Karakterisasi Varietas Unggul Pisang Mas Kirana dan Agung Semeru di Kabupaten Lumajang

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KARAKTERISASI PISANG LOKAL MAS JARUM DAN GOROHO DI KEBUN KOLEKSI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN SULAWESI UTARA

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

EXPLORATION AND CHARACTERIZATION MAS BANANA (Musa spp) IN THE DISTRICT NGANJUK, MOJOKERTO, LUMAJANG AND KEDIRI

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL. Oleh DR. M. Rahmad Suhartanto Dr. Sobir DR. M. Arif Nasution Heri Harti, SP

BAB I PENDAHULUAN. (plasma nutfah) tumbuhan yang sangat besar. Kekayaan tersebut menempatkan

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

TINJAUAN PUSTAKA. Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ;

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

Studi Eksplorasi Varietas Pisang (Musa spp.) Lokal Tanggamus Sebagai Cikal Bakal Produk Unggulan Pertanian Lampung

PENERAPAN AGRIBISNIS PISANG MAS KIRANA DAN AGUNG SEMERU DI TINGKAT KELOMPOK TANI KABUPATEN LUMAJANG. Wahyunindyawati PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tabel 1. Karakteristik Buah pada Beberapa Kultivar Pisang

BAB I PENDAHULUAN. gedang di daerah Jawa, galuh di daerah Sumatra, harias di daerah Kalimantan,

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang

BADAN BENIH NASIONAL. Jakarta, zi- Mei 2009

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 472/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN GAPU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terutama buah dan sayuran masih terbuka lebar, karena jutaan hektar lahan kering

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama,

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 303/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN SAWO SEDAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Identifikasi Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan, termasuk buah

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 538/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA NEW CENTURY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 470/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG HIBRIDA RAOS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Penyediaan Bibit untuk Budi Daya Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.)

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 512/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR MERAH DELIMA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Transkripsi:

