiannya, akan tetapi tindakan pemikiran dan penanganan itu tidak serumit dan sepelik masalah yang tingkat kepastian penyelesaiannya rendah (relatif tanpa alternatif). 2) ill-defined problem = masalah yang membutuhkan tindakan pemikiran dan penanganan yang cukup rumit dan pelik, tingkat kepastian penyelesaiannya rendah. Terhadap sebuah penyelesaian kita harus berhadapan dengan demikian banyak alternatif yang memungkinkan dan masing-masing alternatif itu sama baiknya. Terhadap masing-masing corak masalah, perancang tetap dituntut untuk bersungguhsungguh dalam mendapatkan penyelesaian dengan menjalankan proses penyelesaian masalah yang cukup seksama dan penuh tanggung jawab. Gambar 12 Dua Karakteristik Problem Perancangan Gambar 13 Skema Pengembangan Kemampuan Perancang Gambar 14 Korelasi Merancang & rancangan Meski setiap orang itu pada dasarnya adalah perancang, namun ada orang-orang yang dengan sungguh-sungguh menekuni ihwal perancangan sebagai profesi dan keahliannya. Hasil dari segenap kerja penyelesaian masalah juga sungguh penting untuk diberi perhatian dan kepedulian. Jadi, di - 41 -

satu sisi MErancang sebagai kerja menyelesaikan masalah, dan di sisi lain rancangan sebagai hasil penyelesaian masalah di sisi lain. Cross juga membedakan adanya Rancang cara Tradisional dan Rancang cara Modern. Seperti yang akan dijelaskan pada bagan berikut ini : Gambar 15 Metoda Rancang Menurut Nigel Cross Secara garis besar metoda rancang menurut Nigel Cross memuat empat pokok uraian, yaitu: Clarifying Objective - menyatakan rampatan titik akhir dan sarana pencapaiannya Establishing Function - menyatakan kinerja dari obyek rancang Setting Requirements - menyatakan tampilan obyek rancang Determining Characteristics - menyatakan kekhasan kualitatif obyek rancang Masing-masing kegiatan dari proses rancang itu harus diakui dan dikatakan sebagai bagian kegiatan yang mengawali proses rancang, yang menjadi sebuah penggambaran bagi medan dan kancah gerak dari proses pemroduksian obyek rancang. Kegiatan-kegiatan itu masih belum merupakan kegiatan membuat obyek rancang, jadi tidak boleh dikatakan sebagai kegiatan rancang fisik obyek. Terhadap obyek fisik rancang kegiatan-kegiatan itu dapat dikatakan sebagai sebuah tahapan pra-rancangan, tahapan perumusan ketentuan-ketentuan kerja rancang obyek. Perlu disampaikan agar tidak dianggap bahwa kegiatan ini menjadi kegiatan yang mendominasi keseluruhan kerja merancang. Dengan demikian, penyediaan waktu untuk menggarap kegiatan ini sebaiknya adalah maksimal sama banyaknya dengan jumlah waktu yang disediakan untuk generating alternatives, evaluating alternatives dan improving details. Jadi, model Nigel Cross tidak boleh diartikan sebagai model yang sekaligus menggambarkan alokasi waktu kegiatan yang setara. Keempat karakteristik model rancang yang dilakukan oleh Nigel Cross ini dapat di lihat sebagai rangkuman proses konseptualisasi yang di dalamnya terdapat konsep dan asas sebagai komponen perakitan tema rancangan - 42 -

Gambar 16 Model Proses Rancang Preskriptif seturut Nigel Cross. PENUTUP (KESIMPULAN) Dalam proses perancangan, secara garis besar kita selalu melakukan interpretasi dalam menghasilkan suatu karya rancang. Entah itu dimulai dari pembentukan tema sampai kepada akhir dari proses perancangan. Hal inilah yang membuat hasil rancangan tiap tiap individu berbeda meskipun tugas rancangan yang diberikan adalah satu. Proses konseptualisasi akan membawa kita kepada gambaran hasil akhir suatu perancangan, karena itu penemuan proses konseptualisasi hendaknya memperhitungkan apa yang akan kita munculkan pada tampilan akhir perancangan. Perancangan merupakan penggabungan dari sisi teori / ilmu dan seni karena itu, berbeda dengan disiplin ilmu lainnya. Penggabungan ini akan menuntut kita untuk selalu berpikir dengan kedua sudut pandang tersebut. Hal ini yang membuat arsitektur memunculkan image tersendiri. DAFTAR PUSTAKA Broadbent, Geoffrey. Design In Architecture. John Wiley and Sons. Chichester : 1973. Ching, Francis D K. Architecture Form, Space and Order. Van Nostrand Reinhold Company Inc. USA :1979. Edwards, Brian. Understanding Architecture Through Drawing. E & FN Spon. Oxford : 1994. Lasseau, Paul. Berpikir Gambar bagi Arsitek dan Perancang. ITB. Bandung Porter, Tom. The Architect s Eye. E& FN Spon. UK : 1997. Prijotomo, Josef. Mozaik mozaik Arsitektur. ITS. Surabaya : 1989. Schirmbeck, Egon. Gagasan, Bentuk dan Arsitektur. Intermatra. Bandung : 1988. - 43 -