PENGARUH PENYULUHAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN SRIBITAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH PEMBERDAYAAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KASIHAN NGENTAKREJO LENDAH KULON PROGO

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MULTIMEDIA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SD KELAS III DI SDN 2 JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ISNAINI FITRA UTAMI

*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA KELAS IV DAN V DI SD N TUGURAN GAMPING SLEMAN

: THERESYA GATRA STERI

RYAN KENDI OKTA PRATAMA J

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SD NEGERI TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

Rizka Artanti. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

DEWI SUSANTI ( S)

PENGARUH EDUKASI SOSIODRAMA TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN SISWA SD MUHAMMADIYAH KALANGAN

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRAKTIK MENCUCI TANGAN

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN ANAK PRA SEKOLAH TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI TK MINASAUPA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Departemen Kesehatan Lingkungan 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : ERY ASTUTI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ROBBANIA MUHIBBAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

PENGARUH PENYULUHAN JAJANAN SEHAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG STIMULASI TOILET TRAINING

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

PENGGUNAAN BENDA ASLI PADA CERAMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONDISI LINGKUNGAN DI SDN KLODANGAN DAN SDN BERBAH I, SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN SRIBITAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SRI WAHYUNI 201110201129 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015 i

PENGARUH PENYULUHAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN SRIBITAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA Sri Wahyuni, Tiwi Sudyasih Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Email : Yuni.1004@yahoo.com Abstract : The objective of the study to determine the effect of group counseling on hygiene and healthy life behavior among students at Elementary School of Sribitan Kasihan Bantul Yogyakarta. The study was experimental with one group pre-test post-test design. The Samples were taken using total sampling technique to 30 respondents. The Wilcoxon Match Pairs Test was used to analyse the data. There was an effect of group counseling on hygiene and healthy life behavior among students at Elementary School of Sribitan. The significant value (p-value) was 0.000. Keywords : Hygiene and healthy life behavior, group counseling. Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan kelompok terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas V di SDN Sribitan Kasihan Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif pre eksperimental design dengan rancangan one group pre-test post-test design, jumlah responden 30 orang dengan pengembilan sampel menggunakan total sampling. Ada pengaruh penyuluhan kelompok terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas V SDN Sribitan. Nilai signifikan (p-value) adalah 0,000. Kata Kunci: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, Penyuluhan Kelompok. PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Proverawati & Rahmawati, 2012). Data WHO (2005) menyebutkan setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40% - 60%, dan anemia pada anak sekolah 23,2%. Program Indonesia Sehat 2010, memerlukan lingkungan yang 1

kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong (Depkes RI, 2008). Menurut Sulistyowati yang dikutip oleh Rafsanjani (2014), Program pembinaan PHBS sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Masalah kebersihan diri yang banyak dialami murid sekolah dasar yaitu: 86% murid yang bermasalah pada gigi, 53% tidak bisa potong kuku, 42% murid tidak bisa menggosok gigi, dan 8% murid tidak mencuci tangan sebelum makan. Selain itu penyakit yang diderita oleh anak sekolah terkait perilaku seperti cacingan, adalah sebesar 60-80%, dan caries gigi sebesar 74,4%. Kompleksnya masalah kesehatan anak sekolah perlu ditanggulangi secara komprehensif dan multisektor (Depkes RI, 2008). Presentase perilaku hidup bersih dan sehat di setiap wilayah berbeda-beda, diantaranya: Yogyakarta 97,17%, Bantul 67,10%, Kulonprogo 32,97%, Gunungkidul 86,60%, dan Sleman 95,04%. Berdasarkan hasil profil kesehatan provinsi Yogyakarta (2006), jumlah sekolah yang diperiksa pada tahun 2006 sebanyak 395 sekolah (93,82%) sedangkan yang masuk kriteria sekolah sehat sebanyak 384 sekolah (97,22%). Persediaan air bersih 98%, jamban 97%, tempat sampah 97%, pengelolaan air limbah 93%. Presentasi keluarga dengan PHBS 72,78% (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2007). Yogyakarta menunjukkan bahwa sebanyak 23 (38%) sekolah status kesehatan lingkungannya tergolong buruk dan sekitar 19 (31%) status kesehatan lingkungan sekolah tergolong baik dari 61 sekolah yang diteliti (Rossa, 2007). Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun kebijakan Indonesia Sehat 2025. Salah satu harapan pemerintah dalam kebijakan tersebut yaitu, kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman. Dengan 2

terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, maka diharapkan derajat kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang setinggi-tingginya bisa terwujud (Depkes RI, 2009). Undang-undang RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (1) menyebutkan: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dari Undang-Undang tersebut terlihat bahwa lingkungan hidup sangat berperan dalam mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Mulia, 2005). Masa usia sekolah sangat penting untuk perolehan tingkah laku dan praktik kesehatan pada masa dewasa. Pada masa ini masih terjadi perkembangan kognitif sehingga pendidikan kesehatan yang efektif harus disesuaikan. Promosi praktik kesehatan merupakan tanggung jawab keperawatan. Pendidikan kesehatan sering dilaksanakan di sekolah. Pendidikan yang efektif akan mengajari anak tentang tubuhnya dan dampak pilihan yang mereka ambil terhadap kesehatan mereka. Pada program ini, berikan fokus pada perkembangan tingkah laku yang mempengaruhi status kesehatan anak secara positif (Potter dan Perry, 2009). Penyuluhan kesehatan menekankan pada upaya perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Penyuluhan kelompok menekankan pada pendekatan edukatif. Masalah yang diangkat dari apa yang ditemui atau yang dikenali masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja yang dirasa penting/perlu diatasi oleh masyarakat). Pada PHBS, masyarakat diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai dengan sekitar 8 perilaku sehat. Masyarakat diajak untuk mengidentifikasi apa dan bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali keadaan diri dan lingkungan serta mengukurnya seberapa sehat diri dan lingkungan itu (Fitriani, 2011). SDN Sribitan Kasihan Bantul merupakan sekolah yang jauh dari perkotaan dan kurangnya informasi kesehatan. Sekolah tersebut sudah menerapkan sistem PHBS, akan tetapi peserta didik masih sangat jarang untuk melakukan PHBS. 3

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada SDN Sribitan Kasihan Bantul, perilaku hidup bersih dan sehat sangat minim dan anak-anak pada sekolah dasar tersebut kurang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sesuai dengan penelitian, sehingga peneliti tertarik mengambil judul tentang pengaruh penyuluhan kelompok terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas V di SDN Sribitan Kasihan Bantul. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan pra-eksperimen dengan jenis rancangan one group pretest posttest, eksperimen yang akan dilaksanakan ini tidak menggunakan kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (Machfoedz, 2013). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V di SDN Sribitan Kasihan Bantul dengan jumlah 30 orang. Teknik pengambil sampel adalah dengan cara total sampling yakni teknik pengambilan sampel secara total (Sugiyono, 2012). Kuesioner digunakan pada kegiatan tes sebelum dan sesudah penyuluhan kelompok yang terdiri dari 3 klasifikasi penilaian yaitu pengetahuan, sikap dan praktik. Uji normalitas data untuk mengetahui normal atau tidaknya data tersebut dengan menggunakan uji Saphiro Wilk dengan nilai signifikansi >0.05 maka dikatakan distribusi normal (Dahlan, 2013). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran karakteristik penelitian Karakteristik siswa berdasarkan usia adalah sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Kelas V Berdasarkan Usia di SDN Sribitan Kasihan Bantul 2015 Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 10 17 56.7 11 10 33.3 12 2 6.7 13 1 3.3 Total 30 100 4

