BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Astrada, 2014 Studi pelaksanaan standar proses di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 terpadu Ngabang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)

2014 STUD I RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI D I PERGURUAN TINGGI DAN D I SMK D ENGAN STAND AR UJI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

Dr.Burhanuddin Tola, M.A. NIP i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Romadhona, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

MATERI KULIAH PENGAJARAN MIKRO MODUL DWI RAHDIYANTA FT-UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yulqi Azka Shiyami, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilaksanakan untuk kelulusannya. Siswa sekolah menengah. Sekolah, Ujian Nasional dan Uji Kompetensi siswa.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

ISBN LAPORAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Struktur Kurikulum..

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya harus menyentuh aspek yang paling penting, yakni tersedianya lulusan yang kompeten. Di samping itu akuntabilitas tertinggi dari penyelenggaraan SMK adalah tingginya keterserapan lulusan di dunia kerja. Dalam konteks pemikiran seperti ini, peningkatan kuantitas dan perbaikan kualitas sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan syarat perlu dan syarat cukup (necessary and sufficient condition) bagi tersedianya angkatan kerja yang diharapkan mampu memainkan peran sebagai aset pembangunan bukan sebaliknya malah menjadi beban. Secara spesifik pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya diselenggarakan untuk mempersiapkan tenaga kerja terampil tingkat menengah untuk mendukung pembangunan sebagai sektor perekomomian bangsa, seperti: 1. Melakukan transformasi status siswa, dari manusia beban menjadi manusia aset ; 2. Mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bagi pembangunan sektor industri dan sektorsektor ekonomi lainnya di Indonesia; 3. Memberi bekal bagi siswa/tamatan untuk berkembang secara berkelanjutan (Dir Pembinaan SMK, 2006). SMK Negeri 6 Bandung merupakan salah satu dari sekolah kejuruan bidang teknologi dan rekayasa di kota Bandung yang tercatat hanya memiliki dua sekolah kejuruan dengan kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB). 1

2 Hal ini tentu membuat SMK Negeri 6 Bandung memegang peranan penting dalam menciptakan lulusan yang kompeten agar siap terjun ke dunia industri khususnya bidang konstruksi. Mengikuti perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, teknologi dan industri yang terus melaju pesat, tamatan dari kompetensi keahlian TGB ini dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kompetensi tenaga kerja bidang konstruksi di kota Bandung. Di kota Bandung sendiri terdapat beberapa jenis perusahaan yang bisa menjadi lahan pekerjaan bagi tamatan dari TGB di SMK Negeri 6 Bandung ini seperti perusahaan konsultan bangunan, kontraktor dan developer rumah tinggal. Maka untuk memenuhi tuntutan kompetensi yang ada di industri tersebut, SMK Negeri 6 Bandung berupaya membentuk kompetensi siswa dengan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembenahan kurikulum. Kurikulum yang digunakan TGB di SMK Negeri 6 Bandung ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dicanangkan pemerintah sejak tahun 2006. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD), dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

3 KTSP yang digunakan dalam pembelajaran di SMK Negeri 6 Bandung terbagi atas program adaptif, program normatif, program produktif, muatan lokal, dan pengembangan diri. Sementara program lain berisikan mata diklat yang ditujukan untuk melatih siswa membentuk kemampuan akademik, keterampilan dan kepribadian secara umum, program produktif lebih spesifik berisikan mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar dunia industri. Program produktif ini bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Oleh karena itu pada panduan kurikulum TGB SMK Negeri 6 Bandung ditekankan bahwa: Program produktif ini merupakan spesialisasi yang menjadi ciri khas kemampuan yang harus dimiliki dan disandang oleh tamatan dalam upaya mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi. Program produktif ini terbagi dalam dua jenis kompetensi yaitu Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Setiap kompetensi ini dilengkapi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD). SK disusun dan dirancang untuk menjadi dasar mata diklat atau mata pelajaran pada kompetensi keahlian TGB di SMK Negeri 6 Bandung. Sedangkan KD menjadi menjadi deskripsi lebih lengkap mengenai kompetensi pembelajaran apa saja yang akan dibahas saat pelaksanaan tindakan di kelas bagi peserta didik. Setelah melalui proses kajian dan telaah secara singkat, fakta di lapangan ternyata tidak sesuai dengan teori yang telah dicatatkan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui pembenahan program produktif pada KTSP di TGB SMK Negeri 6 Bandung ini tidak luput dari berbagai kendala. Uraian yang

