REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

dokumen-dokumen yang mirip
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

~ ' REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA DAN JAPAN EXTERNAL TRADE ORGANIZATION TENT ANG

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

-,"''.-., W 1 ' I ' B.EPUBLII IIIDONESIA

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPIJBl,IK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip kedaulatan, kemerdekaan nasional, kesetaraan, dan saling menguntungkan;

BERKEINGINAN untuk tersedianya mekanisme dan komitmen Para pihak untuk melakukan sebuah penelitian dan pengembangan bersama, termasuk melakukan

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

-. " /... J. ~...:Jr2._,.' lfli.,\\ REPUBLIK INDONESIA NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

REPDBLIK INDONESIA. bidang-bidang geosains atas dasar keinginan dan manfaat bersama para Pihak;

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMPERTIMBANGKAN pentingnya kerjasama internasional dan peran dari negara sahabat dalam memperkuat kapasitas di bidang manajemen kebakaran hutan; dan

Kementerian Negara Pemuda dan Otahraga Repubtik Indonesia dan Federasi Pemuda Seturuh China Repubtik Rakyat China, setanjutnya disebut "Para Pihak";

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASAL 1 PEMBEBASAN VISA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA NATIONAL INSTITUTE OF ADVANCED INDUSTRIAL SCIENCE AND TECHNOLOGY OF JAPAN DAN

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM INDIA TENTANG

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

BERKEINGINAN untuk memfasilitasi masuk dan tinggalnya pelajar Malaysia ke Republik Indonesia dan pelajar Indonesia ke Malaysia;

REPUBLIK 11'1>0NESIA

disebut sebagai "Para Pihak";

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

Pasal 1 Tujuan Kerjasama

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

''hd. pada kawasan yang dilanda konflik dan rawan konflik; manajemen konflik, serta mediasi kemanusiaan;

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

"Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SAUNG PENGERTIAN ANTARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBUK INDONESIA DAN KOMISI AUDIT REPUBUK FIUPINA TENTANG KERJASAMA DI BIDANG PEMERIKSAAN SEKTOR PUBUK Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan Komisi Audit Republik Filipina (selanjutnya disebut secara sendiri sebagai "Pihak" dan secara bersama-sama sebagai "Para Pihak"), BERKEINGINAN untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang telah terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; MENGINGAT nilai-nilai dasar yang terdapat dalam Rencana Strategis Organisasi Internasional Badan Pemeriksa Keuangan (INTOSAI) dan Organisasi Asia Badan Pemeriksa Keuangan (ASOSAI); SESUAI DENGAN peraturan perundang-undangan yang berlaku di masingmasing negara; TELAH MENYETUJUI hal-hal sebagai berikut: PASALI TUJUAN Tujuan kerjasama adalah untuk memberikan, memperkuat, meningkatkan, dan mengembangkan suatu kerangka kerjasama dan interaksi efisien diantara Para Pihak di bidang pemeriksaan sektor publik, atas dasar kesetaraan dan keuntungan bersama sesuai dengan hukum nasional masing-masing Pihak. ~,

PASAL II BIDANG-BIDANG PAN BENTUK-BENTUK KERJASAMA 1. Para Pihak akan, berdasarkan hukum, peraturan dan kebijakan nasional yang berlaku dari waktu ke waktu, yang mengatur hal-hal terkait di masing-masing Badan Pemeriksa Keuangan, bekerjasama dalam bidang-bidang berikut ini: (a) Metodologi audit sektor publik; (b) Pelatihan Profesional untuk peningkatan standar professional pegawai, termasuk para pelatih; (c) Penyelenggaraan proyek penelitian bersama pad a bidang- bidang yang menjadi kepentingan bersama, dengan pengaturan yang berdasarkan kesepakatan para Pihak; dan (d) Bidang-bidang lainnya dalam ruang lingkup Memorandum Saling Pengertian ini sebagaimana disepakati oleh para Pihak. 2. Bentuk-bentuk kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini meliputi: (a) (b) (c) Penyebaran dan pertukaran informasi melalui konsultasi, seminar, dan konferensi tentang isu-isu penting terkait dengan pemeriksaan sektor publik; Pertukaran informasi dan keahlian di bidang kebijakan dan teknologi pemeriksaan serta praktik yang baik melalui pelatihan dan pertukaran kunjungan yang sa ling menguntungkan; Bentuk-bentuk kerjasama lainnya dalam kerangka Memorandum Saling Pengertian ini, sebagaimana disepakati oleh para Pihak. PASAL III PELAKSANAAN 1. Para Pihak dapat mengembangkan kerjasama atas dasar timbal balik serta dalam kerangka Organisasi Internasional Badan Pemeriksa Keuangan (INTOSAI) dan Organisasi Asia Badan Pemeriksa Keuangan (ASOSAI);

