DENGAN ASAM SITRAT: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl. Ria Septiani Sinaga, Danar Purwonugroho*, Darjito

dokumen-dokumen yang mirip
ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HNO 3 DAN WAKTU KONTAK TERHADAP DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat

Adsorpsi Seng(II) Menggunakan Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat. Mega Dona Indriana, Danar Purwonugroho*, Darjito ABSTRAK

ADSORPSI TEMBAGA(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla DIESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT ABSTRAK ABSTRACT

MODIFIKASI GUGUS AKTIF PERMUKAAN BIOMASSA Azolla microphylla MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT ABSTRAK ABSTRACT

ADSORPSITIMBAL(II) MENGGUNAKANBIOMASSA AzollamicrophyllaDIESTERIFIKASIDENGANASAMSITRAT

Yulia Nur Isnaini, Danar Purwonugroho*, Rachmat Triandi Tjahjanto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK EKSTRAKSI FASA PADAT KOBALT(II) DAN NIKEL(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla-silika DAN ELUEN LARUTAN HCl

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Cd(II) MENGGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

Adsorpsi Pb 2+ dan Zn 2+ pada Biomassa Imperata cylindrica

PENGARUH MODIFIKASI PERMUKAAN SELULOSA NATA DE COCO DENGAN ANHIDRIDA ASETAT DALAM MENGIKAT ION LOGAM BERAT Cd 2+ DALAM CAMPURAN Cd 2+ DAN Pb 2+

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI Ca 2+ MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh ph dan Waktu Kontak pada Adsorpsi Zn(II) Menggunakan Kitin Terikat Silang Glutaraldehid

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

DAYA SERAP KULIT KACANG TANAH TERAKTIVASI ASAM BASA DALAM MENYERAP ION FOSFAT SECARA BATH DENGAN METODE BATH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH PENAMBAHAN DOLOMIT TERHADAP KEKERASAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERAMIK DARI LUMPUR LAPINDO ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

ADSORPSI ION LOGAM Zn (II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Chlorella sp. YANG DIIMOBILISASI PADA SILIKA GEL

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

EKSTRAKSI SILIKA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN METODE KONTINYU ABSTRAK ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Larutan logam kromium yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Optimasi Kondisi Penyerapan Ion Aluminium Oleh Asam Humat

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

3. Metodologi Penelitian

EFEKTIFITAS BAGLOG DENGAN ENKAPSULASI ALGINATE GEL DALAM MENGADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE BLUE

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

OPTIMALISASI BIOSORPSI BEKATUL TERHADAP KALSIUM (Ca) DENGAN MENGGUNAKAN METODE BATCH

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB III METODE PENELITIAN

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

PENGARUH ph, DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Co(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Adsorpsi Pb 2+ dan Cu 2+ Menggunakan Kitosan-Silika dari Abu Sekam Padi

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

Maya Masriza 1), Shinta Elystia 2), Sri Rezeki Muria 2)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

4 Hasil dan Pembahasan

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

KAJIAN ADSORPSI KROM(III) PADA BIOMASSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT. THE STUDY OF ADSORPTION Cr(III) FROM EMPTY FRUIT BUNCHES BIOMASS

KARAKTERISASI KEASAMAN DAN LUAS PERMUKAAN TEMPURUNG KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BIOSORBEN ION Cd 2+

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Metodologi Penelitian

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur

OPTIMASI EKSTRAKSI SILIKA DAN ALUMINA DARI LUMPUR SIDOARJO ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS PARAMETER OPTIMUM PENYERAPAN KATION ZN(II) OLEH BIOMASSA Hydrilla verticillata

Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

STUDI KINETIKA ADSORPSI LARUTAN ION LOGAM KROMIUM (Cr) MENGGUNAKAN ARANG BATANG PISANG (Musa paradisiaca)

KAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Transkripsi:

