Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor

dokumen-dokumen yang mirip
Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

Optimasi Gerakan Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Algoritma Genetika

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB OTOMATIS BERBASIS COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

PEMBUATAN PROTOTIPE MESIN PELUBANG PCB BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih. Dalam setiap peralatan elektronika pastinya terdapat Printed

BAB III PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK

BAB III PERANCANGAN ALAT

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING

2015 RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB DENGAN PENGATURAN POSISI 3D BERBASIS MIKROKONTROLER DAN VISUAL PROGRAMING

IMPLEMENTASI METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MIKROKONTROLER MCS51 UNTUK ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB I PENDAHULUAN. ketelitian dan beresiko seperti kontrol peralatan mekanik. akan adanya kesalahan (human error) dan jauh dari resiko yang

Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PENENTU AXIS Z ZERO SETTER MENGGUNAKAN LASER DAN KAMERA SEBAGAI SENSOR. Oleh Paskahlis Tri Gunawan NIM :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras untuk mengoperasikan rangkaian DC servo pada mesin CNC dan

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Sistem Otomasi Mesin Tempat Parkir Mobil Bawah Tanah dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

Realisasi Robot Yang Mengikuti Objek Bergerak Menggunakan Kamera Wireless via Wifi

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

RANCANG BANGUN PENGENDALI MOTOR STEPPER UNTUK DETEKSI JUMLAH OBYEK PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PENGARUH KECEPATAN (RPM) TERHADAP KONSUMSI DAYA MOTOR STEPPER UNTUK MENGGRAFIR JENIS PCB PADA ALAT CNC ROUTER PCB

Aplikasi Kamera Web Untuk Mengukur Luas Permukaan Sebuah Obyek 3D

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

PAINTING AIRBRUSH DESIGNED USING CANNY ADGE DETECTION METHOD

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

Mesin Printer Huruf Braille Menggunakan Mikrokontroler MCS-51

MESIN PENGEBOR PRINTED CIRCUIT BOARD (PCB) OTOMATIS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

ALAT PENGEBOR PCB TUGAS AKHIR OLEH: ARIE KURNIA WIJAYA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN INDUSTRI

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANTARAMUKAAN SENSOR BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Integrasi Elektronika, Mekanika dan Perangkat Lunak pada CNC Rakitan

PENGENDALIAN ASRS (AUTOMATIC STORAGE AND RETRIEVAL SYSTEM) DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16. Ari Suryautama /

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

Bab III Perangkat Pengujian

RANCANG BANGUN MESIN PENGEBOR PCB MINI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

ROBOT MOBIL DENGAN SENSOR KAMERA UNTUK MENELUSURI JALUR PADA MAZE

ROBOT PENYUSUN BUKU PADA PERPUSTAKAAN DENGAN WEB CAMERA

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. 4.1 Tempat dan Waktu. 4.2 Bahan dan Alat. 4.3 Metode

PENGEMBANGAN TUGAS AKHIR RE Rakhmad Adi Rodiyat NRP Dosen Pembimbing. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mesin perkakas kini semakin pesat dengan. Dengan pengotomatisan proses kerja mesin industri, upaya untuk

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

PEMBUATAN KENDALI PENGEBOR PPC OTOMATIS MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER

AUTOMATISASI SISTEM PENGEBOR PCB PROPOSAL TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : CHAIDIR ANWAR D

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

LINIERISASI KELUARAN PENCATU DAYA MENGGUNAKAN KOMPUTER

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt

Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE

APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

PERANCANGAN TIMBANGAN DAN PENGUKUR DIAMETER KAWAT TEMBAGA PADA MESIN GULUNG KAWAT TEMBAGA DENGAN MIKROKONTROLER ATmega328 ABSTRAK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN ROBOT PENGGAMBAR BERBASIS MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB II LANDASAN TEORI

Elvin Nur Afian, Rancang Bangun Sistem Navigasi Kapal Laut berbasis pada Image Processing metode Color Detection