2. Memorandum Saling Pengertian ini dapat dilengkapi dengan pengaturan-pengaturan terpisah yang terperinci, yang disepakati bersama oleh Para Pihak. Pengaturan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini; 3. Komunikasi diantara para Pihak dalam pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini wajib dalam Bahasa Inggris. PASALIV PENGATURAN KEUANGAN 1. Seluruh biaya yang berhubungan dengan kegiatan kerjasama yang dilaksanakan dalam kerangka Memorandum Saling Pengertian ini wajib tergantung pada ketersediaan dana dari masing-masing pihak secara independen; 2. Tanpa mengurangi ketentuan ayat 1, pengaturan keuangan wajib disepakati bersama oleh masing-masing Pihak berdasarkan kasus per kasus tergantung pada ketersediaan dana dan sumber daya. PASAL V PERLINDUNGAN TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 1. Para Pihak wajib memastikan bahwa setiap penggunaan hak-hak kekayaan intelektual yang dapat timbul dari pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini wajib dilakukan sesuai dengan hukum, peraturan, dan perundang-undangan nasional para Pihak dan perjanjian-perjanjian internasional lainnya dimana mereka menjadi Pihak; 2. Penggunaan nama, logo, dan/atau lambang resmi dari salah satu Pihak pada publikasi, dokumen, dan/atau kertas apa pun tidak diperbolehkan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari salah satu Pihak.

PASAL VI KERAHASIAAN 1. Masing-masing Pihak wajib menjaga kerahasiaan dokumen, informasi dan data lainnya yang diterima dari atau diberikan kepada Pihak lain selama periode pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini atau perjanjian lainnya yang dibuat berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini; 2. Para Pihak setuju bahwa ketentuan Pasal ini wajib terus mengikat Para Pihak walaupun pengakhiran atas Memorandum Saling Pengertian ini; 3. Ketentuan Pasal ini wajib tidak mengenyampingkan peraturan perundang - undangan yang berlaku di masing-masing negara. PASAL VII PEMBATASAN AKIIVIIAS PERSONIL Masing - masing Pihak wajib menjamin bahwa setiap personil yang terlibat dalam pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini tidak terlibat dalam urusan politik dan/atau kegiatan yang bersifat komersil di Indonesia dan Filipina diluar program kerjasama di bawah payung Memorandum Saling Pengertian. PASAL VIII PENANGGUHAN Masing - masing Pihak berhak, demi alasan keamanan nasional, kepentingan nasional, ketertiban umum, atau kesehatan umum, menangguhkan sementara, baik keseluruhan maupun sebagian, pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian. Penangguhan tersebut wajib berlaku setelah menerima pemberitahuan tertulis dari Pihak lain. PASALIX PENYELESAIAN SENGKETA Setiap perbedaan atau sengketa di antara Para Pihak dalam hal penafsiran dan/atau pelaksanaan dan/atau penerapan ketentuan-ketentuan dalam (f t

Memorandum Saling Pengertian ini wajib diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan/atau negosiasi secara langsung di antara Para Pihak. PASALX REVISI. MODIFIKASI. DAN PERUBAHAN 1. Salah satu Pihak dapat secara tertulis mengajukan revisi, modifikasi, atau perubahan atas seluruh atau sebagian Memorandum Saling Pengertian ini; 2. Setiap revisi, modifikasi, atau perubahan yang disepakati oleh Para Pihak wajib dilakukan dalam bentuk tertulis dan wajib menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini; 3. Revisi, modifikasi, atau perubahan tersebut wajib mulai berlaku pada tanggal yang dapat ditentukan oleh Para Pihak; 4. Setiap revisi, modifikasi, atau perubahan tersebut tidak akan mengesampingkan hak dan kewajiban yang timbul dari atau berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini sebelum atau sampai dengan tanggal revisi, modifikasi, atau perubahan tersebut. PASALXI MULAI BERLAKU. JANGKA WAKTU PAN PENGAKHIRAN 1. Memorandum Saling Pengertian ini wajib mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan akan terus berlaku selama 2 (dua) tahun. Setelah itu, wajib diperpanjang secara otomatis selama periodeperiode 2 (dua) tahun berturut-turut; 2. Salah satu Pihak dapat mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini dengan memberitahukan maksud tersebut kepada Pihak lain secara tertulis, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran dimaksud; 3. Pengakhiran Memorandum mempengaruhi pelaksanaan Saling Pengertian wajib tidak program-program/kegiatan-kegiatan

- -~ yang sedang berjalan dan/atau proyek-proyek yang telah disepakati ' Para Pihak seberum berakhlrnya Memorandum Saling Pengertian ini. SEBAGAI BUKn, yang bertandatangan di bawah ini, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini. OIBUAT dalam rangkap dua di Beijing, Repub!lk Rakyat Cina pada 21 Oktober 2013 dalam bahasa Indonesia dan Inggris, semua naskah memiliki keabsahan yang sama. Dafam hal terdapat perbedaan penafsiran, naskah dalam bahasa Inggris yang berla ku. Untuk Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesfa Untuk Komisi Audit Republrk Fifipina Signed Signed Hadi Poernomo, Ketua Marla c;?aei;jfmj. Pulido Tan, Ketua

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE AUDIT BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE COMMISSION ON AUDIT OF THE REPUBLIC OF THE PHILIPPINES ON COOPERATION ON AUDITING IN PUBLIC SECTOR The Audit Board of the Republic of Indonesia and the Commission on Audit of the Republic of the Philippines (hereinafter referred to singularly as "the Party" and collectively as "the Parties"), DESIRING to enhance the existing friendly relations by promoting cooperation between the Parties; TAKING INTO CONSIDERATION the core values as stipulated in Strategic Plan of the International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI) and the Asian Organization of the Supreme Audit Institution {ASOSAI); and PURSUANT to the prevailing laws and regulations in their respective countries; HAVE AGREED as follows: ARTICLE I OBJECTIVE The objective of the cooperation is to provide, strengthen, promote and develop a framework for cooperation and efficient interaction between the Parties in the area of public sector auditing, on the basis of equality and motual benefit in accordance with respective national law.

ARTICLE II AREAS AND FORMS OF COOPERATION 1. The Parties will, subject to the laws, rules, regulations and national policies from time to time in force, governing the subject matter in their respective Supreme Audit Institutions, cooperate in the following areas: (a) (b) (c) (d) Methodology of the public sector audit; Professional training for the improvement of professional standards of personnel, including trainers; Organization of joint research projects on audits in areas of common interest, on terms to be mutually agreed between the Parties; and Any other areas within the scope of this Memorandum of Understanding as agreed upon by the Parties. 2. The forms of co-operation under this Memorandum of Understanding shall include: (a) Dissemination and sharing of information through consultation, seminars and conferences on key issues pertaining to the public sector audit; (b) Sharing of information and expertise on audit policies and technology and good practices through training and mutual exchange of visits; (c) Other forms of cooperation within the scope of this Memorandum of Understanding as agreed upon by the Parties. ARTICLE III IMPLEMENTATION 1. The Parties may develop cooperation on a reciprocal basis as well as within the framework of the International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI) and the Asian Organization of Supreme Audit Institution (ASOSAI);

2. This Memorandum of Understanding may be supplemented by separate detailed implementing arrangements to be mutually agreed by the parties. Such arrangements shall form an integral part of this Memorandum of Understanding; 3. The communication between the Parties in the implementation of this Memorandum of Understanding shall be in English. ARTICLE IV FINANCIAL ARRANGEMENTS 1. All expenses in connection with cooperative activities under the present Memorandum of Understanding shall be subject independently to the availability of funds of either Party; 2. Without prejudice to the generality of paragraph 1, the financial arrangements shall be mutually agreed upon by the respective Parties on a case-by-case basis subject to the availability of funds and resources. ARTICLE V PROTECTION OF INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS 1. The Parties shall ensure that any use of intellectual property rights which may arise from the implementation of this Memorandum of Understanding shall be carried out in accordance with the respective national laws, rules and regulations of the Parties and with other international agreements to which they are Parties. 2. The use of the name, logo and/or official emblem of any the Parties on any publication, document and/or paper is prohibited without the prior written approval of either Party. ARTICLE VI CONFIPENTIALITY 1. Each Party shall undertake to observe the confidentiality and secrecy of documents, information and other data received by or

supplied to the other Party during the period of the implementation of this Memorandum of Understanding or any other agreements made pursuant to the Memorandum of Understanding; 2. The Parties agree that the provision of this Article shall continue to be binding between the Parties notwithstanding the termination of this Memorandum of Understanding; 3. The provisions of this Article shall not prejudice the prevailing laws and regulations of the Parties. ARTICLE VII LIMITATION OF PERSONNEL ACTIVITIES Each Party shall ensure that any personnel involves in the implementation of this Memorandum of Understanding shall not engage in any political affairs and/or any commercial ventures or activities in Indonesia and Philippines outside the programs of cooperation under this Memorandum of Understanding. ARTICLE VIII SUSPENSION Each Party reserves the right for reasons of national security, national interest, public order or public health to suspend temporarily, either in whole or in part, the implementation of this Memorandum of Understanding. Such suspension shall take effect upon receipt of the written notification by the other Party. ARTICLE IX SETTLEMENT OF DISPUTE Any differences or disputes between the Parties concerning the interpretation and/or implementation and/or application of any of the provisions of this Memorandum of Understanding shall be settled amicably through direct mutual consultation and/or negotiation between the Parties. tt,,

ARTICLE X REVISION. MOPIEICATION ANP AMENPMENT 1. Either Party may request in writing a revision, modification or amendment of all or any part of this Memorandum of Understanding; 2. Any revision, modification or amendment agreed to by the Parties shall be conducted in writing and shall form part of this Memorandum of Understanding; 3. Such revision, modification or amendment shall come into effect on such date as may be determined by the Parties; 4. Any revision, modification or amendment shall not prejudice the rights and obligation arising from or based on this Memorandum of Understanding prior or up to the date of such revision, modification or amendment. ARTICLE XI ENTRY INTO FORCE. DURATION AND TERMINATION 1. This Memorandum of Understanding shall come into force on the date of signing and shall remain in force for a period of two (2) years. Thereafter, it shall be automatically extended for the successive periods of two (2) years; 2. Either Party may terminate this Memorandum of Understanding by notifying the other Party of its intention to terminate this Memorandum of Understanding by a notice in writing, at least six (6) months prior to the date of the intended termination; 3. The termination of this Memorandum of Understanding shall not have effect on the implementation of ongoing programs and/or activities and/or projects which have been agreed upon by the Parties prior to the date of the termination of this Memorandum of Understanding.

I :! -- IN WITNI:SS WHEREOF 1 the undersigned, have signed this Memorandum of Understanding.. DONE in duplicate in Beijing, People 1 S Republic of China on 21 October in the year of 2013 in Indonesian and English languages, alt texts being equally authentic. In case of any divergence In i nterpretation~ the Eng lish text shell prevail. I For, the Audit Board of the Republic of Indonesia Signed Hadl Poernomo, Chairman For, the Commission on Audit of the Republic of Philippines Signed Maria GJ"'co~t; Pulido-Tan, Chair erson I ~ ' I - - -.. - - I