BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Biokimia, dan Gizi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Jl. Plamongan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

Transkripsi:

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro untuk pengandangan hewan coba dan pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dimulai dari tahap penyusunan proposal. 4.3 Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan desain post test only control group design pada tikus wistar. Perlakuan yang diberikan yaitu dengan memberikan ubi ungu (Ipomoea batatas L.) ad libitum dan minyak goreng pemanasan berulang, sedangkan keluarannya (outcome) adalah kadar MDA dalam serum tikus wistar. 29

30 K1 K2 O K1 O K2 Wistar R K3 O K3 P1 O P1 Gambar 10. Skema penelitian Keterangan: R : Randomisasi K1 : Kontrol negatif (diet standar) K2 : Kontrol positif yang diberi minyak goreng dengan pemanasan berulang dan diet standar selama 4 minggu K3 : Kontrol positif yang diberi diet standar dan ubi ungu ad libitum selama 4 minggu P1 : Kelompok perlakuan yang diberi minyak goreng dengan pemanasan berulang, ubi ungu ad libitum dan diet standar selama 4 minggu O K1 : Kadar MDA serum kelompok K1 O K2 : Kadar MDA serum kelompok K2 O K3 : Kadar MDA serum kelompok K3 O P1 : Kadar MDA serum kelompok P1 4.4 Populasi dan sampel 4.4.1 Populasi penelitian Populasi pada penelitian ini adalah tikus jantan galur wistar.

31 4.4.2 Sampel penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus jantan galur wistar yang dikandangkan dalam kandang yang terbuat dari bahan stainless steel dengan siklus pencahayaan 12 jam, mendapat makan dan minum ad libitum dan suhu kandang 28-32 o C. Galur wistar jantan dipilih karena memiliki karakteristik mirip manusia dari data dasar fisiologis dan metabolisme untuk pemeriksaan MDA. Sampel penelitian adalah tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 4.4.2.1 Kriteria inklusi - Tikus wistar jantan - Berat badan tikus normal (150-220 gram) - Usia 12 minggu sebelum dilakukan adaptasi - Kondisi sehat (aktif dan tidak ada kelainan anatomis) 4.4.2.2 Kriteria eksklusi - Tikus tidak bergerak secara aktif - Tikus mengalami penurunan berat badan (<100 gram) - Tikus mengalami perubahan perilaku (tidak mau makan, lemas) - Tikus mati selama masa penelitian 4.4.2.3 Cara sampling Sampel didapatkan dengan mengalokasikan kelompok berdasarkan cara simple random sampling.

32 4.4.2.4 Besar sampel Besar sampel ditentukan berdasarkan kriteria World Health Organization dalam Research Guideline for Evaluating The Safety and Efficacy of Herbal Medicines, yaitu jumlah minimal 5 ekor tiap kelompok. Penelitian ini menggunakan 6 ekor tikus untuk setiap kelompok. Pada penelitian ini terdapat tiga kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan, sehingga berdasarkan ketentuan tersebut, didapatkan jumlah total sampel sebesar 24 ekor. 4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel bebas - Ubi ungu (Ipomoea batatas L.) ad libitum - Minyak goreng pemanasan berulang 4.5.1 Variabel tergantung - Kadar MDA serum darah 4.6 Definisi operasional Tabel 5. Definisi operasional Variabel Definisi Operasional dan Cara Unit Skala Pengukuran Diet standar Diet standar yang digunakan adalah gram Nominal pellet jenis P594 ad libitum dengan sediaan 20 gram dan air minum yang diberikan setiap sore hari.

33 Minyak Minyak goreng yang digunakan adalah ml Nominal goreng minyak goreng bermerek Tropical. dengan Proses pemanasan dimulai dengan pemanasan memasukkan minyak goreng segar ke berulang dalam ketel sebanyak ±2000 ml, kemudian ketel dipanaskan hingga suhu mencapai 200 o C selama 15 menit. Setelah 15 menit minyak di dalam ketel didiamkan hingga dingin dan dilanjutkan pemanasan berikutnya sampai pemanasan ke-4.minyak yang digunakan untuk pengulangan adalah minyak yang sama (tidak diganti dan tidak dilakukan penambahan volume minyak segar). Setelah pemanasan ke-4, minyak didinginkan kemudian disondase kepada kelompok K2 dan P1 dengan dosis 3 ml/ekor/hari selama 28 hari. Jika ada sebagian minyak yang keluar saat proses sondase, maka dilakukan sondase ulang. Ubi ungu Ubi ungu dibeli dari Pasar Bandungan, gram Rasio Kabupaten Semarang. Ubi ungu dicuci bersih kemudian dikukus dengan suhu 75 o C selama 20 menit. Ubi ungu dipotong kotak ukuran 1 cm 3 dan diberikan secara ad libitum dengan takaran 30 gram/tikus per hari pada pagi hari. Pada pagi keesokan harinya dilakukan pengukuran sisa ubi ungu untuk mengetahui banyaknya ubi ungu yang dikonsumsi wistar.

