BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah tempat belajar bagi para peserta didik dan merupakan tempat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi bangsa yang harus diprioritaskan. Namun masih terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan saat ini masih dipercaya sebagai media yang ampuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah tempat belajar bagi para peserta didik dan merupakan tempat untuk mengembangkan ilmu bagi para pendidik. Oleh sebab itu baik pemerintah maupun masyarakat saat ini mulai memperhatikan kemajuan pendidikan di sekolah. Sejalan dengan hal itu lembaga-lembaga pendidikan juga terus meningkatkan kualitas pendidikannya, dan para orang tua merasa bahwa putra-putri mereka tidak cukup dengan pendidikan di sekolah saja. Hal ini terbukti dengan para orang tua beramai-ramai mendaftarkan putra dan putrinya untuk belajar di lembaga-lembaga pendidikan (Kursus dan Bimbel) untuk menunjang kemampuan putra-putrinya di sekolah. Selain itu dalam menghadapi SNMPTN, Ujian Nasional, dan Ujian masuk SMA dan SMP, para pelajar beramai-ramai mendaftar di kursus dan bimbel, karena hasil belajar yang telah dilaksanakan di sekolah masih terasa kurang dikuasai. Ini menunjukkan adanya ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Berdasarkan data dari beberapa lembaga pendidikan yang ada di Bandar Lampung, diperoleh data sebagai berikut:

2 Tabel 1.1 Data Siswa yang Belajar pada Lembaga Pendidikan Non Formal/ Kursus No Lembaga Pendidikan Input Siswa Pertahun 1. 2. 3. Lembaga Pendidikan Nurul Fikri Lembaga Pendidikan Primagama Lembaga Pendidikan Al Qolam 1000 1200 siswa 800 850 siswa + 6000 siswa Sumber: Bagian Informasi masing-masing Lembaga Pendidikan Data tersebut menunjukkan bahwa animo masyarakat cukup tinggi untuk mencarikan tambahan ilmu bagi putra-putrinya di luar jalur sekolah. Di samping itu tingkat persaingan yang cukup tinggi saat ini, maka sudah patutlah kita meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah sehingga predikat sekolah sebagai tempat menimba ilmu tidak akan pupus. Oleh karena itu sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan melakukan berbagai perubahan dalam bidang pendidikan. Dari segi sistem pendidikan negeri ini sedang mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Hal ini ditunjukan dengan adanya perubahan kurikulum, sistem dan pendekatan pembelajaran yang digunakan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pendidikan saat ini. Tahun 2004 tercetus istilah Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitu suatu pendekatan pembelajaran dengan model bekerjasama dalam menemukan pemahaman terhadap suatu konsep. Pendekatan ini sesuai dengan kurikulum pada saat itu. Kemudian tahun 2006 muncul istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan pada tahun berikutnya berhembuslah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selanjutnya pada saat sekarang muncul

3 model pendidikan berkarakter, dengan pendidikan berkarakter dapat dibentuklah watak manusia Indonesia yang berkepribadian Indonesia. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suyanto (2009), bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan munculnya istilah-istilah tersebut menandakan terjadinya perubahan yang lebih baik pada bidang pendidikan. Ini merupakan hal yang positif untuk menunjukkan pada dunia bahwa negeri ini tidak tidur ataupun tutup mata mengenai masalah pendidikan. Perubahan lain yang telah dilakukan diantaranya adalah meningkatkan profesionalitas guru dengan program sertifikasi. Paling tidak dengan adanya program sertifikasi para guru terdorong untuk meningkatkan kualitas diri dan pengetahuan yang dimiliki. Jadi sertifikasi yang dimaksud bukan hanya dilihat dari segi materiil yang didapat tapi dilihat dari segi pengembangan pengetahuan yang dimiliki seorang guru. Sebagai contoh dengan bertambahnya penghasilan melalui sertifikasi tidak sedikit guru-guru yang melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut data dari sekretariat program pascasarjana Universitas Lampung dapat dilihat jumlah mahasiswa yang melanjutkan studi pada program pascasarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