KIMIA.STUDENTJURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 629-635, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 10 February 2015, Accepted 10 February 2015, Published online 11 February 2015 ADSRPSI SENG(II) LEH BIMASSA Azolla microphylla DIESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT: KAJIAN DESRPSI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl Ria Septiani Sinaga, Danar Purwonugroho*, Darjito Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email: danar@ub.ac.id ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang desorpsi seng(ii) yang terikat oleh biomassa Azolla microphylla diesterifikasi dengan asam sitrat menggunakan agen pendesorpsi larutan HCl. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum desorpsi seng(ii). Esterifikasi dilakukan dengan menambahkan 5 gram biomassa kering Azolla microphylla berukuran 120-150 mesh ke dalam 50 ml asam sitrat 0,8 M dan diaduk selama 2 jam. Campuran biomassa-sitrat dikeringkan pada suhu 60 o C hingga kering dan dilanjutkan dengan pemanasan selama 3,5 jam pada suhu 120 o C. Percobaan adsorpsi dilakukan dengan menambahkan adsorben ke dalam 25 ml larutan seng(ii) 100 mg/l ph 6 dan dikocok selama 45 menit. selanjutnya dilakukan percobaan desorpsi dengan menambahkan adsorben kering yang telah mengikat seng(ii) kedalam larutan HCl sebanyak 25 ml dengan variasi konsentrasi larutan HCl(0,1M;0,5M;1,0M;1,5M;2,0M) dan waktu kontak(30;45;60;75;90 menit). Konsentrasi seng(ii) yang terdesorpsi ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum desorpsi seng(ii) terjadi pada penggunaan larutan HCl 1,0 M dan waktu kontak 45 menit dengan persentase desorpsi sebesar 97,78%. Kata kunci : Azolla microphylla, desorpsi, esterifikasi, seng(ii) ABSTRACT Research about desorption of zinc(ii) bound by Azolla microphylla biomass esterified by citric acid using HCl solution has been performed. This research was conducted to determine optimum of desorption zinc(ii). Esterification performed by adding 5 grams of dry biomass Azolla microphylla 120-150 mesh into 50 ml of 0.8 M citric acid and stirred for 2 hours. Biomass-citrate was dried at 60 C until dry and followed by heating for 3.5 hours at 120 o C. Adsorption experiments carried out by adding the adsorbent in 25 ml of zinc(ii) 100 mg/l ph 6 and shaken for 45 minutes\ Desorption experiment is performed by adding the dry adsorbent which has binding zinc(ii) with 25 ml of HCl solution with various concentration of HCl solution(0.1m;0.5m;1m;1.5m;2m) and contact time(30;45;60;75;90 minutes). The concentration of zinc(ii) that was desorpted was determined using atomic absorption spectrophotometer. The results showed that the optimum conditions for the desorption of zinc(ii) occurred in the use of 1.0 M HCl solution and a contact time of 45 minutes with the desorption percentage of 97.78%. Keywords : Azolla microphylla, desorption, esterification, zinc(ii) PENDAHULUAN Untuk mengikat kontaminan seng(ii) yang terakumulasi dilingkungan dilakukan proses adsorpsi menggunakan biomassa tanaman Azolla microphylla yang dimodifikasi 629