Berdasarkan tabel 1, responden terbanyak adalah berusia 10 tahun yaitu sebanyak 17 orang (56.7%) dan responden yang berusia 13 tahun hanya satu orang (3.3%). Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Kelas V Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN Sribitan Kasihan Bantul 2015 Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) laki-laki 20 66.7 perempuan 10 33.3 Total 30 100 Berdasarkan tabel 2, responden terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 20 orang (66.7%) sedangkan perempuan sebanyak 10 orang (33.3%). Hasil Penelitian Tabel 3. Distribusi Data Pengetahuan Tentang PHBS Tingkat Pengetahuan Pre test Post test Frekuensi % Frekuensi % Rendah 0 0 0 0 Sedang 16 53.3 0 0 Tinggi 14 46.7 30 100 Total 30 100 30 100 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa frekuensi pengetahuan responden saat pretest yang berpengetahuan sedang sebanyak 16 orang (53.3%), sedangkan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 14 orang (46.7%). Frekuensi pengetahuan responden saat posttest meningkat, semua responden berada pada tingkat pengetahuan yang tinggi (100%). Tabel 4. Distribusi Data Sikap Tentang PHBS Sikap Pre test Post test Frekuensi % Frekuensi % Rendah 0 0 0 0 Sedang 18 60 0 0 Tinggi 12 40 30 100 Total 30 100 30 100 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa frekuensi sikap responden saat pretest dengan tingkat sedang sebanyak 18 orang (60%), sedangkan responden dengan tingkat tinggi sebanyak 12 orang (40%). Frekuensi sikap responden saat posttest meningkat, semua responden berada pada tingkat sikap yang tinggi (100%). 5

Tabel 5. Distribusi Data Praktik Tentang PHBS Praktik Pre test Post test Frekuensi % Frekuensi % Rendah 0 0 0 0 Sedang 17 56.7 0 0 Tinggi 13 43.3 30 100 total 30 100 30 100 Berdasarkan tabel 5, dapat dijabarkan sebagai berikut: frekuensi praktik responden saat pretest dengan tingkat sedang sebanyak 17 orang (56.7%), sedangkan responden dengan tingkat tinggi sebanyak 13 orang (43.3%). Frekuensi praktik responden saat posttest meningkat, semua responden berada pada tingkat praktik yang tinggi (100%). Uji Normalitas Data Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Statistik Signifikansi Pre Test Pengetahuan 0,894 0.006 Post Test Pengetahuan 0,818 0.000 Pre Test Sikap 0,920 0.027 Post Test Sikap 0,746 0.000 Pre Test Praktik 0,849 0.001 Post Test Praktik 0,275 0.000 Berdasarkan data output uji normalitas data menggunakan uji Saphiro Wilk pada tabel 4.6 nilai signifikansi pada data pre test dan post test <0.05 dapat dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal. Dengan hasil tersebut maka dilakukan analisis menggunakan uji statistik Non parametric Wilcoxon (Riwidikdo, 2012). Uji Wilcoxon Tabel 7. Hasil uji Wilcoxon Match Pairs Test Median n (minimummaksimum) Mean ± SD p Pre Test Pengetahuan 30 8 (7-12) 8.60 ± 1.37 Post Test Pengetahuan 30 11 (8-12) 10.93 ± 1.17 0.000 Pre Test Sikap 30 8 (6-10) 8.16 ± 1.08 Post Test Sikap 30 12 (9-12) 11.33 ± 0.88 0.000 Pre Test Praktik 30 8 (6-10) 7.96 ± 1.09 Post Test Praktik 30 10 (9-10) 9.93 ± 0.25 0.000 Dari hasil uji Wilcoxon tersebut didapatkan median pre test pengetahuan adalah 8 dengan nilai minimum 7 dan nilai maksimum 12, sedangkan pada saat post test median adalah 11 dengan nilai minimum 8 dan nilai maksimum 12. Pada data tersebut meskipun 6

