PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN ALTERNATIF MEDIA BIOFILTER (STUDI KASUS: KEJAWAN GEBANG KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA)

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

DISUSUN OLEH TIKA INDRIANI ( ) DOSEN PEMBIMBING WELLY HERUMURTI, ST, MSc.

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Kegiatan Peternakan Sapi Perah dan Industri Tahu

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : IPAL Pusat pertokoan, proses aerobik, proses anaerobik, kombinasi proses aerobik dan anaerobik

Perbandingan Desain Ipal Anaerobic Biofilter dengan Rotating Biological Contactor untuk Limbah Cair Tekstil di Surabaya

ANALISIS KINERJA AERASI, BAK PENGENDAP, DAN BIOSAND FILTER SEBAGAI PEREDUKSI COD, NITRAT, FOSFAT DAN ZAT PADAT PADA BLACK WATER ARTIFISIAL

Perancangan Ulang Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Proses Anaerobic Baffled Reactor dan Anaerobic Filter

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

Perencanaan Sistem Penyaluran dan Pengolahan Air Limbah Domestik Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Perumahan Karangtengah Prandon, Perumahan Karangasri dan Kelurahan Karangtengah)

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Perumahan Karangtengah Prandon, Perumahan Karangasri dan Kelurahan Karangtengah)

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Portable untuk Kegiatan Usaha Pencucian Mobil di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB IV DASAR PERENCANAAN

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

Perencanaan Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Sebagai Instalasi Pengolahan Greywater di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

DESAIN BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PETERNAKAN BABI DAN PEMANFAATAN KEMBALI HASIL PENGOLAHANNYA

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

Perencanaan Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Sebagai Instalasi Pengolahan Greywater di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

STUDI INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN ANAEROBIC BAFFLED REACTOR

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

INTEGRASI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BENANG DAN TEKSTIL MELALUI PROSES ABR DAN FITOREMOVAL MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

MASTERPLAN AIR LIMBAH KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU (BSB) KOTA SEMARANG

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

STRATEGI PENATAAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI MUSI DI KOTA SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya. Jl. Mayjen Haryono, Malang 1) 2)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK TEMPE DENGAN BIOFILTER. Indah Nurhayati, Pungut AS, dan Sugito *)

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Unit Aerasi, Sedimentasi, dan Biosand Filter Sebagai Pereduksi COD, TSS, Nitrat, dan Fosfat Air Limbah Artificial (Campuran Grey dan Black Water)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Pengolahan Air Limbah Perkotaan Menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan Memanfaatkan Constructed Wetland (Studi Kasus: Saluran Kalidami)

Perancangan Anaerob Baffled Reaktor (ABR) Untuk Pengolahan Limbah Cair Pedagang Kaki Lima di Kawasan Jalan H. Agus Salim Kota Pontianak

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

PERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN. Siti Komariyah **) dan Sugito*)

Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah di Rusunawa Tanah Merah II Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

PROSIDING SNTK TOPI 2012 ISSN Pekanbaru, 11 Juli 2012

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

jiwa/km2 dan jumlah KK sebanyak KK. Jogjakarta yang memiliki jaringan

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2)

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.

Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Proses Aerasi, Pengendapan, dan Filtrasi Media Zeolit-Arang Aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black

III. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan

BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI. Naskah Publikasi

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DI RUMAH SUSUN KARANG ANYAR JAKARTA

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PENGARUH SALINITAS TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA BENOWO

Tembalang, Semarang

Transkripsi:

