BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari peran sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. fungsi dan tujuan Standar Pendidikan Nasional adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHLUAN. Pembelajaran Fiqih mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di kelas IV MIN Telang Kecamatan Batang Alai Utara

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. sejak dalam kandungan dan kemudian hendaklah dilanjutkan pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 3 dan 4 tentang fungsi dan tujuan Standar Pendidikan Nasional adalah: Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. 1 Dari penjelasan di atas dapat digaris bawahi salah satu tujuan dari negara kita adalah berusaha maksimal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang sudah tentu didapat melalui proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam ajaran Islampun Allah menegaskan dalam firmannya yang terdapat pada Alqur an surat Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi: ) المجادلت : (۵۸/۱۱ Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa dalam ajaran Islam sangat menjunjung tinggi terhadap orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan, yang mana tentunya pengetahuan itu didapat melalui pendidikan. 1 Lembaga Kajian Pendidikan keislaman dan Sosial (LekDis), Standar Nasional Pendidikan (PP RI NO. 19 Tahun 2005). (Jakarta: Hans Print, 2005), h. 14. 1

Seiring berjalannya waktu suatu pendidikan berubah mengikuti perkembangan jaman. Sehingga sampailah pada saat dewasa ini, guru bukan merupakan satu-satunya kontrol sosaial, melainkan dalam hal ini guru mempunyai posisi sebagai fasilitator setelah menjalankan fungsinya sebagai pelatih, pengajar dan pembimbing. Manusia sejak lahir sudah di anugrahi fitrah, untuk membina dan mendidik serta melatih anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa. Ini ditegaskan dalam Al- Qur an Surah Ar-Rum ayat 30 yang berbunyi: )الر وم (٣۰/٣۰: Berdasarkan ayat tersebut di atas, maka Fiqih atau fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Dalam bahasa Arab, secara harfiah fiqih berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal. Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fiqih secara terminologi yaitu fiqih merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-Qur'an dan Sunnah. Selain itu fiqih merupakan ilmu yang juga membahas hukum syar'iyyah dan hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah. 2 2 M. Hasbi, Pengertia Fiqih dan Ushul Fiqih, http://www.mediamuslim.net/ Diakses 30 September 2011, h. 1. 2

Berdasarkan pengertian Fiqih di atas maka SK da KD mata pelajaran Fiqih di tingkat SD/MI di kelas IV semester 1 adalah mengenal ketentuan-ketentuan shalat dengan kompetensi dasar menyebutkan rukun shalat, menyebutkan sunnat shalat, menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat serta menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat. Berdasarkan SK dan KD tersebut maka tujuan pembelajaran Fiqih di kelas IV semester 1 adalah siswa memiliki kemampuan dalam hal menyebutkan ketentuan-ketentuan dalam shalat serta mampu mempraktikkan shalat fardhu secara baik dan benar. Sebagaimana firman Allah swt dalam Surah Al- Baqarah ayat 110 yang berbunyi: )البقرة :۱۱۰/۲( Berdasarkan ayat tersebut di atas, maka shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat shalat sunah. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mempraktikkan ibadah shalat secara baik dan benar serta hasil belajarnya baik maka tidak terlepas dari berbagai faktor 3

yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Berdasarkan pengalaman mengajar sebagai guru kelas IV, hasil belajar pelajaran Fiqih pada materi mengenal ketentuan-ketentuan shalat belum memuaskan. Berdasarkan data terakhir pada semester I tahun pelajaran 2011/2012, dari 16 siswa kelas IV, hanya 4 orang (25%) yang telah berhasil mencapai batas ketuntasan dengan KKM 70, selebihnya belum berhasil. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran Fiqih pada materi mengenal ketentuan-ketentuan shalat perlu perbaikan. Hal tersebut disebabkan pembelajaran Fiqih khususnya setiap kali pertemuan terkadang siswa hanya pasif dalam pembelajaran tanpa berani bertanya jika ada yang tidak dimengerti dan jika guru memberikan tugas baru siswa mengerjakannya serta pembelajaran fiqih hanya berpusat pada guru dengan tidak melibatkan kegiatan siswa secara aktif yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan jenuh, gelisah, tidak konsentrasi dalam belajar, keluar masuk kelas, bermain dan bercanda mengakibatkan proses dalam pembelajaran Fiqih terabaikan. Keadaan semacam ini bila dibiarkan, maka akan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak dapat ditingkatkan atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan akan berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran Fiqih yang berdampak pada rendahnya mutu madrasah. 4