4 diungkapkan dalam Suara Merdeka Cybernews pada minggu ke-3 Juli 2010 sebagai berikut: Melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dilakukan uji kompetensi siswa, sehingga siswa memiliki sertifikat kompetensi. Namun hasil uji kompetensi tidak sepenuhnya diakui dunia usaha/industri, karena mereka lebih memilih menilai kompetensi sendiri secara langsung. Tuntutan dunia usaha/industri cenderung memilih jalan sendiri, artinya tidak memilih ukuran kompetensi lulusan SMK menurut versi Kemendiknas dan juga tidak menurut versi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) atau LSP. Kondisi ini turut berdampak pada TGB SMK Negeri 6 Bandung yang sulit meningkatkan nilai keterserapan lulusannya di dunia kerja, dikarenakan banyak pihak industri yang lebih memilih menerima tenaga kerja hanya dengan melihat dari pengalaman kerja lulusan. Hal ini menjelaskan bahwa teori yang menyatakan program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi belum bisa diterima dan dibenarkan, karena kompetensi yang menjadi bekal lulusan TGB tersebut justru diabaikan oleh industri itu sendiri. Tampak jelas bahwa program produktif dalam KTSP dan kompetensi yang ada pada dunia industri tidak berjalan beriringan, tetapi justru berjalan masing-masing tanpa adanya keterkaitan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk melakukan kajian mengenai kesesuaian dari kurikulum yang digunakan di TGB SMK Negeri 6 Bandung tersebut ditinjau dari kebutuhan yang ada di dunia industri melalui penelitian KTSP di TGB SMK Negeri 6 Bandung kepada beberapa perusahaan yang tergabung dalam lembaga asosiasi bidang konstruksi seperti INKINDO (konsultan), GAPENSI (kontraktor), dan REI (developer) di kota Bandung.

5 B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan pengungkapan dengan lebih jelas mengenai situasi tertentu yang menjadi permasalahan yang timbul dan akan diteliti lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran di kompetensi keahlian TGB SMK Negeri 6 Bandung belum sepenuhnya memenuhi tuntutan kompetensi industri. 2. Adanya kesenjangan antara pelaksanaan proses pembelajaran di kompetensi keahlian TGB SMK Negeri 6 Bandung dengan pelaksanaan pekerjaan sesungguhnya di industri. 3. Pelaksanaan praktek dan pemberian tugas-tugas yang ada di kompetensi keahlian TGB SMK Negeri 6 Bandung belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan yang ada di industri, terutama dalam praktek menggambar menggunakan perangkat teknologi. 4. Struktur dan isi program pembelajaran pada KTSP di SMK Negeri 6 Bandung pada kompetensi keahlian TGB belum sepenuhnya mendukung terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia industri. C. Pembatasan Masalah Penulis membuat batasan masalah dalam penelitian ini agar dapat dihasilkan pemecahan masalah yang tepat, fokus dan terarah. Batasan masalah pada penelitian ini menurut identifikasi masalah sebelumnya yaitu:

6 1. Kompetensi keahlian yang diteliti adalah Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 6 Bandung. 2. Kajian kesesuaian pada KTSP di TGB SMK Negeri 6 Bandung ini adalah pada tahun 2010 sesuai dengan sumber data kurikulum terbaru yang dimiliki sekolah. 3. KTSP yang menjadi bahasan akan dibatasi pada pengembangan kelompok program produktif di TGB kelas X, XI dan XII berdasarkan bahan atau isi dari kompetensi kejuruan yang diterapkan. 4. Studi yang diambil adalah mengenai kesesuaian struktur atau isi pada program produktif KTSP di TGB SMK Negeri 6 Bandung terhadap kompetensi kerja lulusan yang dibutuhkan di dunia industri. D. Rumusan Masalah Adanya rumusan masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kesesuaian antara struktur atau isi pada program produktif KTSP di kompetensi keahlian TGB SMK Negeri 6 Bandung dengan kebutuhan di dunia industri?. E. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pada pembatasan masalah sebelumnya, maka untuk memfokuskan penelitian ini diperlukan adanya pertanyaan penelitian sesuai dengan masalah bagaimanakah kesesuaian antara struktur atau isi pada program

