BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Pijat merupakan seni perawatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selaput ketuban) dari uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri selama persalinan adalah satu hal yang membuat wanita merasa cemas.

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data hasil SDKI rata-rata usia kawin pertama

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB II TINJAUAN TEORI

PENGARUH TEKNIK MASSAGE TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TITIK PADA TANGAN TERHADAP NYERI PERSALINAN PADA IBU INTRANATAL KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

LAPORAN PENELITIAN DOSEN YAYASAN

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

NYERI A. PENGERTIAN B. FISIOLOGI NYERI

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan

MANAJEMEN NYERI PERSALINAN. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari hasil penelitian wiryawan permadi (2006) di RS Hasan Sadikin

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

Heny Ekawati*, Karomatus Saniyah** ... ABSTRAK...

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PERBEDAAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QUR AN DI BPS DIANA ERNAWATI,

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI RSUD AMBARAWA 2013

1) Menghubungkan bagian tubuh satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitive, persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagain besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri (Handaya dalam Longulo, 2002). Nyeri adalah masalah yang natural dalam menghadapi persalinan. Apabila tidak diatasi maka akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan rasa khawatir dan biasanya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan proses yang terjadi di saat menghadapi persalinan. Untuk itu pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang cost-affective, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi obstertrik dan neonatal, serta pencegahan kehamilan tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus. Penyebab kematian ini sebagian dapat dicegah dengan diteksi dini, antenatal care, penatalaksanaan persalinan dan nifas yang baik (Prawirohardjo, 1999). Stres dalam persalinan menyebabkan produksi hormon adrenalin meningkat sehingga mengakibatkan vasokontriksi dan aliran darah dari ibu ke 1

2 janin menurun. Pada janin akan terjadi hipoksia sedangkan pada ibu akan terjadi prolong delivery time (Sehats dalam Longulo, 2002). Bila nyeri persalinan dapat diatasi dengan baik, hormone stress akan menurun dan mengurangi kebutuhan oksigen hingga 40% (Falener, dkk, dalam Longulo, 2002). Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan Massage yang merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall dalam Depkes RI (1997). Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Bidan mempunyai andil yang sangat besar dalam mengurangi nyeri non farmakologi. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan non farmakologi adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, stimulasi kuteneus, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga (Wong & Perry, 1998). Nyeri persalinan merupakan masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu inpartu, khususnya ibu primigravida. Dan biasanya yang paling sering dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan metode massage, baik oleh petugas kesehatan, keluarga pasien maupun pasien itu sendiri. Tetapi kadang kala metode massage yang dilakukan tidak pada tempatnya sehingga hasilnya tidak efisien. Contohnya pada pelaksanaan teknik deep back massage, dimana seharusnya penekanan dilakukan tepat pada daerah secrum dengan telapak tangan dan posisi

3 ibu dalam keadaan berbaring miring tetapi kadang kala pelaksanaannya tidak sesuai sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu tidak dalam keadaan berbaring miring, atau penekanannya tidak tepat pada daerah secrum. Dan hal ini tidak dilakukan satu kali saja tetapi harus berulang kali. Begitu juga dengan teknik firm counter pressure dimana ibu sebaiknya dalam posisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan posisi tangan yang dikepalkan. Mungkin karena posisi ibu bukan dalam keadaan duduk atau penekanan secrum tidak dengan menggunakan tangan yang dikepalkan tetapi dengan telapak tangan sehingga hasil yang diharapkan untuk mengurangi rasa nyeri tidak seperti yang diinginkan oleh pasien. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang dengan judul Persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat. 1.2. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat.

4 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Desa Parit Kecamatan Rupat sebagai informasi untuk meningkatkan persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan. 2. Bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang upaya mengurangi nyeri persalinan dengan metode massage. 3. Bagi ibu sebagai informasi bahwa metode massage dapat mengurangi nyeri persalinan.

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Pengertian Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera (Mulyana, 2000). Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integritas dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. 2.1.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi Menurut Mulyana (2000), faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi : 5

6 1. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : a. Fisiologis Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. b. Perhatian Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. c. Minat Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

7 d. Kebutuhan yang searah Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. e. Pengalaman dan ingatan Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. f. Suasana hati Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah : a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

8 b. Warna dari obyek-obyek Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. c. Keunikan dan kekontrasan stimulus Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. e. Motion atau gerakan Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam. 2.2. Nyeri Persalinan 2.2.1. Pengertian Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanyaorang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2006).

