SERANGAN RHYNCOPHORUS FERRUGENIUS DI WILAYAH JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

SERANGAN PENGGEREK BATANG TEBU Chilo sacchariphagus DI SENTRA TEBU JAWA TIMUR. Oleh: Erna Zahro in,sp dan Effendi Wibowo,SP

Zeuzera coffeae pada Tanaman Kopi di Wilayah Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

P E N U T U P P E N U T U P

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

SERANGAN BAKTERI PEMBULUH KAYU CENGKEH (BPKC) DI JAWA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

SERANGAN PENYAKIT LANAS Phytopthora nicotianae PADA TEMBAKAU DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN AGUSTUS 2013

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

ANALISIS FLUKTUATIF SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS 2013

Oleh : Irianto Budi Santosa, SP POPT KABUPATEN JOMBANG

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

Serangan Kutu Hijau Coccus viridis pada Kopi di Jawa Timur

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang


PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

TINGKAT SERANGAN HAMA PBK PADA KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER Oleh : Amini Kanthi Rahayu, SP dan Endang Hidayanti, SP

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

TABEL II.B.1. KEGIATAN ANEKA USAHA KEHUTANAN DI KABUPATEN/ KOTA TAHUN

RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

Gambar 3.16 Layer Jalan Kali Jatim Gambar 3.17 Atribut Tabel Jalan Kali Gambar 3.18 Layer layanan TV Gambar 3.

KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN JAWA TIMUR. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH IX (GEDUNG KEUANGAN NEGARA II)

Lampiran 1. Tabel Durbin-Watson LAMPIRAN

SERANGAN PENGGEREK BUAH KAKAO Conopomorpha cramerella Snellen. DI SENTRA PERKEBUNAN KAKAO JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM

ANALISIS POTENSI DAN DAYA SAING SUB SEKTOR PERIKANAN KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TIMUR SKRIPSI

PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR

UPAH MINIMUM KABUPATENIKOTA DI JA WA TlMUR TAHUN 2004

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika

Muhammad Aqik Ardiansyah. Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Januari Dr. Setiawan, MS

Transkripsi:

SERANGAN RHYNCOPHORUS FERRUGENIUS DI Gambar 1 Pohon Kelapa Sumber : Yuliyanto, 2013 WILAYAH JAWA TIMUR Yudi Yuliyanto, SP. dan Dina Ernawati, SP. Kelapa yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Cocos nucifera adalah salah satu pohon tropis yang masuk ke dalam suku aren-arenan. Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia, hingga kini penyebarannya sudah menyebar ke seluruh pantai tropika dunia. Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang bisa hidup hingga puluhan tahun lamanya, tanaman yang banyak tumbuh diarea pantai ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1300-2300 mm/tahun atau bahkan lebih, daerah dengan ketinggian 600 m di atas permukaan air laut, serta daerah dengan intensitas sinar matahari yang cukup (Gunawan, 2013). Keberadaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu penyebab buruknya pertumbuhan tanaman ini sehingga menyebabkan tanaman ini rusak dan mati. Rhynchophorus ferrugineus merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat (Naro, 2013).

Gambar 2 : Peta Luas Areal Tanaman Kelapa di Wilayah kerja BBPPTP Surabaya Dapat kita lihat dalam gambar 2 di atas hampir seluruh kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Timur memiliki tanaman kelapa dengan luasan areal yang bervariasi. Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel 1 di bawah ini, Propinsi Jawa Timur memiliki luasan dengan total keseluruhan sekitar 225.264,66 Ha yang mana tiap kabupaten memiliki luas areal yang bervariasi pula, mulai dari yang terkecil pada Kabupaten Mojokerto dengan luas areal 108,67 Ha. Sedangkan Kabupaten Sumenep merupakan wilayah terluas dibanding dengan kabupaten yang lain nya dengan luas 50.601,50 Ha, wilayah terluas kedua terletak pada Kabupaten Pacitan seluas 24.406,00 Ha. Tabel 1 : Luas Areal Perkebunan Kelapa No. Kabupaten Luas Areal 1 Bangkalan 8,086.23 2 Banyuwangi 20,777.00 3 Blitar 17,260.55 4 Bojonegoro 906.60 5 Bondowoso 4,066.81 6 Gresik 3,593.77 7 Jember 12,919.20 8 Jombang 781.61

