PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN GURU DALAM MEMBINA PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA MELALUI USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BANDA ACEH. Guntari, Bukhari, Syarifah Habibah

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PANDUAN Bimbingan Pramuka di Sekolah Dasar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB III METODE PENELITIAN. diangkakan. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

KENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

BAB III METODE PENELITIAN. apapun bentuk dan jenis penelitian yang hendak dilakukan pasti menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

EDY NOVIYANTO A

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50

Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metodologi menjadi sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Tantan Triatna, 2013

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB III METODE PENELITIAN

Endah Rahmani Sunardi Emy Wuryani. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana

Transkripsi:

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH Natalia Nainggolan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Natlihasian@yahoo.co.id Kata kunci : kepramukaan, sikap nasionalisme ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peranan Kepramukaan dalam Membina Sikap Nasionalisme pada Gugus Melati Banda Aceh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan kepramukaan dalam membina sikap nasionalisme pada siswa di Gugus Melati Banda Aceh. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui peranan kepramukaan dalam membina sikap nasionalisme pada siswa di Gugus Melati Banda Aceh. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian ini adalah seluruh SD yang terdapat di Gugus Melati Banda Aceh yang berjumlah empat sekolah dasar, yaitu SD Negeri 20 Banda Aceh, SD Negeri 27 Banda Aceh, SD Negeri 41 Banda Aceh, dan MIN Merduati Banda Aceh. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu kepala sekolah dan guru penjasorkes di Gugus Melati Banda Aceh yang berjumlah 8 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan pengolahan data menggunakan teknik statistik sederhana dalam bentuk perhitungan persentase. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepramukaan dapat membina sikap nasionalisme pada siswa di sekolah dasar sebanyak 91 frekuensi menjawab sangat setuju atau 56,9% dan yang menjawab setuju sebanyak 69 frekuensi atau 43,1%. Dapat disimpulkan adanya peran guru dalam meningkatkan rasa nasionalisme para siswa di sekolah melalui kegiatan pramuka yang dilaksanakan oleh sekolah. 88

A. LATAR BELAKANG Gerakan pramuka sebagai organisasi kepemudaan yang mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan pendidikan di luar sekolah untuk menyiapkan generasi muda sebagai tunas bangsa, sebagai pandu pertiwi untuk penerima tongkat estafet perjuangan para pendahulunya dalam melanjutkan perjuangan bangsa untuk mencapai cita-cita bangsa mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Sebagai organisasi kepemudaan yang mengembangkan pendidikan kepramukaan mempunyai kaitan erat sekali dengan pendidikan formal. Bahkan pendidikan kepramukaan merupakan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di setiap sekolah dasar bahkan di sebagian perguruan tinggi baik negeri maupun swasta salah satu unit kegiatan siswa adalah kegiatan pramuka. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kepramukaan urgensinya sangat tinggi dengan kebutuhan hidup manusia, bahkan pendidikan kepramukaan merupakan wujud dari usaha bela negara. Tujuan pendidikan kepramukaan adalah untuk mendidik para siswa agar memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang kuat, memiliki aktivitas yang tinggi dalam kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta tanah air. Menurut Satya (2014:7) pada masa awal kemerdekaan Indonesia jumlah perkumpulan atau organisasi kepanduan di Indonesia cukup banyak. Gerakan pramuka sebagai lembaga penyelenggara pendidikan non formal di luar sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat strategis yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya kaum muda Indonesia serta mewujudkan peningkatkan rasa nasionalisme yang pada era globalisasi seperti saat ini terasa telah memudar. Kesadaran bela negara harus ditanamkan sebagai dasar membentuk bangsa yang kuat. Kesadaran bela negara bisa diartikan sebagai sikap, tekad, dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta rela berkorban demi menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara. Pembelaan setiap warga negara untuk mempertahankan wilayah 89

