BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Instansi Bentuk Instansi. Sejak jatuhnya Pemerintahan Orde Baru pada Bulan Maret

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bentuk, Bidang, dan perkembangan Instansi. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998 dan

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Permen PU No. 294/2005 tt BPPSPAM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 294/PRT/M/2005 TENTANG

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2016, No mengenai Manajemen Talenta di lingkungan Kementerian Keuangan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, h

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Penddidikan dan Latihan. atas Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

VISI, MISI, TUJUAN, RENCANA STRATEGI DAN KEBIJAKAN BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TAHUN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA. : Bagian Pengelolaan Aset Daerah Setda Kabupaten Kudus

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Organisasi Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai dengan tujuan menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan Negara Indonesia merdeka. Sidang pertama BPUPKI digelar pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945 membahas masalah dasar Negara Indonesia. Dalam sidang itu, tiga tokoh nasional memberikan pendapatnya, yaitu Mr. Muhamad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Sidang memilih nama Pancasila sebagai nama dasar Negara. Tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya, pemerintah pendudukan Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 membahas masalah Undang-Undang Dasar pengangkatan presiden dan wakil presiden, serta pembentukan Komite Nasional. Pada sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 dibahas masalah pembagian wilayah Indonesia dan menetapkan kementerian dalam lingkungan pemerintahan. Ada dua belas kementrian itu adalah salah satunya Departemen Kesehatan yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan bernama dr. R. Boentaran M. Dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional, maka diselenggarakan pembangunan nasional secara berencana, meyeluruh, terpadu, 8

9 terarah, dan berkesinambungan di semua bidang. Adapun tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana peri kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.untuk tercapainya tujuan pembangunan nasional tersebut dibutuhkan antara lain tersedianya sumber daya manusia yang tangguh, mandiri serta berkualitas. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masayarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi olehinteraksi yang dinamis dari berbagai sektor. Upaya untuk menjadikan pembangunan nasional berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang baru harus dapat dijadikan komitmen semua pihak, disamping menggeser paradigma pembangunan kesehatan yang lama menjadi Paradigma Sehat. Penyusunan rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010-2014 adalah manifestasi konkrit dari kehendak untuk melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan dan paradigma sehat tersebut. Kementerian Kesehatan mempunyai Visi yaitu Masyarakat Sehat Yang

10 Mandiri dan Berkeadilan ini yang kemudian dituangkan menjadi 4 (empat) misi pelaksanaan program yang hendak dicapai, yaitu : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta 4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik. Dalam pelaksanaan strategi pembangunan bidang kesehatan dilakukan dengan mengacu pada beberapa kegiatan, antara lain : 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif 3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan

11 6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab. 2.2. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tanggal 19 Agustus 2010 tentang struktur organisasi Kementerian Kesehatan RI, sebagai berikut : 1. Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi 2. Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat 3. Staf Ahli Menteri Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan 4. Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi 5. Staf Ahli Menteri Bidang Mediko Legal 6. Sekretariat Jenderal (Biro Perencanaan dan Anggaran, Biro Kepegawaian, Biro Keuangan dan Perlengkapan, Biro Hukum dan Organisasi dan Biro Umum) 7. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 8. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 9. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 10. Inspektorat Jenderal 11. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 12. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

12 2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dalam ruang lingkup organisasi di Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan mempunyai visi yaitu Pelayanan administrasi kepegawaian yang prima di lingkungan Kementerian Kesehatan sedangkan misi yang hendak dicapai yaitu : 1. Menjamin ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan baik dalam jumlah maupun jenis di lingkungan Kementerian Kesehatan. 2. Meningkatkan penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Kesehatan. 3. Meningkatkan fungsi koordinasi pelayanan administrasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Kesehatan. 4. Menerapkan sistem reward and punishment pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 tahun 2010 bagian keempat pada pasal 28, menyebutkan tugas pelaksanaan pengelolaan kepegawaian di lingkungan Kementerian Kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam struktur organisasi di Biro Kepegawaian yang terdiri dari 4 (empat) bagian dan 12 (dua belas) sub bagian yang mempunyai tugas dan fungsi, sebagai berikut : 1. Bagian Pengadaan, mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan pegawai sedangkan di dalam sub bagian masing-masing mempunyai tugas : a. Subbagian Penyusunan Formasi dan Kebutuhan Pegawai mempunyai tugas melakukan penyusunan perencanaan kebutuhan dan formasi