9 Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologi terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasa, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008). Nyeri Persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis. Nyeri yang hebat pada persalinan dapat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi tubuh seperti; tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat, laju pernafasan meningkat, dan apabila tidak segera diatasi makaakan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres. Peningkatan konsumsi glukosa tubuh pada ibu bersalin yang mengalami stres menyebabkan kelelahan dan sekresi katekolamin yang menghambat kontraksi uterus, hal tersebut menyebabkan persalinan lama yang akhirnya menyebabkan cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stres berkepanjangan (Bobak, 2005). Rasa takut menyebabkan pembuluh-pembuluh arteri yang mengarah ke rahim berkontraksi dan menegang, sehingga menimbulkan rasa sakit (nyeri). Kalau tanpa adanya rasa takut, otot-otot melemas dan melentur, servik (leher rahim) dapat menipis serta membuka secara alami sewaktu tubuh berdenyut secara berirama dan mendorong bayi dengan mudah sehingga membuat persalinan berlangsung secara lancar relatif lebih cepat dengan keluhan nyeri yang sangat minimal. Dengan terbiasanya ibu melakukan relaksasi, jalan lahir untuk janin akan lebih mudah terbuka sehingga ibu tidak akan terlalu kelelahan saat

10 melahirkan. Jadi dengan latihan relaksasi yang rutin, ibu akan terbiasa pada kondisi ini dan akan sangat terbantu dalam proses persalinannya (Andriana, 2007). 2.1.2. Teori Nyeri Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, yaitu : 1. Teori Pemisahan (Specificiy Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis(spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur, dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan. 2. Teori Pola (Pattern Theory), rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T. 3. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory). Yang dikemukakan oleh melzak dan wall, teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tramisi dan presepsi nyeri, nyeri tergantung dari kerja serta saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsang pada serat saraf besar akan mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks

11 serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui spinalis serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatiosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri. 4. Teori Trasmisi dan Inhibisi, adanya stimulus pada noiciceptor memulai implus-implus saraf, sehingga transmisi implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implusimplus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif (Hidayat, 2006) 2.1.3. Klasifikasi nyeri Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri secara umum dan nyeri dalam persalinan sebagai berikut : 1. Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain adalah a. Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan. b. Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses penyembuhan sudah selesai (Setyohadi, dkk, 2007). 2. Klasifikasi nyeri persalinan dibagi beberapa nyeri yaitu : a. Nyeri Viseral bersifat lambat dalam yang tidak terlokalisir. Implus nyeri selama kala I pada persalinan di trasmisi melalui T11-T12 segment saraf spinal dan bagian bawah thorak dan bagian atas lumbal saraf simpatis,

12 dimana uterus dan serviks terjadi pada kala I akibat dari kontraksi uterus dan pembukaan serviks. Lokasi nyeri ini meliputi bagian segmen abdomen dan menjalar kedaerah lumbal bagian belakang dan turun sampai dengan paha. b. Nyeri somatic bersifat lebih cepat dan tajam menusuk dan lokasi jelas. Implus nyeri pada kala II ditransmisi melalui S1-S2 saraf spina dan parasimpatis dari jaringan perinal. Nyeri ini pada akhirnya kala I dan selama kala II yang merupakan akibat dari penurunan kepala janin yang menekan jaringan- jaringan maternal dan tarikan perinium dan Utercocervical selama kontraksi. c. After pain nyeri selama kala II dimana uterus mengecil, sobek dari hasil distensi dan laserasi dari serviks, vagina dan jaringan perinal nyeri yang dirasakan seperti awal kala I dan kala II (Regina, 2011) 2.1.4. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Nyeri Faktor yang mempengaruh nyeri ada 2 macam yaitu faktor nyeri secara umum dan faktor nyeri dalam persalinan sebagai berikut : 1. Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri sebagai berikut : a. Arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, kultural, lingkungan dan pengalaman. b. Persepsi nyeri merupakan panilaian yang sangat subjektif tepatnya pada korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.