9 Kediri 4,396.00 10 Lamongan 616.03 11 Lumajang 8,172.00 12 Madiun 2,678.72 13 Magetan 2,561.03 14 Malang 9,873.00 15 Mojokerto 108.67 16 Nganjuk 1,611.52 17 Ngawi 1,118.01 18 Pacitan 24,406.00 19 Pasuruan 3,722.00 20 Ponorogo 3,364.26 21 Probolinggo 1,458.25 22 Sampang 3,898.00 23 Situbondo 4,460.00 24 Sumenep 50,601.50 25 Trenggalek 13,102.25 26 Tuban 2,869.67 27 Tulungagung 17,856.00 Total 225,264.66 Pada tanaman yang berumur antara 0-1 tahun, kumbang dewasa (baik jantan maupun betina) melubangi bagian pangkal yang dapat mengakibatkan kematian titik tumbuh atau terpuntirnya pelepah daun yang dirusak. Pada tanaman dewasa kumbang dewasa akan melubangi pelepah termuda yang belum terbuka. Jika yang dirusak adalah pelepah daun yang termuda (janur) maka ciri khas bekas kerusakannya adalah janur seperti digunting berbentuk segitiga. Stadium hama yang berbahaya adalah stadium imago (dewasa) yang berupa kumbang (Suhardiyono, 1995). Serangga dewasa dapat menyebabkan kerusakan dengan melubangi pangkal daun tombak dan jaringan leher akar, pohon muda akan mati jika titik tumbuhnya dirusak, kerusakan pada daun tombak biasanya mengakibatkan malformasi. Serangan yang berulang-ulang akan menyebabkan pertumbuhan terhambat dan saat menjadi dewasa menjadi terlambat. Masa paling kritis adalah dua tahun pertama setelah tanam dilapangan. Tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan Rhynchophorus ferrugineus jika kanopi telah saling menutup (Subiyanto,1999). Dapat kita lihat pada tabel di bawah ini serangan R. ferrugineus menyerang di beberapa kabupaten di Jawa Timur salah satunya adalah

Kabupaten Tulungagung merupakan kabupaten yang memiliki luas serangan paling luas 785,40 Ha, diikuti Kabupaten Ponorogo dengan luas serangan 490,58 Ha, Kediri 349,27 Ha. Ketiga kabupaten ini memiliki luas serangan terluas dibandingkan dengan Kabupaten lainnya, hal ini disebabkan karena letak masing-masing kabupaten saling berdekatan sehingga rentan dengan serangan R. ferrugineus. Kabupaten dengan serangan terkecil terletak pada Kabupaten Malang dengan luas 1,80 Ha. Sedangkan untuk Kabupaten Bangkalan, Bojonegoro, Bondowoso, Gersik, Jember, Lamongan, Lumajang, Mojokerto, Ngajuk, Sampang, Situbondo tidak dilaporkan adanya serangan hama R. ferrugineus. Tabel 2 : Luas Serangan dan Pengendalian Haman Rhyncophorus Pada Tanaman kelapa No. Kabupaten Rhyncophorus ferrugenius Luas Luas Serangan Pengendalian 1 Bangkalan 0.00 0.00 2 Banyuwangi 46.70 15.11 3 Blitar 16.10 21.65 4 Bojonegoro 0.00 0.00 5 Bondowoso 0.00 0.00 6 Gresik 0.00 0.00 7 Jember 0.00 0.00 8 Jombang 74.86 2.66 9 Kediri 349.27 32.00 10 Lamongan 0.00 0.00 11 Lumajang 0.00 0.00 12 Madiun 6.33 0.00 13 Magetan 146.77 0.00 14 Malang 1.80 0.00 15 Mojokerto 0.00 0.00 16 Nganjuk 0.00 0.00 17 Ngawi 119.39 119.39 18 Pacitan 25.00 0.00 19 Pasuruan 41.33 0.00 20 Ponorogo 490.58 0.00 21 Probolinggo 154.64 30.00 22 Sampang 0.00 0.00 23 Situbondo 0.00 0.00 24 Sumenep 43.28 0.00