Karakterisasi Varietas Unggul Pisang Mas Kirana dan Agung Semeru di Kabupaten Lumajang P.E.R. Prahardini*, Yuniarti, dan Amik Krismawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, Jl. Raya Karang Ploso Km 4 Malang Telp. (0341) 494052, 485056; Faks. (0341) 471255; *E-mail: per_prahardini@yahoo.co.id Diajukan: 30 April 2010; Diterima: 15 Oktober 2010 ABSTRACT The Characterization of Two Superior Varieties of Banana from Lumajang Regency East Java. Lumajang regency is one of the banana production centre in East Java having highdiversity of banana germ plasm. There are 33 cultivars of banana germ plasm in the regency, consist of table fruit and plantain. The superior variety in Lumajang Regency are Agung Semeru (Musa x paradisiaca) as plantain and Mas Kirana (Musa acumunata) as fresh table fruit varieties. Those variety can grow well at 450-650 m above sea level. The objective of this study were to make inventory and exploration banana plants with respect to the information on the condition. Inventory and exploration were conducted at two Regency, i.e. Senduro and Pasrujambe from Mei 2006 until March 2007. The aim of this study were to identify, characterize, and inventarize of banana tree and use as reference characteristics of banana tree. The characteristic of banana s Agung Semeru variety could be seen by the colour of pseudostem (light red), the uniqueness of fruit set, number of sucker per cluster (only 1-2 suckers per cluster), the size of the finger (33-36 cm long) and 19 cm around) and the number of hand per bunch (only 1-2 hand per bunch) with the weight around 10-20 kg/bunch. Superior characteristics of the Agung Semeru variety were the thickness of fruit skin, the long period of fruit storage (3-4 weeks after harvesting) and the sweetness of fruit flesh. Even though the skin changes from yellow to black, the flesh still could be consume, because it doesn t become soft. This variety could be used for the raw material of small and middle home industries. The characteristic of banana Mas Kirana variety could be seen by the colour of pseudostem (brownish-red), number of sucker per cluster (only 2-3 suckers per cluster), the size of the finger was small and prefered by the consumer with yellowish colour, the weight around 11-13 kg/bunch. Superior characteristics of the Mas Kirana variety were sweetness, fresh and crispy of fruit flesh, beside those character also could be used for banana s cakes and had short period of production. In additions those varieties were also resistant to the Sygatoka disease compared to other plantain cultivars. Keywords: Banana, characterization, superior variety. ABSTRAK Kabupaten Lumajang Jawa Timur, merupakan salah satu wilayah yang mempunyai keragaman plasma nutfah pisang. Di daerah ini terdapat 33 plasma nutfah pisang yang terdiri atas pisang sebagai buah meja dan pisang olahan. Varietas unggul pisang di Kabupaten Lumajang adalah Agung Semeru (Musa paradisiaca) sebagai pisang olahan dan Mas Kirana (Musa acumunata) sebagai buah segar. Kedua varietas pisang tersebut tumbuh pada ketinggian 450-650 m dpl. Eksplorasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengidentifikasi tanaman, bentuk tumbuhan, dan habitat. Kegiatan eksplorasi dilakukan di dua kecamatan, yaitu Senduro dan Pasrujambe, pada bulan Mei 2006 hingga Maret 2007. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi, menginventarisasi, dan mengkarakterisasi tanaman pisang, sehingga dapat disusun berbagai karakter tanaman. Karakteristik pisang varietas Agung Semeru terlihat dari warna batang (merah terang), pembentukan buah yang unik, jumlah anakan 1-2 anakan/rumpun, di samping itu ukuran buah besar (keliling buah 19 cm) dan panjang (33-36 cm), jumlah sisir 1-2 sisir/tandan dengan bobot 10-20 kg/tandan. Keunggulan lain dari pisang varietas Agung Semeru adalah kulit buah tebal sehingga tahan disimpan 3-4 minggu setelah petik dan rasa buah manis. Walaupun kulit buah sudah kehitaman tetapi daging buah tetap enak dikonsumsi karena tidak lembek. Karakteristik pisang varietas Mas Kirana terlihat dari warna batang (merah kecoklatan), jumlah anakan 2-3 anakan/ rumpun, ukuran buah kecil yang disenangi konsumen, dan berwarna kuning bersih. Keunggulan varietas Mas Kirana adalah rasa daging buah manis, segar, dan teksturnya renyah, dapat dijadikan bahan baku industri olahan berupa tepung pisang dan sale, umur relatif genjah dengan produktivitas 11-13 kg/tandan. Kedua varietas tersebut tahan penyakit bercak daun dibandingkan dengan kultivar pisang lainnya. Kata kunci: Pisang, karakterisasi, varietas unggul. PENDAHULUAN Pisang adalah salah satu buah tropis yang sudah populer di masyarakat, potensial dikembangkan di Indonesia. Saat ini pisang merupakan komoditas unggulan dan memberikan kontribusi paling besar terhadap produksi buah-buahan nasional. Selain ra- 126 Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010

