BAB I PENDAHULUAN. Guru yang profesional tentu akan selalu berupaya melaksanakan pembelajaran yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipaksa menjadi sumber belajar yang terpenting dalam proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

BAB I PENDAHULUAN. 1 Thesis Dian Ratna Arianti, dkk., Eksperimentasi Model

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu aktivitas pendukung bagi

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Menurut pasal I

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan terhadap siswa sebagai bekal dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa untuk menghadapi kehidupan di masyarakat dapat bertanggung

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA. Carib

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh tenaga pendidik dalam satuan-satuan pendidikan. Salah satu usaha

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Guru yang profesional tentu akan selalu berupaya melaksanakan pembelajaran yang sebaik mungkin. Pembelajaran disini adalah sebagaimana yang terdapat pada pasal UU No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan harapan agar berhasil menghantarkan murid-muridnya mencapai tujuan pendidikan, baik di tingkat Pra sekolah, Sekolah Dasar (SD), SLTP maupun SLTA. Salah satu yang dapat memotivasi siswa berfikir kritis dan kreatif adalah guru yang profesional, seperti halnya di SDN 2 Kalisari yang memiliki kesenjangan antara harapan dan kenyataan bahwa siswa-siswi kelas IV mempunyai nilai hasil yang tidak baik terutama pada pelajaran IPS. Berdasarkan observasi awal dan pengamatan di kelas IV SDN 2 Kalisari Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo, ternyata mata pelajaran IPS menempati peringkat kedua terendah setelah mata pelajaran matematika. Pelajaran matematika siswa tidak ada yang tuntas dari nilai KKM yang di tentukan yaitu 70, kebanyakan siswa mendapatkan nilai di bawah 30, sedangkan pelajaran IPS dari 12 siswa yang tidak tuntas semua, namun ketidaktuntasannya tidak lebih dari nilai matematika di bawah 30, KKM yang ditentukan yaitu 75. Karena itulah perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS. Bagi guru SD sangat dituntut untuk mampu meletakkan dasar-dasar pemahaman bagi siswanya dengan baik dan benar. Termasuk dalam dasar-dasar pemahaman tersebut adalah dasar tentang pemahaman kehidupan sosial. Namun, realitas yang penulis temui di SDN 2

kalisari Kecamatan banyuglugur kabupaten situbondo terutama di kelas IV, masih sangat jauh dari tuntutan ideal yang ada. Sementara itu, pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuan diyakini akan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Northfield, Gunstone, dan Erickson (1996) (dalam Kasihani, 2009) yang menyatakan bahwa sesungguhnya tugas utama guru dalam kegiatan pembelajaran adalah mengkonstruksikan setiap pengetahuan siswa. Kegiatan mengkonstruksi pengetahuan siswa dapat dilaksanakan melalui model pembelajaran kooperatif. Di antara model pembelajaran kooperatif adalah Think Pair Square (TPS). Pembelajaran IPS ini merupakan suatu permasalahan bagi guru maupun sekolah, dimana sekolah yang menginginkan peserta didiknya berhasil dalam semua mata pelajaran khususnya di SD. Hal ini yang menjadikan tugas guru untuk mencari tahu dan mencari solusi tentang masalah ini. Hasil observasi yang telah di lakukan di SDN 2 Kalisari ini bahwa pelajaran IPS memang sangat tidak baik dikarenakan metode pembelajaran yang kurang kreatif. Proses pembelajaran di sekolah tidaklah mudah melainkan harus tanggap dan kreatif dalam pelaksanaan belajar-mengajar. Terkadang siswa akan mudah bosan dan tidak paham tentang apa yang di jelaskan dikarenakan metode pembelajaran yang kurang memuaskan. SDN 2 Kalisari ini yang rata-rata pemikirannya masih di bawah rata-rata akan lebih sulit menerima pembelajaran karena metode pengajarannya yang kurang atau terkadang juga bisa pola pikir siswa yang di bawah rata-rata, ini menjadikan suatu tugas guru untuk lebih kreatif dan hati-hati dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Pembelajaran yang tidak diinginkan oleh semua guru yakni siswanya yang tidak berhasil, dengan demikian upaya-upaya yang dilakukan oleh seorang guru sangat diharapkan