13 c. Toleransi nyeri erat dihubungkan dengan adanya intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi adalah alkohol, obat-obatan, hipnosis, gesekan atau garukan, dan pengalihan perhatian. d. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. (Hidayat, 2006). 2. Beberapa faktor mempengaruhi nyeri pesalinan adalah : a. Faktor fisiologi nyeri 1. Pembukaan dan penipisan serviks 2. Segmen bawah rahim tegang 3. Ligamen uterus meregang 4. Periotonium tertarik 5. Kandung kemih tertekan 6. Hipoksia 7. Vagina tertekan 8. Multi/primpara b. Faktor Psikologis 1. Ketakutan 2. Panik 3. Harga diri rendah 4. Marah pada bayi 5. Takut hamil ganguan aktifitas seksual

14 c. Faktor persepsi dan toleransi terhadap nyeri 1. Intensitas persalinan 2. Kematangan serviks 3. Posisi janin 4. Karakteristik panggul 5. Kelelahan (Regina, 2011) 2.1.5. Intensitas Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. Skala Intensitas Nyeri Deskritif 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak nyeri ringan nyeri sedang Nyeri berat Nyeri terkontrol dan tidak (Batbual, 2010) 2.1.6. Penatalaksanaanya Nyeri Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan farmakologi yaitu dengan menggunakan obat-obat yang dapat mengurangi nyeri. Cara farmokologi adalah dengan pemberian obat-obatan analgesik yang

15 disuntikan, melalui infus intra vena yaitu syaraf yang menghantarkan nyeri selama persalinan. Tindakan farmokologi masih menimbulkan pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi secara langsung maupun tidak langsung (Bonica, 2002). Metode pengontrolan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat. Metode nonfarmakologi dibagi menjadi tiga komponen yang saling berinteraksi sehingga mempengaruhi respon terhadap nyeri menurut Melzack, yaitu strategi motivasi-efektif (interpretasi setral dari pesan yang berada diotak yang dipengaruhi oleh perasaan, memori, pengalaman dan kultur seseorang), kognitifevaluati (interpretasi dari pesan nyeri yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perhatian seseorang, penggunaan strategi kognitif dan evaluasi kognitif dari situasi) dan sensori-diskriminatif (pemberian informasi keotak menurut sensasi fisik) (Batbual, 2010). 2.3. Metode Massage 2.3.1. Pengertian Massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control oleh Melzak & Wall, dalam Depkes RI (1997). Teori ini menjelaskan bahwa ada dua macam serabut saraf yaitu serabut saraf berdiameter kecil dan serabut saraf berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda.

16 Impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil menyebabkan gate control di spinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil mencapai korteks serebral. 2.3.2. Macam Massage Beberapa macam massage yang dapat dilakukan untuk merangsang saraf berdiameter besar yaitu : 1. Effluerage Yaitu pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien. 2. Deep Back Massage Yaitu pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.

17 3. Firm Counter Pressure Yaitu pasien dalam posisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan. 4. Abdominal Lifting Yaitu dengan cara membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan ke arah puncak perut tanpa menekan ke arah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya. 2.4. Kerangka Konsep Persepsi Ibu Terhadap Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. JenisPenelitian Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Parit Kecamatan Rupat. 1.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat sebanyak 85 orang. 3.3.2. Sampel Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan menjadi sampel (total sampling) yaitu 85 orang. 18

19 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data a. Data Primer Data primer yang meliputi persepsi ibu bersalin. Data ini bersumber dari responden dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data demografi dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Desa Parit Kecamatan Rupat. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional 1. Persepsi adalah pernyataan atau kesan ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat. 3.6. Aspek Pengukuran 1. Persepsi Pengukuran variabel persepsi disusun 8 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ya (bobot nilai 1) dan tidak (bobot nilai 0), dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Baik, jika jawaban responden memiliki skor 76% dari total skor 7-8 1. Buruk, jika jawaban responden memiliki total skor < 76 % dari total skor 0-6 (Nursalam, 2011).

20 Tabel 3.1. Variabel, Cara dan Alat, Skala dan Hasil Ukur Variabel Cara dan Alat Ukur 1. Persepsi Wawancara (kuesioner) Skala Ukur Ordinal 0. Baik 1. Buruk Hasil Ukur 3.7. Analisis Data Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi persepsi responden.