sanya yang enak, pisang juga mengandung gizi, vitamin, dan kalori, sehingga bermanfaat untuk kesehatan. Keragaman varietas pisang di Jawa Timur sangat tinggi dan berpeluang besar dikembangkan sebagai sumber ekonomi petani. Beberapa varietas pisang yang berkembang mempunyai nilai jual yang tinggi dan digemari oleh konsumen. Pisang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai buah meja dan olahan (Kusumo, 1996). Kabupaten Lumajang merupakan salah satu wilayah yang mempunyai plasma nutfah pisang yang beragam di Jawa Timur. Plasma nutfah pisang tersebut belum banyak yang didayagunakan secara optimal. Kendalanya adalah belum diperolehnya data rinci tentang karakter masing-masing kultivar (Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, 2002). Namun beberapa kultivar pisang mempunyai beberapa keunggulan ditinjau dari potensi hasil, preferensi konsumen, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Perbedaan karakter antar kultivar dapat dilihat dari penampilan tanaman (batang semu), daun, bunga, dan buah. Sifat atau karakter tersebut dapat dijadikan modal dalam perbaikan sifat genetik tanaman. Dengan keragamannya karakter kultivar pisang maka pengembangannya diarahkan menurut kesesuaian varietas/kultivar dengan agroekologi. Pisang dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ph tanah 4,5-7,5. Tanaman pisang mempunyai perakaran yang dangkal, menyebar di bawah permukaan tanah dan menghendaki tanah yang banyak mengandung bahan organik. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan faktor genetik (Allard, 1989). Faktor lingkungan dapat dimodifikasi dengan memperhitungkan efisiensi pengelolaannya dengan pengaturan jarak tanam, penggunaan bibit, dan pemupukan yang sesuai, sehingga tanaman dapat berproduksi dengan optimal (Kasijadi, 2001), Faktor genetis bergantung pada varietas yang ditanam dengan karakter masing-masing. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Eksplorasi dilaksanakan di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada bulan Mei 2006 hingga Maret 2007. Penelitian terdiri atas beberapa tahapan, yaitu informasi keberadaan contoh tanaman, pengumpulan buah, dan entri data paspor. Pelaksanaan Tahap awal adalah mengumpulkan data sekunder dari Dinas Pertanian Kabupaten dan instansi terkait lainnya tentang jenis pisang dan habitat tumbuhnya serta wawancara dengan informan kunci, petani/masyarakat, dan penyuluh tentang preferensi tanaman pisang. Juga dilakukan pencatatan data paspor/deskripsi indigenous untuk memperoleh gambaran dan deskripsi tanaman. Pengamatan Langkah selanjutnya adalah (1) karakterisasi pendahuluan atau pra evaluasi, yaitu mengkarakter data yang meliputi aspek morfologi, agronomi, dan fisiologi tanaman. Data pengamatan karakter agronomi biasanya diinterpretasikan sebagai potensi per individu tanaman, (2) karakterisasi lanjutan atau evaluasi yang mengevaluasi potensi hasil maupun daya adaptasi suatu aksesi terhadap lingkungan biotik maupun abiotik. Dalam kegiatan karakterisasi, standarisasi yang digunakan mengacu pada descriptor list dan IBPGR. Karakterisasi tanaman dilakukan pada setiap bagian tanaman yang meliputi batang, daun, bunga, dan buah (IBPGR, 1984; Valmayor et al., 2002). Untuk mengetahui lebih lengkap tentang kondisi tanaman seperti produktivitas, kualitas buah, ciri khusus, dan keunggulan lainnya maka dilakukan wawancara dengan petani, penyuluh, dan informan kunci. Tanaman yang diamati berumur 10-24 bulan atau saat tanaman memasuki pertumbuhan optimal. Identifikasi dan karakterisasi tanaman dilanjutkan di Laboratorium Pemuliaan dan Pascapanen BPTP Jawa Timur. Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010 127