menggunakan asam sitrat untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi. Gugus karboksil bebas asam sitrat meningkatkan muatan negatif sehingga meningkatkan potensi interaksi elektrostatik untuk mengikat kontaminan kationik [1]. Desorpsi adalah proses pelepasan kembali adsorbat dari adsorben ke dalam suatu larutan [2]. Mekanisme desorpsi yaitu logam dielusi dari biosorben oleh larutan pengelusi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa biomassa dapat dielusi dan diregenerasi dengan beberapa pelarut organik seperti metanol, etanol [3] atau dengan pelarut anorganik [4]. Penelitian tentang desorpsi oleh Wankasi [5] menyatakan bahwa HCl sebagai agen desorpsi terbaik. Hal ini disebabkan pada medium asam, gugus karboksil, karbonil, atau hidroksil pada adsorben menjadi terprotonasi dan tidak menarik ion logam yang bermuatan positif, sehingga terjadi pelepasan ion-ion logam ke dalam larutan atau agen desorpsi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri [6] dilaporkan bahwa konsentrasi larutan pendesorpsi berpengaruh terhadap desorpsi logam yang terikat pada biomassa Azolla microphylla. Semakin tinggi konsentrasi larutan pendesorpsi maka semakin banyak logam yang dapat didesorpsi. Mali [7] melaporkan bahwa banyaknya seng(ii) yang diperoleh sebanding dengan lamanya waktu kontak. Penelitian ini dilakukan dengan metode batch yang bertujuan untuk mengkaji kemampuan desorpsi seng(ii) menggunakan biomassa Azolla microphylla diesterifikasi dengan asam sitrat yang dioptimasi pada konsentrasi larutan pendesorpsi yaitu HCl dan waktu kontaknya. Konsentrasi seng(ii) yang terdesorpsi diukur konsentrasinya menggunakan spektrofotometer serapan atom. METDA PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berderajat pro analisis (p.a.) yaitu ZnCl 2, HN 3 (65 %, bj = 1,41 g/ml), NaH, dan HCl (37%, bj = 1,19 g/ml), Azolla microphylla, dan asam sitrat. Pada penelitian ini alat yang digunakan meliputi seperangkat alat gelas, blender, ayakan 120 mesh, ayakan 150 mesh, loyang, oven Fisher Scientific 655 F, pengaduk magnetik Thermo Scientific SP131320-33Q, pengocok listrik WiseShake SH-2D, sentrifuge Fisher Scientific, timbangan hauss PA214, dan Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu. 630

Prosedur Preparasi Adsorben Biomassa A. microphylla Biomassa kering dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan berukuran 120 mesh. Partikel yang lolos kemudian diayak kembali menggunakan ayakan 150 mesh. Partikel yang tidak lolos dari ayakan 150 mesh merupakan biomassa yang akan digunakan pada penelitian ini. Biomassa ini dicuci menggunakan HCl 0,01M sebanyak dua kali. Kemudian biomassa dibilas menggunakan aquades hingga diperoleh filtrat yang tidak membentuk endapan ketika ditambahkan larutan AgN3 0,1 M. kemudian dikeringkan pada oven dengan temperatur 60 o C sampai diperoleh berat konstan. Modifikasi Biomassa A. microphylla Diesterifikasi Asam Sitrat Sebanyak 5 gram bubuk biomassa A. microphylla ditambah dengan 50 ml larutan asam sitrat (C 6 H 8 7 ) 0,8 M dan diaduk selama 2 jam pada temperatur ruang (±25 o C) menggunakan pengaduk magnetik. Suspensi biomassa-sitrat dikeringkan dalam oven pada temperatur 60 o C selama 24 jam. Kemudian dioven kembali pada temperatur 120 o C selama 3,5 jam. Biomassa yang telah diesterifikasi menggunakan asam sitrat kering kemudian dicuci dengan akuades hingga ph filtrat sama dengan ph akuades. Biomassa dikeringkan dalam oven pada temperatur 60 o C sampai berat konstan dan disimpan dalam desikator. Adsorpsi Seng(II) Sebanyak 0,1 g adsorben biomassa esterifikasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. Selanjutnya sebanyak 25 ml larutan seng(ii) 100 mg/l ph 6 dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi biomassa esterifikasi. Larutan dikocok 125 rpm selama 60 menit. Setelah itu disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh dipisahkan dan dimasukkan dalam botol sampel. Konsentrasi seng(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA. Penentuan Konsentrasi ptimum HCl sebagai Larutan Pendesorpsi Seng(II) Sebanyak 25 ml HCl 0,5 M dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi biomassa kering yang telah mengikat seng(ii). Campuran dicokok menggunakan pengocok listrik selama 45 menit dengan kecepatan 125 rpm. Suspensi yang terbentuk disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh dipisahkan dan dimasukkan 631

