BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan matematika

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Sampai saat ini, matematika merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Hanif,2013

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

I. PENDAHULUAN. mengatasi kesulitan belajar. Guru juga perlu mengadakan berbagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, cara pemecahan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang sudah bukan zamannya lagi matematika menjadi momok bagi para siswa. Hal itu dapat diatasi dengan penanganan yang tepat, salah satunya adalah menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dengan meninjau kemampuan siswa. Menurut Wahyudin (Kulsum, 2008), sukarnya mempelajari dan mengajarkan matematika bukan berarti tidak bisa diupayakan dengan mudah, asalkan para guru mau mengupayakan berbagai macam strategi, metode, media, maupun pendekatan dalam pembelajaran matematika, sehingga matematika mudah diajarkan oleh guru dan mudah dipelajari oleh siswa. Pendidikan matematika berkontribusi sangat besar dalam kehidupan anak, yang mana dapat membuat anak berpikir kritis, logis, dan kreatif. Namun pada kenyataannya pelajaran matematika kurang digemari oleh para siswa dikarenakan beberapa masalah yang timbul saat proses pembelajaran berlangsung. Disinilah peran pendidik sangat dibutuhkan, yaitu dengan membangkitkan keinginan siswa untuk belajar matematika. Banyak sekali cara yang bisa digunakan yaitu menerapkan model, metode, pendekatan, dan teori belajar yang telah disediakan oleh para ahli terdahulu yang dapat membantu proses belajar untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sifat dasar anak cenderung menyukai kegiatan-kegiatan yang aktif. Menurut Azzet (2011), pendidikan yang membebaskan adalah sebuah model pendidikan yang murid berperan aktif dalam proses belajar yang sedang berlangsung. Jika guru yang lebih berperan aktif maka dinilai tidak membuat murid dapat berkembang dengan baik karena komunikasi hanya dilakukan satu arah, yaitu dari guru kepada siswa. Guru diharapkan mampu merencanakan pembelajaran yang dapat melibatkan anak dalam pembelajaran matematika yang aktif dan mampu menumbuhkan jiwa yang kreatif. Namun hal yang terjadi di lapangan tidak demikian, pada saat penulis melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMA Negeri 9 Malang masih ditemukan pembelajaran yang berpusat pada guru 1

dan sedikitnya keaktifan siswa. Oleh karena itu, siswa jarang sekali menyampaikan ide-idenya. Maka dapat diketahui permasalahan yang muncul dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut: (1) Guru masih sering kali menggunakan metode konvensional, (2) Proses pembelajaran yang dilaksanakan bersifat teacher centered, (3) Minat siswa yang kurang dalam mengikuti pelajaran, (4) Nilai ratarata siswa masih di bawah KKM yaitu 78. Sebagian proses yang dilakukan oleh guru belum memberikan kesempatan secara maksimal pada siswa unruk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep. Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga siswa terlihat kurang aktif dalam bertanya dan mengungkapkan ide. Hal ini menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran di kelas. Dari fakta tersebut membuktikan banyak siswa yang masih merasa kesulitan memecahkan masalah dalam matematika. Oleh sebab itu dibutuhkan upaya untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan tersebut yaitu ketepatan memilih metode pembelajaran yang digunakan. Menurut guru matematika SMAN 9 Malang, siswa akan tertarik dan antusias mengikuti pelajaran jika disajikan metode pembelajaran yang menarik dan seru serta dapat mengeksplor diri mereka baik dari sisi aktivitas dan ketrampilan. Sudah seharusnya pembelajaran matematika menjadi pembelajaran yang bermakna dan memudahkan bagi siswa. Selain itu, siswa mendapatkan hasil dan melakukan langkah penyelesaian yang tepat. Metode yang dipilih yaitu metode mind mapping. Mind mapping merupakan suatu metode pembelajaran yang baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dan daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi (Sugiarto, 2004). Menurut Buzan (2013) Mind mapping merupakan metode pencatatan yang menggunakan visualisasi dengan teknik grafis (kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang) yang menyediakan kata kunci yang dibuat sesuai alur berpikir siswa sendiri. Metode mind mapping adalah metode yang tepat karena dapat membuat siswa aktif membentuk konsep berpikirnya dan dituangkan dalam ide-ide kreatif untuk memaparkannya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Mind mapping juga memudahkan siswa dalam memahami informasi dan mengelolanya menjadi kumpulan pengetahuan. Maka dari itu akan terwujud 2

