STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

RANCANG BANGUN MESIN UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK METODE FOUR-POINT PROBE

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

PENENTUAN MASSA MOLAR BEBERAPA JENIS LOGAM MENGGUNAKAN HUKUM DULONG-PETIT

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KEMURNIAN AIR SUNGAI BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKKANNYA

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

Asisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

Arus Listrik dan Resistansi

SIMAK UI Fisika

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

PENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR. Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material

Keywords : Hukum Joule, Kapasitas Panas, Kalorimeter, Arus Listrik, Konduksi, Tahanan Geser ABSTRAK

LATIHAN UJIAN NASIONAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

Analisa Pengaruh Temperatur Air Terhadap Aliran fluida dan laju Pemanasan Pada Alat Pemanas Air

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Copyright all right reserved

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

BAB II LANDASAN TEORI

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN KONDUKTIVITAS TERMAL PADA BEBERAPA JENIS KAYU MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN LOGGER PRO

PENGARUH BENTUK ELEMEN PEMANAS TERHADAP JUMLAH KALOR YANG DIHASILKAN SKRIPSI. Oleh : MYCO HERSANDI NIM

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

ELEKTRONIKA DASAR. Kode matkul : 727 SKS : 4 SKS Waktu : 180 menit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB II LANDASAN TEORI

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Gambar 1.1 Alat uji konduktivitas listrik

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester :

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

Fisika UMPTN Tahun 1986

PRINSIP KERJA CONDUCTIVITY SENSOR DALAM PENGUKURAN DAYA HANTAR LISTRIK SUATU FLUIDA ( APLIKASI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER )

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Salomo, Erwin,Surya Ningsih

KARAKTERISTIK ALIRAN PANAS DALAM LOGAM PENGHANTAR LISTRIK THE CHARACTERISTICS OF HEAT FLOW IN AN ELECTRICAL METAL CONDUCTOR

dan Hukum I Kirchhoff

Arah elektron. Arah arus listrik berlawanan dengan aliran elektron

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Transkripsi:

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL Oleh: DewiPuspitasari NIM 080210102054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU Dewi Puspitasari, Bambang Supriadi, Rifati Dina Handayani Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Email: d_why_red@yahoo.com Abstract Conductors are objects that conduct electricity and heat easily. The size of the conductor s shape influence electricity and heat conductivity. The purpose of this research is to study the effect of cavity diameter conductor cross-section of the temperature change. This type of research is experimental research. The data collection method using measurement data directly. Data analysis is the analysis of repeated measurements. The conclusion of this study is the presence of aluminium in the solid and hollow pemans influence time change of water temperature. The larger diameter of the cavity cross section of aluminium greater temperature time changes. Keyword: Conductors, Diameter, Cross section, Temperature PENDAHULUAN Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir dalam suatu penghantar tiap satuan waktu. Berdasarkan sifat hantarannya terdapat 3 jenis bahan yaitu: isolator, konduktor, dan semikonduktor. Ketiga bahan tersebut memiliki resistansi, yang membedakan hanya besar nilainya. Resistansi inilah yang menghambat aliran listrik. Nilai resistansi suatu bahan dipengaruhi oleh panjang ( l ), luas penampang ( A), dan hambat jenis bahan ( ρ ). Aliran listrik dalam konduktor mudah mengalir karena resistansinya kecil. Besar resistansi mempengaruhi efisiensi kalor pada alat listrik. Penelitian yang dilakukan oleh Pambudi (2012) tentang kalor yang berjudul Pengaruh Variasi Beban Pada Pemanas Induksi Untuk Mendapatkan Penghematan Optimum. Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: bahan logam ferromagnetik merupakan bahan yang dapat menghasilkan energi panas yang yang maksimal; bahan logam stainless steel memiliki efisiensi energi sebesar 78.3%, sedangkan bahan logam seng memiliki efisiensi energi sebesar 74%, sehingga stainless steel menghasilkan efisiensi energi lebih besar dibandingkan seng; medan magnet yang dihasilkan pada logam stainless steel sebesar 1430 ma/m (1.79 µt), lebih besar dari seng yang memiliki medan magnet sebesar 875 ma/m (1.09 µt); bahan stainless steel dan seng merupakan bahan logam yang aman untuk kesehatan karena medan magnetnya <1 mt (dalam beberapa jam per hari). Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hambat jenis suatu konduktor serta pengaruh diameter rongga penampang konduktor terhadap perubahan suhu. Peneliti memanfaatkan mekanisme alat pemanas air listrik untuk