25 Trenggalek 30.33 7.58 26 Tuban 8.33 0.00 27 Tulungagung 785.40 0.00 Total 2,340.12 200.44 Tabel 3 : Perbandingan Luas tingkat serangan R. ferrugineus pada Kelapa Triwulan I 2013 dengan Triwulan I 2014 di wilayah Kerja BBPPTP Surabaya No Nama OPT Luas Serangan Triwulan I-2013 Triwulan I-2014 1 O. rhinoceros 17233.38 16507.05 No. 2 R. ferrugineus 2141.53 2340.12 Kabupaten Luas Areal 3 B. longissima 115.28 263.02 91 Bangkalan Sumber : Data 8,086.23 Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2014 85 Banyuwangi 20,777.00 44 Blitar Pada 17,260.55 tabel di atas dapat kita lihat perbandingan luas serangan R. 9 Bojonegoro ferrugineus mengalami 906.60 peningkatan serangan pada Triwulan I Tahun 2014 76 Bondowoso 4,066.81 dengan total serangan 2340,12 Ha, dibanding dengan serangan Triwulan I pada 1 Gresik 3,593.77 Tahun 2013 seluas 2141,53 Ha. sedangkan data perbandingan antara Triwulan 81 Jember 12,919.20 5 Jombang IV 2013 dengan 781.61 Triwulan I 2014 mengalami kenaikan serangan sebesar 5,54%, 40 Kediri seperti pada tabel 4,396.00 yang bisa kita lihat di bawah ini: 14 No. Lamongan Kabupaten Luas 616.03 Areal 73 Lumajang Tabel 4 : Perbandingan 8,172.00 Luas tingkat serangan R. ferrugineus pada Kelapa 91 Bangkalan Triwulan 8,086.23 IV 2013 dengan Triwulan I 2014 di wilayah Kerja BBPPTP 16 Madiun 2,678.72 85 Banyuwangi Surabaya 20,777.00 18 Magetan 2,561.03 44 Blitar 17,260.55 58 Malang No Nama 9,873.00 9 Bojonegoro 906.60 OPT Luas Serangan 3 Mojokerto 108.67 76 Bondowoso 4,066.81 Triwulan IV-2013 Triwulan I-2014 43 Nganjuk 1 O. 1,611.52 1 Gresik rhinoceros 3,593.77 17131.39 16507.05 24 Ngawi 2 R. 1,118.01 81 Jember ferrugineus 12,919.20 2324.81 2340.12 29 Pacitan 3 B. 24,406.00 5 Jombang longissima 781.61 97.66 263.02 63 Pasuruan 3,722.00 40 Kediri Sumber : Data 4,396.00 Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2014 27 Ponorogo 3,364.26 14 Lamongan 616.03 68 No. Probolinggo Kabupaten Luas pengendalian Luas 1,458.25 Areal R. ferrugineus di beberapa kabupaten telah dilakukan 73 Lumajang 8,172.00 92 Sampang secara swadaya, 3,898.00 diantaranya adalah Kabupaten Banyuwangi, Blitar, Kediri, 16 91 Madiun Bangkalan 8,086.23 2,678.72 80 Situbondo 4,460.00 18 Jombang, Ngawi, Probolinggo, dan Trenggalek. Sedangkan untuk wilayah yang 85 Magetan Banyuwangi 20,777.00 2,561.03 93 Sumenep 50,601.50 58 44 Malang Blitar telah dilakukan 17,260.55 pengendalian 9,873.00 menggunakan dana APBD I dan APBD II adalah 51 Trenggalek 13,102.25 3 12 9 Mojokerto Tuban Bojonegoro Kabupaten Jombang, 2,869.67 906.60 108.67 sehingga total pengendalian secara keseluruhan mencapai 43 47 76 Nganjuk Tulungagung Bondowoso 4,066.81 1,611.52 9,76% seperti 17,856.00 pada grafik di bawah ini. 24 1 Ngawi Total Gresik 225,264.66 3,593.77 1,118.01 No. Kabupaten Luas Areal 29 81 Sumber Pacitan Jember : Data 12,919.20 24,406.00 Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya 63 91 5 Pasuruan Jombang Bangkalan 3,722.00 8,086.23 781.61 27 40 85 Ponorogo Kediri Banyuwangi 20,777.00 4,396.00 3,364.26 68 14 44 Probolinggo Lamongan Blitar 17,260.55 1,458.25 616.03 92 73 9 Sampang Lumajang Bojonegoro 8,172.00 3,898.00 906.60 80 16 76 Situbondo Madiun Bondowoso 2,678.72 4,460.00 4,066.81 93 Sumenep 50,601.50