siswa yang kreatif, inovatif, aktif, berpengetahuan dan berketerampilan. Maka dapat mengatasi masalah minat belajar siswa karena mind mapping dapat menarik siswa untuk beraktivitas di dalam kelas, dan secara tidak langsung membuat guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Siklus ACE (Activity, Class Discussion, Exercise) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang meliputi konstuksi aktifitas, diskusi kelas, dan latihan. Dalam Activity siswa diarahkan membentuk pengetahuan dengan informasi-informasi yang tersedia. Class discussion merupakan wadah bagi siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang telah mereka dapatkan sebelumnya, diskusi kelas dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat di depan umum. Exercise adalah tahap terakhir yaitu untuk menguji kemampuan siswa. Dengan siklus ACE siswa akan terlatih menjadi siswa yang aktif, disiplin serta berpengetahuan. Selain itu juga dapat melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat atau bertanya. Dengan semikian siklus ACE dapat mengatasi masalah hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM. Pendekatan yang cocok dengan metode mind mapping adalah siklus ACE karena dapat mengatasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam pembelajaran ini, siswa akan aktif dalam diskusi kelompok untuk membuat mind mapping dan memaparkannya dalam diskusi kelas, dengan demikian siswa tidak merasa bosan dan dapat memahami materi dengan cara yang mereka sukai. Secara langsung hal tersebut akan memudahkan siswa untuk belajar dan berdampak pada hasil belajar yang akan meningkat. Berdasarkan permasalahan dan fakta yang telah disebutkan diatas, untuk itu peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Metode Mind Mapping dengan Pendekatan Siklus ACE dalam Pembelajaran Matematika Kelas X di SMAN 9 Malang. 1.2 Rumusan Masalah Dari hasil observasi di SMAN 9 Malang, diperoleh bahwa hasil belajar siswa masih banyak di bawah KKM yaitu 80% dengan KKM yang ditentukan sekolah yaitu 78. Dengan demikian, maka perlu diidentifikasi sebab dari masalah tersebut. Informasi yang didapat dari sekolah, metode yang diterapkan masih 3

menggunakan metode ceramah yang kurang efektif serta kurang melibatkan peserta didik secara aktif. Inovasi yang ingin dikembangan oleh peneliti adalah penerapan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga masalah yang dikaji yaitu: (1) Hasil belajar siswa masih rendah dikarenakan metode yang diganakan kurang efektif dan efisien, sehingga penanaman konsep dan pehamaman materi siswa kurang, (2) Dalam proses pembelajaran Matematika siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru, hal ini disebabkan karena guru yang cenderung menggunakan metode ceramah, maka siswa akan sulit memahami materi yang diberikan guru, dan (3) Minat siswa yang kurang dalam mengikuti pembelajaran matematika karena rendahnya tingkat keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan berikut: 1. Bagaimana proses penerapan pembelajaran matematika menggunakan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE di kelas X SMAN 9 Malang? 2. Bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE di kelas X SMAN 9 Malang? 3. Bagaimana hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE di kelas X SMAN 9 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini didasarkan dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun tujuan tersebut antara lain: 1. Mendiskripsikan penerapan pembelajaran matematika menggunakan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE di kelas X SMAN 9 Malang. 2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa menggunakan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE di kelas X SMAN 9 Malang. 3. Mendiskripsikan hasil belajar matematika siswa menggunakan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE di kelas X SMAN 9 Malang. 4