memudahkan penelitian. Dalam melakukan penelitian tak jarang beberapa faktor luar mempengaruhi, sehingga diperlukan percobaan yang teliti dan akurat. Adapun hasil percobaan akan dibandingkan dengan teori dan dijelaskan secara deskriptif. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengangkat topik yang berjudul Studi Pengaruh Diameter Rongga Penampang Konduktor Terhadap Perubahan Suhu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh diameter rongga penampang konduktor terhadap perubahan suhu. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh diameter rongga penampang konduktor terhadap perubahan suhu. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diameter rongga penampang konduktor terhadap perubahan suhu. Alat dan bahan yang digunakan adalah: aluminium dengan panjang 5 cm dan berdiameter 2,5 cm (aluminium pejal, aluminium dengan d r (diameter rongga) 1.25 cm, dan aluminium dengan 2 cm), sensor suhu, alat pemanas air, d r stopwatch, dan kabel penghubung. Langkah-langkah penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: mempersiapkan alat dan bahan; merangkai alat; melakukan penelitian yaitu menguji kemurnian aluminium menggunakan rangkaian jembatan wheatstone dan mengambil data waktu kenaikan suhu dalam proses pemanasan air; menganalisis data penelitian dibandingkan dengan teori yang ada; dan kesimpulan. Gambar 3.1 Desain alat penelitian kecepatan kenaikan suhu pada beberapa logam Analisis data penelitian meliputi beberapa hal yaitu: 1) menghitung nilai resistansi logam dan hambat jenis logam; 2) menghitung kesalahan mutlak, kesalahan relatif, dan keseksamaan nilai resistansi potensiometer dan logam; 3)menghitung waktu rata-rata kenaikan suhu; 4) menghitung kesalahan mutlak, kesalahan relatif, dan keseksamaan nilai waktu rata-rata. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengukuran resistansi aluminium menggunakan jembatan wheatstone, data penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Nilai resistansi aluminium yang digunakan penelitian R R 2 (Ω) R 1 R 3 l o g a m 4 Potensiometer R ρ Logam (Ω) (Ω) (Ω) 18.5 Logam (Ω) (Ω.m) (Ω) (Ω) 100 100 539 18.5 0.05288 pengukuran waktu perubahan suhu pada pemanas air yang terdapat aluminium dengan diameter rongga 0.025 Ω ±0.007 Ω 3.98x10-5 penampang berbeda, data pengamatannya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Waktu perubahan suhu pada pemanas air yang terdapataluminium dengan diameter rongga penampang berbeda Jenis Suhu Waktu (t ) t Jenis Suhu Waktu t Aluminium (T) menit : s detik Aluminium (T) (t ) detik menit : s T 0 29 C Logam pejal 01:07.81 34 C 01:55.50 34 C 01:10.15 01:05.89 67.95± 1.37 01:58.47 01:54.09 0:48.78 39 C 01:16.70 39 C 0:51.17 51.87 ± T 0 29 C 01:30.12 0:55.67 2.05 01:31.08 Logam 44 C 0:40.66 44 C 0:54.15 0:42.88 43.86 ± berongga 0:56.77 0:48.05 2.40 d r 1.25 cm 0:51.18 0:34.35 49 C 0:43.15 49 C 0:38.25 37.59± 0:55.37 0:40.16 2.91 0:56.92 116.02 ± 1.29 85.97 ± 4.64 54.03 ± 1.61 51.81 ± 4.42 0:36.58 54 C 0:37.25 54 C 0:34.69 0:40.96 37.41 ± 1.87 0:41.61 0:49.14 59 C 0:37.92 59 C 0:36.50 0:39.05 38.67 ± 0:37.81 0:39.05 3.54 0:37.69 0:32.19 64 C 0:33.15 64 C 0:35.44 34.68 ± 0:37.65 0:36.41 1.34 0:38.95 42.67 ± 3.47 37.33 ± 0.42 37.25 ± 1.21