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN ALTERNATIF MEDIA BIOFILTER (STUDI KASUS: KEJAWAN GEBANG KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA) Arga Santoso 1), Nieke Karnaningroem 2) dan Didik Bambang Supriyadi 3) 1,2,3 Environmental Engineering, FTSP, ITS Email: Ar9a.salan2ga@gmail.com 1, nieke@enviro.its.ac.id 2 ABSTRAK Zat organik dalam air limbah terutama grey water banyak dialirkan atau dibuang ke selokan akan terurai dan membentuk sludge. Sludge ini akan terakumulasi secara terusmenerus dan terjadi pengendapan pada badan air/sungai. Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan air limbah domestik untuk mengolah air limbah sebelum dibuang ke badan air. Perencanaan ini menggunakan unit bak ekualisasi, bak pengendap dan anaerobik biofilter. Dalam perencanaan unit pengolahan air limbah ini diambil studi kasus yaitu, Daerah Kejawan Gebang Kelurahan Keputih Surabaya yang dibagi menjadi sebuah kawasan. Berdasarkan perhitungan didapatkan dimensi dari unit bak ekualisasi adalah berdimensi (2,4x2,4x1,5)m. Bak Pengendap memiliki dimensi (2,04x0,51x3)m. Anaerobik Biofilter media kerikil memiliki dimensi (18,4x1,78x2,25)m dan anaerobik biofilter media sarang tawon memiliki dimensi (18,4x1,32x2,25)m. Kata kunci: Air Limbah, IPAL Komunal, Anaerobik Biofilter. PENDAHULUAN Latar Belakang Air limbah dari kegiatan domestik yang terdiri atas grey water dan black water banyak dialirkan atau dibuang ke selokan atau sungai depan atau sekitar rumah terutama dalam hal ini adalah grey water. Apabila grey water terus dialirkan ke selokan atau badan air akan mengakibatkan timbulnya masalah bagi perairan tersebut. Hal ini dikarenakan zat organik didalamnya akan terdegradasi oleh mikroorganisme dan akan menghasilkan sludge (lumpur) serta gas gas. Karnaningroem, dkk (2012) menyatakan bahwa biofilter dengan media batu dapat mereduksi COD sebesar 68% - 89 % dalam air limbah dari laundry, sedangkan fosfat tereduksi sebesar 24 %. Oleh karena itu, dipilih unit pengolahan menggunakan Anaerobik Biofilter yang didahului dengan Bak Pengendap dan dilengkapi dengan Bak Ekualisasi. Tujuan Tujuan dari perencanaan ini adalah mendesain bangunan pengolahan air limbah domestik dengan Anaerobik Biofilter untuk daerah Kejawan Gebang Kelurahan Keputih Surabaya dilengkapi dengan Bak Ekualisasi dan Bak Pengendap Tinjauan Pustaka Air limbah adalah cairan buangan dari rumah tangga, industri maupun tempat tempat umum lain yang mengandung bahan bahan yang dapat membahayakan kehidupan A-38-1

manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan (Metcalf & Eddy dalam Supradata, 2005). Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air buangan yang berasal dari penggunaan untuk kebersihan yaitu gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian, dan sebagainya (Puji dan Rahmi, 2009) METODE PERENCANAAN Pada tugas akhir ini didesain Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan unit bak ekualisasi, bak pengendap dan anaerobik biofilter untuk Daerah Kejawan Gebang. Oleh sebab itu, metodologi perencanaan disusun sebagai pedoman dalam menjalankan desain dari ide perencanaan sampai mencapai tujuan dan mendapatkan kesimpulan. Pada tugas akhir ini diperlukan data-data pendukung yang relevan dan realistis supaya perencanaan dapat dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kondisi lapangan. Data-data yang dibutuhkan berupa data primer dan sekunder, yakni: Data Primer Data pemakaian air bersih dari jumlah KK tiap kawasan dengan melakukan survey langsung ke lokasi perencanaan Data Sekunder Karakteristik air limbah grey water yang akan diolah dari (Balai Lingkungan Pemukiman, 2004) Setelah didapatkan data yang dibutuhkan, dilakukan proses perhitungan DED tiaptiap unit yang didahului dengan studi literatur terlebih dahulu untuk mendapatkan rumusrumus serta gambar-gambar sehingga dapat dilakukan perhitungan unit bangunan pengolahan air limbah domestik. Setelah didapatkan rumus perhitungan, maka perlu diketahui criteria perencanaan bangunan pengolahan air limbah domestik yang akan digunakan. Setelah didapatkan masing-masing dimensi dari bangunan pengolahan maka tahapan selanjutnya adalah menggambar tiap unit bangunan pengolahan air limbah domestik berupa unit Bak Pengendap dan Anaerobik Biofilter. Tujuan penggambaran unit bangunan pengolahan air limbah domestik untuk memudahkan proses pekerjaan konstruksi. Penggambaran ini dilakukan menggunakan software autocad 2007 dengan skala yang telah disesuaikan. Hasil dan Pembahasan dilakukan untuk memperjelas data yang telah diolah melalui perhitungan. Tahapan Perencanaan selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah pembahasan terhadap perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan bangunan pengolahan air limbah domestik ini disusun berdasarkan realita yang ada bahwa aktivitas rumah tangga yang hampir seluruhnya menyalurkan grey water ke sungai atau saluran di sekitar permukiman dan lebih tepatnya dibuang ke got depan rumah. Apabila dialirkan ke selokan/badan air maka akan menyebabkan pengendapan pada selokan atau sungai dan menyebabkan banjir. Oleh sebab itu, diperlukan upaya mempertahankan kualitas air pada sungai/saluran untuk menciptakan suatu teknologi pengolahan air limbah serta menuju terciptanya eco-drainase/eco-river yang ramah lingkungan. Dengan demikian, perencanaan bangunan pengolahan air limbah domestic pada tugas akhir ini dapat diharapkan menjadi acuan bagi penetapan tipe A-38-2

pengolahan air limbah rumah tangga (grey water) pada setiap kawasan yang berbeda meskipun dalam penetapan ini masih diperlukan perhitungan daya tampung dan daya dukung untuk masing masing sungai/saluran perkotaan. Dalam perencanaan ini diambil studi kasus didaerah Kejawan Gebang Kelurahan Keputih Surabaya. Hasil dari pengolahan ini akan dibuang ke badan air Sungai Kalibokor Surabaya. Berikut batas wilayah Kejawan Gebang Kelurahan Keputih Surabaya Gambar 1. Tetapi dalam perencanaan ini hanya diambil sebagian kawasan untuk pembuatan IPAL Komunal. Gambar 1 Wilayah Kejawan Gebang Kelurahan Keputih Surabaya (Sumber : Google Earth, 2014) Kawasan Wilayah Perencanaan Gambar 2 Kawasan Perencanaan Wilayah Kejawan Gebang Kelurahan Keputih Surabaya Alternatif Pengolahan 1. Menggunakan media Biofilter kerikil 2. Menggunakan media Biofilter sarang tawon Data Primer Dalam pengumpulan data primer ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuisioner. Wawancara dan Kuisioner dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi, dengan memperhatikan ruang lingkup daerah Kejawan Gebang. Teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan pertanyaan langsung ke objek sehingga data yang dikumpulkan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Populasi dalam perencanaan ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar daerah Kejawan Gebang. Karena keterbatasan waktu dan kondisi, maka tidak semua populasi akan di wawancara, tetapi akan digunakan sampel sebagai generalisasi dari perencanaan. Sampel akan diambil secara random dan besarannya ditentukan dengan rumus statistika Jumlah KK daerah perencanaan = 103 KK, dengan menggunakan rumus statistika didapatkan jumlah sampel yaitu 16 KK. Data Sekunder Pada perencanaan ini, untuk mengetahui karakteristik kualitas air limbah yang dihasilkan dilakukan dengan data sekunder. Data sekunder diambil dari Data Balai Lingkungan Pemukiman Perkotaan di Indonesia. Air limbah yang diteliti berupa air limbah A-38-3