oleh siswanya dan orang tua siswa. Di mana hasil yang bagus akan menjadikan kebanggaan tersendiri bagi siswa dan orang tua. Maka dari itu metode pembelajaran yang dikatakan cocok yakni pembelajaran penggunaan metode pembelajaran, dimana hasil belajar siswa tidak hanya di nilai dari proses kerja kelompoknya tetapi juga hasil dari individu yang mana untuk mengetahui seberapa paham tentang materi yang disampaikan. Upaya peningkatan hasil belajar tentu memerlukan partisipasi aktif tidak hanya dari guru, tetapi juga partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu adanya metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode melalui penggunaan permainan. Pembelajaran melalui metode penggunaan permainan ini sangat kreatif, karena belajar tidak hanya belajar lmelainkan sambil bermain untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan sendiri. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan tentunya diperlukan metode atau pendekatan. Jika dikaitkan dengan teori pengajaran dengan pendekatan psikologi kognitif yang dikemukakan oleh bruner, metode yang hendaknya di harapkan seorang pengajar di kelasnya adalah yang tidak hanya mempertimbangkan efektivitas belajar dari sisi bahan pelajaran, akan tetapi juga pada bagaimana cara peserta didik memperolah informasi dan memecahkan masalah. Belajar memecahkan masalah melalui metode permainan seperti puzzle dan kartu soal dengan teman sebaya berkonsekuensi pada adanya eksplorasi terhadap sejumlah alternatif yang akhirnya menciptakan dorongan berfikir hingga diperolehnya pengetahuan dan dapat mengasah daya pikir anak. Karena bukan hanya satu fikiran yang di kemukakan melainkan banyak fikiran yang di jadikan satu kesatuan menjadi kesimpulan. Pelaksanaan pembelajaran tentunnya tidak akan hanya sekedar uji coba namun akan lebih ditekankan bagaimana pemahaman ketika guru mengaplikasikan metode permainan,

sebagaimana siswa akan dapat lebih mudah menerima dan paham tentang materi yang dijelaskan, dengan kemudian dan dijelaskan bahwa penggunaan metode permainan ini di gunakan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar para siswa. Harapannya siswa lebih mudah memahami materi yang di sampaikan. Profesional, predikat inilah yang menjadi harapan setiap guru. Guru sebagai pendidik sangat di harapkan memiliki sikap profesional dalam mendidik dan mengajar di kelasnya. Dalam pasal 1 UU No. 14 tahun 2005, profesional di artikan pekerjaan atau kegiatan yang di lakukan oleh seorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Pembelajaran penggunaan metode permainan lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi penjelasan dari kawannya di banding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan (Sulaiman dalam Wahyuni 2001:2). Berdasarkan paparan tersebut di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS materi koperasi siswa kelas IV melalui penggunaan media permainan di SDN 2 kalisari Yang merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahannya sebagi berikut : Bagaimana peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS materi koperasi siswa

kelas IV melalui penggunaan media permainan di SDN 2 Kalisari Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS dengan di terapkannya pembelajaran melalui penggunaan media permainan pada siswa kelas IV SDN 2 Kalisari Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo. 1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah : Pembelajaran IPS melalui penggunaan media permainan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 2 Kalisari Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini sangat penulis harapkan bisa bermanfaat bagi beberara pihak antara lain : 1. Bagi siswa Siswa yang terlibat kegiatan penelitian di harapkan mendapatkan manfaat belajar antara lain : a. Mendapat satu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar mereka. b. Siswa dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS. c. Siswa dapat bertukar fikiran dan berdiskusi tentang suatu masalah dan di pecahkan secara bersama-sama sehingga menemukan kesimpulan. 2. Bagi Guru

Guru yang melakukan penelitian maupun yang menjadi kolaborator diharapkan mendapat manfaat antara lain : a. Menemukan alternatif pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar. b. Menjadi bahan kajian untuk mengadakan penelitian yang lain. c. Menambahkan wawasan untuk kedepannya dalam melakukan proses belajarmengajar. d. Dapat di jadikan suatu perbandingan dari metode yang lama dengan yang baru dengan dilaksanakannya PTK tersebut. 3. Bagi Sekolah Sekolah yang juga terlibat dalam proses penelitian ini sebagai pengamat diharapkan dapat mengambil manfaat penelitian antara lain: a. Mendapat masukan untuk meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa secara keseluruhan. b. Sebagai sarana untuk meningkatkan kerja sama, kinerja, dan kreatifitas guru. c. Sebagai bahan penentuan kebijakan yang lebih luas. 1.6 Batasan Penelitian Untuk memperjelas dan mempermudah permasalahan di atas agar tidak meluas, maka Peneliti membatasi masalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada kelas IV tahun ajaran 2011/2012 pada pokok bahasan KOPERASI mata pelajaran IPS.

2. Motivasi yang diteliti terfokus pada partisipasi motivasi dalam mendalami pelajaran IPS, ketertarikan pada pelajaran IPS dengan pembelajaran melalui penggunaan metode permainan. 3. Hasil belajar diambil dari nilai selama proses pembelajaran dan hasil tugas yang di berikan pada proses belajar berlangsung. 1.7 Penegasan Istilah 1. Motivasi belajar menurut Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sardiman Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. 2. Prestasi belajar menurut Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. 3. Media menurut Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media permainan Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Media kartu soal merupakan

permainan yang sama halnya dengan kartu, namun setiap kartu berisi sebuah pertanyaan dan jawaban 4. IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila (Somantri, 2001 : 103). Kesimpulannya bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang di inginkan yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar, di mana dengan waktu tertentu terhadap hal-hal yang dilakukan. Metode permainan inilah yang menjadikan suatu motivasi setiap siswa karena banyak disenangi, salah satunya untuk pembelajaran IPS yang banyak mempelajari tentang informasi faktual tentang kehidupan sosial dan masalah-masalah di masyarakat.