BM506 USU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN Seri Rayani Bangun Melviana Lubis RABU/2 OKTOBER 2013

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 3 Maret 2015

A. TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM JUDUL PRAKTIKUM: TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN

NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah ( ) Rahmiwita ( ) Irma Yanti ( )

TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. 0leh : Frenky Sorimuda dan Paska. Kamis, 26 September

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DISUSUN OLEH : JEKSON MARTIAR SIAHAAN DAN MARIA LESTARI

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Oleh : Melya Susanti Kelompok: melya susanti dan Islah wahyuni Selasa, 3 maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN IRA ASTUTI HASIBUAN PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK FK USU

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. oleh : Lucia Aktalina dan Selly Oktaria. Kamis, 26 September 2012

TEKNIK DASAR LABORATORIUM: PIPET; TIMBANGAN; PEMBUATAN LARUTAN.

: ASTRID SISKA PRATIWI PRODI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK ( )

LAPORAN PRATIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Agar Mahasiswa/i mampu memiliki kemampuan dan mengetahui teknik :

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

Laporan praktikum Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan. : Mesrida Simarmata Nim :

: Adenin Dian Musrifani NIM : : Magister Ilmu Biolmedik : Teknik Dasar Pipet, Timbangan, dan Pembuatan Larutan TUJUAN :

TUGAS INDIVIDU LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatn Larutan ALAT DAN BAHAN: Alat Bahan

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

PRAKTIKUM 2 : TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Rebecca Rumesty Lamtiar. Nunung Sri Mulyani

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BIOMEDIK USU Laporan Praktikum 2 Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan

Tabel 1. Data Hasil Penggunaan Timbangan Manual dan Digital

LAPORAN PRAKTIKUM TEHNIK DASAR : PENGGUNAAN PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN.

Latihan penggunaan pipet otomatik, pipet Mohr serta pipet spuit 3. Latihan membuat larutan 4. Latihan pembuatan dan interpretasi grafik

LAPORAN PRAKTIKUM 02 TEKNIK DASAR : PIPET,TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN. Leo Pardon Sipayung

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR PIPET, TIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

Kuliah 2: September Jadwal OpenWetWare Keamanan Bagaimanakah itu DeviasiStandar pada grafik? Praktikum 2 :Teknik Dasar: Pipet, Timbangan,

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

KESEIMBANGAN ASAM BASA

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

: Kirana patrolina sihombing

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

: Kirana patrolina sihombing

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

MENGOPERASIKAN PIPET

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

NERACA. Neraca Ohauss

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2:

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

BAKTERI PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

BAB IV METODE PENELITIAN

MELAKUKAN VERIFIKASI ALAT UKUR

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

H 2 PO 4 H + + HPO 4 [H + ] [HPO 4 2- ] [H 2 PO 4 - ] K a = kalau disusun kembali... [H + ] = K a [H 2 PO 4 [HPO 4 2- ] bila diuraikan didapat rumus

LAPORAN PRAKTIKUM IV METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN Seri Rayani Bangun Melviana Lubis RABU/2 OKTOBER 2013 TUJUAN PRAKTIKUM Agar mahasiswa mampu : 1. menggunakan timbangan manual dan digital 2. Menggunakan pipet-pipet mohr, otomoatik, dan spuit 3. membuat larutan 4. membuat grafik hasil percobaan pipet dan menginterpretasikan grafik 1. TEKNIK DASAR : PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL 1.1. PROSEDUR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL Timbangan manual terdiri dari 2 jenis yaitu: Harvard Trip dan Dial-o-gram. Prosedur kerja Harvard Trip adalah : 1. Terlebih dahulu timbangan dalam keadaan keseimbangan dan jika belum, putarlah tombol zero adjust knob sampai jarum timbangan berada pada garis seimbang atau netral (sejajar dengan 0). 2. Letakkan bahan/benda yang ingin ditimbang pada sisi alas timbangan sebelah kiri. Kemudian geserlah Poise Besar ke kanan garis ke garis sampai alas yang kekanan turun. 3. Kembalikan posisi Poise Besar ke notchsebelumnya. Maka sisi alas kanan timbangan akan naik lagi. 4. Geserlah Poise Kecil ke kanan sampai didapat keadaan keseimbangan. 5. Berat bahan/benda yang ditimbang dibaca secara hitungan gram yang ditunjukkan oleh Poise Besar dan Poise Kecil

