PENGARUH OZON DAN KONSENTRASI ZEOLIT TERHADAP KINERJA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM DENGAN PROSES FLOTASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH OZON DAN KONSENTRASI ZEOLIT TERHADAP KINERJA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM DENGAN PROSES FLOTASI

Abstrak. Kata kunci: Flotasi; Ozon; Polyaluminum chloride, Sodium Lauril Sulfat.

Abstrak. Kata Kunci: Flotasi; Limbah; Logam Berat; Ozon

Pengolahan Limbah Campuran Logam Fe, Cu, Ni dan Amonia Menggunakan Metode Flotasi-Filtrasi dengan Zeolit Alam Lampung Sebagai Bahan Pengikat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Abstrak. 1. Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOAGULAN PADA PENURUNAN TURBIDITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL PT. LSI DAN PENURUNAN KADAR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

PENGARUH LOGAM TEMBAGA DALAM PROSES PENYISIHAN LOGAM NIKEL DARI LARUTANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEPOSISI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Fe 3+ + H 2 O 2 Fe 2+ + HOO + H + (2) Fe 3+ + H 2 O 2 (Fe...O 2 H) +2 + H + (3) (Fe...O 2 H) +2 Fe 2+ + HO 2 (4)

ANALISA KADAR BESI (Fe), KALSIUM (Ca), DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM LIMBAH KELAPA SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM KARYA ILMIAH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat. Menyelesaikan pendidikan Diploma III. Pada Jurusan Teknik Kimia.

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGAMBILAN LOGAM Ni DALAM LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PROSES KOAGULASI FLOKULASI

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON

Pemisahan Timbal (Pb) dalam Galena dengan Metode Flotasi Menggunakan Deterjen

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

DETOKSIFIKASI SIANIDA PADA TAILING TAMBANG EMAS DENGAN NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O 2 )

PENGOLAHAN LOGAM BERAT KHROM (Cr) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DENGAN PROSES KOAGULASI FLOKULASI DAN PRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAPORAN AKHIR PENURUNAN KANDUNGAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM MENGGUNAKAN MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN-PVA

STUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Zn (II) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING

DAFTAR ISI ABSTRAK...

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan data hasil penelitian daya bunuh disinfektan uji terhadap. (Salmonella thyphosa dan Staphylococcus aureus) dibandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)

tidak bernilai ekonomi adalah limbah. Limbah yang dihasilkan ada dua macam yaitu limbah padat dan limbah cair. Sarana laboratorium di SMK Santo

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERCETAKAN DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN TAWAS DAN FeCl 3 SERTA PENJERAPAN OLEH ZEOLIT RETNO SUDIARTI

Transkripsi:

PENGARUH OZON DAN KONSENTRASI ZEOLIT TERHADAP KINERJA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM DENGAN PROSES FLOTASI Eva Fathul Karamah, Setijo Bismo, Hotdi M Simbolon Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Email: eva@che.ui.edu; bismo@che.ui.edu; hasian_21@yahoo.com Abstrak Limbah industri yang mengandung logam berat tidak dapat dibuang langsung ke perairan, karena berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam penelitian ini, untuk memisahkan logam dari limbah cair digunakan metode flotasi dengan dibantu bahan pengikat zeolit alam Lampung. Diffuser yang biasa digunakan dalam proses flotasi adalah udara atau oksigen. Dalam penelitian ini, ozon dipilih sebagai diffuser, karena sifat oksidasi dan kelarutannya dalam air lebih besar dari udara. Keuntungan lain adalah ozon merupakan coagulant aid dan berfungsi sebagai disinfektan. Dengan ozon sebagai diffuser diharapkan pemisahannya berlangsung lebih cepat dengan lebih efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efektivitas ozon sebagai diffuser, membandingkan ozon dengan diffuser yang lain, serta menentukan efektivitas dan konsentrasi optimum zeolit sebagai bahan pengikat dalam flotasi logam besi, tembaga dan nikel. Dari penelitian diperoleh pemisahan besi dengan diffuser udara sebesar 9,8%, diffuser udara-oksigen 95,7%, diffuser udara-ozon dari udara 99,7%, serta diffuser udara-ozon dari oksigen adalah 99,7%. Sedangkan zeolit efektif digunakan sebagai bonding agent pada proses flotasi, dengan konsetrasi optimum sebesar 2 gr/l, menghasilkan persentase pemisahan untuk logam besi sebesar 99,7%, logam tembaga sebesar 88,98% dan logam nikel sebesar 98,46%. Abstract The Effect of Ozone and Zeolite Concentration to the Performance of the Treatment of Wastewater Containing Heavy Metal Using Flotation Process. Industrial wastewater which contains heavy metal cannot be disposed to the environment directly, due to its toxicity. In this research, separation of metal from wastewater was conducted by sorptive flotation method, using Lampung natural zeolite as bonding agent. The most common diffuser used in the flotation process is air or oxygen. In this research, ozone is used as diffuser because it is a stronger oxidant and more dissolvable in water than oxygen. Besides, ozone is a coagulant aid and disinfectant. With ozone as diffuser, it is expected that the process become faster with higher efficiency. This research was conducted to determine ozone effectiveness as diffuser, compared with other diffuser, and also to determine optimum concentration and effectiveness of zeolite in flotation of iron, nickel and copper. The research result shows that separation of iron with air diffuser is 9.8%, air-oxygen diffuser is 95.7%, air-ozone (from air) diffuser is 99.7%, and air-ozone (from oxygen) diffuser is 99.7%. Natural zeolite is effective as bonding agent with optimum concentration equal to 2 gram/liter, producing separation percentage for iron equal to 99.7%, copper equal to 88.98% and Nickel equal to 98.46%. Key words: Flotation, Ozone, Zeolite, Heavy Metal