4 Tabel 1.2 Data Penerimaan Mahasiswa Program Pascasarjana FKIP Universitas Lampung 4 Tahun Terakhir No 1. Program Studi Teknologi Pendidikan Jumlah Mahasiswa Tahun 2009 80 Mahasiawa Jumlah Mahasiswa Tahun 2010 88 Mahasiswa Jumlah Mahasiswa Tahun 2011 95 Mahasiswa Jumlah Mahasiswa Tahun 2012 45 Mahasiswa 2. IPS 40 Mahasiswa 70 Mahasiswa 84 Mahasiswa 40 Mahasiswa 3. 4. Manajemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 40 Mahasiswa 39 Mahasiswa 43 Mahasiswa 30 Mahasiswa 33 Mahasiswa 35 Mahasiswa Sumber: Bagian informasi Sekretariat Pascasarjana Universitas Lampung Dari data tersebut sebagian besar mahasiswa program pascasarjana di FKIP UNILA yang diterima per tahun adalah guru. Ini menunjukkan pula manfaat sertifikasi khususnya di provinsi Lampung, dimana para guru yang telah mengenyam sertifikasi tidak pasif hanya puas dengan pendidikan yang diperoleh selama ini, namun juga terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan. Selain itu bentuk lain dari peningkatan profesionalisme guru yaitu program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dengan program PKB ini para guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki. Sebagaimana dikemukakan oleh Turmuzi (2011) bahwa guru harus mengembangkan profesinya secara terus menerus supaya bisa melaksanakan tugas-tugas, fungsi, dan perannya secara profesional. Sebagai insan yang bergelut di dunia pendidikan, peneliti menilai dari titik ini dapat dilakukan perubahan karena guru merupakan ujung tombak dari pendidikan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan. Selanjutnya terjadi perubahan anggaran pendidikan yang harus memperoleh jatah minimal 20% dari APBN maupun APBD. Hal ini sesuai dengan Undang-

5 Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 49, bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan demikian dana yang dialokasikan untuk sektor pendidikan paling tidak haruslah mencapai target angka demikian. Dan harapan kita untuk masa yang akan datang adalah terjadi peningkatan dalam pengalokasian dana pendidikan, agar apa yang menjadi sasaran dan tujuan pendidikan juga dapat tercapai secara maksimal. Sasaran dan tujuan pendidikan tersebut tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kemudian tercantum pula dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 3 dan 4. Di dalam pasal 3 berbunyi: Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksananan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sedangkan pasal 4 berbunyi: Standar Pendidikan Nasional bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dengan demikian

6 jelas bahwa cakupan sasaran dan tujuan pendidikan kita cukup luas sehingga tak sedikit dana yang diperlukan untuk mencapainya. Oleh karena itu alokasi dananya pun harus mencapai sasaran dengan tepat pula. Kemudian perubahan lain di bidang pendidikan ialah diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Otonom, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dalam kebijakan-kebijakan tersebut tercantum wewenang pengaturan pendidikan yang lebih fleksibel dimana sekolah diberi hak otonom untuk mengelola sekolah dalam memperbaiki proses pendidikan. Sehingga saat ini banyak sekolah mengedepankan manajemen sekolahnya demi mencapai tujuan yang diharapkan. Pembenahan dalam hal manajemen sekolah merupakan dampak dari adanya program MBS yang ditiupkan pemerintah terhadap dunia pendidikan di negeri ini. Karena Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai bagian dari strategi Pemerintah dalam desentralisasi pendidikan. Dengan diterapkannya MBS akan membantu sekolah dalam perencanaan pada manajemen sekolah. Selain itu dengan penerapan MBS juga membantu pihak sekolah dalam mengidentifikasi kebutuhan siswa dalam pembelajaran, juga membantu pimpinan dalam membuat keputusan pada masalah-masalah yang terjadi di sekolah. Dengan cara ini diharapkan MBS dapat meningkatkan

7 manajemen sekolah, adanya perencanaan yang efektif dan efisien, pertanggungjawaban dalam pembiayaan pendidikan, juga untuk pelaporan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAKEM), sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan pada umumnya. Menurut Umaedi (1999), mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya. Kemudian Manajemen Berbasis Sekolah memberi kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua dan masyarakat untuk memiliki kontrol yang lebih besar dalam proses pendidikan dan memberikan mereka tanggung jawab untuk mengambil keputusan tentang anggaran, personel dan kurikulum (Dorothy Myers dan Robert Stonehill dalam Nurkolis, 2010). Kedua pendapat tersebut memberikan himbauan agar sekolah-sekolah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan mempertimbangkan banyak hal yang berpengaruh terhadap anak didik, diantaranya adalah manajemen/pengelolaan sekolah. Dalam manajemen itu sendiri dikenal fungsi manajemen, satu diantaranya adalah perencanaaan. Perencanaan pada tingkat sekolah merupakan suatu