Jenis Aluminium Suhu (T) Waktu (t ) menit : s t detik 34 C 02:01.50 02:15.33 129.07 ± 8.18 02:10.37 T 0 29 C 39 C 01:12.65 01:17.94 74.27 ± 1.69 01:12.22 Logam berongga d r 2 cm 44 C 0:53.15 01:04:17 0:53.56 55.16 ± 2.45 49 C 0:48.22 0:50.94 50.90 ± 4.05 1:04.18 54 C 0:37.18 0:39.16 40.77 ± 3.47 0:56.88 59 C 0:35.67 0:40:21 39.38 ± 0.96 0:41:25 64 C 0:36.24 0:39.73 39.9 ± 2.34 0:43.73 Pengambilan data waktu perubahan suhu menggunakan setiap kenaikan suhu 5 C. Hal ini untuk memudahkan pengukuran karena rentang suhu yang digunakan tidak terlalu cepat maupun lama. Tabel 4.2 dapat dibuat menjadi sebuah grafik sebagai berikut:

WAKTU(DETIK) 140 120 100 80 60 40 20 Grafik lama waktu setiap kenaikan suhu 5 C padapemanas air dengan aluminium 0 34 C 39 C 44 C 49 C 54 C 59 C 64 C SUHU ( C) Al. pejal Al. d rongga 1,25 cm Al. d rongga 2 cm Gambar 4.1 Grafik lama waktu setiap kenaikan suhu 5 C pada pemanas air dengan aluminium. Berdasarkan data penelitian rangkaian jembatan wheatstone nilai resistansi aluminium dengan panjang 5 cm dan diameter penampang 1 cm adalah 0.025Ω ± 0.007 Ω, maka nilai hambat jenis aluminium yang diperoleh yaitu 39.865x10-6 Ωm. Nilai hambat jenis aluminium yang digunakan memiliki selisih agak besar dengan nilai hambat jenis aluminium murni yaitu 2.828 x 10-6 Ωm. Hal ini disebabkan aluminium yang ada di pasaran terdapat campuran logam lain. Pada rancangan penelitian, jembatan wheatstone menggunakan objek 3 buah aluminium dengan panjang 5 cm dan diameter penampang 2.5 cm. Saat pengukuran, jarum galvanometer terus bergerak kanan-kiri, sehingga rangkaian jembatan wheatstone masih terdapat arus dan mengalami kesulitan mengukur nilai resistansi aluminium. Untuk mengatasi kesulitan pengambilan data, maka objek penelitian mengalami perubahan jumlah dan ukuran yaitu 1 buah aluminium dengan panjang 5 cm, dan diameter penampang 1 cm. Penelitian kedua, mengukur waktu kenaikan suhu setiap 5 C pada pemanas air menggunakan aluminium (pejal dan berongga). Untuk aluminium pejal, waktu kenaikan suhu pertama sebesar 67.95 detik dan mulai stabil saat suhu air 49 C. Saat terhubung listrik, kalor menaikkan suhu air berasal dari elemen pemanas. Lambat laun aluminium mengalami konduksi seluruh bagian dan menghasilkan kalor. Air yang bersentuhan dengan aluminium yang telah menghasilkan kalor dan elemen pemanas mengalami konduksi. Antar partikel air mengalami perpindahan panas secara konveksi alami, sehingga suhu air naik. Untuk aluminium dengan d r 1.25 cm, waktu kenaikan suhu pertama sebesar 116.02 detik dan mulai stabil saat suhu air 59 C. Rongga penampang aluminium menyebabkan jumlah elektron yang bertumbukan dan kalor yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan aluminium pejal. Untuk aluminium dengan d r 2 cm, waktu kenaikan suhu pertama sebesar 129.067 detik dan mulai stabil saat suhu air 59 C. Rongga penampang aluminum yang lebih besar menyebabkan jumlah elektron yang bertumbukan dan kalor yang dihasilkan sangat kecil dibandingkan 2 aluminium sebelumnya. Penelitian penambahan aluminium dalam pemanas air sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya pada tinjauan pustaka. Logam mengalami konduksi saat dekat sumber kalor dan lama proses konduksi seluruh bagian dipengaruhi rongga penampang logam. Kestabilan waktu kenaikan suhu pada penelitian disebabkan oleh konduktivitas