nilai maksimum tetap sebesar 12 tetapi nilai median minimum terdapat perbedaan, hal ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pada responden. Terlihat perbedaan nilai mean antara pre test dan post test sebesar 2.33 dengan standar deviasi 0.2. Pre test sikap didapatkan median 8 dengan nilai minimum 6 dan maksimum 10, sedangkan pada saat post test median 12 dengan nilai minimum 9 dan maksimum 12. Hal ini menunjukkan peningkatan sikap dengan nilai median, minimum dan maksimum terdapat perbedaan. Terlihat perbedaan nilai mean antara pre test dan post test sebesar 3.17 dengan standar deviasi 0.2 Didapatkan median pre test praktik adalah 8 dengan nilai minimum 6 dan nilai maksimum 10, sedangkan pada saat post test median adalah 10 dengan nilai minimum 9 dan nilai maksimum 10. Pada data tersebut meskipun nilai maksimum tetap sebesar 10 tetapi nilai median minimum terdapat perbedaan, hal ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pada responden. Terlihat perbedaan nilai mean antara pre test dan post test sebesar 1.97 dengan standar deviasi 0.84. Perubahan pada nilai median, minimum, maksimum, mean dan standar deviasi adalah hasil penyuluhan kelompok yang dilakukan. Hasil uji statistik didapat nilai p 0.000 (<0.05) hal ini menunjukkan ada pengaruh penyuluhan kelompok terhadap PHBS pada siswa kelas V di SDN Sribitan Kasihan Bantul. Pembahasan 1. Pengetahuan Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa frekuensi pengetahuan responden saat pre test yang berpengetahuan sedang sebanyak 16 orang (53.3%), sedangkan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 14 orang (46.7%). Frekuensi pengetahuan responden saat post test meningkat, semua responden berada pada tingkat pengetahuan yang tinggi (100%) dengan nilai p 0.000 (<0.05) hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kelompok. Perubahan pengetahuan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan kesehatan berupa penyuluhan kelompok dengan memberikan informasi-informasi tentang cara menghindari penyakit akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Dengan pengetahuan-pengetahuan itu itu akan meningkatkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan 7

pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memerlukan waktu lama, akan tetapi perubahan yang dicapai bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang sama dilakukan oleh Rafsanjani (2014) dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di pondok Pesantren Al-Hikmah Semberejo Karangmojo Gunungkidul dengan nilai rata-rata pre test 19,8333 dan post test 26,4444, hasil uji statistik didapatkan tingkat signifikansi 0,000 dimana p<0,05, sehingga terdapat pengaruh tingkat pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hasil peningkatan pengetahuan yang sama juga dapat dilihat di penelitian Hermawan (2011) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan SMP Negeri Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis Berdasarkan hasil uji T didapatkan nilai ñ value= 0,000, maka dapat disimpulkan ada pengaruh penyuluhan kesehatan lingkungan terhadap tingkat pengetahuan dan pelaksanaan kesehatan lingkungan di salah satu SMPN Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis tahun 2011, karena nilai á > ñ value (0,05> 0,000). Tingkat pengetahuan siswa kelas V sebelum diberikan penyuluhan kelompok lebih banyak berada pada kategori sedang (53.3%), namun setelah diberikan penyuluhan kelompok tingkat pengetahuan semua siswa mengalami peningkatan yaitu berada pada kategori tinggi (100%). Karena Penyuluhan kelompok menekankan pada pendekatan edukatif (Fitriani, 2011). Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Seseorang dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007). Jika seseorang tidak memilki pengetahuan ataupun kurangnya pengetahuan tentang kebersihan maka diri dan lingkungan menjadi tidak bersih dan sehat sehingga secara tidak langsung orang-orang akan menghindar dan menjauhkan 8

diri, sehingga relasipun berkurang yang akan bisa jadi jembatan untuk mencapai kesuksesan atau akibat yang lain yaitu kesehatan seseorang yang menurun dan dijangkit penyakit, aktivitas terhambat. Banyak hal yang akan terjadi dan dapat diprediksikan jika perilaku untuk hidup bersih dan sehat tidak diterapkan (Fitriani, 2011). 2. Sikap Frekuensi sikap pada tabel 4 responden saat pretest berada pada tingkat sedang sebanyak 18 orang (60%), sedangkan responden dengan tingkat tinggi sebanyak 12 orang (40%). Frekuensi sikap responden saat posttest meningkat, semua responden berada pada tingkat tinggi (100%), nilai p 0.000 (<0.05) hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kelompok. Sikap terhadap PHBS pada penelitian ini, sebagian besar siswa (60%) sudah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga setelah diberikan contoh dan penjelasan untuk melakukan PHBS, sikap mereka meningkat dengan baik (100%). Sikap dapat terbentuk melalui pengamatan pada perilakunya sendiri yang merupakan pandangan, perasaan, tetapi disertai dengan kecenderungan bertindak sesuai dengan objek yang ingin dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Islamiyati (2014) dengan judul Pengaruh Pemberdayaan Peer Group Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 1 Kasihan Ngentakrejo Lendah Kulon Progo. Nilai rata-rata pre test sikap 1.9600 dan post test 2.7600, nilai signifikansi menunjukkan 0.000 dimana p<0.05. Artinya ada pengaruh pemberdayaan peer group terhadap sikap PHBS pada siswa. 3. Praktik Berdasarkan tabel 5, dapat dijabarkan sebagai berikut: frekuensi praktik responden saat pre test dengan tingkat sedang sebanyak 17 orang (56.7%), sedangkan responden dengan tingkat tinggi sebanyak 13 orang (43.3%). Frekuensi praktik responden saat post test meningkat, semua responden berada pada tingkat praktik yang tinggi (100%), nilai p 0.000 (<0.05) hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kelompok. Penelitian yang sama mengenai perilaku tentang PHBS juga dilakukan oleh Pratama (3013) dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan 9