Pengamatan terhadap hama dan penyakit pisang dilakukan dengan metode survei yang ditentukan secara proporsif, yaitu di sentra produksi atau di daerah yang mempunyai areal pertanaman pisang dalam jumlah yang luas. Sebagai petani contoh adalah enam petani pisang empat di antaranya di Kecamatan Senduro dan dua di Kecamatan Pasrujambe. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menghimpun, mengedit, dan tabulasi secara sistematis. Setelah itu dilakukan analisis data secara deskriptif sesuai dengan keragaan pertumbuhan tanaman dan tabulasi silang. Dilakukan pula analisis fisik dan kimiawi buah. HASIL DAN PEMBAHASAN Luas pertanaman pisang di kecamatan Senduro dan Pasrujambe 659,3 ha dengan rata-rata luas lahan milik petani 0,5-0,75 ha (Tabel 1). Kriteria Sifat Unggul Keragaman varietas pisang yang dibudidayakan petani di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe cukup tinggi. Setiap pekarangan dan areal pertanaman pisang yang dimiliki petani terdiri dari bermacam-macam kultivar. Jumlah kultivar pisang yang ditemukan di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe sebanyak 14 kutivar. Menurut Kusumo (1996), di Kabupaten Lumajang terdapat 32 kultivar pisang. Sebanyak 14 kultivar pisang yang ditemukan di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe termasuk dalam 32 kultivar yang ditemukan oleh Kusumo. Dari 14 kultivar pisang tersebut, dua di antaranya mempunyai keunggulan dari segi manfaat dan potensinya, yaitu Agung Semeru dan Mas Kirana yang saat ini merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lumajang. Varietas Agung Semeru merupakan pisang olahan, sedangkan varietas Mas Kirana sebagai buah segar. Macam kultivar pisang dan kegunaanya disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Luas areal, populasi tanaman, dan jumlah petani pisang di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Kecamatan Luas (ha) Populasi (tanaman) Jumlah petani Senduro 441,6 209.950 8.398 Pasrujambe 217,7 261.240 528 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang (2002). Tabel 2. Macam kultivar pisang dan kegunaannya. Nama lokal Pisang Embug Pisang Byar Pisang Agung Semeru Pisang Agung Jawa Pisang Kepok Pisang Barly/Berlin Pisang Mas kripik Pisang Mas Kirana Pisang Ambon kuning Pisang Ambon hijau Pisang Songgro Pisang Susu Pisang Raja Nangka Pisang Pisang Raja mala Manfaat/kegunaan Buah olahan Buah olahan Buah olahan Buah olahan Buah olahan dan buah segar Keunggulan Varietas Keunggulan varietas Agung Semeru terlihat dari jumlah anakan, berkisar antara 1-2 anakan/ rumpun, sehingga tidak memerlukan penjarangan. Hal ini tentu akan mengurangi biaya produksi melalui pengurangan biaya tenaga kerja. Di samping itu, ukuran buahnya besar dan panjang, 1-2 sisir/ tandan dengan bobot 10-20 kg/tandan. Ukuran buah berhubungan dengan produk yang dihasilkan berupa keripik. Keunggulan kedua varietas dapat dilihat pada Tabel 3 dan penampilan kedua varietas tersebut disajikan pada Gambar 1. Keunggulan lainnya dari kedua varietas pisang ini adalah kulit buah yang tebal sehingga tahan disimpan 3-4 minggu setelah dipetik dan rasa buah manis. Walaupun kulit buah sudah kehitaman tetapi daging buah tetap enak karena tidak lembek. Dalam kondisi mentah, buah digunakan sebagai bahan baku industri kripik, baik skala rumah tangga maupun skala menengah. Keunggulan lainnya adalah lebih tahan terhadap penyakit bercak daun dibandingkan dengan kultivar pisang olahan lain. 128 Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010

