Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74

dokumen-dokumen yang mirip
Indo. J. Chem., 2009, 9 (2),

PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN SEBAGAI ION CARRIER

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

TRANSPOR ION TEMBAGA (II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ZAT PEMBAWA OKSIN DAN SDS SEBAGAI ADITIF MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

PENGARUH PENGGUNAAN SENYAWA PENGEMBAN GABUNGAN TERHADAP PEMISAHAN LOGAM PERAK DENGAN TEKNIK SLM (SUPPORTED LIQUID MEMBRANE)

SINTESIS ASAM EUGENOKSI ASETAT (EOA) DARI EUGENOLUNTUK EKSTRAKTAN LOGAM BERAT DAN RECOVERY KROM DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

Laboratorium Analitik, Universitas Hasanuddin Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, *

4 Hasil dan Pembahasan

PEMULIHAN (RECOVERY) DAN PEMISAHAN SELEKTIF LOGAM BERAT (Zn, Cu dan Ni) DENGAN PENGEMBAN SINERGI MENGGUNAKAN TEKNIK SLM

Penentuan Kondisi Optimasi Transpor Ion Cu (Ii) Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah Secara Simultan Dengan Oksin Sebagai Pembawa

Ind. J. Chem. Res, 2013, 1, 47-52

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

Olly Norita Tetra *, Zaharasmi, dan Gionanda Laboratorium Elektro/Fotokimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Andalas, Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

EFEKTIFITAS SURFAKTAN DAN RECOVERY MEMBRAN DALAM DIFUSI FENOL ANTAR FASA TANPA ZAT PEMBAWA. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh KHAIRUNNISSA NO.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Ihya Ulumudin*), M. Cholid Djunaidi*), Khabibi*) *)Kimia Analitik Jurusan Kimia Universitas Diponegoro Semarang

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

EKSTRAKSI ION LOGAM Zn(II) MENGGUNAKAN SENYAWA PEMBAWA TANIN TERMODIFIKASI DENGAN METODE MEMBRAN CAIR RUAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Uji Selektifitas Transpor Fenol Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI TRANSPOR FENOL DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN CAIR POLIEUGENOL , Indonesia

MEKANISME TRANSPOR LANTANUM MELALUI MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG (SLM) DENGAN PENGEMBAN CAMPURAN D2EHPA (ASAM DI-(2- ETILHEKSIL) FOSFAT) DAN TBP

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Polimerisasi Eugenol Minyak Daun Cengkeh Hasil Redistilasi, Ekstraksi, dan Fraksinasi Menggunakan Katalis Asam Sulfat Pekat

PENGARUH PERBANDINGAN VOLUME FASA AIRDENGAN FASA ORGANIK DAN KONSENTRASI AgDALAMFASA AIR PADA EKSTRAKSI PERAKDARI LIMBAH FOTO ROENTGEN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

OPTIMALISASI TRANSPOR Zn(II) DENGAN ZAT PEMBAWA DITIZON MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

TRANSPOR IODIN MELALUI MEMBRAN KLOROFORM DENGAN TENIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

KINETIKA TRANSPOR Co(II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH SECARA KONSEKUTIF. Pascasarjana Universitas Andalas, Padang 2

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

Pengendapan. Sophi Damayanti

TRANSPOR IODIN MELALUI MEMBRAN KLOROFORM DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI FASA PENERIMA DALAM TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan nilai ekonomi kandungan logam pada PCB (Yu dkk., 2009)

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Jurnal Kimia Indonesia

PEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KINETIKA TRANSPOR FENOL DENGAN ADITIF SURFAKTAN DALAM TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

PERMEABILITAS MEMBRAN TRANSPOR CAMPURAN UNSUR TANAH JARANG (La, Nd, Gd, Lu) MENGGUNAKAN CARRIER (TBP : D2EHPA) MELALUI SUPPORTED LIQUID MEMBRANE

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

R E A K S I U J I P R O T E I N

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Pemisahan dengan Pengendapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM

PENGARUH ION Cd(II) PADA PENENTUAN KADAR Pb(II) DALAM IKAN NILA (Oreochromis nilaticus Linn) DENGAN MENGGUNAKAN PENGOMPLEKS DITHIZON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA PENGOMPLEKS PADA FASA PENERIMA TERHADAP PEMISAHAN LOGAM PERAK DENGAN TEKNIK SLM (SUPPORTED LIQUID MEMBRANE)