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

Tutorial Eagle. Berikut jendela baru

Alat Pindai Profil Lambung Kapal

MESIN PEMOTONG AKRILIK BERBASIS MIKROKONTROLER

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

RANCANG BANGUN ROBOT PERMAINAN CATUR BERBASIS KAMERA

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 4, No. 2, Oktober 2002: 88 93 Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor Thiang Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Sherwin R.U Sompie Alumnus Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Abstrak Makalah ini akan menjelaskan tentang pengeboran Printed Circuit Board (PCB) otomatis. Pengeboran PCB otomatis ini menggunakan kamera sebagai sensor untuk mendeteksi koordinat pad dan via yang akan dibor. Beberapa metode pemrosesan image digunakan dalam pendeteksian koordinat antara lain threshold, gray scale dan fillrect. Hasil pengambilan koordinat berupa pixel akan dikonversikan ke satuan milimiter agar dapat dilakukan pengeboran. Mekanik mesin bor yang dibuat menggunakan motor stepper untuk pergerakan lengan dan Y dan motor DC untuk pergerakan lengan Z dan motor bor. Pergerakan setiap lengan dirancang menggunakan sistim ulir, yang memungkinkan pergerakan yang tepat dan presisi. Hasil pengujian diperoleh error rata-rata pergerakan lengan antara koordinat terdeteksi (kamera) dan koordinat sesungguhnya adalah 0,275 mm dan 0,283 mm untuk lengan dan sumbu Y. Sistem juga berhasil mendeteksi keberadaan semua pad dan via sesuai dengan jumlah pad dan via yang sesungguhnya. Kata kunci: mesin bor otomatis, mesin bor PCB, sensor kamera, pemrosesan image. Abstract This paper describes about automatic drilling machine used to drill pad and via in Printed Circuit Board (PCB). The automatic drilling machine used camera as the sensor to detect coordinates of pad and via in PCB. This system used several methods of image processing like threshold, grayscale, and fillrect to detect the pad and via coordinates. This processes result the pad and via coordinates in pixels, then, these coordinates would be converted to millimeters in order to perform the drilling process. The automatic drilling machine used two stepper motors to perform the movement of -axis and Y-axis. The machine also used two DC motors for the movement of Z-axis and drilling motor. The movement of each axis was designed by using the thread of a screw in order to achieve the precision movement. Experiment results show that average errors of the -axis and Y-axis movement are 0.275 mm and 0.283 mm respectively. The system also could detect correctly all pad and via in PCB. Keywords: automatic drilling machine, PCB drilling machine, camera sensor, image processing. 1. Pendahuluan Printed Circuit Board (PCB) merupakan salah satu bagian yang penting dalam merancang atau membangun suatu rangkaian elektronika. Pada PCB terdapat pad dan via dimana keduanya harus dibor agar komponen dapat dipasang pada PCB. Untuk suatu rangkaian yang kompleks, jumlah pad dan via-nya sangat banyak sehingga bisa saja terjadi kesalahan dimana ada beberapa pad atau via yang tidak dibor apabila dilakukan pengeboran secara Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Februari 2003. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Mesin Volume 5 Nomor 1 April 2003. manual. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang mesin pengeboran PCB secara otomatis dengan input koordinat pengeboran diambil secara otomatis dari gambar PCB. Pendeteksian koordinat bor dilakukan dengan menggunakan kamera sebagai sensor. Gambar print out PCB akan ditangkap dengan menggunakan kamera, kemudian dengan menggunakan teknologi pemrosesan image, koordinat bor dapat terdeteksi. Proses pendeteksian koordinat pengeboran, mulai dari pemrosesan image sampai perhitungan koordinat bor akan dipaparkan pada bagian 4. Bagian 2 akan menjelaskan perancangan model mesin bor yang telah dibuat sedangkan bagian 3 akan membahas peran- 88

Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor (Thiang, et al.) cangan perangkat keras elektronik dari mesin bor. Bagian 5 akan memaparkan hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan dan makalah ini akan ditutup dengan beberapa kesimpulan dan diskusi. dari motor stepper akan terjadi gerakan lengan sejauh 0,00794 mm. Pergerakan lengan Y didisain sama dengan lengan. Sehingga ketelitian pergerakan lengan dan Y dari mekanik yang telah didisain adalah 0,00794 mm/step. 2. Perancangan Model Mesin Bor Gambar 1 menunjukkan model mekanik mesin bor yang telah didisain. Model mesin bor ini hanya merupakan miniatur dan mampu mengebor PCB dengan ukuran maksimum 9 x 10 cm. Gambar 2. Mekanik untuk Gerakan Lengan 3. Perangkat Keras Sistem Gambar 1. Model Mekanik Mesin Bor Mesin bor dibuat dengan menggunakan empat motor yaitu dua motor stepper dan dua motor DC. Dua motor stepper digunakan untuk pergerakan lengan dan lengan Y dan satu motor DC digunakan untuk pergerakan lengan Z. Satu motor lagi digunakan melakukan pengeboran. Pergerakan lengan Z menggunakan motor DC karena dalam arah Z hanya berfungsi untuk menurunkan motor bor saat melakukan pengeboran. Sedangkan dalam arah dan Y digunakan motor stepper untuk memudahkan kontrol posisi yang harus dilakukan. Untuk mendapatkan ketelitian gerakan yang tinggi, maka sistem mekanik untuk gerakan lengan dan Y menggunakan ulir. Gambar 2 menunjukkan contoh mekanik untuk gerakan lengan. Perbandingan gear1 dan gear2 yang digunakan adalah 1:1 dan jarak antar ulir yang digunakan adalah 1,588 mm. Motor stepper yang digunakan mempunyai spesifikasi 200 step per putaran. Hal ini berarti untuk melakukan satu putaran maka motor stepper membutuhkan 200 pulsa. Dari disain ulir yang digunakan, diketahui satu putaran akan terjadi gerakan sejauh 1,588 mm maka dapat dihitung satu step Perangkat keras elektronik dari mesin bor yang telah didisain terdiri atas sebuah personal komputer (PC) yang dilengkapi dengan sebuah kamera dan interface berupa rangkaian driver motor baik untuk motor DC maupun motor stepper. Blok diagram perangkat keras dari mesin bor ini dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Blok Diagram Perangkat Keras Mesin Bor Gambar 4. Rangkaian Driver Motor Stepper 89