1. Pendahuluan Limbah-limbah industri dengan kandungan logamlogam berat tidak dapat dibuang langsung ke sungai, waduk atau laut, karena keberadaan logam berat sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan dan lingkungan. Salah satu cara yang dikembangkan untuk mengolah limbah cair yang mengandung logam berat adalah flotasi. Proses flotasi lebih mampu memisahkan partikel-partikel yang berukuran kecil secara sempurna dan lebih selektif dibandingkan proses-proses pengolahan limbah lain [1,2]. Di samping itu flotasi juga lebih menguntungkan karena pemisahannya lebih cepat dan biaya operasinya relatif lebih murah. Pada flotasi, separasi dihasilkan oleh gelembunggelembung gas (diffuser) yang digunakan [3]. Gas yang ditambahkan ke dalam larutan air limbah akan mengalami kontak dengan partikel-partikel kandungan air limbah, sehingga menghasilkan gaya apung yang cukup besar, yang menyebabkan partikel-partikel tersebut mengapung ke permukaan. Diffuser yang umum digunakan dalam proses flotasi adalah udara atau oksigen. Pada penelitian ini, digunakan ozon sebagai diffuser karena mempunyai kemiripan sifat dengan oksigen dengan beberapa kelebihan diantaranya: merupakan oksidator yang lebih kuat dan lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan oksigen, merupakan bahan bantu koagulan dan disinfektan [4]. Flotasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sorptive flotation karena separasi flotasi dibantu oleh suatu bahan pengikat (bonding agent). Penelitian ini memilih zeolite alam sebagai bonding agent, karena ketersediannya cukup banyak di Indonesia, sedangkan penggunaanya masih sangat minim. Tujuan dari kajian ini adalah untuk: 1. Menentukan efektivitas ozon sebagai diffuser pada proses flotasi. 2. Membandingkan ozon dengan jenis diffuser lain, serta pengaruhnya terhadap kualitas hasil olahan. 3. Menentukan konsentrasi optimum zeolit sebagai bahan pengikat dalam flotasi logam besi, tembaga dan nikel. granular dengan ukuran partikel antara,3-,4 mm. Dilanjutkan dengan pencucian dengan aquades selama 3 menit dengan pengadukan berulang-ulang dan pengeringan pada suhu ± 18 o C selama 2 jam. Karakterisasi zeolit dilakukan sebelum dan sesudah proses preparasi untuk mengetahui luas permukaan dan volume porinya menggunakan alat BET Autosorb. Uji produktivitas ozonator dilakukan dengan metode Iodometri. Sampel yang digunakan adalah limbah sintetik yang mengandung logam tunggal Fe, Cu dan Ni dengan konsentrasi masing-masing 1 mg/l. L. ph tangki pencampuran diatur pada ph 7, 8, 9 dan ditambahkan PAC sebagai koagulan sebanyak,133 g/l, serta Sodium Lauryl Sulfate (SLS) sebagai surfaktan sebanyak,4 g/l. Proses flotasi dilakukan dengan dua variasi, yaitu variasi jenis diffuser dan variasi konsentrasi zeolit alam. Variasi jenis diffuser dilakukan untuk larutan cair besi sintetik. Variasi jenis diffuser dilakukan dengan memvariasikan konfigurasi alat seperti terlihat pada Gambar 1 sampai Gambar 4 berikut ini: Gambar 1. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara-ozon dari udara 2. Eksperimental Secara umum penelitian terbagi menjadi preparasi dan karakterisasi zeolit alam Lampung, uji produktivitas ozonator, preparasi sampel, proses flotasi, analisis sampel sebelum dan setelah proses, serta pengolahan data. Gambar 2. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara-ozon dari oksigen Untuk variasi konsentrasi zeolit, flotasi dilakukan untuk larutan tunggal besi, tembaga dan nikel dengan dosis zeolit, sebesar ; 1,; 1,5; 2, gr/liter. Diffuser yang digunakan adalah campuran udara-ozon (dari udara). Preparasi zeolit alam lampung dimulai dengan pengayakan zeolit untuk mendapatkan zeolit berbentuk