negara, diri sendiri, rakyat, dan pemerintah diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 30. Generasi muda sebagai penerus bangsa harus mempunyai bekal rasa kebangsaan agar dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di tangan merekalah masa depan bangsa ini ditentukan. Hanya dengan pemuda yang sehat jiwa dan raganya serta sadar terhadap rasa kebangsaanlah terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dipertahankan dan maju demi terciptanya kesejahteraan rakyat. Gerakan pramuka sebagai salah satu wadah pengembangan diri bagi anggota pramuka yang merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang gerakan pramuka dipandang sebagai salah satu bentuk wadah untuk upaya bela negara. Untuk itu, pemerintah menggaris bawahi bahwa pendidikan untuk membela negara dapat dilaksanakan dalam dua tahapan yakni, tahap pertama diberikan di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Pada tahap kedua dilaksanakan di perguruan tinggi dalam bentuk pendidikan kewiraan. Gerakan pramuka dengan kesadaran bela negara secara teoritis menunjukan kesesuaian antara keduanya. Oleh karena gerakan pramuka mempunyai tujuan yang seirama dengan pelaksanaan pendidikan pendahuluan bela negara. Dalam latihan kepramukaan dilaksanakan suatu kegiatan yang mengarah pada pembinaan kesadaran bela negara, misalnya saja dalam kegiatan pramuka terkadang dilaksanakan perkemahan untuk melatih siswa mengenal, merasakan bagaimana hidup di alam bebas tanpa peralatan rumah tangga yang memadai, hidup serba sederhana dan hidup menderita di alam terbuka, serta didalamnya diberikan latihan bagaimana bersiap siaga dalam menghadapi segala kemungkinan bahaya maupun rintangan yang akan dihadapi. Gugus Melati Banda Aceh merupakan gugus yang menyertakan gerakan pramuka dalam kegiatan ekstakurikulernya, di mana pelaksanaan kegiatan pramukanya dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan seperti latihan dasar kepemimpinan, serta latihan memberi pertolongan pertama pada 90

kecelakaan (P3K). Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme serta rasa patriotisme dalam rangka upaya membela negara dalam diri siswa khususnya siswa sekolah dasar. Namun terkadang dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan di Gugus Melati Banda Aceh memiliki banyak hambatan yang dihadapi dalam membentuk kader-kader pramuka di sekolah. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih mendalam tentang peran gerakan pramuka di Gugus Melati Banda Aceh dalam membina siswa untuk menjadi warga negara yang cinta akan tanah airnya. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Peranan Kepramukaan dalam Membina Sikap Nasionalisme pada Gugus Melati Banda Aceh. B. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengembangkan ilmu pengetahuan seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, serta pengujian teori. Menurut Arikunto (2010:27) penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian yang dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Pendekatan ini digunakan untuk melihat peranan kepramukaan dalam membina sikap nasionalisme pada siswa di Gugus Melati Banda Aceh. Jenis penelitian ini dengan menggunakan penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Pembahasan hasil penelitian menggunakan teknik penyajian dengan memaparkan gambaran serta penjelasan secara sistematis mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian. 2. Tempat dan Waktu Penelitian 91

Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Melati Kota Banda Aceh yang terdapat empat sekolah dasar, yaitu SD Negeri 20 Banda Aceh, SD Negeri 27 Banda Aceh, SD Negeri 41 Banda Aceh, dan MIN Merduati Banda Aceh. Pelaksanaan penelitian direncanakan dan dilaksanakan pada bulan Januari 2016. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan sumber data yang digunakan di dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010:172) subjek penelitian adalah sumber data dalam penelitian. Subjek penelitian ini adalah seluruh SD yang terdapat di Gugus Melati Banda Aceh yang berjumlah 4 (empat) sekolah dasar, yaitu SD Negeri 20 Banda Aceh, SD Negeri 27 Banda Aceh, SD Negeri 41 Banda Aceh, dan MIN Merduati Banda Aceh, maka penulis menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008: 124) teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik purposive sampling atau penelitian bertujuan dalam penelitian ini adalah seluruh kepala sekolah dan guru penjasorkes di Gugus Melati Banda Aceh yang berjumlah 8 orang. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian dengan mengedarkan angket. Angket diberikan kepada kepala sekolah dan guru penjasorkes yang mengikuti kegiatan kepramukaan di Gugus Melati Banda Aceh sebagai subjek penelitian. Angket diberisikan tentang peranan kepramukaan dalam membina sikap nasionalisme siswa di sekolah dasar, soal angket sebanyak 20 buah pertanyaan dengan menggunakan skala Likerts. Menurut Zuriah (2009:188) skala Likerts merupakan sejumlah pertanyaan positif dan negatif mengenai suatu objek sikap. Pedoman angket yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada subjek penelitian sebanyak 20 buah soal pertanyaan. 5. Teknik Analisis Data 92