grey water. Pada Tabel 1 berikut merupakan kualitas air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah (grey water) yang diambil dari data sekunder Tabel 1 Kualitas Air Limbah Parameter Konsentrasi Influen (mg/l) BOD 189 COD 317 TSS 200 (Sumber: Badai Lingkungan Pemukiman, 2004) Hasil Kuisioner Kepemilikan Tangki Septik 31% 69% Memiliki tangki septik Tidak memiliki tangki septik 13% Sumber Air 87% PDAM Sumur dan PDAM Debit dari hasil Kuisioner Debit dalam perencanaan ini berdasarkan jumlah orang yang tinggal di daerah perencanaan. Dari pengambilan sampel beberapa KK didapatkan jumlah orang 16 KK = 79 orang, Dengan menggunakan metode perbandingan, digunakan sampel dari beberapa KK untuk mendapatkan jumlah orang di suatu kawasan. Dengan perbandingan didapatkan jumlah orang dalam suatu kawasan yaitu : 103 KK = 509 orang. Lokasi perencanaan adalah Kota Surabaya. Kota Surabaya adalah Kota Metropolitan. Dalam perencanaan ini harusnya digunakan kebutuhan air 150 liter/kapita/hari sesuai dengan kebutuhan air oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, tetapi karena wilayah perencanaan merupakan daerah pinggiran kota maka digunakan kebutuhan air 120 liter/kapita/hari. Dengan mengalikan Jumlah orang dengan jumlah pemakaian air bersih, maka didapatkan debit yaitu: Q = 61,08 m 3 /hari = 2,545 m 3 /jam = 7,06944 x 10-4 m 3 /detik Air Limbah yang dihasilkan diasumsikan 80 % dari pemakaian air bersih, maka debit air limbah Q = 48,864 m 3 /hari = 2,036 m 3 /jam =5,65556 x 10-4 m 3 /detik Karena yang diolah hanya limbah grey water saja, maka debit air limbah dari diestimasikan 25 % menjadi black water dan 75 % menjadi grey water (Hansen & Kjellerup, 1994 dalam Eriksson E. Et al, 2002). Maka dari estimasi tersebut didapatkan debit air limbah grey water: Q = 36,648 m 3 /hari = 1,527 m 3 /jam = 4,24 x 10-4 m 3 /detik Perhitungan Detail Engineering Desain(DED) Bak Ekualisasi Tujuan proses ekualisasi adalah untuk meminimkan atau mengontrol fluktuasi dari karakteristik air limbah yang diolah agar memberikan kondisi optimum pada proses pengolahan selanjutnya. A-38-4

V = 4,412 m 3 + 4,03 m 3 = 8,442 m 3 Dimensi bak: Kedalaman bak = 1,5 m P : L = 1 : 1 Luas Permukaan (A) = Volume/Kedalaman = 8,442 m 3 / 1,5 m = 5,628 m 2 Panjang = 2,37 m = 2,4 m Lebar = 2,37 m = 2,4 m Ruang bebas = 0,3 m Volume efektif bak = 1,5 m x 2,4 m x 2,4 m = 8,64 m 3 Bak Pengendap Bangunan ini berfungsi untuk mengurangi suspended solid yang terdapat dalam air buangan. Unit pengolahan ini juga berfungsi untuk mengurangi BOD. Prinsip dasar bak pengendap I adalah memisahkan padatan tersuspensi dan terlarut di dalam air buangan dengan menggunakan sistem gravitasi. Di dalam bak ini dapat terjadi reduksi SS sebesar 50-65% dan reduksi BOD sebesar 30-40% (Qasim, 1985) Dimensi Bak Pengendap Direncanakan : Jumlah bak pengendap I = 1 buah Q = 36,648 m 3 /hari = 1,527 m 3 /jam = 4,24 x 10-4 m 3 /detik Waktu detensi (td) = 2 jam = 7200 detik OFR = 40 m 3 /m 2.hari (30-50 m 3 /m 2.hari) Kedalaman (H) = 3 m (3-4,6 m) Perbandingan P : L = 4 : 1 (4 : 1 6 : 1) Bentuk Segiempat Spesific gravity (Sg) = 1,02 gr/cm 3 Kemiringan dasar bak 1 % - 2 % kearah sludge zone Debit bak = 4,24 x 10-4 m 3 /detik Volume bak (V) = Q x td = 4,24 x 10-4 m 3 /detik x 7200 detik = 3,054 m 3 Direncanakan kedalaman (H) = 3 m V 3,054 Luas (As) = = = 1,018 m 2 h 3 Perbandingan panjang dan lebar adalah P : L = 4 : 1 Luas Permukaan (As) = P x L 1,018 m 2 = 4L x L L = 0,5044 m = 0,51 m Panjang bak (P) = 4L = 4 x 0,51 m = 2,04 m Volume efektif bak = 2,04 m x 0,51 m x 3 m = 3,12 m 3 V 3,12 Luas cek (As) = = = 1,04 m 2 h 3 V 3,12 OFR = = = 36 m 3 /m 2.hari (OK, 30-50 m 3 /m 2.hari) Atd. 1,04x0,0833 A-38-5