8 strategi yang penting dalam manajemen sekolah, karena pada perencanaanlah yang menentukan keberhasilan manajemen sekolah yang baik. Dengan perencanaan, berarti sekolah menerapkan manajemen strategik. Penerapan manajemen strategik merupakan bentuk strategi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan perencanaan yang terarah. Bentuk perencanaan sekolah yang dimaksud tersebut adalah RKS/M dan RKT. RKS/M adalah perencanaan yang harus dimiliki oleh semua sekolah/madrasah, yang memiliki landasan hukum yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal, Permendiknas Nomor 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran 2011 serta Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010 2014 (Kemendiknas, Kemenag, dan USAID, 2011). Sedangkan RKT merupakan penjabaran dari RKS/M yang dilaksanakan untuk jangka pendek yaitu satu tahun. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti implementasi dari manajemen strategik dalam penyusunan perencanaan manajemen sekolah di SMP N 8 dan SMP N 22 Kota Bandar Lampung. Peneliti ingin melaksanakan penelitian di kedua sekolah tersebut karena peneliti menilai SMP N 8 dan SMP N 22 kota Bandar Lampung yang merupakan sekolah-sekolah negeri

9 (pemerintah), yang mana sekolah-sekolah tersebut memiliki keunikan masingmasing sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian tentang penyusunan RKS maupun RKT. SMP N 8 Bandar Lampung yang merupakan salah satu sekolah yang cukup lama di Bandar Lampung yang berdiri tahun 1968, awalnya merupakan filial Kedaton dari SMP Negeri 3 Tanjungkarang. Lokasinya yang terletak di pinggiran kota Bandar Lampung namun memiliki jumlah siswa yang cukup banyak maka sekolah ini tepat untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian. Sedangkan SMP Negeri 22 Bandar Lampung merupakan sekolah Negeri yang juga sudah lama berdiri namun berganti nama. Sebelumnya sekolah ini adalah Sekolah Teknik Negeri yang jenjangnya sama dengan SMP, namun karena perkembangan zaman maka Sekolah Teknik Negeri berubah menjadi SMP yang mendapat urutan ke 22 maka menjadi SMP Negeri 22 Bandar Lampung. SMP inipun memiliki jumlah kelas/rombongan belajar yang cukup besar. Selain itu setiap tahun animo masyarakat cukup besar untuk menitipkan putra-putrinya di sekolah ini, sehingga sekolah ini juga cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. Tentunya kedua sekolah tersebut memiliki cara atau strategi dalam penyusunan perencanaan yang sesuai dengan aturan yang ada. Sehingga penelitian ini dapat menjadi informasi dalam upaya untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia melalui pendidikan, yang dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sesuai dengan kebutuhan yang semakin mendesak dengan implementasi dari manajemen strategik dalam penyusunan RKS dan RKT.

10 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Sistem, pembentukan, dan cara kerja tim pengembang sekolah 2. Penyusunan perencanaan sekolah yang ditetapkan dalam RKS dan RKT 3. Implementasi RKS dan RKT 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1.3.1 Bagaimanakah sistem, pembentukan, dan cara kerja tim pengembang sekolah? 1.3.2 Bagaimanakah penyusunan perencanaan sekolah yang ditetapkan dalam RKS dan RKT? 1.3.3 Bagaimanakah Implementasi RKS dan RKT? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1. Sistem, pembentukan, dan cara kerja tim pengembang sekolah.

11 2. Proses penyusunan perencanaan sekolah yang tercakup dalam RKS dan RKT. 3. Tindak lanjut dari implementasi RKS dan RKT. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu kajian dalam manajemen sekolah yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal perencanaan manajemen sekolah. 1.5.2 Kegunaan Secara Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi dan pembuat perencanaan di sekolah agar lebih baik dalam menentukan rencana strategis untuk pengembangan sekolah. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan pertimbangan kepada praktisi pendidikan dalam mengelola sekolah. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah kompetensi profesionalisme sebagai pendidik dalam pengelolaan organisasi pendidikan

12 1.6 Definisi Istilah Untuk memperoleh kejelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka dikemukakan beberapa pengertian istilah yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun beberapa istilah tersebut adalah: 1.6.1 Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Sehingga bila dihubungkan dengan ilmu pengetahuan implementasi secara umum adalah penerapan dari suatu program/kegiatan. Dengan demikian kata implementasi dapat pula diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan terencana untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 1.6.2 Manajemen Strategik merupakan suatu cara dalam mengelola sumberdaya yang ada dan dalam membuat keputusan pada organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 1.6.3 Rencana Kerja Sekolah (RKS) adalah suatu bentuk perencanaan dalam manajemen sekolah dengan jangka waktu 4 tahun. 1.6.4 Rencana Kerja Tahunan (RKT) adalah perencanaan sekolah yang merupakan penjabaran dari RKS dengan jangka waktu satu tahun. 1.6.5 Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah perencanaan sekolah dengan rincian kegiatan yang dilengkapi dengan rincian biaya untuk program-program yang akan dilaksanakan.