Tabel 3. Sifat pisang varietas Agung Semeru dan Mas Kirana. Sifat Agung Semeru Mas Kirana Manfaat/kegunaan Buah olahan Ukuran buah Lebih besar dari kultivar olahan lainnya Cukup sesuai untuk buah segar Produktivitas 10-20 kg/tandan 11-13 kg/tandan Umur panen Relatif genjah (8-10 bulan) Relatif genjah (8-10 bulan) Jumlah anakan Sedikit Sedikit Ketahanan hama dan penyakit Sangat tahan terhadap ulat buah (Nacolea octosema) dan ulat penggulung daun (Erionata thrax) Tahan terhadap penyakit layu fusarium dan penyakit darah (Pseudomonas solancearum) Sifat lain Tahan simpan Warna buah menarik, mempunyai pasar di dalam dan luar negeri A B Gambar 1. Penampilan pisang Mas Kirana (A) dan pisang Agung Semeru (B). Varietas Mas Kirana mempunyai beberapa keunggulan, antara lain ukuran buah yang sesuai untuk dikonsumsi setelah makan, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Hal ini menyebabkan buah pisang Mas Kirana menjadi pilihan utama bagi para pengelola catering maupun restoran, warna buah menarik, rasa daging buah manis dan segar, teksturnya renyah (Prahardini et al., 2004). Pisang Mas Kirana dari Lumajang telah beredar di pasar swalayan di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Pihak swasta juga sedang mengupayakan untuk ekspor pisang Mas Kirana ke Singapura dan Hongkong. Seperti halnya Agung Semeru, varietas Mas Kirana secara genetis juga mempunyai anakan yang relatif sedikit, 2-3 per rumpun. Hal ini akan memudahkan pemeliharaan tanpa penjarangan tanaman. Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit Hasil survei di sentra produksi dan pasar pisang di Kecamatan Senduro menunjukkan bahwa hama penggulung daun Erionata thrax, hama buah pisang Nacolea octosema (banana scab moth), dan hama thrips Chaetanaphotrips signipennis merupakan hama yang sering dijumpai. Penyakit pisang yang tampak adalah bercak daun Sigatoka disease. Di lahan petani hanya ditemukan hama ulat penggulung daun E. thrax, hama buah N. octosema (banana scab moth), dan penyakit bercak daun S. disease. Tingkat serangan, intensitas, dan kelimpahan populasi hama dan penyakit di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Data menunjukkan bahwa varietas Agung Semeru bereaksi tahan terhadap hama ulat penggulung daun pisang. Hama ulat penggulung daun diduga merupakan hama utama dengan tingkat se- Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010 129

rangan 57%, intensitas serangan 34,6%. Akan tetapi, kelimpahan populasi ulat cukup tinggi, ratarata 22 ekor per tanaman, sehingga tingkat ketahanannya tergolong moderat. Varietas Mas Kirana sangat tahan terhadap ulat penggulung daun. Hama yang potensial adalah ulat buah Nacolea octosema (Scab moth). Bercak daun Sigatoka disease adalah penyakit pisang yang banyak ditemukan di lahan petani. Pada varietas Agung Semeru dan Mas Kirana sangat tahan terhadap hama ulat buah. Serangan hama ulat buah pisang kemungkinan kecil pengaruhnya terhadap hasil karena buah yang terserang hanya menunjukkan gejala kudis. Dari segi estetika buah untuk ekspor, pisang yang terserang hama ulat buah sangat berpengaruh terhadap penerimaan konsumen dan harga. Berdasarkan kriteria tingkat ketahanan pisang Agung Semeru dan Mas Kirana terhadap serangan hama dan penyakit masih ada beberapa faktor lain yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui, yaitu mekanisme resistensi. Menurut Kogan dan Ortman (1978), terdapat tiga resistensi tanaman, yaitu nonpreferensi = antixenosis, antibiosis, dan toleransi. Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan interaksi antara tanaman dan serangga. Penyakit lain seperti layu fusarium (Panama disease) dan penyakit layu bakteri/penyakit darah (Moko disease) yang merupakan penyakit utama pisang tidak ditemukan di Kecamaan Senduro maupun Pasrujambe. Penyakit tersebut ditemukan menyerang pada pisang jenis lain seperti pisang Embug. Oleh karena itu, pisang Agung Semeru dan Mas Kirana di lahan pekarangan penduduk tahan terhadap penyakit layu fusarium dan layu bakteri. Karakterisasi Varietas Unggul Pisang Pisang Agung Semeru berdasarkan spesiesnya termasuk Musa parasidiaca dengan genom AAB yang merupakan pisang olahan (plantain), sedangkan pisang Mas Kirana termasuk Musa acuminata dengan genom AA yang merupakan buah segar. Hasil karakterisasi kedua varietas tersebut disajikan pada Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8. Tabel 4. Rata-rata tingkat serangan, intensitas, dan kelimpahan populasi hama dan penyakit tanaman pisang Agung Semeru. Jenis hama/penyakit Tingkat serangan (%) Intensitas serangan (%) Kelimpahan populasi (ekor) Ketahanan Ulat penggulung daun, Erionata thrax 57 34,57 22,43 Moderat Ulat buah pisang, Nacolea octosema 15 4,13 - Sangat tahan (scab moth) Bercak daun Sigatoka disease 26,67 4 - Sangat tahan Tabel 5. Rata-rata tingkat serangan, intensitas, dan kelimpahan populasi hama dan penyakit tanaman pisang Mas Kirana. Jenis hama/penyakit Tingkat serangan (%) Intensitas serangan (%) Kelimpahan populasi (ekor) Ketahanan Ulat penggulung daun, E. thrax 1,5 0,75 0,25 Sangat tahan Ulat buah pisang, N octosema 0,65 0,15 - Sangat tahan (scab moth), Bercak daun S. disease 0,21 0,14 - Sangat tahan Tabel 6. Karakter tanaman pisang Agung Semeru dan Mas Kirana. Karakter Agung Semeru Mas Kirana Kedudukan batang Tegak Tegak Bentuk batang Silindris Silindris Tinggi tanaman 6-8 m 5-6 m Warna batang Hijau muda kemerahan Coklat kehitaman Warna pangkal batang Hijau muda kemerahan Coklat kehitaman Lingkar batang (cm) 60-80 60-70 cm Lebar tajuk 3-4 m 3-4 m Tekstur kulit batang Halus Halus 130 Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010

