BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu pelanggaran.

PELAKSANAAN UNDANG -UNDANG MEREK PADA UKM (USAHA KECIL MENENGAH) KEC. CEPER KAB. KLATEN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM DARI TINDAK PEMALSUAN MEREK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

BAB I PENDAHULUAN. satu kondisi yang tidak mengenal lagi batas-batas wilayah. Aspek ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERBIT SEBAGAI PEMEGANG HAK CIPTA ATAS PEMBAJAKAN BUKU BERDASARKAN UNDANG-

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perlindungannya sebagai bagian dari seni terpakai (applied art) sehingga di

PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG DALAM KERANGKA TRIPs. Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister Hukum. Program Studi Ilmu Hukum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PERJANJIAN TRIPS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat ini di satu sisi membawa dampak positif, tetapi disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HaKI BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA (Suatu Telaah Deskriptif)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK CIPTA BAGI PRODUKSI ALAT PERAGA PENDIDIKAN

BAB II PERJANJIAN TRIPS YANG DIKELUARKAN OLEH WTO DAN RATIFIKASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN INDIKASI GEOGRAFIS DI INDONESIA

Disusun Oleh : Marisa Dwi Ariesta NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 ATAS TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

TINJAUAN TENTANG HAKI

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. kini diatur secara jelas dalam hukum, termasuk soal kepemilikan. Hak Kekayaan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. laba. Dalam mencapai tujuan tersebut, sering kali terjadi praktek persaingan

PERANAN HAKIM DAN PARA PIHAK DALAM USAHA UNTUK MEMPERCEPAT PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia diera globalisasi ini tentunya akan ada

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MAKALAH ETIKA PROFESI RAHASIA DAGANG

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

V. SIMPULAN. Pertanian RI yang berperan melakukan pengawasan dan pengelolaan PVT. Pusat PVT

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang pada tahun 2020 memasuki era pasar bebas. Salah satu

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : HAKI (Hak atas kekayaan Intelektual) : Hukum Bisnis Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kemajuan masyarakat. Oleh karena itu, dalam era globalisasi. perdagangan, pembangunan hukum di Indonesia diharapkan mampu

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN. a. Konsep dasar HKI. b. Teori pembenar perlindungan HKI 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI

BUKU AJAR HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017. PENEGAKAN HUKUM HAK PATEN MENURUT TRIPS AGREEMENT DAN PELAKSANAANYA DI INDONESIA 1 Oleh: Rignaldo Ricky Wowiling 2

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Peranan Trips (Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights) terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual di Bidang Teknologi Informasi di Indonesia

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. khas dari daerah tersebut. Pada ruang lingkup nasional lagu-lagu yang

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang harus mengejar ketertinggalan dan terkadang memaksakan diri

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERBASIS ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (KNOWLEDGE BASED ECONOMI)

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perlindungan hukum terhadap rahasia dagang sebagai bagian. perdagangan dari HKI (The TRIPs Agreement) tidak memberikan

Penerapan Delik Biasa terhadap Hak Cipta

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

BEBERAPA KOMPONEN YANG MENDUKUNG DALAM PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI DANDOKUMENTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL*

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian baru dalam forum Nasional maupun Internasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas kekayaan intelektual yang

SEJARAH HKI DI INDONESIA Sejarah Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan isu yang sangat

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pula hasrat dan keinginan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gelombang globalisasi tidak terbendung lagi memasuki setiap negara. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala potensinya perlu memperhitungkan aspek global tersebut. Institusi hukum sebagai salah satu aspek kehidupan, dalam pengembangannya membutuhkan penyerasian atau pengaruh instrumen instrumen hukum internasional dan pandangan-pandangan yamg bersifat mendunia. Pandangan dunia telah terjadi ekspansi dan juga dilakukan rasionalisasi tarif dalam GATT (The General Agreement of Tarif and Trade). GATT sebenarnya merupakan kontrak antar partner dagang untuk tidak memperlakukan secara diskriminatif dalam perdagangan dunia. Kesepakatan kesepakatan dilaksanakan pada kegiatan putaran-putaran, sejak 1947 hingga putaran Uruguay (1986) yang menarik karena berhasilnya dibentuk WTO (Word Trade Organization) yang mulai dijalankan sejak tanggal 1 Januari 1995. 1 Di dalam WTO tercakkup persetujuan TRIPS (agreement on trade reloded aspect of intelectual property right, including trade in counterfeit, goods atau persetujuan perdagangan berkaitan dengan aspek hak kekayaan intelektual (HAKI) termasuk perdagangan palsu) dan ndonesia telah 1 Muhammad Djumhana, R. Djuaedillah. Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993. 1