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 4, No. 2, Oktober 2002: 88 93 Rangkaian driver motor untuk motor stepper dirancang dengan menggunakan rangkaian transistor yang dirangkai model darlington. Gambar 4 adalah gambar rangkaian driver motor stepper yang telah didisain. Rangkaian driver motor untuk motor DC dirancang dengan menggunakan IC L293D. IC ini merupakan rangkaian 4 channel H-Bridge. Salah satu keuntungan IC ini adalah mudah dalam mengatur arah putaran motor. Gambar 5 menunjukkan rangkaian driver motor DC yang menggunakan IC L 293D. Kedua rangkaian driver motor ini dihubungkan ke PC melalui interface paralel port yaitu LPT1. Driver motor stepper dihubungkan ke output data dari paralel port LPT1 dengan alamat 378H. Sedangkan driver motor DC dihubungkan ke port kontrol dari paralel port LPT1 dengan alamat 37AH. Gambar 5. Rangkaian Driver Motor DC Untuk mendeteksi posisi nol dari PCB digunakan dua buah limit switch dan kedua limit switch ini dihubungkan ke port status dari paralel port LPT1 dengan alamat 379H. Untuk pengambilan gambar PCB, digunakan sebuah kamera. Kamera ini dihubungkan ke PC melalui serial port USB. Semua proses image dan proses kontrol dilakukan oleh PC. 4. Perangkat Lunak Sistem Perangkat lunak sistem didisain dengan menggunakan program Delphi 5.0 yang berjalan dalam sistem operasi windows 98. Secara garis besar, program yang telah didisain dibagi atas dua bagian utama yaitu pendeteksian koordinat bor dan proses pengeboran itu sendiri. Pendeteksian koordinat bor dilakukan dengan memproses image yang ditangkap dari kamera. Ukuran image yang digunakan adalah 320 x 240 pixel. 4.1 Proses Pendeteksian Koordinat Bor Ada beberapa batasan dari gambar print out PCB yang dapat diproses oleh program yang telah didisain. Batasan tersebut adalah: Print out PCB berwarna hitam putih dengan ukuran maksimum 9 x 10 cm Layout PCB harus dikelilingi oleh frame berbentuk kotak dan berwarna hitam Layout untuk pad dan via harus ada lubang titik untuk pengeboran (drill hole) Secara umum blok diagram dari sistem pendeteksian koordinat pengeboran dapat dilihat pada gambar 6. Proses pendeteksian koordinat bor dibagi atas empat tahap. Tahap pertama adalah pemrosesan awal image. Dalam tahap ini, image yang ditangkap dari kamera akan diubah dahulu dari format RGB menjadi grayscale. Proses ini dilakukan dengan menggunakan metode illuminance grayscale yang direpresentasikan dengan persamaan berikut: Gray = 0,299 R + 0,587 G + 0, 114 B (1) Selain itu juga digunakan metode mean grayscale untuk pengubahan image dari format RGB menjadi format grayscale. Metode ini dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai RGB yang direpresentasikan dengan persamaan berikut: R + G + B Gray = (2) 3 Gambar 6. Blok Diagram Sistem pendeteksian Koordinat Bor Proses berikut dalam tahap pertama ini adalah melakukan threshold dengan menggunakan metode single threshold. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk melakukan proses single threshold: 255 jika f ( x, y) T g( x, y) = (3) 0 untuk yang lain dimana T adalah nilai threshold. Proses ini menghasilkan suatu image dengan warna hitam dan putih. Dalam penelitian ini, besar nilai threshold yang digunakan adalah 50. 90

Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor (Thiang, et al.) Tahap kedua adalah proses pengisian image. Dalam pengisian image ini, semua warna putih kecuali lubang bor yang ada pada pad dan via akan diisi dengan warna hitam sehingga hasil dari proses ini adalah semua image akan berwarna hitam kecuali lubang-lubang bor pada pad dan via. Proses ini dilakukan dengan metode floodfill. Pada tahap ketiga yaitu tahap perbaikan image, akan dilakukan sekali lagi proses single threshold. Hanya hasil proses yang terjadi adalah kebalikan. Warna hitam menjadi putih dan putih menjadi hitam. Dengan demikian dalam image seolah-olah hanya ada titik-titik hitam yang merupakan titik-titik dimana PCB harus dibor. Tahap terakhir adalah menghitung koordinat dari titik-titik pengeboran. Hal ini dilakukan dengan mencari batas atas, batas bawah, batas kiri dan batas kanan dari obyek dalam hal ini adalah pad atau via. Dengan menggunakan persamaan berikut maka koordinat titik pengeboran dapat dihitung. + min max = (4) 2 Y min + Y Y = max (5) 2 dimana min, max, Ymin dan Y max adalah batas kiri, batas kanan, batas bawah dan batas atas. Proses ini dilakukan sampai semua titiktitik pengeboran terhitung koordinatnya. 4.2 Proses Pengeboran Pada bagian ini, program yang dibuat mencakup seluruh hal yang bersangkutan dengan mesin bor mulai dari pergerakan motor stepper, pergerakan motor DC, pendeteksi posisi nol, sampai konversi koordinat bor dari satuan pixel ke satuan millimeter dan jumlah step dari motor stepper. Tabel 1, 2 dan 3 adalah tabel aturan yang telah didisain untuk mengatur pergerakan motor stepper dan motor DC serta aturan pendeteksian posisi nol. Tabel 1. Kode Aturan Pergerakan Motor Stepper Motor Stepper Motor Stepper Y Step Data Step Data 1 01H 1 10H 2 02H 2 20H 3 04H 3 40H 4 08H 4 80H Tabel 2. Kode Aturan Pergerakan Motor DC Data 0AH 09H 0FH 03H 0EH 01H 0BH Fungsi Lengan Z Turun Lengan Z Naik Bor Kiri Bor Kanan Lengan Z Turun dan Bor Kanan Lengan Z Naik dan Bor Kiri Stop Semua Motor DC Tabel 3. Kode Proses Pendeteksian Posisi Nol Data 5FH 3FH 1FH Fungsi Lengan mencapai posisi nol Lengan Y mencapai posisi nol Kedua Lengan mencapai posisi nol Pada image yang ditangkap dari kamera selalu terdapat sebuah titik referensi yang jarak sesungguhnya terhadap sumbu dan Y adalah 10 mm. Titik referensi ini selalu terletak pada titik yang terakhir dari semua titik-titik yang berhasil dideteksi. Semua koordinat titik-titik pengeboran yang terdeteksi dari image mempunyai satuan pixel. Untuk mengkonversi koordinat tersebut ke dalam satuan millimeter, digunakan persamaan berikut: 10 m = p (6) Y m r r 10 = Yp (7) Y dimana m dan Ym adalah koordinat titik pengeboran dalam satuan millimeter, p dan Yp adalah koordinat pengeboran dalam satuan pixel dan r dan Yr adalah koordinat titik referensi. Dari satuan millimeter, koordinat pengeboran akan dikonversi ke dalam jumlah step dari motor stepper. Karena resolusi mekanik yang telah didisain adalah 0,00794 mm/step maka untuk mengkonversi koordinat titik-titik pengeboran dari satuan millimeter ke jumlah step dari motor stepper, digunakan persamaan berikut: m s = (8) 0,00794 Ym Y s = (9) 0,00794 dimana s dan Ys adalah jumlah step dari motor stepper untuk pergerakan lengan dan lengan Y. Hasil perhitungan koordinat dalam jumlah step dari motor stepper selalu dibulatkan ke satuan terdekat. 91