Persentase Luas Areal Kelapa Terserang yang Mendapat Tindakan Pengendalian 14.59% 9.76% 5.28% O. rhinoceros R. ferrugineus B. longissima Gambar 3 : Persentase luas areal Kelapa terserang yang mendapat tindakan pengendalian Rekomendasi Pengendalian Kumbang moncong (R. ferrugineus) tidak bisa terbang jauh, kisaran penerbangan 200 yard dari tempat pembibitan. Metode pengendalian adalah berburu pada tempat-tempat pembiakan, membunuh kumbang dalam tahap muda, larva, kemudian pastikan bahwa tidak ada kumbang lain yang dapat berkembang biak di sana. Kumbang betina bertelur pada semua jenis vegetasi yang membusuk, pupuk kandang, kompos, dan terutama di batang kelapa mati (Piggot, 1964). Upaya terkini dalam mengendalikan kumbang moncong adalah penggunaan perangkap feromon. PPKS saat ini telah berhasil mensintesa feromon agregat (dengan nama dagang Feromonas) untuk menarik kumbang jantan maupun betina. Feromon agregat ini berguna sebagai alat kendali populasi hama dan sebagai perangkap massal. Pemerangkapan kumbang moncong dengan menggunakan ferotrap terdiri atas satu kantong feromon sintetik (PPKS, 2010).

DAFTAR PUSTAKA Bidang Proteksi. 2014. Data Triwulan I. Bidang Proteksi Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya, Jombang. Gunawan, T. 2013. Klasifikasi serta Manfaat Kelapa bagi Manusia http://tanamanobat-herbal.blogspot.com/2013/01/klasifikasi-sertamanfaat-kelapa.html. Diakses pada tanggal 9 Juni 2014. Naro, S. 2013. Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kelapa dan Pengendaliannya http://nharoekabel.blogspot.com/p/hama-penyakitutama-tanaman-kelapa-dan.html. Diakses pada tanggal 10 Juni 2014. Piggot, F. O. 1964. Pesticide Occurs When a Population of Pests. University of Florida, Florida. PPKS. 2010. Potensi Penggunaan Feromon untuk Menanggulangi Dampak Hama Kumbang. PPKS, Medan. Subiyanto, E. 1999. Uji Kelayakan Predator terhadap Ulat Kumbang Badak di Laboratorium. Jurnal Perlindungan Tanaman, Jakarta. Suhardiyono, L. 1995. Tanaman Kelapa, Budidaya dan Pemanfaatannya. Kanisius Yogyakarta. 92-94 Hal