1.2. PROSEDUR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL 1. Pastikan terlebih dahulu bahwa timbangan dalam keadaan keseimbangan jika belum, putar tombol zero adjust knob sampai jarum timbangan berada pada garis seimbang atau netral (sejajar 0) 2. Letakkan bahan/benda yang ingin ditimbang pada sisialas timbangan sebelah kiri. 3. Putar tombol vernier dial sampai didapat keadaan keseimbangan. 4. Bacalah berat bahan/benda yang ditimbang pada vernier dial 1.3. PROSEDUR PENGGUNAAN TIMBANGAN DIGITAL (SARTORIUS) 1. Nolkan timbangan dengan menekan tombol Tare yang kiri atau kanan 0.00 akan muncul dilayarnya weght display 2. Membuka tutup timbangan 3. meletakkan bahan sesuai kebutuhan resep dengan menggunakan sendok yang bersih dan kering 4. Membaca hasil timbangan pada layar. Tabel 1 : Penggunaan Timbangan Manual dan Digital NO BENDA YANG DITIMBANG HASIL PENGAMATAN Harvard Trip Dial o gram Timbangan Digital 1 Kotak nomor 21 7,2 7,4 7,4 2 Kotak nomor 26 7,2 7,3 7,4 3 Balon 43,4 43,4 43,4 Kesimpulan : 1. Timbangan digital lebih akurat dan penggunaanya lebih praktis dibandingkan dengan timbangan Harvard Trip dan Dial-o-gram. 2. Timbangan manual Harvard Trip dan Dial-o-gram kurang praktis sebab saat menera timbangan harus mengatur zero adjust knoob berada di tengah-tengah (sejajar 0). 3. Cara membaca harus teliti terhadap poise besar dan kecil pada timbangan Harvard Trip dan pada zero vernier dan gram graduation pada Dial o gram, dengan kata lain faktor human error pada kedua timbangan ini lebih besar dibanding timbangan digital.

1.4. PROSEDUR TEKNIK DASAR PENGGUNAAN PIPET Tujuan praktikum : dapat menggunakan dan membandingkan antara pipet otomatik, pipet Mohr dan pipet spuit, mengetahui pipet mana yanglebih akurat dan lebih baik penggunaannya. Tabel 2: Catatan dalam Penggunaan Pipet NO PIPET CATATAN 1 MOHR 1. Penggunaannya tidak praktis, balon penghisap perlu dipencet terlebih dahulu untuk membuat tekanan negatif, lalu dengan menghisap dengan ujung-ujung S, E dan O. (ujung O untuk mengempiskan balon mengisi tekanan, E untuk menghisap cairan, S untuk melepaskan cairan yang telah dihisap). Skala yang diinginkan diperoleh dengan melihat batas meniskus. Cara ini memerlukan kehati-hatian, dan pembiasaan. Sehingga faktor human error tinggi 2. Pipet Mohr memiliki skala garis 0,1 ml dengan ukuran pipet berbedabeda, 1 ml, 5 ml dan 10 ml 2 OTOMATIK 1. Jenis pipet tergantung skala yang diinginkan 2. Menggunakan tekanan penghisap, pertama (setengah tekan/jangan dipaksa) dan kedua (tekanan penuh). 3. Tekanan pertama untuk menghisap cairan, sementara kedua untuk melepaskan cairan. 4. Paling akurat dibandingkan kedua pipet lainnya. 5. Dapat digunakan untuk pengukurang yang kecil 3 TETES 1. Cairan dihisap, k emudian diteteskan berdasarkan garis penunjuk, dengan skala 0,5 ml pada spuit ukuran 5 ml 2. Penggunaannya lebih praktis dibanding pipet Mohr 3. Sering terjadi kesalahan pembacaan skala dengan melihat meniskus bawah 4. Dapat terjadi emboli udara, sehingga alat ini kurang akurat dibanding kedua pipet yang lain 1.5. PROSEDUR PENGGUNAAN PIPET : Dengan menggunakan timbangan digital untuk mengukur berat akuades, yaitu 1 ml akuades yang diukur dengan pipet Mohr, Spuit dan Otomatik. 1. Menyiapkan beaker kaca yang sudah terisi akuades. 2. Ambil pipet kemudian hisap cairan aquades sebanyak 1 ml 3. Nulkan alat timbangan dengan menekan tare 4. Mengeluarkan 1 ml akuades pada wadahnya dan membacaberatnya pada layar digital 5. Nulkan alat timbangan dan ulang 4 kali setiap penggunaan pipet Mohr, Spuit dan Otomatik. Kemudian membandingkan hasil

Tabel 3 : Hasil Pengukuran dengan Pipet Otomatik, Mohr dan Spuit Ke Hasil pengukuran 1ml aquades (g) OTOMATIK MOHR SPUIT Debi Melvi Seri Barlian Debi Melvi Seri Barlian Debi Melvi Seri Barlian 1 0,98 0,979 0,967 1,096 0,98 0,971 0,927 1,07 0,94 1,08 1,079 1,05 2 0,99 0,997 0,98 0,98 1,01 1,029 1,003 0,95 0,98 0,902 0,998 0,91 3 1 1,005 0,975 0,975 0,93 0,939 0,984 1,02 0,99 0,969 0,942 0,98 4 1 0,984 0,981 0,981 1,01 0,993 1,028 0,97 1 0,943 1,025 0,94 5 0,99 0,995 0,984 0,984 1 0,98 0,946 0,97 0,99 1,012 1,099 1 Rerata 0,992 0,992 0,98 1,0032 0,986 0,9824 0,9776 0,996 0,98 0,9812 1,0286 0,976 SD 0,0075 0,0093 0,0877 0,0465 0,0301 0,0293 0,0368 0,0436 0,0210 0,0610 0,0565 0,0484 BM506 USU 2013