13 pegawai negeri sipil, pegawai tidak tetap dan penugasan khusus serta evaluasi penempatan. b. Subbagian Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan seleksi dan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil. c. Subbagian Pengangkatan Pegawai Tidak Tetap dan Penugasan Khusus mempunyai tugas melakukan seleksi dan pengangkatan Pegawai Tidak Tetap dan penugasan khusus. 2. Bagian Mutasi, mempunyai tugas melaksanakan urusan mutasi pegawai sedangkan sedangkan di dalam sub bagian masing-masing, mempunyai tugas : a. Subbagian Kenaikan Pangkat mempunyai tugas melakukan penyelesaian administrasi Kenaikan Pangkat. b. Subbagian Pemindahan dan Pemberhentian mempunyai tugas melakukan penyelesaian pemindahan, pemberhentian, dan pensiun pegawai. c. Subbagian Informasi dan Tata Naskah mempunyai tugas melakukan pengelolaan informasi dan tata naskah kepegawaian. 3. Bagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan urusan pengembangan pegawai sedangkan di dalam sub bagian masing-masing mempunyai tugas : a. Subbagian Penilaian Dan Pengembangan Karir mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penilaian kinerja, kebutuhan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, tugas dan izin belajar, ujian dinas dan pengisian jabatan struktural.

14 b. Subbagian Administrasi Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan urusan administrasi dan verifikasi jabatan fungsional. c. Subbagian Administrasi Tenaga Strategis mempunyai tugas melakukan urusan administrasi tenaga kesehatan strategis. 4. Bagian Umum dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan urusan peraturan kepegawaian, pemberian penghargaan, administrasi kesejahteraan pegawai, kesehatan pegawai, serta tata usaha Biro sedangkan di dalam sub bagian masing-masing mempunyai tugas : a. Subbagian Peraturan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan dan dokumentasi peraturan kepegawaian dan penyelesaian masalah kepegawaian. b. Subbagian Penghargaan dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan pemberian penghargaan, administrasi kesejahteraan pegawai, administrasi pemeriksaan kesehatan pejabat dan Calon Pegawai Negeri Sipil serta Poliklinik kesehatan pegawai. c. Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, monitoring, evaluasi dan laporan serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro 2.4. Personil Pegawai Dengan kewenangan yang dimiliki untuk mengelola sumber daya manusia baik tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan serta mendayagunakannya secara profesional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya sehingga lebih bermanfaat di lingkungan kerjanya secara maksimal

15 guna mencapai visi dan misi organisasi. Dalam mendukung pencapaian kinerja tersebut maka dibutuhkan pegawai sesuai klasifikasi yang dibutuhkan dan merata pada unit kerja masing-masing, seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1. Data Pegawai Biro Kepegawaian No Unit Kerja Jumlah Pegawai 1 Bagian Mutasi Pegawai 57 2 Bagian Pegadaan Pegawai 51 3 Bagian Pengembangan Pegawai 45 4 Bagian Umum dan Kesehjateraan Pegawai 91 TOTAL 257 Sumber : Sistem Informasi Kepegawaian 2011 Sedangkan jumlah total Pegawai Negeri Sipil yang bertugas secara keseluruhan di Kementerian Kesehatan berdasarkan unit-unit pelaksana pusat dan daerah berdasarkan database Sistem Informasi Kepegawaian (SIMKA) Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan Tahun 2011, seperti pada grafik dibawah ini : Grafik 2.1. Distribusi Pegawai menurut Unit Utama Penyebaran sumber daya manusia tersebut merupakan salah satu proses mendayagunakan tenaga baik di dalam bidang kesehatan atau non

16 kesehatan yang memiliki potensi yang tinggi guna mendukung pencapaian tujuan organisasi khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan serta sebagai bagian sumber daya manusia kesehatan yang dapat menunjang visi dan misi di lingkungan Kementerian Kesehatan. Tantangan utama dalam mengelola sumber daya manusia adalah mendayagunakan dan mengembangkan potensi manusia secara efektif dan profesional. Dalam kondisi seperti itu pimpinan dituntut harus selalu mengembangkan inovasi, kreatifitas dan mempertahankan tenaga yang berkualitas oleh setiap instansi mampu memberikan tenaga dan pikiran guna pencapaian kinerja menjadi lebih efektif dan efisien. Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen secara umum, dengan menitikberatkan pembahasannya pada pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan optimal. Pengaturan tersebut meliputi masalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja, pengarahan motivasi, kepemimpinan, integrasi, dan pengelolaan konflik dan pengawasan. Menurut Handoko (2001), manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun organisasi. Untuk itu manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional dan baik agar dapat terwujudnya keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan lingkungan serta kemampuan organisasi. Keseimbangan antara kebutuhan dan teknologi