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dewi Sukmawati M

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

THE ACTIVITY AND SELECTIVITY OF CATALYST Ni/H 5 NZA FOR HYDROCRACKING OF PALMITIC ACID INTO HYDROCARBON COMPOUNDS OF SHORT FRACTION SCIENTIFIC ARTICLE

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

Pusat Pengujian c.q Bagian Pengolahan Hasil Ujian Universitas Terbuka Jalan Cabe Raya Ciputat Tangerang Po Box 6666 Jakarta

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ABSTRACT. Jurnal ILMU DASAR, Vol.18 No. 2, Juli 2017 :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Larutan logam kromium yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

PEMUNGUTAN LANTANUM DARI MINERAL MONASIT BANGKA DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG BERTINGKAT

Transkripsi:

Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74 69 SEPARATION OF Fe (III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), AND Pb(II) METAL IONS USING POLY(EUGENYL OXYACETIC ACID) AS AN ION CARRIER BY A LIQUID MEMBRANE TRANSPORT METHOD Pemisahan Ion Logam Berat Fe(III), Cr(III), Cu (II), Ni(II), Co(II), dan Pb(II) Menggunakan Pengemban Ion Poli(Asam Eugenil Oksiasetat) dengan Metode Transpor Membran Cair La Harimu 1.*.**, Sabirin Matsjeh 2, Dwi Siswanta 2, and Sri Juari Santosa 2 1 Study Program of Chemistry Education, Faculty of Teacher Training and Education, Haluoleo University, Kampus Baru Anduonohu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia 2 Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Yogyakarta 55281, Indonesia Received October 29, 2009; Accepted January 16, 2010 ABSTRACT Fe (III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), and Pb(II) metal ions had been separated using poly(eugenyl oxyacetic acid) as an ion carrier by bulk liquid membrane transport method. The effect of ph, polyeugenyl oxyacetic acid ion carrier concentration, nitric acid concentration in the stripping solution, transport time, and metal concentration were optimized. The result showed that the optimum condition for transport of metal ions was at ph 4 for ion Fe(III) and at ph 5 for Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), and Pb(II) ions. The carrier volumes were optimum with concentration of 1 x 10-3 M at 7.5 ml for Cr(III), Cu (II), Ni(II), Co(II) ions and at 8.5 ml for Fe(III) and Pb(II) ions. The concentration of HNO 3 in stripping phase was optimum at 2 M for Fe(III) and Cu(II) ions, 1 M for Cr(III), Ni(II) and Co(II) ions, and 0.5 M for Pb(II) ion. The optimum transport times were 36 h for Fe(III) and Co(II) ions, and 48 h for Cr(III), Cu (II), Ni(II), and Pb(II) ions. The concentration of metal ions accurately transported were 2.5 x 10-4 M for Fe(III) and Cr(III) ions, and 1 M for Cu (II), Ni(II), Co(II), and Pb(II) ions. Compared to other metal ions the transport of Fe(III) was the highest with selectivity order of Fe(III) > Cr(III) > Pb(II) > Cu(II) > Ni(II) > Co(II). At optimum condition, Fe(III) ion was transported through the membrane at 46.46%. Keywords: poly(eugenyl oxyacetic acid), transport, liquid membrane, Fe (III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), and Pb(II) ions PENDAHULUAN Salah satu metode pemisahan adalah transpor ion melalui membran cair yaitu metode pemisahan yang selektif, efisien, dan sederhana [1]. Transpor ion melalui membran cair memegang peranan penting dalam simulasi fungsi membran biologi dan teknologi pemisahan karena efisiensi transpor yang tinggi, selektivitas yang baik dan menguntungkan secara ekonomi. Beberapa penelitian untuk pemisahan logam dengan membran polimer menggunakan reagen ekstraksi pelarut yang tersedia secara komersial sebagai pengemban, namun beberapa penelitian melaporkan penggunaan pengemban baru hasil sintesis [2]. Reaksi kimia yang terlibat dalam ekstraksi dan pelucutan untuk logam target (solut) menggunakan membran transpor secara mendasar sama dengan sistem ekstraksi pelarut. Namun perbedaan mendasar dari kedua sistem pemisahan tersebut adalah untuk sistem membran transpor, logam target dipisahkan oleh membran. Obyek utama dalam penelitian membran transpor adalah memaksimalkan fluks membran untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi dan selektivitas yang sebanding dengan sistem ekstraksi pelarut. Fenomena transpor dalam membran cair ruah menunjukkan bahwa kompleks yang sesuai dapat dipengaruhi oleh sifat fisikokimia (hubungan permeabilitas dan selektivitas) dari pengemban ion dan logam target dan juga komposisi kimia dari fasa membran baik di larutan fasa sumber maupun di fasa pelucut. Pengemban tipe basa, asam dan pensolvasi yang digunakan dalam ekstraksi pelarut telah dipelajari secara intensif dan digunakan di industri dalam skala besar. Senyawa-senyawa makrosiklik dan makromolekul menjadi perhatian khusus oleh banyak peneliti membran transpor untuk menghasilkan kompleksasi host-guest yang spesifik sehingga dihasilkan pemisahan yang selektif. Suatu studi menunjukkan bahwa selektivitas membran dan efisiensi transpor dapat dioptimasi dengan mendesain pengemban ion makromolekul * Corresponding author. Tel/Fax : +62-8586805185; Email address: harim_l@yahoo.co.id ** Postgraduate Student of Chemistry Department, Faculty of Mathematic and Natural Sciences, Universitas Gadjah Mada