Kesimpulan Grafik: 1. Standar deviasi pengukuran yang paling besar adalah pengukuran dengan menggunakan pipet spuit. Hal ini berarti pengukuran dengan spuit memiliki akurasi yang paling kecil dibanding kedua alat pengukur lainnya. 2. Standar deviasi pengukuran yang paling kecil adalah pengukuran dengan menggunakan pipet otomatis. Hal ini berarti pengukuran dengan pipet otomatis memiliki nilai akurasi tertinggi. 3. Pada beberapa mahasiswa nilai standar deviasi pengukuran pipet otomatis lebih tinggi dibanding pipet Mohr. Hal ini berarti akurasi pengukuran juga sangat dipengaruhi manusia sebagai pengguna 4. Tidak ada pengukuran yang tepat 100%, salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi pengukuran selain pengguna adalah kalibrasi alat

1.6. TEKNIK DASAR PEMBUATAN LARUTAN Langkah-langkah 1. Bacalah detil resep larutan yang ingin dibuat. Kalau ada yang perlu dihitung, siapkan perhitungan dulu. 2. Kumpulkan bahan kimia yang akan dipakai dan letakkan dekat dengan timbangan digital. 3. Siapkan alat lain yang dibutuhkan (misalnya kertas,sendok, sarung tangan, tisu, beaker, dll) 4. timbang umlah bahan kimia yang dibutuhkan dengan hati-hati 5. Ketika semua bahan kimia diukur, kembalikan botol-botolnya ke rak, bersihkan alat timbangan serta tempat sekelilingnya, dan bawalah beaker yang berisi bahan kimia ke meja kerja. 6. Tuangkan akuades yang secukupnya (kurang dari yang ditentukan pada resepnya) ke dalam beaker dan letakkanlah stir bar dengan ukuran yang sesuai kedalamnya. Pakailah alat otomatik stirer dengan kecepatan sedang untuk mengencerkan bahan kimia. 7. Dengan gelas ukur yang sesuai dengan volume yang ingin dibuat, tuangkan larutan dan bilas beakernya dengan akuades. Tuangkan bekas bilasan tersebut kedalam gelas ukur. Tambah akuades sampai mencapai volume larutan yang ingin dibuat. LATIHAN HITUNG NO SAMPEL PERHITUNGAN 1 Larutan 400 ml 0,25 M Na 2 HPO4 BM: [ 2 (Na) + (H) + (P) + 4 (O)] = [ 2 (23) + (1) + (31) + 4 (16)] = [ 46 + 1 + 31 + 64 ] = 142 gram/mol 0,25 M 400 ml Na 2 HPO4: 0,25 mol/l x 0,4 L x 142 gram/mol = 14,2 g 2 Larutan 400 ml 0,25 M NaH 2 PO4 BM: [(Na) + (H) + (P) + 4 (O)] = [(23) + (1) + (31) + 4 (16)] = [ 23 + 2 + 31 + 64 ] = 120 gram/mol 0,25 M 400 ml NaH 2 PO4: 0,25 mol/l x 0,4 L x 120 gram/mol = 12 g 3 50 ml 5% glukosa Larutan 5% glukosa: 5g dalam 100 ml larutan 50 ml 5% glukosa: 50ml/100ml x 5 g = 2,5 g 4 100 ml 0,7M Cu SO 4 5H 2 O BM: [ 1(63,5)+ 1 (32) + 4(16) + 5(18)] = 249,5 g/mol 100 ml 0,7M Cu SO 4 5H 2 O: 0,7 mol/l x 0,1 L x 249,5 g/mol = 17,465 g 5 100ml 1M NaOH BM: [1(23)+1(16)+1(1)] = 40 g/mol 100ml 1M NaOH:

1 mol/l x 0,1 L x 40 g/mol= 4 g 6 1,5 x 10-1 liter 70 % etanol Etanol sediaan berada pada konsentrasi 90% Untuk membuat 150 ml 70% etanol: V1.C1=V2.C2 150 ml x 70% = V2. 90% V2= 116,67 ml 7 500 ml 1,2 M Na-sitrat (Na 3 C 6 H 6 O 7 ), 1,6M Na 2 CO 3 H 2 O BM1: [3(23)+6(12)+6(1)+7(16)] =259 g/mol BM2:[2(23)+1(12)+3(16)+2(1)+1(16)]=124 g/mol 500 ml 1,2 M Na 3 C 6 H 6 O 7 : 0,5 L x 1,2 mol/l x 259 g/mol= 155,4 g 500 ml 1,6 M Na 2 CO 3 H 2 O: 0,5 L x 1,6 mol/l x 124 g/mol= 99,2 g