7 produktif KTSP di kompetensi keahlian TGB SMK Negeri 6 Bandung dengan tuntutan di dunia industri sebagai berikut: 1. Bagaimanakah KTSP pada kompetensi keahlian TGB SMK Negeri 6 Bandung untuk membentuk lulusan yang kompeten? 2. Bagaimanakah dunia industri memandang kompetensi lulusan dari TGB sebagai tenaga kerja menengah terampil yang berkompetensi? 3. Bagaimanakah struktur dan isi program pembelajaran pada KTSP di TGB SMK Negeri 6 Bandung disesuaikan dengan kebutuhan di dunia industri? 4. Apakah KTSP pada kompetensi keahlian TGB SMK Negeri 6 Bandung telah sesuai dalam menciptakan kompetensi lulusan berkualifikasi sebagai tenaga kerja terampil bagi kebutuhan dunia industri bidang konstruksi? F. Penjelasan Istilah dalam Judul Suatu istilah dapat saja diinterpretasikan berbeda. Oleh karena itu, peneliti memberikan batasan istilah agar kita memiliki interpretasi yang sama. Batasan istilah yang dimaksud sebagai berikut: 1. Kajian merupakan hasil kajian, kaji adalah penyelidikan dan telaah dengan pemikiran atau penelitian. Sedangkan sesuai merupakan berpadanan; berpatutan; selaras (dengan). Kajian kesesuaian disimpulkan merupakan telaah dengan pemikiran atau penelitian terhadap kepadanan atau kepatutan (KBBI, 617-618).

8 2. Kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution. S, 2009: 5). 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD), dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No.20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. 4. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 5. Teknik Gambar Bangunan merupakan salah satu kompetensi keahlian di SMK Negeri 6 Bandung pada bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa,

9 dibawah program keahlian Teknik Bangunan, yang berfokus pada keahlian siswa di bidang ilmu konstruksi dan bangunan (Spektrum Keahlian, 2008). 6. Dunia usaha/dunia industri yaitu lapangan kerja yang memerlukan tenagatenaga ahli yang terampil dalam pelaksanaan kinerjanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. G. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini difokuskan pada dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian KTSP yang berlaku pada saat ini terhadap tuntutan dan kebutuhan di dunia industri berkaitan dengan kinerja para lulusan kompetensi keahlian TGB. Sedangkan tujuan khususnya dibatasi pada upaya peneliti untuk: 1. Mengetahui ruang lingkup KTSP dalam memenuhi tuntutan dan kebutuhan kompetensi bagi para lulusan. 2. Mencatat dan menelaah bidang kerja dalam tuntutan kompetensi kerja di lapangan industri bidang jasa konstruksi bangunan yang disesuaikan dengan standar kompetensi kerja bagi lulusan kompetensi keahlian TGB jenjang SMK. 3. Mengetahui kesesuaian struktur atau isi KTSP kelompok mata diklat program produktif di TGB SMK Negeri 6 Bandung yang sedang berjalan dalam memberikan dukungannya terhadap kinerja lulusan sesuai tuntutan dan kebutuhan kinerja di industri.

10 H. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi pihak-pihak bidang pendidikan maupun instansi-instansi terkait sebagai berikut. 1. Memberikan informasi kepada pelaksana atau lembaga pendidikan dalam pengembangan struktur atau isi yang baik tercakup dalam KTSP di SMK bidang Teknologi dan Industri khususnya pada kompetensi keahlian TGB. 2. Bagi lembaga industri terkait semoga dapat menjadi lahan informasi untuk lebih mengerti bagaimana pendidikan kejuruan bertumbuh/berkembang isi dan tujuan pendidikannya, sehingga menjadikan lembaga industri dapat berkontribusi dan bekerjasama dengan pihak pendidikan untuk memberikan ilmu pengetahuan yang tepat dan sesuai bagi siswa sebagai praktikan yang menjalani pelatihan di lembaga tersebut.