ke dalam botol sampel. Konsentrasi seng(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA. Perlakuan yang sama dilakukan untuk variasi konsentrasi HCl yaitu 0,1M, 1M, 1,5M dan 2M. Penentuan Waktu Kontak ptimum Desorpsi Seng(II) Sebanyak 25 ml HCl dengan konsentrasi optimum dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml yang berisi biomassa kering yang telah mengikat seng(ii). Campuran dicokok 45 menit dengan kecepatan 125 rpm. Suspensi yang terbentuk disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh dipisahkan dan dimasukkan ke dalam botol sampel. Konsentrasi seng(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA. Perlakuan yang sama dilakukan untuk variasi waktu kontak desorpsi yaitu 30, 60, 75 dan 90 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Adsorpsi seng(ii) Proses adsorpsi dilakukan dalam metode batch yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan biomassa A. microphylla esterifikasi dalam mengikat logam seng(ii). Metode batch dipilih karena untuk ukuran biomassa yang kecil metode ini lebih efektif untuk mengikat logam (adsorpsi) dan reaksi yang terjadi pada metode ini lebih mudah di kontrol. Gugus karboksil dari biomassa mengikat seng(ii) sehingga akan terjadi proses adsorpsi. Adsorpsi relatif sama yaitu 29-39%. Salah satu kemungkinan mekanisme reaksi yang terjadi pada pengikatan ion logam seng(ii) oleh biomassa A. microphylla ditampilkan pada Gambar 1. Biomassa C H disosiasi Biomassa C +H + Biomassa C +Zn 2+ Biomassa C Zn 2+ Gambar 1. Reaksi pengikatan seng(ii) oleh biomassa Gaya elektrostatik timbul karena adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang berlawanan muatan. Gaya tersebut akan menimbulkan tarikan ion-ion ke permukaan adsorben yang muatannya berlawanan. Pada saat adsorpsi seng(ii) oleh biomassa esterifikasi terjadi interaksi elektrostatik antara muatan negatif dari gugus karboksil di biomassa dengan muatan positif dari larutan seng(ii). Kekuatan tarik menarik antar muatan positif dan negatif ini yang mendorong terjadi interaksi elektrostatik sehingga logam seng(ii) dapat terikat pada biomassa. 632

Pengaruh Konsentrasi Larutan HCl terhadap Desorpsi Seng(II) Desorpsi dapat terjadi apabila proses adsorpsi yang terjadi sudah maksimal, permukaan adsorben jenuh atau tidak mampu lagi menyerap adsorbat dan terjadi kesetimbangan. Desorpsi biomassa dapat dilakukan dengan menggunakan larutan tertentu untuk memulihkan kemampuan biomassa agar tidak rusak dan dapat digunakan kembali. Percobaan ini menggunakan larutan pendesorpsi yaitu HCl. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi larutan pendesorpsi dengan variasi konsentrasi 0,1 M; 0,5 M; 1 M; 1,5 M dan 2 M. Dari variasi konsentrasi yang dilakukan diperoleh data persen desorpsi yang meningkat hingga diperoleh konsentrasi optimum untuk larutan pendesorpsi yaitu pada konsentrasi 1 M. Hubungan variasi konsentrasi terhadap persen desorpsi seng(ii) disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2. Grafik pengaruh konsentrasi HCl terhadap persen desorpsi seng(ii) Meningkatnya konsentrasi HCl berbanding lurus dengan persen desorpsi dari logam seng(ii) yang terikat pada biomassa A. microphylla esterifikasi. Peningkatan persen desorpsi terjadi hingga Konsentrasi HCl 1M yaitu 97,78%. Pada saat konsentrasi HCl 1,5 M dan 2 M terjadi penurunan persen desorpsi yang tidak terlalu jauh. Untuk mendesorpsi logam digunakan larutan pendesorpsi yang bersifat asam. Hal ini disebabkan untuk mengganti ion logam yang terikat pada biomassa, diperlukan proton dari larutan pendesorpsi. Pada saat konsentrasi HCl 0,1 M persen desorpsi yang diperoleh cukup rendah yaitu 69,19%. Hal ini terjadi karena pada konsentrasi larutan pendesorpsi yang rendah akan mnyebabkan interaksi elektrostatik menjadi lebih lemah. Dengan meningkatnya konsentrasi larutan pendesorpsi maka meningkat pula jumlah H + atau proton dari HCl yang akan melepas logam seng(ii) yang terikat pada biomassa A. microphylla esterifikasi sehingga persen desorpsi juga semakin meningkat. Salah satu mekanisme desorpsi seng(ii) yang terikat 633