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SDN 1 Mandong, mendapatkan hasil bahwa perilaku responden sebelum adanya pendidikan kesehatan 71,2% masih buruk dan menurun menjadi 46,2% yang buruk, sementara perilaku yang baik dari 28,8% meningkat menjadi 53,8%. Kondisi ini menunjukkan bahwa dari pengetahuan yang semakin baik dapat mempengaruhi sikap menjadi lebih baik. Nilai signifikansi menunjukkan 0.001 dimana p<0.05. Perilaku yang berdampak pada derajat kesehatan cukup besar, maka sangat diperlukan adanya perubahan dalam berperilaku sehat sehingga diharapkan adanya peningkatan dalam kesehatan masyarakat melalui program PHBS (Proverawati & Rahmawati, 2012). Sunaryo (2010) menyebutkan bahwa tujuan dari proses belajar mengajar yaitu agar terjadi perubahan perilaku. 4. Penyuluhan Kelompok Penyuluhan merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan seseorang. Penyuluhan melibatkan adanya aktivitas mendengar, berbicara dan melihat yang membuat metode ini efektif. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mahfoedz (2008) yang menyatakan sumber informasi yang dipandang paling baik atau paling dapat memberikan pencapaian informasi maksimal adalah melalui tenaga kesehatan. Menurut Taufik dalam Rafsanjani (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan kesehatan di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: faktor penyuluh, faktor sasaran dan faktor proses dalam penyuluhan. Ketiga faktor tersebut sangat berperan dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan. Hal tersebut juga didukung dengan penelitian Sutrisno (2012) dengan judul pengaruh penuyuluhan kesehatan dengan metode ceramah dan penggunaan leaflet terhadap pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa SD di MI Islamiyah Ngoro Jombang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan nilai p<0.001 dan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara variabel perilaku hidup bersih dan sehat sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan nilai p=0.000. 10

Perubahan nilai median, minimum, maksimum, mean dan SD pada variabel pengetahuan, sikap dan praktik adalah hasil penyuluhan kelompok yang dilakukan. Hasil uji statistik didapat nilai p 0.000 (<0.05) hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kelompok tentang PHBS pada siswa kelas V SDN Sribitan Kasihan Bantul. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Pengetahuan responden saat pre test yang berpengetahuan sedang sebanyak 16 orang (53,3%), sedangkan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 14 orang (46,7%). Pengetahuan responden saat post test meningkat, semua responden berada pada tingkat pengetahuan yang tinggi (100%) dengan nilai p 0.000 (<0.05) hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kelompok. b. Sikap responden saat pre test dengan tingkat sedang sebanyak 18 orang (60%), sedangkan responden dengan tingkat tinggi sebanyak 12 orang (40%). Sikap responden saat post test meningkat, semua responden berada pada tingkat sikap yang tinggi (100%), nilai p 0.000 (<0,05) hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kelompok. c. Praktik responden saat pre test dengan tingkat sedang sebanyak 17 orang (56,7%), sedangkan responden dengan tingkat tinggi sebanyak 13 orang (43,3%). Praktik responden saat post test meningkat, semua responden berada pada tingkat praktik yang tinggi yaitu 100%, nilai p 0.000 (<0,05) hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kelompok. d. Terdapat pengaruh penyuluhan kelompok terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan sekolah pada siswa kelas V SDN Sribitan Kasihan Bantul Yogyakarta. 2. Saran a. Bagi Siswa Lebih memotivasi siswa untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sehingga dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan dianjurkan agar siswa senantiasa mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat yang benar baik di 11