Tabel 7. Karakter daun pisang varietas Agung Semeru dan Mas Kirana. Karakter Agung Semeru Mas Kirana Jumlah daun 8-11 helai 7-10 helai Panjang daun 1,5 m 1,5-2,5 m Lebar daun 60-70 cm 60-70 cm Tangkai daun 35-40 cm 30-40 cm Sudut daun 30 o 30 o Bentuk daun Panjang pipih Panjang pipih Warna daun bagian atas Hijau tua mengkilap Hijau tua mengkilap Warna daun bagian bawah hijau agak muda, permukaan daun berlilin, ibu tulang hijau agak muda permukaan daun berlilin, ibu tulang daun berwarna merah daun berwarna hijau Ujung daun Tumpul-sedikit lancip Tumpul Dasar daun Simetris, bentuk membulat Simetris, bentuk membulat Tepi daun Rata, tidak berduri dan bergelombang, berwarna merah keunguan Susunan daun Berselang seling Berselang seling Belahan daun Simetris Simetris Kanal petiole Terbuka, tepi tegak Terbuka tepi melebar tegak Arah daun menghadap Ke atas Ke atas Jarak antar daun 30-50 cm 30-50 cm Tabel 8. Karakter bunga pisang varietas Agung Semeru dan Mas Kirana. Karakter Agung Semeru Mas Kirana Rata, tidak berduri dan bergelombang, tepi daun berwarna coklat kehitaman Bentuk bunga Jantung lonjong Lonjong seperti tombak Warna mahkota bunga (jantung pisang) Bagian luar: merah tua kecoklatan Bagian dalam: merah muda Bagian luar: merah tua kecoklatan Bagian dalam: merah muda Kedudukan bunga Ujung batang Ujung batang Panjang jantung pisang 70 cm 20-25 cm Lingkar jantung pisang 30 cm 28-33,5cm Panjang tangkai bunga (jantung pisang) 69,5 cm 10-15 cm Keadaan bractea sebelum rontok Tidak menggulung Menggulung Antara kedua varietas pisang tersebut terlihat perbedaan pada warna batang. Warna batang dapat dijadikan penciri khusus pada saat tanaman belum menghasilkan buah, sedangkan karakter lain relatif sama. Karakter daun dua varietas pisang tersebut mempunyai sifat yang hampir sama, kecuali warna daun bagian bawah, ujung daun, tepi daun. dan kanal daun. Daun varietas pisang Agung Semeru mempunyai tulang daun bagian bawah berwarna merah, sedangkan pada varietas Mas Kirana berwarna hijau. Tepi daun varietas Agung Semeru berwarna keunguan sedangkan pada varietas Mas Kirana berwarna coklat kehitaman. Perbedaan tersebut dapat digunakan sebagai penciri varietas secara mudah walaupun tanaman belum berbuah. Warna mahkota bunga kedua varietas tidak menunjukkan perbedaan, karakter yang berbeda tampak pada panjang jantung dan keadaan bractea bunga sebelum rontok. Jantung pisang varietas Agung Semeru mempunyai hampir tiga kali lebih panjang dari varietas Mas Kirana. Bractea pada varietas Agung Semeru tidak menggulung sebelum rontok dan sebaliknya pada varietas Mas Kirana. Karakter bunga tampaknya berpengaruh terhadap buah yang terbentuk. Jumlah sisir buah pisang Mas Kirana 19,14+4,37 per tandan dengan jumlah jari 22-25 per sisir, relatif banyak namun ukuran per jari buah kecil, yaitu 9,55+3,09 cm dengan bobot 71,36+8,44 g per jari buah dan bentuk buah silindris-lurus. Karakter tersebut cenderung disukai konsumen, terutama untuk hidangan penutup dan mendukung usaha catering. Buah yang telah dipanen tidak tahan simpan, hanya 10 hari setelah petik. Kulit buah yang tipis mudah berubah dari kuning bersih menjadi kecoklatan. Hal ini mempengaruhi penampilan Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010 131