70 Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74 dengan mengkombinasikan ukuran cincin dan substituennya. Variasi jenis pengemban patut diperhitungkan karena perbedaan tipe pengemban diharapkan dapat menjelaskan gambaran perbedaan efisiensi transpor yang disebabkan oleh perbedaan mekanisme kompleksasi. Struktur molekuler pengemban dan peristiwa kimia yang terlibat dalam kompleksasi dan proses transpor adalah faktor yang paling menentukan dalam meningkatkan selektivitas membran. Hal ini menunjukkan bahwa struktur molekul pengemban dapat disesuaikan untuk mencapai selektivitas yang spesifik. Sebagai contoh diazadibenzo crown eter yang bersifat hidrofilik lebih selektif untuk ion Pb(II) dibanding Cd(II) dan Zn(II). Pengemban basa dengan konstanta kebasaan yang lebih tinggi lebih selektif untuk ion Cr(VI) dibanding Zn(II) dan Cd(II). Pemisahan ion Cr(VI) dari ion lain secara efektif dengan metode membran cair menggunakan senyawa turunan p-tert-butil kalixs[4]arena 3-morpholino propil diamida. Efisiensi metode membran cair sangat tergantung pada parameter pemisahan seperti ph fasa sumber dan fasa pelucut, pengaruh konsentrasi ion Cr(VI), konsentrasi pengemban ion, waktu transpor dan suhu [3]. Weng, dkk [4] melakukan penentuan aspek kinetik dari teknik membran Donnan untuk mengukur konsentrasi bebas kation runut dalam pemisahan ion Cu 2+, Ni 2+, dan Zn 2+ menggunakan ligan asam nitrilotriasetat melalui transpor membran. Pengemban yang bersifat basa dan netral sering menunjukkan selektivitas yang kurang baik atau rendah untuk ion-ion logam. Selektivitas pengemban asam terhadap ion logam juga relatif rendah dan pada umumnya dikontrol oleh ph. Dalam penelitian ini telah diuji kinerja pengemban asam poli(asam eugenil oksiasetat) hasil sintesis melalui metode transpor membran cair ruah untuk memisahkan ion logam Fe(III), Cr(III), Cu (II), Ni(II), Co(II), dan Pb(II) [5]. Dalam transpor membran cair ruah, peristiwa transpor dapat terjadi melalui membran dari fasa sumber ke fasa penerima yang terjadi secara difusi kompleks logam target di dalam membran ruah yang dibatasi antarmuka dua fasa larutan/membran. Dalam hal membran cair ruah, pengemban diasumsikan dapat berpindah secara bebas dalam membran. Pada umumnya selektivitas yang baik untuk ion utama dapat dicapai dengan pengemban makromolekul, meskipun kadang dapat berubah secara signifikan tergantung pada struktur kimianya. senyawa poli(asam eugenil oksiasetat) hasil sintesis, kloroform, NaOH, HCl, Fe(NO 3 ) 3. 9H 2 O, Cr(NO 3 ) 3. 6H 2 O, Ni(NO 3 ) 2. 6H 2 O, Co(NO 3 ) 2. 6H 2 O, Cu(NO 3 ) 2. 3H 2 O, dan Pb(NO 3 ) 2. Bahan yang digunakan selain pengemban ion hasil síntesis berasal dari Merck. Alat Alat yang digunakan adalah tabung pipa U, pengaduk magnet, buret, alat-alat gelas, pipet tetes, pipet volume. Transpor dilakukan dengan mengaduk larutan dalam tabung pipa U di dalam alat transpor. Penelitian ini dilakukan dengan mengoptimasi parameter yang berpengaruh pada proses transpor yaitu ph, volume pengemban, konsentrasi pelucut, waktu transpor, dan konsentrasi logam. Prosedur Kerja Transpor Fe(III), Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II),dan Pb(II) menggunakan poli(asam eugenil oksiasetat) Sederetan pipa U yang berisi 7,5 ml pengemban ion poli(asam eugenil oksiasetat) dengan konsentrasi 1 10-3 M (konsentrasi monomer eugenil oksiasetat) dalam pelarut kloroform, kemudian ditambahkan 10 ml larutan ion logam di salah satu sisi tabung pipa U sebagai fasa sumber dengan konsentrasi 1 10-4 M, variasi ph yaitu pada ph 3, 4, dan 5 dan ditambahkan 10 ml larutan HNO 3 1 M di sisi yang lain sebagai fasa pelucut. Pipa U ditutup lalu diaduk dengan pengaduk magnet selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah transpor larutan di fasa sumber dan fasa pelucut diambil dengan menggunakan pipet tetes untuk ditentukan konsentrasi ion logamnya dengan menggunakan AAS. Perlakuan dengan variasi ph yang berbeda akan diperoleh ph optimum. Hasil ph optimum yang diperoleh digunakan untuk mengoptimasi variasi volume pengemban ion (7,5; 8,5 dan 10 ml) dengan konsentrasi 1 x 10-3 M, konsentrasi pelucut (0,5;1; 2, dan 4 M), waktu transpor (12, 24, 36, dan 48 jam), dan konsentrasi logam (0,75 10-4 ; 10-4 ; 2,5 10-4 ; 5 10-4 ; METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gambar 1. Struktur pengemban ion poli(asam eugenil oksiasetat)

Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74 71 dan 7,5 10-4 M, sehingga akan diperoleh ph, konsentrasi pengemban, konsentrasi pelucut, waktu transpor, dan konsentrasi logam pada keadaan optimum. Struktur senyawa poli(asam eugenil oksiasetat) yang digunakan sebagai pengemban ion untuk pemisahan ion Fe(III), Cr(III), Cu (II), Ni(II), Co(II), dan Pb(II) ditunjukkan pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Parameter Transpor dengan Pengemban Poli(asam eugenil oksiasetat) Untuk mengetahui kemampuan pengemban poli(asam eugenil oksiasetat) hasil sintesis dalam memisahkan ion-ion logam Fe(III), Cr(III), Ni(II), Pb(II), Co(II), dan Cu(II) dalam larutan dengan percobaan transpor membran cair, maka faktor yang berpengaruh perlu dioptimasi [1]. Konsentrasi ion logam yang tertranspor ditentukan dengan mengukur ion logam dalam fasa pelucut dan fasa sumber dengan Spektrometri Serapan Atom (SSA). Pengaruh ph Kemampuan poli(asam eugenil oksiasetat) untuk memisahkan ion logam Fe(III), Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II) melalui metode transpor membran cair berkaitan dengan kapasitas poli(asam eugenil oksiasetat) menampung ion logam melalui pertukaran proton pada situs aktif asetat yang ada. Dari enam ion logam yang diuji menunjukkan bahwa jumlah ion logam Fe(III) yang tertranspor maksimum pada ph 4, sedangkan ion logam Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II) maksimum pada ph 5 seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Grafik % transpor ion logam terhadap variasi ph menunjukkan bahwa kenaikan ph menyebabkan peningkatan persentase ion logam yang tertranspor dari fasa sumber ke fasa pelucut melalui lapisan membran yang mengandung pengemban ion. Persentase transpor terbesar terjadi pada ion logam Fe(III) yaitu 42,23% dan optimum pada ph 4, sedangkan pada ph 5 persentase Fe(III) yang tertranspor menjadi berkurang. Hal ini kemungkinan disebabkan ion logam Fe(III) mengalami hidrolisis atau pengendapan sehingga jumlah ion logam yang terkompleks juga menjadi lebih kecil [6]. Untuk ion logam Cr(III) bertambahnya ph menyebabkan peningkatan jumlah persentase ion yang tertranspor, pada ph 5 persentase ion logam yang tertranspor adalah 41,12% dan pada rentang ph yang diukur belum menunjukkan penurunan. Namun demikian diperkirakan pada ph di atas 5 akan terjadi penurunan persen transpor karena pada ph tersebut logam Cr sudah terbentuk Cr(OH) 2+ dan Cr(OH) 2 +. Untuk ion Pb(II) Gambar 2. Grafik hubungan ph larutan fasa sumber terhadap persen transpor dan Cu(II) pada ph 4 persentase yang tertranspor hampir sama yaitu 33,7% dan pada ph 5 ion logam Pb(II) dan Cu(II) juga mempunyai kemampuan transpor yang sama yaitu sekitar 36%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua ion logam mempunyai reaktivitas yang sama untuk membentuk kompleks dan kemudian tertranspor di fasa pelucut pada ph yang sama. Untuk ion Ni(II) dan Co(II) kemampuan transpor yang rendah untuk kedua logam dan menunjukkan kecenderungan yang sama. Ini menunjukkan bahwa kedua logam mempunyai sifat kimia dan reaktivitas yang hampir sama. Perbedaan kemampuan masing-masing ion logam untuk tertranspor di fasa pelucut dipengaruhi oleh keasaman ion logam dan sifat pengemban ion yang digunakan. Hal ini sesuai dengan sifat pengemban asam yaitu kemampuan membentuk kompleks dengan ion logam sangat dipengaruhi oleh ph dan spesiasi ion logam dalam larutan serta keasaman logam yang akan dipisahkan. Kemungkinan lain disebabkan oleh perbedaan ukuran, tingkat hidrasi dan konstanta ikatan kompleks yang terbentuk dari masing-masing ion logam dengan gugus fungsional dari poli(asam eugenil oksiasetat). Pengaruh konsentrasi poli(asam eugenil oksiasetat) Konsentrasi poli(asam eugenil oksiasetat) atau jumlah mol poli(asam eugenil oksiasetat) dalam larutan organik akan mempengaruhi jumlah mol ion logam yang tertranspor dari fasa sumber ke fasa pelucut seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa bertambahnya konsentrasi poli(asam eugenil oksiasetat) dalam fasa organik akan menambah jumlah ion logam Fe(III) dan Pb(II) yang tertranspor untuk volume 7,5 dan 8,5 ml dan berkurang pada volume membran 10 ml. Meningkatnya konsentrasi pengemban ion akan menyebabkan bertambahnya fluks dan permeabilitas dalam membran cair, namun setelah volume 8,5 ml