umum terlihat bahwa diffuser udara/ozon menunjukkan kinerja terbaik dengan persentase pemisahan sebesar 99,7%; baik untuk ozon yang berasal dari udara maupun dari oksigen. 12 1 udara/ozon dari udara, 99.7 udara/ozon dari oksigen, 99.7 Gambar 3. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara-oksigen persen pemisahan 98 96 94 92 9 udara, 9.8 udara/oksigen, 95.7 88 86 jenis diffuser Gambar 5. Perbandingan Persentase Pemisahan antar Diffuser Gambar 4. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara Larutan sampel sebelum dan setelah proses flotasi dianalisis kandungan logamnya dengan AAS selain itu juga dianalisis parameter kualitas air lainnya yaitu ph, DO, dan COD. Hasil pemisahan logam berat dari limbah sintetik ini diperoleh dengan cara mengukur konsentrasi logam berat awal dan akhir pada air hasil olahan, dengan persamaan % pemisahan berikut: Co Ca % Pemisahan Logam = x1% (1) Co dengan: C o = konsentrasi logam awal. C a = konsentrasi logam akhir. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian dijelaskan pada paragraf-paragraf berikut ini. 3.1. Pengaruh Variasi Jenis Diffuser Terhadap Pemisahan Logam Besi Pengaruh jenis diffuser ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar tersebut menunjukkan bahwa persentase pemisahan logam besi dengan berbagai jenis diffuser yang dibandingkan, tidak berbeda secara signifikan. Semua jenis diffuser memberikan persentase pemisahan di atas 9%. Hal ini karena sifat besi yang sangat mudah teroksidasi, bahkan dengan oksidator yang paling lemah sekalipun seperti udara, dan oksidasi besi makin dipercepat dengan adanya pengadukan. Namun secara Gambar 5 menunjukkan bahwa pemisahan besi dengan diffuser udara lebih kecil dibandingkan pemisahan dengan diffuser oksigen. Perbedaan ini dikarenakan oksigen disamping sebagai pendorong juga mampu mengoksidasi besi di tangki flotasi sehingga persen pemisahannya akan meningkat sekitar 5%. Flotasi dengan diffuser udara ozon, baik ozon yang berasal dari udara maupun dari oksigen memiliki persen pemisahan yang lebih tinggi dari diffuser oksigen, hanya saja perbedaannya tidak begitu signifikan. Perbedaan ini dikarenakan ozon lebih bersifat oksidator dari oksigen, artinya kemampuan ozon untuk mengoksidasi besi lebih tinggi dari oksigen, sehingga oksidasi besi oleh ozon di tangki flotasi lebih besar dari oksidasi besi oleh oksigen. Keunggulan penggunaan ozon sebagai diffuser perlu juga dievaluasi dalam hal fungsinya sebagai disinfektan yang pada penelitian ini belum dilakukan. Pengaruh jenis diffuser juga terlihat pada parameter kualitas air seperti ph dan oksigen terlarut (DO) seperti terlihat pada Gambar 6 dan Gambar 7. ph Akhir Larutan 6 5.8 5.6 5.4 5.2 5 4.8 4.6 4.4 5.86 5.17 5.6 1 Udara Udara-Oksgen Udara-Ozon dari udara Udara-Ozon dari oksigen Gambar 6. Perbandingan Nilai ph Larutan Akhir Flotasi Antar Diffuser 4.9