21 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Parit terletak di Kecamatan Rupat Propinsi Pekan Baru Riau. Desa ini merupakan salah satu kecamatan yang terletak di daerah dataran sedang. Secara geografis Desa Parit mempunyai luas wilayah 12.492 km 2. 4.2. Analisis Univariat Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan. 4.2.1. Persepsi Ibu Tentang Metode Massage dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan Untuk melihat persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat disusun sebanyak 8 pertanyaan dan dapat dijabarkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu Tentang Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat No 1 2 3 Pernyataan Merasa bahwa massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Merasa bahwa massage dapat menghambat impuls rasa sakit Merasa bahwa dengan massage dapat memberikan rangsangan yang positif dalam mengurangi rasa sakit saat bersalin. Jawaban Ya Tidak Total n % n % N % 75 88,2 10 11,8 85 100,0 55 64,7 30 35,3 85 54 63,5 31 36,5 85 100,0 100,0 21

22 Tabel 4.1 (Lanjutan) 4 5 6 7 8 Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf dapat mengurangi rasa sakit. Merasa bahwa dengan massage dapat mengalihkan perhatian dengan rasa sakit akibat mau bersalin Merasa bahwa dengan massage dapat membantu ibu menahan intensitas rasa nyeri Merasa bahwa dengan dengan diletakkannya kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis dapat menekan rasa nyeri. Merasa bahwa dengan massage sangat menolong ibu dalam situasi menahan rasa nyeri. 52 57 56 56 56 61,2 67,1 65,9 65,9 65,9 33 28 29 29 29 38,8 32,9 34,1 34,1 34,1 85 85 85 85 85 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden menjawab ya merasa bahwa merasa bahwa massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan sebanyak 75 orang (88,2%), merasa bahwa massage dapat menghambat impuls rasa sakit sebanyak 55 orang (64,7%), merasa bahwa dengan massage dapat memberikan rangsangan yang positif dalam mengurangi rasa sakit saat bersalin sebanyak 54 orang (63,5%), merasa bahwa pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf dapat mengurangi rasa sakit sebanyak 52 orang (61,2%), merasa bahwa dengan massage dapat mengalihkan perhatian dengan rasa sakit akibat mau bersalin sebanyak 57 orang (67,1%), merasa bahwa dengan massage dapat membantu ibu menahan intensitas rasa nyeri sebanyak 56 orang (65,9%), merasa bahwa dengan dengan diletakkannya kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis dapat menekan rasa nyeri sebanyak 56 orang (65,9%) dan Merasa bahwa dengan massage sangat menolong ibu dalam situasi menahan rasa nyeri sebanyak 56 orang (65,9%).

23 Hasil pengukuran persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan kemudian dikategorikan seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Ibu Tentang Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat No Kategori Persepsi f % 1 Baik 31 36,5 2 Buruk 54 63,5 Jumlah 85 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan dengan persepsi buruk sebanyak 54 orang (63,5%) dan persepsi baik sebanyak 31 orang (36,5%).

24 BAB V PEMBAHASAN 4.1. Persepsi Ibu Tentang Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan lebih banyak dengan persepsi buruk sebesar 63,5%. Keadaan ini menunjukkan persepsi ibu di Desa Parit Kecamatan Rupat tergolong rendah karena pada umumnya berpersepsi buruk. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera (Mulyana, 2000). Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integritas dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Bila nyeri persalinan dapat diatasi dengan baik, hormone stress akan menurun dan mengurangi kebutuhan oksigen hingga 40% (Falener, dkk, dalam Longulo, 2002). Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan Massage yang merupakan salah satu metode non farmakologi yang

25 dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall dalam Depkes RI (1997). Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Hasil penelitian Fetri Inayah (2012) tentang Hubungan antara Persepsi ibu bersalin tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Siremeng Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki keinginan menerapkan metode massage (80%) serta memiliki persepsi yang negatif tentang metode massage (56,67%). Persepsi responden tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan secara statistik dinyatakan memiliki hubungan yang signifikan dimana p= 0,001 (p<0,05). Nyeri persalinan merupakan masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu inpartu, khususnya ibu primigravida. Dan biasanya yang paling sering dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan metode massage, baik oleh petugas kesehatan, keluarga pasien maupun pasien itu sendiri. Tetapi kadang kala metode massage yang dilakukan tidak pada tempatnya sehingga hasilnya tidak efisien. Contohnya pada pelaksanaan teknik deep back massage, dimana seharusnya penekanan dilakukan tepat pada daerah secrum dengan telapak tangan dan posisi ibu dalam keadaan berbaring miring tetapi kadang kala pelaksanaannya tidak sesuai sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu tidak dalam keadaan berbaring miring, atau penekanannya tidak tepat pada daerah secrum. Dan hal ini

26 tidak dilakukan satu kali saja tetapi harus berulang kali. Begitu juga dengan teknik firm counter pressure dimana ibu sebaiknya dalam posisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan posisi tangan yang dikepalkan. Mungkin karena posisi ibu bukan dalam keadaan duduk atau penekanan secrum tidak dengan menggunakan tangan yang dikepalkan tetapi dengan telapak tangan sehingga hasil yang diharapkan untuk mengurangi rasa nyeri tidak seperti yang diinginkan oleh pasien.