17 tersebut merupakan kunci utama suatu organisasi agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Untuk mengembangkan potensi pegawai yaitu melalui kesempatan menjalani penugasan pada jabatan-jabatan hirarki, dari yang sederhana sampai yang kompleks. Program pengembangan adalah suatu proses yang di disain untuk mengembangkan kecakapan yang diperlukan bagi aktivitas kerja di masa datang. Ada perbedaan pengertian antara peningkatan dengan pengembangan kinerja pegawai. Pada peningkatan mengacu pada kuantitas yaitu meningkatnya kemampuan baru bagi pekerja sedangkan manfaat dari pengembangan pegawai dapat dilihat dalam dua sisi yaitu sisi individu pegawai yang memberi manfaat sebagai berikut : a) Menambah pengetahuan terutama penemuan terakhir dalam bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip-prinsip dan filsafat manajemen yang terbaik dan terakhir. b) Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama. c) Merubah sikap. d) Memperbaiki atau menambah imbalan/balas jasa yang diperoleh dari organisasi tempat bekerja Sedangkan dari sisi organisasi, maka pengembangan pegawai dapat memberikan manfaat secara lebih luas lagi bagi kepentingan organisasi atau masyarakat yaitu sebagai berikut : a) Menaikkan produktivitas pegawai.

18 b) Menurunkan biaya. c) Mengurangi turnover pegawai. d) Kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya ketiga manfaat tersebut terlebih dahulu. Pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting. Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memperbaiki kapasitas produktif dari manusia. Dengan sumber daya manusia yang baik, organisasi akan memiliki kekuatan kompetitif. Meraih keunggulan kompetitif tersebut, pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi merupakan suatu paradigma baru. Manajemen Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi meyakinkan bahwa organisasi memiliki orang dengan kepemimpinan yang tepat, mengetahui apa yang akan dilakukan untuk semua informasi yang diterima dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi. Respon organisasi terhadap perubahan dapat dimulai dengan memformulasikan kembali visi misi dan nilai-nilai korporat yang kemudian diikuti oleh perubahan strategi organisasi, struktur organisasi, sistem dan prosedur, staffing, keahlian, dan gaya kepemimpinan serta pembuatan keputusan. Hal ini berkaitan dengan revitalisasi sumber daya manusia. Pengeloaan sumber daya manusia berbasis kompetensi merupakan suatu tren baru dalam revitalisasi tersebut. Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, pelatihan termasuk bagian dari pengembangan karyawan sebagai satu unsur untuk memenuhi syarat dasar kemampuan kerja untuk mencapai prestasi kerja.

19 Hal tersebut ditujukan pada sasaran akhir yaitu pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal dengan tepat orang, tepat jabatan dan tepat waktu. Pelatihan merupakan usaha untuk menghilangkan terjadinya kesenjangan atau gap antara unsur-unsur yang dimiliki oleh seorang karyawan dengan unsurunsur yang dikehendaki organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang memiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan. Perusahaan atau organisasi selalu akan menempatkan sumber daya manusia sebagai bagian dari strategi menghadapi kompetisi yang semakin luas. Salah satu strategi di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia adalah dengan melakukan training secara terstruktur dan in-line dengan program organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai ilmu terapan dari ilmu manajemen memiliki fungsi-fungsi yang sama dengan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Disamping fungsi-fungsi pokok tersebut, maka manajemen Sumber Daya Manusia memiliki beberapa fungsi-fungsi operasional pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran akhir yaitu pendayagunaan Sumber Daya Manusia secara optimal. Pengadaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemampuan kerja, sedangkan pemeliharaan Sumber Daya Manusia diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemauan kerja yang kedua-duanya diperlukan untuk mencapai prestasi kerja yang baik.

20 Pelatihan dan Pengembangan merupakan sub fungsi dari Pengembangan Sumber Daya Manusia dan sub fungsi lainnya adalah pengembangan karir. Dengan demikian jelaslah bahwa pelatihan diperlukan untuk menjamin aspek kemampuan kerja seorang tenaga kerja untuk menunjukkan prestasi kerja yang diharapkan dan mencapai tujuan organisasi diperlukan yaitu sumber daya manusia yang tangguh, berkualitas sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Bentuk dan wujud sumber daya manusia yang ingin dicapai organisasi bisa tergambar dalam misi pengembangan sumber daya manusia suatu organisasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang. Pandangan yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan, dalam pengembangan karir perlu dipahami dua proses, yaitu bagaimana seseorang merencanakan dan mengimplementasikan tujuan karirnya sendiri (career planning) dan bagaimana institusi merancang dan mengimplementasikan program pengembangan karirnya (career management). Pengembangan karir dapat dilihat dari dua perspektif ini yaitu individu dan institusi. Perencanaan karir seseorang yang berpusat pada individu adalah perencanaan yang lebih berfokus pada karir individu, sedangkan yang berpusat pada institutsi adalah yang fokus pada pekerjaan dan pengidentifikasian jalan karir yang memberikan kemajuan yang logis atas orang-orang di antara pekerjaan dalam organisasi.