Gambar 6 memperlihatkan bahwa dengan menggunakan diffuser yang berbeda maka ph larutan keluaran tangki flotasi juga akan berbeda, hanya saja range ph yang dihasilkan masih berada dibawah ph normal (ph=7), hal ini menandakan bahwa larutan keluaran tangki flotasi untuk semua jenis diffuser bersifat asam. Sifat keasaman ini disebabkan, senyawa besi yang teroksidasi dalam air akan menghasilkan ion asam, baik tunggal (H + ) maupun bersenyawa dengan sisa asam. Pada penelitian ini, oksidasi besi akan menghasilkan ion asam yang bersenyawa dengan Sulfat (SO 4 2- ). Dari grafik juga terlihat bahwa semakin besar atau kuat kadar oksidator (oksigen atau ozon), nilai ph larutan semakin kecil. Semakin banyak atau semakin kuat oksidator yang terlarut dalam air, semakin banyak senyawa besi yang teroksidasi dan semakin banyak ion asam yang dihasilkan. Akibatnya, ph larutan semakin kecil. DO (ppm) 14 12 1 8 6 4 2 12.4 6.6 6.6 6 6 5.7 Udara Udara - Oksigen Udara - Ozon dari udara Awal Akhir 6.2 8.7 Udara - Ozon dari oksigen Gambar 7. Perbandingan Nilai DO Larutan Akhir Flotasi Antar Diffuser Dari Gambar 7 terlihat bahwa untuk semua jenis diffuser, jumlah oksigen terlarut sebelum dan sesudah flotasi cenderung meningkat dan peningkatannya cukup tajam, yakni berkisar antara,6 ppm sampai 6,4 ppm. Peningkatan yang cukup tajam ini, disebabkan oleh adanya udara, oksigen dan ozon yang terurai atau terlarut dalam air dan menghasilkan oksigen, sehingga jumlah oksigen yang terlarut dalam larutan akan meningkat setelah flotasi dilakukan. Dari grafik, peningkatan jumlah oksigen terlarut untuk diffuser udara oksigen memiliki nilai peningkatan paling besar, hal ini karena oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi besi di tangki flotasi jumlahnya sangat kecil, sehingga sebagian besar oksigen yang dialirkan ke tangki flotasi digunakan untuk mendorong flok besi. Kelarutan ozon yang lebih besar serta sifat oksidasinya yang lebih kuat dari oksigen membuat ozon lebih mudah mengoksidasi besi, terlihat dari persentase pemisahan yang lebih besar daripada oksigen. Dengan demikian, ozon (yang segera akan terurai menjadi oksigen) yang tertinggal di dalam larutan menjadi lebih kecil. 3.2. Pengaruh Variasi Konsentrasi Zeolit Terhadap Persentase Pemisahan Logam Untuk melihat pengaruh konsentrasi zeolit terhadap persentase pemisahan logam, sampel masing masing logam diperlakukan pada kondisi yang sama. Surfaktan yang digunakan adalah Sodium Lauryl Sulfat dengan dosis,4 gr/l. Dosis koagulan Poly Aluminum Chloride (PAC) sebesar,133 gr/l. ph larutan umpan dikontrol dan dijaga dengan penambahan larutan NaOH 3 M, yaitu 7 untuk logam Fe dan Cu serta 9 untuk Ni. Sedangkan dosis zeolit divariasikan ; 1; 1,5 dan 2 gr per liter larutan limbah sintetik. Flotasi berlangsung selama 25 menit. persentase pemisahan 12 1 8 6 4 2 97.6 99.1 99.1 98.5 99.7 91.5 92.1 89 43.3 43.2 71.3.5 1 1.5 2 2.5 dosis zeolit (gr/l) Fe Cu Ni Gambar 8. Pengaruh konsentrasi zeolit terhadap persentase pemisahan logam Gambar 8 menunjukkan bahwa secara umum, makin besar konsentrasi zeolit, persentase pemisahan logam makin besar. Makin besar dosis zeolit, semakin banyak ion yang dapat dipertukarkan, dan semakin besar luas permukaan zeolit yang dapat mengadsorpsi partikelpartikel flok yang terbentuk. Pengaruh dosis zeolit juga dapat diamati terhadap beberapa parameter kualitas air, seperti kadar oksigen terlarut (DO) dan COD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar oksegen terlarut relatif tidak dipengaruhi oleh konsentrasi zeolit. Sedangkan pengaruh dosis zeolit terhadap COD dapat dilihat pada Gambar 9. COD (gr/l) 16 14 12 1 8 6 4 2 129 87 44 49 24 145 72 15 41 43 1 1.5 2 dosis zeolit (gr/l) Fe Cu Ni Gambar 9. Pengaruh konsentrasi zeolit terhadap kadar COD akhir 22