27 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan dengan persepsi buruk sebanyak 54 orang (63,5%) dan persepsi baik sebanyak 31 orang (36,5%). 6.2. Saran 1. Kepada ibu bersalin hendaknya meningkatkan persepsi tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan. 2. Kepada Desa Parit Kecamatan Rupat agar mengadakan sosialisasi metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan.

28 DAFTAR PUSTAKA 1. Alimul, Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Rineka Cipta. 2. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 3. Ahmad. (2009). Pernikahan Dini Masalah Kita Bersama. http://pabantul.net. Diakses 29 Maret 2010. 4. Alfiyah. (2010). Faktor-faktor Pernikahan Dini. http://alfiyah23.student.um.ac.id. Diakses 28 Maret 2010. 5. Budiarto, Eko (2003) Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC. 6. Effendy, N. (2004). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC. 7. Ihsan. (2008). Tuntunan Praktis Rumah Tangga Bahagia. Surabaya. BP-4 Jatim. 8. Lutfiati. (2008). Pernikahan Dini Pada Kalangan Remaja (15-19 tahun). http://nyna0626.blogspot.com. Diakses 4 April 2010. 9. Lany. (2008). Mengatasi Masalah Pernikahan Dini. http://www.solutionexchange.or.id. Diakses 5 April 2010. 10. Lubis. (2008). Keputusan Menikah Dini. http://wargasos08yess.blogspot.com. Diakses 3 April 2010. 11. Mubarok. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu. 12. Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 13. Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 14. Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta. EGC. 15. Nukman. (2009). Yang Dimaksud Pernikahan Dini. http://www.ilhamuddin.co.cc. Akses 28 Maret 2010. 16. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika. 17. Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung. 18. Utsaimin. (2009). Dasar Hukum Hidup Berumah Tangga. Surabaya. Risalah Hati. 19. FETRI INAYAH (2012) tentang Hubungan antara Persepsi Remaja Putri tentang Pernikahan dengan Keinginan Menikah Dini di Desa Siremeng Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Stikes Harapan Bangsa, Purwokerto. 28

29 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI IBU TERHADAP METODE MASSAGE DALAM UPAYA MENGURANGI NYERI PERSALINAN DI DESA PARIT KECAMATAN RUPAT. A. Indentitas Responden 1. Nama :. 2. Kelas :. B. Persepsi Berilah tanda ( ) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom disamping. Ya (1) Tidak (0) Tidak tahu (0) Pernyataan Ya Tidak 1. Merasa bahwa massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. 2. Merasa bahwa massage dapat menghambat impuls rasa sakit 3. Merasa bahwa dengan massage dapat memberikan rangsangan yang positif dalam mengurangi rasa sakit saat bersalin. 4. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf dapat mengurangi rasa sakit. 5. Merasa bahwa dengan massage dapat mengalihkan perhatian dengan rasa sakit akibat mau bersalin 6. Merasa bahwa dengan massage dapat membantu ibu menahan intensitas rasa nyeri 7. Merasa bahwa dengan dengan diletakkannya kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis dapat menekan rasa nyeri. 8. Merasa bahwa dengan massage sangat menolong ibu dalam situasi menahan rasa nyeri.

30 Frequencies pe1 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 10 11.8 11.8 11.8 1 75 88.2 88.2 100.0 Total 85 100.0 100.0 pe2 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 30 35.3 35.3 35.3 1 55 64.7 64.7 100.0 Total 85 100.0 100.0 pe3 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 31 36.5 36.5 36.5 1 54 63.5 63.5 100.0 Total 85 100.0 100.0 pe4 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 33 38.8 38.8 38.8 1 52 61.2 61.2 100.0 Total 85 100.0 100.0 pe5 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 28 32.9 32.9 32.9 1 57 67.1 67.1 100.0 Total 85 100.0 100.0

31 pe6 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 29 34.1 34.1 34.1 1 56 65.9 65.9 100.0 Total 85 100.0 100.0 pe7 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 29 34.1 34.1 34.1 1 56 65.9 65.9 100.0 Total 85 100.0 100.0 p8 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 29 34.1 34.1 34.1 1 56 65.9 65.9 100.0 Total 85 100.0 100.0 Persepsi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 31 36.5 36.5 36.5 Buruk 54 63.5 63.5 100.0 Total 85 100.0 100.0