buah saat dihidangkan, namun daging buah masih dapat diolah menjadi dodol atau sale pisang. Dengan demikian, untuk menghindari kerusakan buah saat pengiriman perlu memperhitungkan saat petik buah yang tepat. Dari Tabel 9 terlihat bahwa yang menjadi penciri karakter tandan buah varietas Agung Semeru adalah jumlah sisir yang terbentuk, hanya 1-2 sisir/tandan. Bobot jari buah pisang Agung Semeru termasuk sangat berat dengan kisaran 500-650 g/ jari buah. Walaupun jumlah jari/sisir relatif sedikit namun bobot/tandannya tinggi. Buah dapat disimpan dalam waktu cukup lama, 3-4 minggu setelah petik, karena kulit buahnya tebal. Buah pisang Agung Semeru banyak digunakan sebagai bahan baku kripik pisang oleh pengrajin industri rumah tangga skala kecil dan menengah. Masa simpan buah yang lama merupakan keuntungan tersendiri, sehingga buah masak dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan lain seperti dodol, getuk, dan sale pisang. Tabel 9. Karakter Buah Pisang Agung Semeru dan Mas Kirana. Karakter Agung Semeru Varietas Pisang Mas Kirana Produksi (kg/tandan) 10-15 11-13 Jumlah sisir per tandan 1-2 19,14 + 4,37 Jumlah jari buah/sisir 10-18 22-25 Bobot per jari buah 500-650 gr 71,36 + 8,44g Bentuk buah Silindris-lurus Silindris-lurus Panjang jari buah 33-36 cm 9,55 + 3,09 cm Lingkar jari buah 19 cm 3,06 + 1,74 cm Warna daging buah mentah Kuning agak kemerahan Putih kekuningan Warna daging buah matang Kuning Kuning Bentuk penampang irisan buah Bulat gilig Bulat (gilig) Warna buah setelah diolah: - Secara dikukus Kripik Kuning Kuning Matang optimal 9 hari setelah petik tua 4 hari setelah petik tua Ketahanan simpan 21-30 hari (3-4 minggu) setelah petik matang optimal 3-6 hari setelah matang optimal Kulit buah Tebal/0,34 cm Tipis/0,046 + 0,08 cm Rasa buah (matang optimal) Asam sedikit manis Manis Aroma Tidak beraroma Harum lembut Tabel 10. Kandungan kimiawi buah pisang varietas Agung Semeru dan Mas Kirana. Parameter Agung Semeru Mas Kirana Gula (%) 9,88 20,600 Vitamin C (mg/100 g bahan) 6,51 3,905 Asam (%) 0,515 0,063 Tabel 12. Preferensi konsumen terhadap buah pisang Agung Semeru dan pisang Mas Kirana. Tingkat kesukaan konsumen* ) Parameter Pisang Agung Semeru sebagai buah olahan Pisang Mas Kirana sebagai buah segar Sangat suka Biasa/cukup suka Tidak suka Sangat suka Biasa/cukup suka Tidak suka Warna kulit V V Ukuran buah V V Warna daging buah V V Tekstur daging buah V V Rasa manis daging buah V V Rasa keseluruhan daging buah V V * ) Jumlah panelis 13 orang, buah dalam keadaan matang optimal. 132 Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010

