Organisasi Sistem Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan PKMK FK UGM. Blended Learning Kebijakan AIDS, Angkatan III, Outline

dokumen-dokumen yang mirip
Kebijakan Desentralisasi Kesehatan dan Governance Sektor Kesehatan. Laksono Trisnantoro Dwi Handono Sulistyo KMPK FK UGM

Tinjauan akademik perubahan kebijakan kelembagaan RSD terhadap mutu layanan RSD

Comparative Health System and Health Finance Change 6/22/2010 1

Semiloka Revisi PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan dan NSPK:

Oleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

Perkembangan Kebijakan Otonomi Rumahsakit dan Pengawasan Rumahsakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro

Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

Integrasi Upaya Penanggulangan. Kesehatan Nasional

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

Hubungan Dinas Kesehatan dan RS Daerah setelah adanya PP 38 dan PP 41 tahun 2007: Memperjelas posisi regulator

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

Topik 2 Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional Apakah berpindah dari Pencegahan ke Penindakan?

term of reference Kursus Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Sistem Kesehatan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta

Oleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1

KELEMBAGAAN DINAS KESEHATAN PROVINSI - KABUPATEN/KOTA (MENDASARKAN UU 23 TAHUN 2014) DISAMPAIKAN OLEH : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

SOTK STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DI PROV BANTEN

Membangun Networking untuk Meningkatkan Kinerja Klinik Rumah Sakit dan Puskesmas. dr. Tridjoko Hadianto DTM&H, M.Kes. CMHPE-BPK FK UGM Yogyakarta

Sumber-Sumber Pendanaan Kesehatan. Department of Health Policy and Management

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB I. PENDAHULUAN A.

: Sekretaris Daerah Kota Medan

Kajian Perda Provinsi Bali Tentang Bagi Hasil Pajak Provinsi kepada Kab./Kota

Pencegahan Korupsi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Niken Ariati Fungsional Direktorat Penelitian dan Pengembangan Jakarta, 8 Oktober 2015

{PROFIL SDMK KABUPATEN/KOTA} SUB BAGIAN DATA DAN INFORMASI SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN MAMUJU, 2018

DRAFT GRAND DESIGN A. LATAR BELAKANG

BAB 4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi

Kebijakan Desentralisasi untuk pembangunan bangsa di sektor Kesehatan

RANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI

RechtsVinding Online

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PESAN POKOK BAGAIMANA MENINGKATKAN PENDANAAN DAERAH UNTUK PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS?

Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Deskripsi

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

ETIKA PROFESI DOKTER DALAM ERA JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

Tinjauan Respon Sektor Komunitas dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui efektivitas dampak kesejahteraan

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN. Pembukaan Majenas II SPN

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

KEBIJAKAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA OPD YANG MENANGANI BUMD, BLUD, DAN BARANG MILIK DAERAH DAN ARAH PERUBAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD. Center for Health Policy and Administration UI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2000 TENTANG

Implementasi Strategi Layanan Komprehensif (LKB) pada Prosedur Pengobatan HIV IMS di Kota Yogyakarta dan Semarang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sesungguhnya. Seperti dikemukakan oleh Menteri Keuangan Boediono (Sidik et

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi juga merupakan indikator pencapaian pembangunan nasional. akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

BAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah

BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh Menteri Dalam Negeri (Gamawan Fauzi)

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 PENUTUP 7.1 PEDOMAN PEMBANGUNAN

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 34 Tahun 2015 TANGGAL : 28 Agustus 2015 PERUBAHAN RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor

PEMIKIRAN MENGENAI RUU PEMERINTAHAN DAERAH (RENCANA REVISI UU NO.32/2004)

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

Dr. Halilul Khairi (Dosen IPDN dan Tim Perumus/Pembahas UU No 23/2014) Hp

Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.

Oleh: DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MENURUT UU NOMOR 25/2004 DAN UU NOMOR 32/2004. Prof. Dr. SADU WASISTIONO, MS

REVIEW KEBIJAKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

PENGALAMAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY

Kebijakan Pembiayaan Penanggulangan dan Pencegahan HIV AIDS Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN JAKARTA, APRIL 2018

PANDANGAN ARSADA tentang PENGUATAN PERAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN

Pengembangan Kepemimpinan

Buku Indikator Kesehatan PROVINSISULAWESI BARAT

Kamis, 30 Juni 2011 Sesi Pembukaan. Pengantar semiloka : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD Moderator : dr. Sigit Riyarto, M.

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Transkripsi:

Organisasi Sistem Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan PKMK FK UGM Blended Learning Kebijakan AIDS, Angkatan III, 2016 Outline Pengertian organisasi atau tatakelola sistem kesehatan Desentralisasi sistem kesehatan Pembiayaan kesehatan Integrasi Pelayanan Kesehatan 1

Organisasi atau Tata kelola Organisasi atau Tata Kelola kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian atau komponen (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama; 2

Sistem Kesehatan Pemerintah Sebagai regulator, pemberi dana dan pelaksana. Masyarakat Sebagai pemberi dana dan pelaksana. Usaha Profit dan Non-profit. Milik Pemerintah atau Swasta Sebagai pelaksana. Organisasi Kesehatan dalam Kerangka SKN Berjenjang dari tingkat pusat sampai daerah dengan memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang kesehatan. Ada pembagian kewenangan di setiap tingkat. 3

Implikasi tata kelola Struktur Organisasi Kemenkes, Dinkes, RS, Puskesmas dan institusi lain yang terkait Hubungan antar organisasi dan lembaga Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota secara vertikal -> hubungan Dinas Kesehatan dan RS -> hubungan secara horisontal UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah Mengapa perlu tata kelola yang baik? Filosofi Sektor kesehatan membutuhkan penetap kebijakan/regulator yang kuat untuk menjaga kualitas lembaga pelayanan sehingga mutunya lebih terjaga dan aman Sosiologis Sektor kesehatan mirip dengan sektor penerbangan -> Kesalahan dalam penanganan kesehatan dapat menyebabkan kematian ataupun kecacatan permanen Masyarakat harus dilindungi oleh sistem regulasi yang kuat 4

Tata Kelola Sistem Kesehatan (UU 23/2014 Pemda dan Perpres 72/2012 SKN) Peran pemerintah (Kemenkes, Dinkes Prov/Kab/Kota) Regulator fungsi stewardship, tata kelola atau kepemimpinan Pembiayaan Pelaksana kegiatan (layanan kesehatan) Pengembangan SDM dan sumber daya lainnya Tata Kelola Sistem Kesehatan (UU 23/2014 Pemda dan Perpres 72/2012 SKN) Rumit Konkuren dalam berbagai level Dari strategi (legislasi, regulasi) hingga ke operasional Keterlibatan banyak aktor termasuk di luar sistem kesehatan dimensi politik, finansial, klinis, institusional, profesional, legal, dan ekonomi 5

Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan (UU 23/2014 Pemerintahan Daerah) Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan (UU 23/2014 Pemerintahan Daerah) 6

Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan (UU 23/2014 Pemerintahan Daerah) Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan (UU 23/2014 Pemerintahan Daerah) 7

Manajemen dan regulasi Pembiayaan SDM Penyediaan farmasi dan alat kesehatan Informasi strategis Partisipasi masyarakat Upaya Kesehatan Pemerintah/Dinas Kesehatan/Dinas lainnya Pusat Propinsi Kab/Kot a Lembaga Swasta Masyarakat Desentralisasi Sistem Kesehatan 8

Kebijakan Desentralisasi Kesehatan Perkembangan desentralisasi centralization Law 23/14 Law 32/04 Law 22/99 De-centralization Kebijakan Desentralisasi Kesehatan Kebijakan Desentralisasi Dalam bentuk berbagai peraturan hukum Input masalah Lembaga Pemerintah Harapan 16 tahun yang lalu masalah masalah Menghasilka n peningkatan Status Kesehatan Masyarakat Masyarakat dan Swasta Faktor-faktor lain masalah 9

Pembiayaan Kesehatan 10

Lanjutan. ALUR DANA APBN KE DAERAH (MONEY FOLLOWS FUNCTION Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan) DAERAH Dana Dekonsentrasi (K/L menugaskan wewenang kepada Gubernur Dinas Kesehatan Provinsi Kepmenkes No 71 th 2012 (alokasi dan Petunjuk Teknis DanaTugas Pembantuan (K/L menugaskan wewenang kepada Gubernur/Bupati/Walikota) Dinas Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatan Kab/Kota APBD Sumber pendanaan lainnya Pembiayaan kesehatan dari BPJS FKTP melalui kapitasi FKTL melalui klaim menggunakan Ina CBGs Dana Otsus dan Keistimewaan Aceh, Papua, DIY (kelembagaan, kebudayaan, pertanahan dan tata ruang) MPI -> dana hibah/pinjaman Dana Kemitraan -> Swasta, CSR 11

Integrasi Pelayanan Kesehatan Pendekatan Horizontal Pendekatan Vertikal Pendekatan horisontal Diselenggarakan melalui sistem kesehatan yang ada Berupa pelayanan kesehatan yang komprehensif. Berupaya untuk mengatasi masalah kesehatan dalam lingkup yang luas dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem yang permanen. Sering disebut dengan pelayanan kesehatan umum Keterlibatan semua fungsi dalam dan antar organisasi untuk memecahkan masalah kesehatan, Mengembangkan komitmen untuk mencapai visi bersama 12

Kelebihan Pendekatan Horizontal Muncul sejak deklarasi Alma Ata 1978 Bersifat komprehensif Mengedepankan keberlanjutan dan lebih permanen Mudah menyesuaikan diri dengan perubahan pola penyakit Terintegrasi dalam sistem kesehatan yang ada Pendekatan vertikal tidak terintegrasi penuh dengan program-program kesehatan lainnya; Intervensi atau pelayanan yang dilakukan hanya pada target tertentu; Dana: bisa dari mana saja (pemerintah, kemitraan atau donor) 13

Kelebihan Pendekatan Vertikal Unggul dalam mengatasi masalah kesehatan tertentu pada populasi tertentu secara cepat, Lebih mudah dikelola karena scope of work yang lebih kecil Daya tarik Program Vertikal Bagi donor agency: dapat menunjukkan hasil yang cepat lebih mudah dikelola Bagi pemerintah: dapat memecahkan masalah keterbatasan SDM anggaran yang ada 14

TERIMA KASIH 15