termal aluminium menurun. Besarnya konduktivitas termal dipengaruhi oleh suhu, dimana semakin besar suhu maka konduktivitas termal semakin kecil. Saat suhu semakin tinggi maka jarak antar partikel akan semakin jauh dan bergetar semakin cepat sehingga mengakibatkan massa jenis dan konduktivitas termal aluminium semakin kecil. Selain itu kemurnian aluminium juga mempengaruhi kestabilan waktu kenaikan suhu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Adanya aluminium yaitu pejal dan berongga pada pemanas air mempengaruhi waktu perubahan suhu. Semakin besar diameter rongga penampang aluminium maka waktu perubahan suhu juga semakin besar, yaitu: Waktu kenaikan suhu 5 C pertama pemanas air menggunakan aluminium pejal adalah 67.95 detik; pemanas air menggunakan aluminium dengan d r 1.25 cm adalah 116.02 detik; dan pemanas air menggunakan aluminium dengan d r 2 cm adalah 129.067 detik. Waktu perubahan suhu mulai stabil saat mencapai suhu 49 C pada aluminium pejal; pada aluminium dengan d r 1.25 cm dan aluminium dengan d r 2 cm saat mencapai suhu 59 C. Kestabilan waktu perubahan suhu disebabkan konduktivitas termal aluminium semakin kecil. DAFTAR PUSTAKA Asyari, D. Y. 2009. Diktat Kuliah struktur dan Sifat Material Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Darma Persada. Jakarta: Universitas Darma Persada. Buchori, L. 2004. Buku Ajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro. Semarang: Universitas Dipenogoro. Dekker, M. 1998. Electrical Power Cable Engineering Series Book 7. University of Wisconsin Madison. Effendi, dkk. 2007. Medan Elektromagnetika terapan. Jakarta: Erlangga. Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid II. Edisi V. Jakarta: Erlangga. Halliday, D. dan Resnick,R. 1985. Fisika Jilid 1. Edisi III. Jakarta: Erlangga. Jack, P. H. 1993. Perpindahan Kalor. Edisi VI. Jakarta: Erlangga. Kreith, F. 1997. Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas. Edisi III. Jakarta: Erlangga. Lawrence, J. K. dan Carl, C. L. 1999. Copyright by Marcel Dekker Inc. Lister, Eugene C. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga. Pambudi, S. 2012. Pengaruh Variasi Beban Pada Pemanas Induksi Untuk Mendapatkan Penghematan Optimum. Politeknosains. Edisi Khusus Dies Natalis. Reitz, dkk. 1993. Dasar Teori Listrik- Magnet. Edisi III. Bandung: ITB. Sutrisno dan Ik, T. G. 1997. Fisika Dasar: Listrik, Magnet, dan Termofisika. Bandung: ITB. Tooley, M. 2003. Rangkaian Elektronik. Edisi III. Jakarta: Erlangga.