2 meratifikasinya dengan UU No 7 Tahun 1994 yang sudah berlaku sejak tanggal 18 Januari 2000. Perlindungan di bidang HAKI tidak bisa ditawar-tawar lagi dalam memasuki pasar internasional, sebab perlindungan HAKI ini sebenarnya bagaikan kepingan mata uang dua sisi, sisi pertama sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional, sedangkan sisi yang lain akan memberikan kepercayaan internasional khususnya kepercayaan para investor di Indonesia yang mampu melindungi bidang HAKI, sebab jika law inforcement di bidang HAKI tersebut tidak mendapat prioritas tentunya barang-barang berkualitas akan enggan masuk pasar dalam negeri. Penegasan tuntutan dari keikutsertaan Indonesia dalam TRIPS, maka penegakan hukum pelanggaran bidang HAKI harus dilaksanakan dengan konsekuen. Dalam kaitan ini yaitu dalam hal penegakan hukum oleh Soetjipto Raharjo diartikan sebagai: "Penegakan ide-ide serta konsep yang bersifat abstrak, penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide itu menjadi kenyataan. Ide-ide tersebut adakan keadilan atau lengkapnya sebagai fungsi primer hukum yakni melindungi, memberikan keadilan, serta mewujudkan kesejahteraan pada rakyat." Norma-norma hukum dan nilai-nilainya tersebut yang termasuk di dalam lingkup hukum kekayaan intelektual, terwujud di dalam perundangundangan HAKI, yaitu UU No. 12 tahun 1997 (Hak Cipta), UU No. 14 tahun 2001 (paten), UU No. 15 tahun 2001 (merek), UU No. 30 tahun 2000 (rahasia dagang), UU No. 31 Tahun 2000 (Desain Industri) dan UU No. 32 tahun 2000

3 (Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu) ini memerlukan upaya penegakan baik dengan sarana hukum predata, administrasi maupun pidana. Lebih jauh lagi Muladi mengemukakan bahwa penegakan hukum merupakan usaha-usaha menegakkan norma-norma hukum sekaligus nilainilai yang ada di belakang norma tersebut. Dengan demikian para penegak hukum harus memahami benar-benar spirit hukum yang mendasari peraturan hukum yang harus ditegakkan dan hal ini akan berkaitan dengan pelbagai dinamika yang terjadi proses pembuatan undang-undang. 2 Penegakan hukum di bidang hak atas kelayakan intelektual (HAKI) di Indonesia sangatlah penting. Sebagai sebuah negara hukum, maka setiap langkah-langkah perkembangan hukum yang dilakukan di Indonesia merupakan suatu hal yang harus dipertimabangkan dengan sungguh-sungguh karena pada gilirannya nanti semua langkah penegakan hukum akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat terhadap nama baik bangsa dan negara dalam pergaulan internasional. Pelanggaran di Bidang HAKI di Indonesia ini cukup mengkhawatirkan, seperti yang banyak terjadi, atau sering terjadi di Kabupaten Klaten, dimana seseorang yang memiliki suatu penemuan belum merasakan jaminan hukum secara pasti di dalam melindungi hak-haknya. Paten yaitu sebagai hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu, melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan 2 Muladi, Upaya Penegakan Hukum. UNDIP. Semarang, 1997.

4 kepada orang lain untuk melaksanakannya, di dalam prakteknya pemegang hak paten sering dilanggar hak-haknya oleha orang atau pihak lain. Pelanggaran bidang paten di Kabupaten Klaten terkait dengan kesadaran hukum. Berdasarkan penelitian tentang tinjauan yuridis dalam penegakan hukum di bidang paten di Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa kesadaran hukum, khususnya pihak-pihak yang tidak memiliki hak paten, yang mempergunakan hak paten tanpa seijin pemegang paten, kantor bagian HAKI Kabupaten Klaten menyimpulkan bahwa rendahnya kesadaran hukum bidang paten tersebut disebabkan karena juga rendahnya tingkat pengetahuan hukum, serta pengertian isi hukum penerimaan hukum dan perilaku hukum dalam pelaksanaan dan penegakan hukum di bidang paten. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, untuk lebih mengetahui dan mempelajari sejauh mana penegakan hukum di bidang paten di Kabupaten Klaten maka penulis disini mengambil suatu judul skripsi yaitu : "TINJAUAN YURIDIS DALAM PENEGAKAN HUKUM BIDANG PATEN DI KABUPATEN KLATEN (Studi Kasus: Kantor HAKI di Pengadilan Negeri Klaten). B. Pembatasan Masalah Skripsi yang nantinya akan diteliti tidak akan terlalu luas dari obyek yang diteliti maka penulis membatasi hanya pada penegakan hukum bidang paten yang terjadi di Kabupaten Klaten yaitu seberapa jauh praktek penegakan hukum paten itu di masyarakat.