pada biomassa A. microphylla yaitu seng(ii) yang bermuatan positif dan terikat pada muatan negatif dari biomassa akan digantikan dengan H + dari larutan pendesorpsi sehingga logam seng(ii) dapat lepas dan H + akan berikatan dengan biomassa A. microphylla. Pengaruh Waktu Kontak terhadap Desorpsi Seng(II) Pengaruh waktu kontak yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui waktu kontak paling optimum yang diperlukan untuk memperoleh kembali seng(ii) yang terikat pada biomassa A. microphylla esterifikasi. Pengaruh dari waktu kontak dikaji dengan melakukan variasi waktu kontak yaitu 30, 45, 60, 75 dan 90 menit menggunakan metode batch dan dilakukan pada konsentrasi optimum larutan HCl yaitu 1 M. Lamanya waktu kontak pada desorpsi logam seng(ii) mempengaruhi persen desorpsi yang diperoleh. Semakin lama waktu kontak desorpsi maka kontak antara H + dari HCl dan seng(ii) akan semakin lama sehingga akan diperoleh seng(ii) yang maksimal yang lepas dari biomassa. Dari variasi waktu kontak yang dilakukan diperoleh data persen desorpsi yang meningkat hingga diperoleh waktu kontak. Hubungan antara variasi waktu kontak dengan persen desorpsi seng(ii) disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Grafik pengaruh waktu kontak terhadap persen desorpsi seng(ii) Dari grafik diatas terjadi peningkatan persen desorpsi dari waktu kontak 30 menit dan 45 menit, ini menunjukkan bahwa peningkatan lama pengocokan akan meningkatkan persen desorpsi logam seng(ii). Pada waktu kontak diatas 45 menit, yaitu pada variasi waktu kontak 60, 75 dan 90 menit, terjadi penurunan persen desorpsi yang tidak terlalu jauh. Kesetimbangan terjadi pada waktu kontak 45 menit sehingga pada waktu kontak 60 menit ke atas terjadi penurunan persen desorpsi yang disebabkan sisi aktif dari permukaan biomassa sudah jenuh. Sisi aktif dari biomassa ini jenuh karena terjadi kesetimbangan termodinamik 634

antara adsorpsi dan desorpsi. Kesetimbangan biosorpsi tergantung pada sifat ion logam, berat dan jenis biosorben. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi HCl dan waktu kontak berpengaruh terhadap desorpsi seng(ii). Kondisi optimum desorpsi seng(ii) oleh biomassa Azolla microphylla yaitu pada penggunaan HCl 1,0 M dan waktu kontak 45 menit dengan persen desorpsi sebesar 97,78%. DAFTAR PUSTAKA 1. Mao J., Won S. W., Choi S. B., Lee M. W., dan Yun Y. S., 2009, Surface Modification of The Corynebacterium glutamicum Biomass to Increase Carboxyl Binding Site for Basic Dye Molecules, Biochemical Engineering Journal, 46, pp. 1-8. 2. Triani L., 2006, Desorpsi Ion Logam Tembaga(II) dari Biomassa Chorella sp yang Terimobilisasi dalam Silica Gel, Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Semarang. 3. Aksu Z., 2005, Application of Biosorption for The Removal of rganic Pollutants: A Review, Process Biochem, 40, 997 1026. 4. Saeed A. dan Iqbal M., 2003, Bioremoval of Cadmium from Aqueous Solution by Black Gram Husk (Cicer arientinum), Water Research, 37, 3472 3480. 5. Wankasi, 2005, Desorption of Pb 2+ and Cu 2+ from Nipa Palm (Nypa fruticans Wurmb) Biomass, Nigeria, Niger Delta University. 6. Putri S.A., 2012, Pengaruh Konsentrasi Eluen Terhadap Pemekatan Kobal(II) dengan Ekstraksi Fasa Padat Menggunakan Azolla microphylla-silika, Skripsi, Jurusan Kimia Universitas Brawijaya, Malang. 7. Mali A., Pandit V., dan Majumder D. R., 2014, Biosorption and Desorption of Zinc And Nickel from Wastewater by Using Dead Fungal Biomass of Aspergillus flavus, International Journal Technical Research An Application, vol. 2, pp. 42-46. 635