b. sekolah maupun di rumah dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan contoh bagi keluarga dan adik-adik kelasnya sehingga terpupuk kebiasaan hidup bersih dan sehat. c. Bagi Guru Diharapkan guru bisa melakukan PHBS tatanan sekolah sehingga bisa menjadi role model bagi siswa. d. Bagi Perawat Meningkatkan pendekatan kerjasama dengan pihak sekolah dalam hal pemanfaatan UKS dan penyuluhan kesehatan, khususnya penyuluhan kelompok dapat diberikan secara kontinyu. e. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan metode observasi agar perilaku responden dapat dinilai setelah dilakukan penyuluhan. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M. S. (2013). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Depkes RI. (2008). Hubungan pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah terhadap perilaku hidup Bersih dan Sehat pada Siswa SDN 13 Seberang Padang Utara tahun 2012. Penelitian Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Dalam http://reposiory.unand.ac.id/17858/1/penelitian nadia. pdf. Diakses tanggal 3 November 2014. Depkes RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. http://www.depkes.go.id/downloads/newdownloads/rancangan.rpj PK2005-2025.pdf. Diakses tanggal 23 November 2014. Fitriani. (2011). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Agregat Anak Usia Sekolah yang Berisiko Kecacingan di Desa Baru Kecamatan Manggar Belitung Timur. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia. Hermawan, Y. (2011). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan SMP Negeri Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Dalam httpojs.unud. ac.idindex.phpbljearticleviewfile65285026. diakses 3 mei 2015. 12

Islamiyati, N. K. (2014). Pengaruh Pemberdayaan Peer Group terhadap PHBS pada Anak Sekolah Dasar Negeri 1 Kasihan Ngentakrejo Lendah Kulonprogo. Naskah tidak dipublikasikan. STIKES Asyiyah, Yogyakarta. Machfoedz, I. (2008). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Fitramaya, Jakarta.. (2013). Metodologi Penelitian. Fitramaya, Yogyakarta. Mulia R. M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu, Yogyakarta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, ed. revisi. Rineka Cipta, Jakarta. Pratama, R. K. O. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SDN 1 Mandong. Dalam http://eprints.ums.ac.id2716313 NASKAH_PUBLIKASI.pdf. diakses tanggal 3 mei 2015. Proverawati & Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Nuha Medika, Yogyakarta. Potter, P. A. & Perry, G. A. (2009). Fundamentals of Nursing (Fundamental Keperawatan) Buku 1 Edisi 7. Salemba Medika, Jakarta. Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan. Mitra Cendekia Press, Yogyakarta. Rossa. (2007). Hubungan Keterlibatan Stakeholder Pada Status Kesehatan Lingkungan Sekolah di Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. dalam http://digilib.unimus. ac.id.php, diakses tanggal 3 november 2014. Rafsanjani, A. H. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Pondok Pesantren Al-Hikmah Sumberejo Karangmojo Gunungkidul. Naskah tidak dipublikasikan. STIKES Aisyiyah, Yogayakarta. Sari, D. A. (2010). Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) Terhadap Sikap dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Kelas III di SD Tamansari 1 Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2010. Naskah tidak dipublikasikan. STIKES Asyiyah, Yogayakarta. Sutrisno. (2012). Pengaruh Penuyuluhan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Dan Penggunaan Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa SD di MI Islamiyah Ngoro Jombang. Skripsi tidak dipublikasi. http://pasca.uns.ac.id/?p=2139. 13

WHO. (2005). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Membuang Sampah pada Tempatnya Di SDN 2 Kalisari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dalam http://digilib.unimus.ac. id.php, diakses tanggal 3 november 2014. 14