Hasil analisis kimiawi buah kedua varietas pisang dapat dilihat pada Tabel 10. Kandungan gula pisang Agung Semeru ternyata rendah dengan kandungan vitamin C tinggi, hal ini yang menyebabkan rasa buah asam. Pisang varietas Mas Kirana mempunyai kadar gula tinggi dengan kandungan vitamin C rendah. Hasil analisis uji preferensi konsumen dengan menggunakan 13 panelis seperti yang disajikan pada Tabel 11 menunjukkan bahwa konsumen sangat suka dengan semua karakter pisang varietas Agung Semeru. Konsumen sangat menyukai pisang Mas Kirana, terutama dari segi penampilan dan ukuran buah, tekstur, dan rasa daging buah. KESIMPULAN 1. Di kecamatan Senduro dan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ditemukan 14 kultivar pisang, dua di antaranya varietas unggul Agung Semeru (Musa parasidiaca) sebagai buah olahan dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata) sebagai buah segar. 2. Batang pisang varietas Agung Semeru berbentuk silindris dengan pangkal batang berwarna hijau muda kemerahan, daun berukuran panjang, lebar, dan pipih dengan tulang daun bagian bawah berwarna kemerahan. Buah berukuran besar berbentuk silindris dan tahan simpan. 3. Batang pisang varietas Mas Kirana juga berbentuk silindris, dengan pangkal batang berwarna coklat kehitaman, daun berukuran panjang, lebar, dan pipih dengan tulang daun bagian bawah berwarna hijau. Buah berukuran kecil, berbentuk silindris, dan tidak tahan simpan. 4. Pisang varietas Agung Semeru bereaksi moderat terhadap serangan ulat penggulung daun Erionata thrax, sangat tahan terhadap ulat buah pisang Nacolea octosema dan bercak daun Sigatoka disease, sedangkan pisang Mas Kirana sangat tahan terhadap ketiga jenis hama penyakit tersebut. DAFTAR PUSTAKA Allard, R.W. 1989. Pemuliaan Tanaman 2. Bina Aksara. Jakarta. hlm. 339-409. Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. 2002. Laporan Perkembangan Areal dan Populasi Tanaman Pisang di Kecamatan Senduro. 32 hlm. IBPGR. 1984. Revised Banana Descriptors. FAO. Rome. Kasijadi, F. 2001. Prospek pengembangan pisang Agung di Kabupaten Lumajang. Makalah disampaikan pada Temu Teknis Penyuluh Pertanian Kabupaten Lumajang. 13 hlm. Kogan, M., dan E.E. Ortman 1978. Antixenosis a new term porposed to replace painters nonpreference modality of resistance. ESA Bull. 24. Kusumo, S., R.E. Nasution, H. Sunarjono, F.A. Bahar, dan S. Pratikno. 1996. Koleksi, konservasi dan evaluasi plasma nutfah pisang. Laporan Hasil Penelitian RUT I. Proyek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong. 40 hlm. Prahardini, P.E.R., Yuniarti, Kasijadi, F. Harwanto, dan Abdullah. 2004. Usulan pelepasan pisang varietas Mas Kirana. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Purnomo, S. 1987. Eksplorasi Mangga Liar di Kalimantan. Jurnal Hortikultura 5:1-26. Valmayor, R.V., R.R.C. Espino, and O.C. Pascua. 2002. The wild and cultivated bananas of the Philippines. PARRFI. Los Banos Laguna Philippines. p. 1-155. Buletin Plasma Nutfah Vol.16 No.2 Th.2010 133