72 Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74 pelucut menjadi berkurang karena pengaruh jarak membran. Pengaruh konsentrasi fasa pelucut (HNO 3 ) Gambar 3. Grafik hubungan persen transpor dengan rasio mol ligan : mol logam Gambar 4. Grafik hubungan konsentrasi pelucut terhadap persen transpor sebagai volume maksimum pengemban akan turun dengan bertambahnya volume atau konsentrasi [7]. Hal ini memberikan gambaran kecepatan pembentukan kompleks dan kemampuan kompleks untuk terekstraksi ke dalam fasa membran (fasa organik) antarmuka larutan fasa sumber membran. Bertambahnya konsentrasi atau volume poli(asam eugenil oksiasetat) akan menyebabkan pembentukan kompleks Fe(III) dan Pb(II) yang lebih banyak dan oleh karena itu bertambahnya konsentrasi atau volume membran akan berpengaruh pada ketebalan atau jarak membran. Jarak fasa organik akan bertambah dengan bertambahnya volume poli(asam eugenil oksiasetat) sehingga akan mengurangi jumlah ion-ion yang tertranspor dan fluks membran akan berkurang. Viskositas yang bertambah dalam fasa membran akan menyebabkan pergesekan pada kompleks ion logam pengemban serta mengurangi kecepatan difusinya ke fasa pelucut. Demikian pula untuk ion logam Cr(III), Ni(II), Co(II), dan Cu(II) bertambahnya konsentrasi atau volume pengemban ion akan mengurangi fluks dan menambah ketebalan membran sehingga kemampuan kompleks yang terbentuk untuk tertranspor ke fasa Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelucut dalam proses transpor membran cair terhadap logam yang diuji, dilakukan transpor dengan variasi konsentrasi pelucut yaitu 0,5; 1; 2 dan 4 M. Proses transpor dalam pipa U yang berisi membran di fasa organik dan fasa sumber yaitu larutan logam dengan konsentrasi 1 10-4 M masing-masing dilakukan pada ph optimum dan volume optimum sesuai dengan hasil optimasi ph dan konsentrasi pengemban. Besarnya nilai % transpor pada masing-masing ion logam dalam larutan dihitung dari perubahan jumlah ion logam tertranspor yang melewati fasa antarmuka sumber/membran dan fasa membran/fasa pelucut. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa konsentrasi pelucut berpengaruh terhadap % transpor seperti disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa persen transpor ion logam Fe(III) dan Cu(II) meningkat sampai konsentrasi pelucut HNO 3 2 M, sedangkan ion logam Cr(III), Ni(II), dan Co(II) meningkat sampai konsentrasi pelucut HNO 3 1 M dan kemudian menurun kecuali ion logam Pb(II) maksimum pada konsentrasi pelucut 0,5 M. Hal ini menandakan bahwa kecepatan dekomposisi kompleks di fasa pelucut dipengaruhi konsentrasi HNO 3. Bertambahnya konsentrasi HNO 3 di fasa pelucut memungkinkan semakin banyak ion-ion H + sehingga dapat memutuskan kompleks yang terjadi dan menyebabkan ketidakmampuan molekul pengemban untuk mengalami reaksi deprotonasi [8]. Selain itu pada konsentrasi HNO 3 di atas konsentrasi optimum kekuatan pelucut bertambah tetapi protonasi dari poli(asam eugenil oksiasetat) pada sisi fasa pelucut tidak mungkin putus. Dengan demikian maka makin berkurang konsentrasi poli(asam eugenil oksiasetat) yang balik ke permukaan antarmuka membran fasa sumber untuk selanjutnya membentuk kompleks sehingga menyebabkan penurunan jumlah ion logam yang tertranspor. Pengaruh waktu transpor terhadap persen transpor Persentase ion logam yang tertranspor dari fasa sumber ke fasa pelucut melalui membran cair dipengaruhi waktu transpor [6]. Untuk mengetahui pengaruh waktu transpor ion logam dalam proses transpor membran cair dilakukan dengan memvariasi waktu transpor yaitu 12, 24, 36 dan 48 jam pada kondisi ph, konsentrasi poli(asam eugenil oksiasetat) dan konsentrasi pelucut optimum. Hasil persentase ion

Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74 73 yang sama namun berbeda pada sifat keasamannya dan kemampuan pengemban ion untuk membentuk kompleks dengan kedua ion. Selain itu kemungkinan ukuran rongga dari poli(asam eugenil oksiasetat) cocok dengan ukuran ion Fe(III) sehingga akan membentuk kompleks lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan ion logam lain yang diuji. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ion logam Fe(III) lebih selektif dibandingkan dengan ion logam Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II). Gambar 5. Grafik hubungan waktu transpor terhadap persen transpor Gambar 6. Pengaruh konsentrasi logam terhadap persen transpor logam yang tertranspor pada waktu yang berbeda disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin lama waktu transpor akan berdampak pada makin besarnya jumlah ion logam yang tertranspor. Hal ini disebabkan semakin lama waktu kontak antara larutan ligan dengan larutan logam maka akan semakin banyak pula ion logam dari fasa air yang membentuk kompleks dengan pengemban ion poli(asam eugenil oksiasetat) pada antarmuka fasa air dan fasa membran yang kemudian akan tertranspor ke fasa pelucut atau fasa target. Dari enam logam yang diuji hanya ion logam Fe(III) yang sudah menunjukkan waktu transpor optimum yaitu 46,03%, sedangkan ion logam Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II) belum optimum. Hal ini menunjukkan bahwa ion logam Fe(III) membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan ion logam yang lain. Kecepatan reaksi pembentukan kompleks untuk ion logam Fe(III) dengan poli(asam eugenil oksiasetat) lebih cepat serta proses transpor ke fasa target juga lebih cepat dibandingkan dengan ion logam Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II). Ini disebabkan karena ion Fe(III) mempunyai sifat keasaman yang lebih besar karena muatannya lebih besar (+3) dibandingkan dengan empat ion logam yang lain yaitu Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II) kecuali ion Cr(III) mempunyai muatan Pengaruh konsentrasi logam terhadap persen transpor Kajian mengenai kemampuan pengemban ion untuk mentranspor sejumlah ion logam Fe(III), Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II) dalam larutan sumber dilakukan transpor dengan variasi konsentrasi yaitu 7,5 10-5 ; 1 10-4 ; 2,5 10-4 ; 5 10-4 M atau (0,075; 0,1; 0,25; 0,5 mm). Semua ion logam yang ditranspor menggunakan ph, volume ligan, konsentrasi pelucut, waktu transpor pada kondisi optimum masing-masing ion logam. Besarnya konsentrasi masing-masing ion logam yang dapat tertranspor dari fasa sumber ke fasa pelucut disajikan pada Gambar 6. Dari Gambar 6 terlihat bahwa untuk ion logam Fe(III) dan Cr(III) mengalami transpor optimum pada konsentrasi ion logam 2,5 x 10-4 M yang menghasilkan persen transpor di fasa pelucut sebesar masingmasing 46,46% dan 40,36%. Sedangkan untuk ion logam Cu(II), Pb(II), Ni(II), dan Co(II) optimum pada konsentrasi 1 10-4 M dengan persen transpor masing-masing 38,05% dan 39,16%, 5,33%, dan 3,08%. Peningkatan konsentrasi ion logam yang digunakan menyebabkan meningkatnya jumlah ion logam yang tertranspor di fasa target. Sedangkan untuk konsentrasi logam di atas konsentrasi optimum persen transpor di fasa target jadi menurun [9]. Hal ini dikarenakan pada konsentrasi tersebut jumlah ion logam yang ada dalam larutan tidak dapat lagi ditampung oleh pengemban poli(asam eugenil oksiasetat) justru jauh menurun karena aktivitas ion dalam larutan semakin kecil. Kemampuan ion logam Fe(III), Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), dan Pb(II) untuk tertranspor mempunyai selektivitas yang berbeda. Selektivitas transpor merupakan kemampuan suatu ligan untuk berinteraksi dengan suatu kation dan memindahkan kation dari fasa sumber ke fasa pelucut melalui membran cair organik. Selektivitas suatu ion logam dapat berubah dengan perubahan konsentrasi kation di fasa sumber [10].

74 Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74 KESIMPULAN Senyawa poli(asam eugenil oksiasetat) hasil sintesis dapat diaplikasikan untuk pemisahan ion Fe(III), Ni(II), Co(II), Cr(III), Cu(II), dan Pb(II) menggunakan metode transpor membran cair. Pemisahan ion logam dengan transpor membran terbaik untuk ion Fe(III) pada ph 4, perbandingan mol pengemban : mol logam (8,5:1), waktu transpor 36 jam, dan konsentrasi logam yang masih dapat tertranspor adalah 0,75 2,5 10-4 M lebih baik dibanding ion logam Ni(II), Co(II), Cr(III), Cu(II), dan Pb(II) dengan urutan selektivitas Fe(III) > Cr(III) >Pb(II) > Cu(II) > Ni(II) > Co(II). DAFTAR PUSTAKA 1. Nezhadali A., Hakimi, M., and Heydari, M., 2008, Electron. J. Chem., 5, 1, 52-57. 2. Nghiem, L.D, Mornane, P., Potter, I.D., Perera, J.M., Cattrall, R.W., and Kolev, S.D., 2006, J. Membr. Sci., 281, 7-41. 3. Saf, A.O., Alpaydin, S., Sirit, A., 2006 J. Membr. Sci., 283, 448-455. 4. Weng, L., Van Riemsdijk, W.H., and Temminghoff, E.J.M., 2005, J. Anal. Chem., 77, 9, 2852-2861. 5. Harimu, L., Matjseh, S., Siswanta, D., and Santosa, S.J., 2009, Indo. J. Chem., 9, 2, 261-266. 6. Badmus, M.A.O., Audu, T.O.K., and Anyata, B.U., 2007, Afr. J. Biotechnol., 6, 3, 238-242. 7. Chaudry, M.A., Bukhari, N., Mazhar, M., and Abbasi, W., 2007, Sep. Purif. Technol., 55, 3, 292-299. 8. Gawronski, R., and Religa, P., 2007, J. Membr. Sci., 289, 1-2, 187-190. 9. Shuxiang, G., Yu, Y., He, D., and Ma, M., 2006, Sep. Purif. Technol., 51, 3, 277-284. 10. Hiratani, K., Yamaguchi, K., and Sugihara, H., 1991, J. Membr. Sci., 56, 2, 153-165.