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 4, No. 2, Oktober 2002: 88 93 5. Hasil pengujian Beberapa percobaan telah dilakukan untuk menguji sistem antara lain pengujian ketelitian gerakan lengan dan lengan Y mesin bor, pengujian ketelitian pengeboran PCB. Dari hasil pengujian secara keseluruhan, terlihat mesin bor dapat berjalan dengan baik. Pengujian pertama yang dilakukan adalah pengujian ketelitian gerakan lengan dan lengan Y. Dalam pengujian ini, koordinat bor diinputkan secara manual dan pengukuran gerakan lengan dan lengan Y juga dilakukan secara manual. Berikut tabel 4 menunjukkan beberapa hasil pengujian ketelitian gerakan lengan dan Y. Tabel 4. Beberapa Hasil Pengujian Gerakan Lengan dan Lengan Y dair Mesin Bor Input (mm) Lengan Lengan Y Y (mm) (mm) 8 4 8 3 10 18 10 18,5 20 7 20 7 20 10 19,5 10 15 15 15 15 10 20 10 20 28 26 28 26 30 15 30 15 33 17 32,5 17 Dari hasil pengujian didapatkan kesalahan rata-rata untuk gerakan lengan adalah 0,11 mm dan kesalahan rata-rata untuk gerakan lengan Y adalah 0,17 mm. Tabel 5 menunjukkan beberapa hasil pengujian untuk mendapatkan ketelitian pendeteksian koordinat titik-titik pengeboran. Tabel 5. Beberapa Pengujian Ketelitian Pendeteksian Koordinat Titik-titik Pengeboran Koordinat (mm) Koordinat Terdeteksi (mm) Y Y 10,414 5,816 10,13 5,34 19,304 5,588 18,92 5,21 25,908 5,588 25,43 5,21 32,004 5,588 31,76 5,21 11,684 12,801 11,32 12,45 19,304 15,748 18,92 15,43 25,908 15,748 25,43 15,43 32,004 15,748 31,46 15,43 8,890 14,173 8,67 13,89 11,684 15,570 11,32 15,32 8,890 16,941 8,67 16,56 11,684 18,338 11,32 17,56 8,890 19,710 8,67 19,65 11,684 21,107 11,32 20,98 22,552 23,368 22,31 23,24 29,972 23,368 29,78 23,24 8,890 22,479 8,67 22,32 11,684 23,876 11,32 23,54 22,552 25,908 21,77 24,56 29,972 25,908 29,78 25,87 10,287 30,861 10,02 30,43 13,208 6,096 13,10 5,86 20,828 6,096 20,34 5,86 24,892 8,636 25,78 8,32 35,052 8,636 33,98 8,32 6,604 9,652 6,02 9,78 7,874 10,922 7,90 11,02 9,144 9,652 8,67 9,78 13,208 8,636 13,11 8,46 20,828 8,636 20,34 9,11 13,208 11,176 13,32 11,07 20,828 11,176 20,34 11,07 13,208 13,716 13,32 13,46 20,828 13,716 20,34 14,21 24,892 13,716 24,33 13,46 35,052 13,716 34,01 13,46 7,62 16,256 7,43 16,11 13,208 16,256 13,32 16,11 20,828 16,256 20,34 16,32 7,62 17,526 7,43 17,42 13,208 18,796 13,32 18,43 20,828 18,796 20,34 19,11 24,892 18,288 24,12 18,21 35,052 18,288 34,22 18,34 13,208 21,336 13,32 21,23 20,828 21,336 20,34 21,32 13,208 23,876 13,32 21,32 20,828 23,876 20,34 24,11 24,892 23,368 24,21 23,44 35,052 23,368 34,12 23,44 13,208 26,416 13,32 26,21 20,828 26,416 20,34 26,32 13,208 28,956 13,32 28,32 20,828 28,956 20,34 28,32 7,62 18,796 7,43 19,11 Hasil pengujian diperoleh error rata-rata pergerakan lengan antara koordinat terdeteksi (kamera) dan koordinat sesungguhnya adalah 0,275 mm dan 0,283 mm untuk lengan dan sumbu Y. erro yang dihasilkan oleh sistem ini cukup besar, tetapi bila dilihat secara keseluruhan, pada koordinat terdeteksi terjadi pergeseran ke kiri sejauh jarak yang hampir sama untuk semua titik. Berikut salah satu gambar perbandingan koordinat terdeteksi, koordinat sesungguhnya dan hasil pengeboran. 92

Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor (Thiang, et al.) Gambar 7. Perbandingan Koordinat Terdeteksi, Koordinat Sesungguhnya dan Hasil Pengeboran. Dari gambar terlihat bahwa terjadi pergeseran koordinat terdeteksi terhadap koordinat sesungguhnya. Jadi jelas bahwa error yang terjadi disebabkan oleh pergeseran ini. 6. Kesimpulan Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengeboran yang telah didisain dapat berjalan dengan cukup baik walaupun error yang dihasilkan cukup besar. Karena error tersebut sesungguhnya adalah error pergeseran ke kiri yang terjadi pada semua titik. Masih ada kelemahan dalam sistem ini yaitu proses gerakan pengeboran belum optimum. Untuk pengembangan selanjutnya, pada sistem dapat ditambahkan algoritma untuk mengoptimsi gerakan pengeboran misalnya dengan algoritma genetika. Daftar Pustaka 1. Baxes, Gregory A. Digital Image Processing. Canada: Whon Wiley & Sons Inc., 1994 2. Castleman, Kenneth R. Digital Image Processing. New Jersey: Prentice Hall International, Inc., 1996 3. Intan, Rolly. Perencanaan dan Pembuatan Prototype Pengebor PCB yang dapat diprogram. Surabaya, Jurnal Elektro UK Petra, 1997. 4. Interfacing to the IBM-PC Parallel port. http://www.doc.ic.ac.uk/~ih/doc/par/doc/ intro. html] 5. Stepping Sequences for a Four-Phase Unipolar Permanent Magnet Stepper Motor. [http://www.doc.ic.ac.uk/~ih/doc/stepper/ control2/sequ_old.html] 93