34 MDA Merupakan hasil sekunder radikal bebas nmol Rasio yang diukur pada serum wistar /ml menggunakan spektrofotometer dengan metode TBARS. Tidak dilakukan pemuasaan pada tikus wistar sebelum diukur kadar MDA serum. 4.7 Cara pengumpulan data 4.7.1 Bahan a. Tikus wistar jantan b. Ransum pakan standar untuk hewan coba c. Minyak goreng jelantah d. Ubi ungu e. Larutan EDTA f. Larutan TCA 15% g. Larutan TBA 0,37% dalam HCl 0,25N h. Aquadest 4.7.2 Alat a. Kandang tikus b. Sonde lambung c. Timbangan d. Disposable syringe e. Tabung reaksi

35 f. Spektrofotometer g. Mikropipet 100 µ h. Cuvet i. Waterbath j. Spektrofotometer Stat Fax 3300 k. Sentrifuge 4.7.3 Jenis data Pemeriksaan kadar MDA serum setelah pemberian ubi ungu pada tikus wistar yang diberi minyak goreng pemanasan berulang merupakan data primer. 4.7.4 Cara Kerja 1. Pembuatan minyak goreng pemanasan berulang Minyak goreng segar dimasukkan ke dalam ketel sebanyak ±2000 ml, kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 200 o C selama 15 menit. Pengukuran suhu minyak dengan termometer dimaksudkan untuk menjaga agar suhu minyak konstan, dan waktu mulai dihitung jika suhu sudah mencapai 200 o C. Setelah 15 menit minyak di dalam ketel didiamkan hingga dingin dan dilanjutkan pemanasan berikutnya sampai pemanasan ke-4. Minyak yang digunakan untuk pengulangan adalah minyak yang sama (tidak diganti dan tidak dilakukan penambahan volume minyak segar). 52

36 2.Pembuatan pakan ubi ungu Ubi ungu yang telah dicuci bersih kemudian dikukus dengan suhu 75 o C selama 20 menit. Ubi ungu dipotong kotak ukuran 1 cm3 dan diberikan secara ad libitum dengan takaran 30 gram/tikus per hari pada pagi hari. Pada pagi keesokan harinya dilakukan pengukuran sisa ubi ungu untuk mengetahui banyaknya ubi ungu yang dikonsumsi wistar. 3. Perlakuan Terhadap Hewan Coba Seluruh sampel dikandangkan secara individual di Laboratorium Biokimia. Selama penelitian, wistar mendapat pakan dan minum standar yang sama. Untuk adaptasi, selama 7 hari seluruh wistar hanya diberi pakan dan minum standar ad libitum. Pada hari ke-8, wistar dibagi secara acak ke dalam 4 kelompok: K1 : K2 : wistar mendapat diet standar wistar mendapat diet standar dan minyak goreng yang telah dipanaskan berulang K3 : P1 : wistar mendapat diet standar dan ubi ungu ad libitum wistar mendapat diet standar, minyak goreng yang telah dipanaskan berulang, dan ubi ungu ad libitum

37 Perlakuan dilakukan per hari 8 sampai 35. Pada hari ke-35 dilakukan pengambilan sampel darah dari aorta untuk kelompok K1, K2 dan P1. Sebelum pengambilan darah, terlebih dahulu dilakukan pembiusan dengan eter. Kemudian dilakukan insisi vertikal pada regio abdomen wistar menggunakan scalpel. Setelah itu, tulang iga dipatahkan sehingga dapat terlihat jantung wistar. Darah langsung diambil dari aorta sebanyak ± 3ml dengan spuit dan ditampung dalam tabung reaksi yang telah terisi 2 tetes antikoagulan EDTA. Setelah didapatkan sampel darah, selanjutnya dilakukan pengukuran kadar MDA serum sebagai data akhir. 4. Pengukuran kadar MDA Pengukuran kadar MDA dapat dilakukan dengan metode TBARS (Thiobarbituric acid reactive substance) dengan cara seperti berikut: 1. Ambil darah wistar sebanyak 3cc, masukan dalam tabung sentrifuge yang telah diberi 2 tetes EDTA. 2. Sampel darah yang telah disentrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit diambil supernatannya sebanyak 200 µl masukan ke dalam tabung sentrifuge yang kosong. 3. Tambahkan dengan larutan TCA 15% sebanyak 2000µl. 4. Tambahkan dengan larutan TBA 0,37% dalam HCl 0,25 N sebanyak 2000µl 5. Panaskan dalam waterbath pada suhu 95 o c selama 60 menit. 6. Dinginkan pada suhu ruang diatas ice bath selama 15 menit.

38 7. Sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 3000 rpm. 8. Ambil supernatant dan masukan ke dalam cuvet. 9. Baca absorbansi supernatant dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 545 nm. 53

39 4.8 Alur penelitian 24 ekor wistar jantan umur 8 minggu berat badan 150-220 gram Adaptasi diet standar 7 hari Randomisasi K1 (6 wistar) K2 (6 wistar) K3 (6 wistar) P1 (6 wistar) Diet standar 28 hari Diet standar + minyak 28 hari Diet standar + ubi ungu ad libitum 28 hari Diet standar + minyak + ubi ungu ad libitum 28 hari Pengambilan darah Analisis kadar MDA darah (data akhir) Gambar 11. Alur penelitian

40 4.9 Analisis data Analisa data menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 17.0 for Windows. Data primer yang didapatkan dilakukan uji normalitas data dengan uji Saphiro-Wilk untuk melihat sebaran distribusi data. Karena pada penelitian ini didapatkan distribusi data normal dan data homogen, maka untuk menganalisis perbedaan antar kelompok dilakukan uji parametrik One-way ANOVA dengan nilai derajat kemaknaan adalah apabila p 0,05 pada interval kepercayaan 95%. Hasil uji one-way ANOVA menghasilkan nilai p= 0,267 yang berarti tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok, sehingga tidak dilakukan analisis data menggunakan uji post-hoc. 4.10 Etika penelitian Ethical clearance diperoleh dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang.

41 4.11 Jadwal penelitian Tabel 6. Jadwal penelitian Kegiatan Bulan ke- (Tahun 2013) 1 2 3 4 5 6 Studi literatur Penyusunan proposal Seminar proposal Persiapan peminjaman laboratorium Persiapan alat dan bahan Penelitian Analisis data dan evaluasi Penulisan laporan Seminar hasil