Siswa sebagai komunitas belajar dalam kelas selalu menunjukkan keberagamaan, baik dari segi kemampuan akademik, latar belakang, etnis dan lainlain. Para siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tergolong baik merupakan mitra guru dalam kelas, artinya mereka dapat dijadikan sumber belajar dalam kelas. Salah satu cara yang mungkin untuk memanfaatkan siswa tadi adalah dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) didalam pembelajaran. Atas dasar pertimbangan inilah maka perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas tentang Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi Mengenal Ketentuan-Ketentuan Shalat Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) dapat meningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi mengenal ketentuan-ketentuan shalat pada siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah? 2. Bagaimanakah aktivitas belajar mata pelajaran Fiqih materi mengenal ketentuanketentuan shalat pada siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah melalui pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD)? 5

3. Bagaimanakah aktivitas guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telang Kecamatan Batang Alai Utara dalam mengajarkan mata pelajaran Fiqih melalui pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD)? C. Rencana Pemecahan Masalah Untuk memecahkan permasalahan serta mencari solusi atas masalah yang ada maka direncanakan tindakan kelas secara kolaboratif antara peneliti beserta guru kelas IV MIN Telang Kecamatan Batang Alai Utara dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1. Guru membentuk kelompok yang anggotannya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain), 2. Guru menyajikan pelajaran mengenai mengenal ketentuan-ketentuan shalat dalam pembelajaranfiqih, 3. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok dengan dipandu oleh LKS dengan saling membantu, yaitu anggota kelompok yang mengerti membantu menjelaskan kepada anggota kelompoknya yang belum mengerti sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti pembelajaran tidak akan berakhir sampai semua anggota mengerti mengenai materi yang sedang dibahas dan dipelajari sesuai dengan alokasi waktu yang ada. 4. Siswa bekerja secara kelompok 6

5. Guru memberi kuis berupa pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis siswa tidak boleh saling membantu, 6. Guru memberi evaluasi 7. Guru memberikan kesempatan bertanya 8. Menyampaikan kesimpulan secara bersama-sama 9. Penutup D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi mengenal ketentuan-ketentuan shalat pada siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah melalui pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD). 2. Untuk mengetahui aktivitas belajar mata pelajaran Fiqih materi mengenal ketentuan-ketentuan shalat pada siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah melalui pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD). 3. Untuk mengetahui aktivitas guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Telang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam mengajakan Fiqih melalui pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD). E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi peneliti, siswa dan sekolah. 7

1. Bagi siswa akan memperoleh pengalaman yang berharga dalam melaksanakan pembelajaran karena siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya serta dapat meningkatkan hasil belajarnya 2. Bagi guru akan memperoleh pengalaman yang berharga untuk meningkatkan profesi keguruan dan memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini cenderung tidak berpusat kepada siswa. 3. Bagi sekolah sebagai tempat penelitian akan memperoleh kesempatan dalam mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Fiqih. 4. Bagi peneliti, yang sekaligus seorang guru akan mampu memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini cenderung tidak berpusat kepada siswa sehingga hasil belajar siswanya dapat ditingkatkan atau diperbaiki 5. Bagi program dual mode sistem sebagai bahan bacaan dan sumber informasi untuk memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin khususnya jurusan PGMI dual mode sistem. 8