5 C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang penulis angkat dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana upaya penegakan hukum bidang paten di Kabupaten Klaten? 2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan para pihak melakukana pelanggaran di bidang paten? 3. Akibat hukum yang timbul bagi para pihak yang melakukan pelanggarana di bidang paten? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan penelitian yaitu: 1. Penulis ingin mengetahui langkah-langkah penegakan hukum bidang paten di Kabupaten Klaten. 2. Penulis ingin mengetahui hal-hal yang menyebabkan para pihak melakukan pelanggaran di bidang paten. 3. Penulis ingin mengetahui akibat hukum yang timbul bagi para pihak yang melakukan pelanggarana di bidang paten. E. Manfaat Penelitian berikut: Dalam penulisan ini, penulis mempunyai tujuan adalah sebagai

6 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan adanya penulisan skripsi ini, penulis harapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan guna mengembangkan hukum khusunya hukum perdata. 2. Bagi Masyarakat Dengan adanya penulisan skripsi ini, penulis harapkan dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau mungkin akan dihadapi, yaitu dalam hal penegakan hukum bidang paten. 3. Bagi Penulis Untuk lebih memahami dan mengerti tentang upaya-upaya yang dilakukan dalam penegakan hukum bidang paten khususnya serta bidang HAKI pada umumnya. F. Metode Penelitian Sesuai deng an judul dari penelitian ini maka penulis dalam mengadakan penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan secara yuridis sosiologis yaitu berusaha mengutarakan asas-asas hukum, aspek-aspek hukum sehingga dapat diketahui legalitas hukum kaitannya dalam upaya penegakan hukum bidang paten itu sendiri sebagai suatu bagian hak atas kekayaan intelektual (HAKI) serta prakteknya dalam kehidupan sosial masyarakat.

7 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini penulis menggunakan sifat penelitian diskriptif analisis yaitu penelitian untuk membuat gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara masalah yang diteliti. Penelitian ini untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang, dengan mengumpulkan data, menyusun data, menganalisa data serta menginterpretasikannya. 3. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: a. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan yaitu dengan mencari dan mempelajari dokumen-dokumen yang terdapat di dalam ketiga bahan hukum penelitian. b. Penelitian lapangan 1) Lokasi penelitian yaitu pada kantor HAKI di Pengadilan Negeri Klaten 2) Subyek penelitian - Para pemegang hak paten - Pejabat kantor Haki di Pengadilan Negeri Klaten Adapun penelitian lapangan ini menggunakan cara: 1) Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti dan mengadakan pencatatan secara sistematik.

8 2) Interview Interview adalah metode pengumpulan data melalui percakapan atau tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak yang bersangkutan, yaitu para pemegang hak paten serta instansi bersangkutan, yaitu para pemegang hak paten serta instansi terkait yaitu para pejabat kantor HAKI di Pengadilan Negeri Klaten. 3) Quesioner Quesioner yaitu suatu pertanyaan yang penulis gunakan sebagai bahan pertanyaan, yang penulis ajukan kepada pihak yang bersangkautan secara tertulis. 4. Metode Analisa Data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa data secara kualitatif yaitu suatu metode analisa data yang menghasilakan data diskriptif analisis atau apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Kemudian dianalisa dan dicari pemecahannya untuk menjawab permasalahan yang ada. G. Sistematika Skripsi Di dalam penyusun skripsi ini, agar memudahkan pembaca untuk mengetahui isi yang terkandung di dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika, yaitu sebagai berikut :

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Paten 1. Sejarah pengaturan paten di Indonesia 2. Pengertian paten 3. Prosedur permohonan paten 4. Penemuan yang dapat diberikan paten 5. Perlindungan hak paten 6. Para pihak dalam paten B. Tinjauan Tentang Penegakan Hukum 1. Pengertian penegakan hukum 2. Subyek dan obyek penegakan hukum 3. Pihak yang berperan dalam penegakan hukum 4. Upaya-upaya dalam penegakan hukum.

10 BAB III Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Upaya-upaya penegakan hukum bidang paten di Kabupaten Klaten 2. Faktor-faktor yang menyebabkan para pihak melakukan pelanggaran di bidang paten 3. Akibat hukum yang timbul bagi para pihak yang melakukan pelanggaran di bidang paten. B. Pembahasan 1. Upaya-upaya penegakan hukum bidang paten di Kabupaten Klaten 2. Faktor-faktor yang menyebabkan para pihak melakukan pelanggaran di bidang paten 3. Akibat hukum yang timbul bagi para pihak yang melakukan pelanggaran di bidang paten. BAB V Penutup A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA