BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi untuk kepentingan pembelajaran matematika. Sedangkan

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

Mengapa penting pendidikan orang tua?

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

Tugas Individu. Manajemen strategik pendidikan. 1. Simpulkan bagaimana pendapatmu tentang Pendidikan Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan Tamansiswa, yaitu melaksanakan sepenuhnya ketentuan dari sistem pendidikan nasional dengan tetap mengamalkan dan mengembangkan ajaran Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan ketamansiswaan bertujuan memberikan bimbingan dalam hidup dan tumbuh kembangnya jiwa raga peserta didik agar dalam menjalani garis kodrat pribadinya dan dalam menghadapi pengaruh lingkungannya mendapatkan kemajuan dan kemerdekaan lahir batin berdasarkan nilai-nilai ketamansiswaan. Ketamansiswaan merupakan akumulasi dan dasar dari keseluruhan konsepsi Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan, kebudayaan, dan kepemimpinan (Kuswandi, 2009: 37). Ketiga bidang tersebut mempunyai hubungan saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu menjadi cita-cita luhur pendidikan Tamansiswa yaitu pendidikan yang berlandaskan kebudayaan asli bangsa Indonesia dan didasari nilai-nilai kepemimpinan kerakyatan bangsa Indonesia. Hal ini relevan dengan arah dan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan yang berdasarkan pada kebudayaan dan cita-cita nasional yang disepakati oleh masyarakat Indonesia yang berbhineka. Konsep pendidikan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara adalah upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak untuk mencapai kesempurnaan hidup yaitu kehidupan dan penghidupan anak yang selaras dengan dunianya. Konsep tersebut menunjukkan bahwa pendidikan 1

2 sebagai suatu proses yang dinamis dan berkesinambungan, disamping itu juga tersirat juga wawasan kemajuan karena suatu proses pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kemajuan jaman. Pendidikan pada dasarnya terkait dengan konteks kehidupan sosial budaya suatu masyarakat. Dalam realita pendidikan Indonesia saat ini, pengaruh globalisasi membangun peran ambivalen terhadap hakikat pendidikan (Safa, 2011:9). Hal ini dapat menyebabkan kacaunya orientasi pendidikan oleh prioritas melayani persaingan global daripada memelihara harmoni lokal atau memajukan budaya. Sementara itu upaya pembangunan dan modernisasi yang tengah digalakkan di Indonesia sekarang ini memaksa kita untuk berhadapan dengan nilai-nilai asing yang menyertainya, baik itu nilai asing yang positif maupun nilainilai yang negatif. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat. Permasalahan yang muncul adalah bagaimanakah dapat menyerap nilai-nilai asing yang positif namun tetap mempertahankan kepribadian sebagai bangsa Indonesia serta langkah yang perlu dilakukan untuk menangkal pengaruh negatifnya seperti pola hidup konsumtif, pengaruh lingkungan pergaulan yang biasanya dapat membentuk karakter secara cepat dengan perilaku imitasi yang menjurus pada perilaku yang menyimpang seperti kebiasaan merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba, serta melakukan tindak kekerasan, bullying, serta tawuran antar pelajar. Dalam perkembangan jaman, manusia akan melihat berbagai peralihan dan perubahan-perubahan disekitar mereka. Dalam hal ini perubahan juga terjadi di

3 lingkungan SMA Tamansiswa Malang, seperti rendahnya sikap santun dan rasa hormat terhadap guru maupun orang yang lebih tua, disamping itu juga rendahnya disiplin diri serta kemauan belajar pada siswa, serta mudah terpengaruh oleh orang lain (wawancara Bapak Mustofa, 11 November 2013, lihat lampiran 5). Perubahan tersebut bisa terjadi karena pengaruh lingkungan sekitar anak, pengaruh media massa, serta berkaitan dengan karakteristik siswa itu sendiri. Oleh karena itu para pengelola pendidikan harus responsif terhadap perubahanperubahan itu dan berusaha menjawab tantangan dengan cara menyesuaikan struktur organisasi atau pola pendidikan sesuai perkembangan jaman dan kondisi siswa. Untuk membentengi siswa dari tindakan-tindakan yang menyimpang serta pengaruh negatif dari perkembangan teknologi, SMA Tamansiswa Malang memprogram beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mengajarkan anak tentang budi pekerti dan nilai-nilai budaya tertentu yang dijunjung oleh Tamansiswa yang kemudian tertuang dalam pendidikan ketamansiswaan. Pada dasarnya untuk mengimplementasikan nilai-nilai ketamansiswaan khususnya di dalam pembelajaran diperlukan suatu pedoman rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas serta penilaian hasil belajar. Karena tanpa perencanaan yang matang, tidak mungkin tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal. Berdasarkan hasil wawancara Ibu Nurheni (12 November 2013, lihat lampiran 5) beliau sebagai guru bagian kurikulum menyatakan bahwa nilai-nilai ketamansiswaan tidak terancang maupun tertulis di dalam RPP maupun silabus, tetapi dipraktekkan secara langsung pada siswa. Maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam

4 mengenai bentuk pelaksanaan nilai-nilai ketamansiswaan di dalam sekolah, dan khususnya di dalam pembelajaran sejarah. Disebutkan oleh Slamet (2013: 1) bahwa keluarga besar Tamansiswa berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan ajaran-ajaran pendidikan ketamansiswaan yang dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara. Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan dalam pembelajaran pendidikan ketamansiswaan perlu dikembangkan sebagai sarana untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan Tamansiswa. Fungsinya adalah sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan yang bermaksud untuk mengarahkan agar visi dan misi pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang telah ditentukan, termasuk memberikan pedoman bagi penyelenggaraan implementasi nilai-nilai ketamansiswaan di dalam pembelajaran sejarah. Sejarah merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahun dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia pada masa lampau hingga kini (Isjoni, 2007: 71). Sebagai bagian terpadu dari program pendidikan nasional, pendidikan sejarah terutama diharapkan untuk berperan dalam menanamkan jiwa, semangat serta nilai-nilai perjuangan kepada generasi muda, oleh karena itu hakikat dari pendidikan sejarah adalah pendidikan nilai (Gunawan, 1998: 12). Pengertian pendidikan di sini menunjukkan pada proses yang sengaja direncanakan oleh pendidik dan dialami oleh peserta didik dalam bentuk interaksi dengan maksud agar peserta didik mengalami perubahan dalam tingkah laku, sikap, pengetahuan, keterampilan, kemampuan, maupun nilai yang diinginkan. Maka dari itu pembelajaran sejarah juga mempunyai posisi penting dalam

5 penanaman nilai-nilai ketamansiswaan. Dalam hal ini guru sejarah diharapkan selain menguasai materi sejarah dengan baik, juga secara kreatif dan imajinatif dapat menggambarkan penghayatan dan pengamatan setiap nilai-nilai ketamansiswaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Permasalahan yang muncul dalam upaya implementasi pendidikan ketamansiswaan adalah tentang cara menerapkan dan pengintegrasiannya dalam pembelajaran, khusunya pembelajaran sejarah karena harus mengkaitkan mata pelajaran dengan nilai dari ketamansiswaan, dan hal itu bukan hal yang mudah. Permasalahan tersebut menarik untuk dikaji dengan mencari alternatif solusi agar pendidikan ketamansiswaan dapat terintegrasi secara optimal dalam setiap pembelajaran, dan khususnya dalam mata pelajaran sejarah di SMA Tamansiswa Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan pendidikan ketamansiswaan di SMA Tamansiswa Malang? 2. Bagaimanakah implementasi nilai-nilai ketamansiswaan dalam pembelajaran sejarah yang meliputi perencanaan, proses, dan evaluasi di SMA Tamansiswa Malang? 3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi nilai-nilai ketamansiswaan dalam pembelajaran sejarah di SMA Tamasiswa Malang dan cara mengatasinya?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas (butir 1, 2, dan 3), maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk pelaksanaan pendidikan ketamansiswaan di SMA Tamansiswa Malang. 2. Mendeskripsikan implementasi nilai-nilai ketamansiswaan dalam pembelajaran sejarah yang meliputi perencanaan, proses, dan evaluasi di SMA Tamansiswa Malang 3. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam implementasi nilainilai ketamansiswaan dalam pembelajaran sejarah di SMA Tamansiswa Malang dan cara mengatasinya. D. Manfaat Penelitian Proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat bagi berbagai pihak serta untuk kepentingan masyarakat. 1. Bagi Peneliti Proses dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam bidang sejarah serta dalam hubungannya dengan pendidikan. Penelitian ini merupakan bentuk penerapan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan fokus penelitian sebagaimana telah dirumuskan di atas, yaitu mencoba mendeskripsikan tentang

7 implementasi pendidikan ketamansiswaan dalam mata pelajaran sejarah di SMA Tamansiswa Malang. 2. Bagi Program Studi Sejarah, Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta a. Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka dalam bentuk tesis Fakultas Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang implementasi nilai-nilai ketamansiswaan dalam pembelajaran sejarah di SMA Tamansiswa Malang. c. Hasil penelitian ini dapat pula digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan Sejarah. 3. Bagi SMA Tamansiswa Malang Proses dan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu solusi dan evaluasi dalam upaya implementasi pendidikan ketamansiswaan pada peserta didik. 4. Bagi Pembaca Masyarakat diharapkan dapat mendapatkan informasi dari hasil penelitian ini bahwa pengajaran di Tamansiswa berorientasi pada anak didik. Di dalam sistem ini pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada anak didik, bukanlah pada minat dan kemampuan yang dimiliki oleh pendidik. Dalam pendidikan ketamansiswaan ini menyelenggarakan kerjasama yang selaras

8 antar tiga pusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan/sekolah, dan lingkungan masyarakat. Bagi para pelajar diharapkan pula dapat menggunakan pengetahuan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan ketamansiswaan untuk menumbuhkan dan mewujudkan sikap perilaku yang mencerminkan akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur sebagai masyarakat Indonesia.