Anaerobik Biofilter Karakteristik yang masuk BOD = 132,3 mg/l COD = 317 mg/l TSS = 100 mg/l Direncanakan: HRT = 36 jam (24-48 jam) OLR = 8 kgcod/m 3.hari (5-10 kgcod/m 3.hari) HLR = 1,5 m 3 /m 2.hari (maks 2 m 3 /m 2.hari) Suhu Reaktor = 30 o C (Rasyid, 2010) Porositas Media Batu Kerikil = 50% Sarang Tawon =98% Spesifik Permukaan Batu Kerikil = 100 m 2 /m 3 Sarang Tawon = 150 m 2 /m 3 Jumlah Kompartemen = 5 kompartemen Penentuan Efisiensi Removal Anaerobik Biofilter Menurut Sasse(1988) Faktor yang mempengaruhi laju removal COD adalah Faktor suhu, Faktor wastewater strength (kualiitas air limbah), Faktor HRT, dan Faktor permukaan filter Faktor suhu : 1,1 Faktor wastewater strength : 0,92185 Faktor HRT : 0,70403 Faktor permukaan filter Media Kerikil : 1 Media Sarang tawon : 1,03 % Removal COD Kerikil = 84,22 % % Removal COD sarang tawon = 86,75 % % Removal BOD Kerikil = 86,98 % % Removal COD sarang tawon = 88,92 % TSS = 86,7 % (Said, 2008) Kualitas Effluen Air Limbah dari Anaerobik Biofilter Media Kerikil COD = 50,1 mg/l BOD = 17,3 mg/l TSS = 13,3 mg/l Media Sarang Tawon COD = 42,1 mg/l BOD = 14,7 mg/l TSS = 13,3 mg/l Penentuan Dimensi Anaerobik Biofilter Direncanakan: Kedalaman = 2,25 m Panjang = 3,5 m Jumlah Kompartemen Media Kerikil =5 Kompartemen Media Sarang Tawon =5 Kompartemen Ruang dibawah Media = 50 cm Ketinggian Filter = 2.25 m 0.5 m 0.4 m 0.05 m = 1.3 m (40 cm dibawah muka air) Q = 36,648 m 3 /hari = 1,527 m 3 /jam = 4,24 x 10-4 m 3 /detik Volume Tangki Filter = Q x td = 1,527 m 3 /jam x 36 jam = 54,972 m 3 Media Kerikil Lebar Kamar = 54,972 (5)xx ((2.25xx0.25)+(3,5 xx (2.25 1.3)xx(1 0.5) = Lebar Kamar 54,972 (5)xx ((2.25xx0.25)+(5 xx (2.25 1.3)xx(1 0.98) A-38-6