Pengolahan data menggunakan rumus persentase. Menurut Sudjana (2009:131) untuk menghitung persentase dari setiap alternatif jawaban yang diperoleh dari soal angket, untuk itu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : P f N = Persentase = Frekuensi = Jumlah subjek penelitian 100% = Bilangan konstanta tetap f P = x 100% N C. PEMBAHASAN Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan kepramukaan dalam membina sikap nasionalisme pada siswa di Gugus Melati Banda Aceh. Hal ini telah terjawab setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data yang telah dirumuskan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan kepramukaan dalam membina sikap nasionalisme pada siswa di sekolah dapat dibina melalui kegiatan pramuka yang diadakan di sekolah. Gerakan pramuka sebagai pendidikan non formal di sekolah yang merupakan pendidikan yang sangat penting diberikan kepada generasi muda khususnya bagi para siswa yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya kaum muda Indonesia serta mewujudkan peningkatkan rasa nasionalisme yang pada era globalisasi seperti saat ini terasa telah memudar. Gerakan pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tentu memerlukan suatu perencanaan dan program yang strategi dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam gerakan pramuka. 93

Kepanduan atau pramuka merupakan wadah gerak bagi peserta didik di bawah pimpinan mereka sendiri dalam rangka melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, inovatif, dan produktif yang akan membantu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan dengan daya tarik dalam lingkungan. Gerakan pramuka disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka. Gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Berdasarkan rekapitulasi hasil angket sebanyak 91 frekuensi menjawab sangat setuju atau 56,9% dan yang menjawab setuju sebanyak 69 frekuensi atau 43,1%. 94

D. PEN UTUP 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta berdasarkan pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepramukaan dapat membina sikap nasionalisme pada siswa di sekolah dasar sebanyak 91 frekuensi menjawab sangat setuju atau 56,9% dan yang menjawab setuju sebanyak 69 frekuensi atau 43,1%. 2. Saran Dari hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: a. Diharapkan kepada siswa untuk dapat menumbuhkan rasa nasionalisme serta rasa patriotisme dalam rangka upaya membela negara dalam diri siswa melalui kegiatan pramuka yang dilaksanakan oleh sekolah. b. Diharapkan kepada guru agar dapat meningkatkan lagi kegiatan pramuka di sekolah sebagai salah satu wadah pengembangan diri bagi siswa yang merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. c. Disarankan bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan kegiatan pramuka yang berlangsung di sekolah dalam membentuk kader-kader pramuka di sekolah dalam membina siswa untuk menjadi warga negara yang cinta akan tanah airnya. 95

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 1 Endriati, Etty. 2006. Menulis Karya Ilmiah Artikel, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kahim, George Mc Turnan. 1995. Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Buku Terjemahan Cornell University Press. Jakarta: Sinar Harapan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Mabrur, Mustofa. 2014. Semangat Nasionalisme Pramuka Indonesia. Bekasi: Mitra Utama.1 Mertodipuro, Sumantri. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Buku Terjemahan Hans Kohn. Jakarta: Erlangga.1 Santoso, Lukman. 2014. Panduan Lengkap Pramuka. Yogyakarta: Buku Biru.1 Satya, Arif. 2014. Buku Serba Tahu; Pramuka Plus P3K; Praktis & Super Lengkap. Yogyakarta: Idea Wold Kids.1 Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 1 Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ummah, Khairul. 2014. Kami Pramuka Indonesia. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.1 Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Qani dan Ilyas. 2015. Buku Pintar Pramuka; untuk Tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pendega. Dilengkapi Materi dan Kepanduan Hizbul Wathan. Yogyakarta: Familia.1 96

97 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD