BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. berakumulasinya kegiatan administratif, ekonomi, sosial, dan politik skala

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu kota merupakan hasil dinamis berbagai unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Soroton

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN I.1

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk maka semakin banyak kebutuhan masyarakat. mampu menampung arus pergerakan tersebut.

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI KELAYAKAN TERMINAL TINGKIR DENGAN ADANYA JALAN LINGKAR CEBONGAN BLOTONGAN SALATIGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL BONGKAR MUAT BARANG DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 26

Nurhasanah Dewi Irwandi1, Agus Susanto2 2 FMIPA Universitas Terbuka ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu daerah. untuk itu perlu ditentukan dan disusun suatu sistem transportasi. Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi proses pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur komponen-komponennya dimana prasarana merupakan media untuk proses transportasi, sedangkan sarana merupakan alat yang digunakan dalam proses transportasi. Sistem transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar proses transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam skala ruang dan waktu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan, dan kelancaran serta efesiensi atas waktu dan biaya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 1 dijelaskan bahwa : Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau, barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. 1

2 Simpul jaringan transportasi yang dimaksud di sini adalah bahwa setiap angkutan umum memulai (titik awal) dan mengakhiri (titik akhir) perjalanan ada di terminal. Dalam pasal 9 juga dijelaskan untuk menunjang kelancaran mobilitas orang maupun arus barang dan untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib, di tempat-tempat tertentu dapat dibangun dan diselenggarakan terminal. Pada hakikatnya terminal merupakan simpul dalam sistem jaringan transportasi jalan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum antara lain berupa tempat untuk naik turun penumpang dan bongkar muat barang, untuk pengendalian lalu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda. Berdasarkan fungsi tersebut, maka dalam pembangunan terminal perlu mempertimbangkan antara lain lokasi, tata ruang, kapasitas, kepadatan lalu lintas dan keterpaduan dengan moda transportasi lain. Kota Sukabumi Merupakan salah satu kota yang memiliki potensi kegiatan ekonomi yang cukup tinggi. Salah satunya yaitu sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi yang berasal dari sektor retribusi. Kota Sukabumi memiliki satu Terminal yang dikenal dengan sebutan Terminal Sudirman yang mewadahi pergerakan angkutan umum antar kota, antar provinsi dan antar kota dalam provinsi yang berada di dalam Kota Sukabumi.

3 Seiring pertumbuhan penduduk yang tinggi serta kegiatan masyarakat yang semakin meningkat menyebabkan kenaikan bangkitan perjalanan pada setiap tahunnya. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 1.1 dan gambar 1.1 Tabel 1.1 Angka Bangkitan Perjalanan di Kota Sukabumi No Tahun Jumlah Perjalanan 1 2007 212.100 2 2008 222.705 3 2009 233.310 4 2010 243.915 5 2011 254.520 Jumlah 1.166.550 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Sukabumi 300000 Angka Bangkita Perjalanan 250000 200000 150000 100000 50000 0 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber :Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Gambar 1.1 Grafik Peningkatan Bangkitan Perjalanan di Kota Sukabumi Berdasarkan Gambar 1.1 menunjukkan bahwa peningkatan bangkitan jalan di Kota Sukabumi meningkat hampir 5% pertahunnya. Berdasarkan hal tersebut

4 Terminal Sudirman sebagai prasarana yang mewadahi kegiatan pelayanan transportasi di Kota Sukabumi harus dapat bekerja secara optimal dan efisien. Seiring bangkitan perjalanan yang makin meningkat, pembangunan di Kota Sukabumi juga ditandai dengan semakin beragamnya tata guna lahan yang terus mengalami perkembangan secara kontinyu. Tata guna lahan ini didominasi pusat perdagangan, jasa dan pemukiman yaitu dari wilayah jalan jendral ahmad yani (Pusat Kota) hingga mencapai jalan Sudirman dan jalan arif rahman hakim yang merupakan lokasi Terminal Sudirman berada. Sumber : Google Earth Gambar 1.2 Foto Udara Terminal Sudirman. Berdasarkan gambar 1.2 lokasi Terminal Sudirman berada di pusat kota dengan tata guna lahan yang dipenuhi oleh pusat perdagangan, jasa dan

5 pemukiman sehingga Terminal Sudirman sulit untuk dikembangkan. Selain itu aktivitas keluar masuknya kendaraan (bis) ke dan dari Terminal Sudirman menimbulkan permasalahan diantaranya yaitu kemacetan sehingga cukup menyulitkan dalam pengaturan jalur kendaraan terutama pada ruas jalan diantara lokasi Terminal Sudirman yaitu Jalan sudirman dan jalan arif rahman hakim. Demikian halnya dengan kondisi di dalam terminal, padatnya penumpang yang berangkat dan tiba di Terminal Sudirman menjadikan tempat menaikkan dan menurunkan penumpang tersebut terasa tidak teratur selain itu fasilitas yang ada di Terminal Sudirman dapat dikatakan kurang sehingga hal tersebut dapat mengurangi kenyamanan bagi pengguna terminal. Berdasarkan kondisi tersebut, dan melalui studi kelayakan Dinas Perhubungan dibawah Wewenang Walikota Sukabumi mengeluarkan kebijakan tentang penetapan lokasi terminal penumpang tipe A berdasarkan SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 1216/AJ.106/DRJD/2002 untuk merelokasi Terminal Sudirman ketempat yang lebih baik dan strategis yaitu ke wilayah administratif Kecamatan Baros tepatnya pada jalur lingkar selatan dengan bangunan fisik terminal yang berdasarkan asas daya guna dan tepat guna untuk mendapatkan hasil guna yang setinggi-tingginya. Kebijakan relokasi terminal dari pemerintah Sukabumi tersebut diharapkan tidak hanya mengatasi kendala-kendala dari keberadaan Terminal Sudirman sebelumnya namun Dengan Keberadaan Terminal Kota Sukabumi nantinya diharapkan akan

6 terjadi peningkatan aktifitas dan menciptakan multiplier effect bagi perkembangan wilayah selatan sehingga keberadaan terminal nantinya mampu menjadikan Kecamatan Baros tidak hanya menjadi pendorong perkembangan kota namun dapat menjadi Next Central Place yang dapat memberikan peluang kepada manusia yang jumlahnya maksimum untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan, baik sebagai pelayannya maupun sebagai pihak yang dilayani. Terminal Kota Sukabumi terletak di jalan lingkar selatan tepatnya Kecamatan Baros Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Batas administratif Lokasi Terminal Kota Sukabumi yaitu bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Citamiang, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Lembur Situ, bagian Timur berbatasan dengan Kecamatan Cibeureum dan bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi. Dinas Perhubungan secara bertahap mulai membangun sarana prasarana di dalam terminal. Pada pembangunan tahap I yaitu program tahun 2009 kegiatan pembangunan dimulai dengan pembebasan lahan, pembangunan areal kedatangan dan pembangunan menara pengawas serta pembangunan lantai dasar kantor. Pada pembangunan Tahap II yaitu program tahun 2010 dilakukan pemagaran lokasi terminal, pematangan lahan untuk areal kedatangan serta pendirian Penerangan Jalan Umum (PJU). Untuk program 2011 memang sama sekali tidak ada kegiatan pembangunan lanjutan untuk menunjang operasional terminal. Namun untuk program pembangunan lanjutan tahun 2012 akan dilakukan pembangunan

7 Tahap II yang rencananya akan dibangun sarana emplasemen, pengecoran pelataran dan pemindahan kios dan los, yang akhirnya pada tahun 2013 mendatang Terminal Kota Sukabumi bisa segera dioperasionalkan. Pembangunan Terminal Kota Sukabumi dimulai dari tahun 2009 dengan menempuh 3 tahap yaitu: Pembangunan Tahap I Pembebasan Lahan Pembangunan Areal Kedatangan Pembangunan Menara Pengawas Pembangunan Lantai Dasar Kantor Pembangunan Tahap II Pemagaran Lokasi Terminal Pematangan Lahan untuk Areal Kedatangan Pendirian Penerangan Jalan Umum (PJU) Pembangunan Tahap III Penyelesaian Jalur Lingkar Selatan Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Terminal Sumber : Dinas Perhubungan Kota Sukabumi 2012 Gambar Bagan 1.3 Tahapan Pembangunan Terminal Kota Sukabumi.

8 PROVINSI JAWABARAT Daerah Penelitian Gambar 1.4 Peta Lokasi Terminal Sudirman dan Terminal Kota Sukabumi. 8

9 Pembangunan suatu daerah termasuk proses relokasi terminal sudirman ke Terminal Kota Sukabumi di Kecamatan Baros diperlukan pengorganisasian ruang yang matang juga partisipasi masyarakat. Bahkan tanggapan dan respon masyarakat dapat menjadi kriteria tolak ukur dalam usaha pembangunan yang terpadu dan dapat menilai apakah pembangunan tersebut berhasil atau tidak. Untuk itu, Penelitian ini diperlukan untuk mengkaji keseimbangan antara keberlangsungan pembangunan dan pengaruh pembangunan tersebut bagi masyarakat karena masyarakat termasuk dalam proyek pembangunan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian ini, adapun judul dari penelitian yang penulis lakukan adalah Tanggapan Masyarakat Terhadap Proses Relokasi Terminal Sudirman Kecamatan Warudoyong ke Kecamatan Baros Kota Sukabumi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada Bagaimana Tanggapan Masyarakat Terhadap Proses Relokasi Terminal Sudirman Kecamatan Warudoyong Ke Kecamatan Baros Kota Sukabumi. Secara lebih rinci masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi fisik Terminal Sudirman di Kecamatan Warudoyong? 2. Bagaimana tanggapan pengguna terminal dan masyarakat sekitar Terminal Sudirman mengenai kondisi aktual Terminal Sudirman?

10 3. Bagaimana tanggapan pengguna terminal, masyarakat sekitar Terminal Sudirman dan masyarakat sekitar Terminal Kota Sukabumi mengenai rencana relokasi terminal ke Terminal Kota Sukabumi Kecamatan Baros? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kondisi fisik Terminal Sudirman Kecamatan Warudoyong. 2. Menganalisis tanggapan pengguna terminal dan masyarakat sekitar Terminal Sudirman mengenai kondisi aktual Terminal Sudirman. 3. Menganalisis tanggapan pengguna terminal, masyarakat sekitar Terminal Sudirman dan masyarakat sekitar lokasi Terminal Kota Sukabumi mengenai rencana relokasi terminal ke Terminal Kota Sukabumi Kecamatan Baros. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan untuk pemerintah setempat untuk prospek perkembangan transportasi di Kota Sukabumi 2. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

11 3. Membantu dalam pembelajaran geografi di sekolah, sehingga siswa bisa lebih memahami berkaitan dengan konsep-konsep transportasi dan teori lokasi E. Definisi Operasional Penelitian ini membahas mengenai bagaimanakah dampak relokasi terminal sudirman ke kecamatan baros di kota sukabumi. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam menginterpretasikan penelitian ini maka akan dijabarkan definisi operasionalnya sebagai berikut : 1. Tanggapan Masyarakat Tanggapan masyarakat dapat diartikan sebagai perubahan sikap yang diakibatkan oleh rangsangan atau stimulus dari luar yang nantinya akan membentuk tanggapan terhadap stimulus atau stimulus dari luar. Dalam hal ini dapat diartikan sebagai sikap masyarakat terhadap rencana relokasi Terminal Sudirman. Tanggapan masayarakatnya dapat dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat. 2. Relokasi Relokasi terminal dapat diartikan sebagai pemindahan prasarana transportasi dalam pengertian ruang geografis, untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi, serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. 3. Terminal Sudirman Terminal Sudirman adalah terminal yang secara administratif terletak di Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi. Dalam penelitian ini, Terminal Sudirman merupakan satu-satunya pusat pergerakan antar kota, antar provinsi dan antar kota

12 dalam provinsi yang berada di pusat Kota Sukabumi yang direncanakan akan melakukan relokasi ke Terminal Kota Sukabumi Kecamatan Baros. 4. Kecamatan Baros Kecamatan Baros adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kota Sukabumi. Dalam penelitian ini, Kecamatan Baros merupakan tempat proses pembangunan terminal Kota Sukabumi yang merupakan lokasi pemindahan dari Terminal Sudirman.