= 1,78 m = 1,32 m OLR OLR = = 317 mmmm/ll 36,648 mm3/haaaaaa xx (1,3 mm xx 3,5 mm xx 0.5 xx 5) 1000 OLR = 0,76 kg/m 3.hari Vupflow = 1,527 mm3/jjjjjj (1,78 mm xx 3,5 mm xx 0.5) Vupflow = 0,177 m/jam Media Sarang Tawon Perhitungan Lumpur yang Terbentuk 1 gr biodegradable = 1,42 gr BODu 317 mmmm/ll 36,648 mm3/haaaaaa xx (1,3 mm xx 3,5 mm xx 0.98 xx 5) 1000 OLR = 0,4 kg/m 3.hari Vupflow = 1,527 mm3/jjjjjj (1,32 mm xx 3,5 mm xx 0.98) Vupflow = 0,34 m/jam BOD 5 = 0,68 BODu Y = 0,08 Kd = 0,03/hari θc = 1,5 hari Sg = 1,02 ρρaaaaaa= 1 gr/cm 3 BOD terbiodegradasi = 50% x konsentrasi TSS effluent = 50% x 13,3 mg/l = 6,65 mg/l BOD ultimate = 6,65 mg/l x 1,42 = 9,443 mg/l BOD solid = 9,443 mg/l x 0,68 = 6,42 mg/l Media Kerikil BOD terlarut yang lolos(bodso) = BOD efluen - BOD solid = 17,3,mg/L 6,42 mg/l = 10,878 mg/l Yobs = YY 1+KKKK.θθ cc = 0,08 1+0,03.1,5 = 0,07655 Media Sarang Tawon BOD terlarut yang lolos(bodso) = BOD efluen - BOD solid = 14,7,mg/L 6,42 mg/l = 8,28 mg/l Yobs = YY 1+KKKK.θθ cc = Mass Balance Media Kerikil 0,08 1+0,03.1,5 = 0,07655 Gambar 3 Diagram Mass Balance Unit IPAL dengan Media Kerikil A-38-7

Media Sarang Tawon Gambar 4 Diagram Mass Balance Unit IPAL dengan Media Sarang Tawon Penggambaran Unit Setelah didapatkan masing-masing dimensi dari bangunan pengolahan selanjutnya adalah menggambar tiap unit bangunan pengolahan air limbah domestik berupa unit Bak Ekualisasi, Bak Pengendap dan Anaerobik Biofilter. Tujuan penggambaran unit bangunan pengolahan air limbah domestik untuk memudahkan proses pekerjaan konstruksi. Penggambaran ini dilakukan menggunakan software autocad 2007 dengan skala yang telah disesuaikan. Gambar 5 Layout IPAL Gambar 6 Diagram Alir IPAL Gambar 7 Gambar unit Bak Ekualisasi A-38-8

Gambar 8 Gambar unit Bak Pengendap Gambar 9 Gambar unit Anaerobik Biofilter Media Kerikil dan Sarang Tawon Menjelaskan hasil analisis data serta pembahasan khususnya dalam menjawab pernyataan penelitian tentang bagaimana temuan tersebut didapat A-38-9

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari perencanaan ini didapatkan ukuran masing-masing dimensi, yaitu Bak Ekualisasi :P = 2,4 m; L = 2,4 m; H = 1,5 m Bak Pengendap :P = 2,04 m; L = 0,51 m; H = 3 m Anaerobik Biofilter Media Kerikil :P = 18,4 m; L = 1,78 m; H = 2,25 m Media Sarang Tawon :P = 18,4 m; L = 1,32 m; H = 2,25 m Saran Perlu adanya perhitungan BOQ (Bill of Quantity) dan RAB (Rencana Anggaran Biaya) untuk mengaplikasikan unit IPAL DAFTAR PUSTAKA Karnaningroem, N dkk. 2012. Upaya Pengolahan Air Limbah Laundry dengan Reaktor Biofilter dan Karbon Aktif. Penelitian Non-Unggulan Surabaya. Said, N. I. 2008. Pengolahan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta. Jakarta : Pusat Teknologi Lingkungan Sasse, L. 1998. DEWATS; Decentralized Wastewater Treatment In Developing Countries. Bremen: BORDA. Tchobanoglous G., Burton F. L., Stensel H. D., 2003. Wastewater Engineering, Treatment and Reuse Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Companies A-38-10