Gambar 9 memperlihatkan bahwa keberadaan zeolit memberikan pengaruh yang berbeda-beda untuk setiap jenis logam. Untuk logam besi yang sangat mudah teroksidasi, kadar COD relatif tidak terpengaruh oleh perubahan kadar zeolit di dalam larutan dan kadarnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan logam lainnya. Sementara untuk logam-logam lainnya memberikan pengaruh yang berlawanan. Pada logam tembaga, makin besar dosis zeolit, kadar COD semakin kecil sementara untuk logam nikel justru sebaliknya. Kadar COD di dalam larutan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi surfaktan yang merupakan senyawa organik. Pada suasana netral zeolit dapat berfungsi sebagai katalis bagi reaksi penguraian senyawa pembantuk COD. Untuk logam besi yang sangat mudah teroksidasi, surfaktan di dalam larutan sangat berperan dalam mengikat dan mengambangkan senyawa Fe(OH) 3 yang terbentuk sehingga kadar COD akhir relatif lebih kecil dibandingkan dengan COD akhir untuk logam lainnya. Untuk logam tembaga, penurunan nilai COD cukup signifikan. Hal ini karena zeolit lebih banyak berperan sebagai katalis bagi reaksi penyisihan senyawa pembentuk COD, ketimbang berperan dalam pemisahan logam tembaga. Fenomena ini didukung dari hasil persentase pemisahan logam tembaga, yang relatif lebih kecil dibandingkan persentase pemisahan logam lain. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini terlaksana dengan dukungan finansial dari RUUI (Riset Unggulan Universitas Indonesia) tahun anggaran 26. Daftar Acuan [1] Wills, B.A., Mineral Processing Technology, 4 th ed. Pergamon Press, 1988. [2] Nelson.L. Nemerow, Industrial Water Pollution Origins Characteristic and Trearment, 2 nd edition, Massachusets: Addison Wesley, 1978. [3] Shergold, H.L 1984. The Scientific Basis of Flotation, NATO ASI Series, K.J. Ivesed, Martinus Nijhoff Publishers, Boston. [4] Langlais, Bruno., David A. Recklew, Deborah R.Brink, Ozone in Water Treatment: Aplication & Engineering, Lewis Publisher, 1991. Proses flotasi nikel berlangsung pada ph basa (ph=9). Pada kondisi ini zeolit tidak berfungsi sebagai katalis bagi reaksi penguraian senyawa pembantuk COD, sehingga penambahan zeolit pada flotasi nikel tidak dapat menurunkan nilai COD. 4. Kesimpulan 1. Ozon efektif digunakan sebagai diffuser untuk proses flotasi. 2. Pemisahan logam besi dipengaruhi oleh jenis diffuser yang digunakan, dengan persentase pemisahan: Dengan diffuser udara sebesar 9,8% Dengan diffuser udara-oksigen sebesar 95,7% Dengan diffuser udara-ozon (dari udara) sebesar 99,7% Pemisahan besi dengan diffuser udara-ozon (dari oksigen) sebesar 99,7% 3. Zeolit efektif diguanakan untuk proses flotasi logam besi, tembaga dan nikel, dengan konsentrasi optimum sebesar 2 gr/liter, dengan persentase pemisahan: Logam besi sebesar 99,7% Logam tembaga sebesar 88,98% Logam nikel sebesar 98,46%