1.4 Batasan Masalah Agar terhindar dari luasnya lingkup permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti memberikan batasan-batasan dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah terbatas dilakukan pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) yang diterapkan pada siswa kelas X IIS 2 di SMA Negeri 9 Malang tahun ajaran 2014/2015, aspek yang diteliti adalah penerapan pembelajaran melalui aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE (Activity, Class Discussion, Exercise). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi dunia pendidikan yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini memberikan sumbangan bagi pendidikan matematika dan memperkaya hasil penelitian, khususnya pada peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran matematika melalui metode mind mapping dengan pendekatan siklus ACE. Selain itu dapat meningkatkan motivasi dan kreatifitas siswa dalam ilmu pengetahuan pada pembelajaran matematika. Dengan motivasi dan kreatifitas belajar siswa yang tinggi akan berakibat siswa menjadi aktif, sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. 2. Secara praktis dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru matematika yang digunakan sebagai alternatif pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan pemacahan masalah, sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan memberikan masalah, memecahkan setiap permasalahan matematika dan memperbaiki kegiatan proses belajar mengajar matematika. 1.6 Penegasan Istilah Penegasan istilah digunakan untuk memberikan gambaran secara sistematis untuk menghindari terjadinya perbedaan pengertian dan ketidakjelasan antara peneliti dan pembaca. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut: 5

1. Metode adalah suatu cara yang berpedoman pada struktur tertentu untuk mencapai sebuah tujuan yang diharapkan. 2. Mind mapping merupakan metode pencatatan dengan visualisasi berupa gambar, cabang, dan kombinasi warna yang dibuat sesuai alur berpikir siswa dengan menyajikan kata kunci sehingga memudahkan siswa dalam melihat gambaran keseluruhan materi. 3. Siklus ACE (Activity, Class Discussion, Exercise) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang meliputi konstruksi aktifitas, diskusi kelas, dan latihan. 4. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini aktivitas siswa adalah menyusun mind mapping secara berkelompok dan memaparkannya dalam diskusi kelas. 5. Hasil belajar siswa merupakan hasil yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar matematika baik selama proses maupun pada akhir pembelajaran. 1.7 Kerangka Konseptual Telah tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 bahwa setiap anak berhak mendapatkan pengajaran. Sesuai hal tersebut, maka pemerintah mencanangkan wajib belajar untuk setiap anak yang dibagi dalam 3 jenjang, yaitu SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Masing-masing jenjang memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Pada Jenjang Sekolah Menengah Atas atau SMA siswa dipersiapkan untuk memiliki bekal di tingkat universitas. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan rencana pembelajaran yang terdiri dari materi, sumber belajar dan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Metode belajar sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran. Dalam pembelajaran di SMAN 9 Malang, siswa membutuhkan metode yang membuat siswa aktif dan mengasah kreatifitasnya, selain itu juga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Untuk menjawab hal tersebut maka digunakan pembelajaran kooperatif dengan metode mind mapping yang berpendekatan siklus ACE. Dalam suatu pembelajaran terdapat tiga tahapan yaitu perencanaan, persiapan, dan evaluasi (Khasanah, 2006). Pada tahap pelaksanaannya maka 6

aktivitas siswa menjadi fokus terpenting dan pada tahap evaluasi hasil belajar yang akan menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran. Berikut ini adalah kerangka konseptual dalam penerapan metode pembelajaran mind mapping berpendekatan siklus ACE (Activity, Class Discussion, Exercise) pada pembelajaran matematika di SMA Negeri 9 Malang. Tujuan Pembelajaaran Matematika SMA Rencana Pembelajaran 1. M ateri 2. Metode 3. Sumber Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Metode Pembelajaran Mind Mapping Siklus ACE Pelaksanaan Aktivitas Siswa Evaluasi Hasil Belajar Siswa Gambar 1.1 Kerangka konseptual 7