Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 40

dokumen-dokumen yang mirip
PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI

Analisis Ratio Return on Equity I Gusti Ayu Oka Netrawati 57

BAB I PENDAHULUAN. demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU PENGUKUR TINGKAT EFISIENSI MODAL KERJA PADA KPRI KOPENDIK WONOGIRI TAHUN

Analisis Korelasi Average Collection I Gusti Ayu Oka Netrawati 107

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI LEPP M3 MINO LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orangperorang. dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah perusahaan,

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PRIMER KOPERASI KARYAWAN RIMBA LESTARI PERHUTANI KANTOR PEMANGKU HUTAN PEKALONGAN BARAT KABUPATEN TEGAL

ABSTRACT. Lalu Mimbar Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor perekonomian dan industri mengalami perkembangan

MANAJEMEN MODAL KERJA KOPERASI

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil yang optimal. Berbagai teknik dan metode serta pendekatanpendekatan

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN KREDIT DAN MODAL KERJA DENGAN RENTABILITAS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM KPRI SMPN 7 SUKOHARJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS DI PERUSAHAN DAERAH AIR MINUM LOMBOK TENGAH TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang bergerak dalam dunia usaha juga tidak terlepas dari kebutuhan. membiayai investasi jangka panjangnya.

BAB III METODE PENELITIAN. benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan ratio

JURNAL MANAJEMEN DEWANTARA Terbitonline:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

NASKAH PULIKASI ILMIAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SARANA ANEKA JASA DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori Stakeholder digagas oleh R. Edward Freeman menyatakan bahwa :

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan berasal dari kekayaan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD GIRIMARGO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mewujudkan tujuan nasionalnya, yaitu masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat menuntut koperasi / perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS RENTABILITAS PADA PT. CIPUTRA SURYA TBK TAHUN Desi Harsati Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian rentabilitas. Menurut Riyanto (2001 : 25) Masalah likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA YANG EFISIEN TERHADAP PROFITABILITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) TAHUN DI JAWA TENGAH

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada pengembangan iklim usaha yang benar-benar sehat. setempat maupun pemerintah pusat. Dalam pembangunan ekonomi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi perekonomian Indonesia disusun sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI RASIO AKTIVITAS KPRI PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAKSI SUHARTI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram Koperasi merupakan wadah bagi anggota masyarakat yang mempunyai tujuan sama dalam rangka meningkatkan kesejahtraan. Mendukung tujuan pembangunan nasional untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Modal kerja merupakan masalah utama dari aspek keuangan yang sering kali dihadapi oleh koperasi, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan koperasi, karena baik kelebihan atau kekurangan modal kerja sama-sama membawa dampak negatif bagi koperasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja dengan menganalisis jumlah kas, piutang, persediaan yang optimal ditinjau dari rasio aktivitas KPRI Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat. Rancangan penelitian yaitu one case study yaitu melakukan penelitian satu kasus observasi tidak berulang-ulang karena metode penelitiannya adalah case study dengan indikasi yaitu mencatat hasil laporan keuangan koperasi KPRI Patut Patut Patju Kabupaten Lombok Barat. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner untuk mendapatkan data keuangan yaitu Laporan Neraca dan laporan SHU. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tingkat penggunaan modal kerja ditinjau dari rasio aktivitas pada KPRI Patut Patuh Patju adalah belum efisien. Hal ini tercermin dari analisis rasio aktivitas dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan tingkat perputaran kas berftutur-turut sebesar 26,52x ; 2,51x ; 7,81x ; 5,58x ; 6,36x. Tingkat perputaran piutang adalah : 0,50x ; 0,29x ; 0,24x ; 0,26x ; 0,22x. Tingkat perputaran persediaan adalah sebagai berikut : 9.60x ; 5,17x ; 5,49x ; 5.56x ; 4,76x. Sedangkan tingkat perputaran modal kerja dalah sebagai berikut : 0,81x ; 0,44x ; 0,36x ; 0,39x ; 0,31x. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada pengelola KPRI Patut Patuh Patju agar syarat pengembalian piutang yang lebih dipercepat dan memanfaatkan tambahan aktiva yang dimilikinya untuk meningkatkan volume penjualan. Kata kunci : Efisiensi, modal kerja, koperasi PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, maka pelaksanaan pembangunan lebih ditingkatkan dan diperluas terutama pembangunan ekonomi untuk lebih mendorong tercapainya kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia melalui koperasi. Koperasi merupakan bentuk badan usaha dituntut untuk bisa menggunakan modal secara tepat dan efisien. Penggunaan modal secara efisien akan menghasilkan laba yang optimal pada koperasi. Laba koperasi atau lazim disebut SHU ( Sisa Hasil Usaha), merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku kurangi dengan biaya-biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya dalam tahun buku yang bersangkutan (UU No 25 Tahun 1992 ). Usaha koperasi berwatak sosial dan tidak berorientasi pada perolehan laba, namun didalam menjalankan usahanya koperasi harus memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan / tidak merugi sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga, dalam hal ini laba sangat penting. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 40

Modal kerja merupakan masalah utama dari aspek keuangan yang sering kali dihadapi oleh koperasi, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap koperasi untuk membelanjai operasinya seharihari, misalnya : untuk pembelian barang, pembayaran rekening listrik, air, telpon, membiayai gaji pegawai, dan lain-lain, dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan. Oleh karena itu, koperasi dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan. Dilihat dari laporan keuangannya KPRI PATUT PATUH PATJU selama lima tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menunjukan bahwa tingkat rentabilitas ekonomi mengalami fluktuasi. Naik turunnya tingkat rentabilitas ekonomi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Modal Kerja dan Rentabilitas Ekonomi KPRI PATUT PATUH PATJU Periode 2007 2011 Tahun Modal Kerja ( Rp ) ( % ) Rent. Ekonomi ( % ) 2007 613.061.364-16,99-2008 752.024.153 22,6 16,54 (2,65) 2009 950.830.501 26,44 24,32 47,04 2010 1.099.403.855 15,63 15,20 (37,50) 2011 1.249.914.620 13,69 6,89 (54,67) Sumber : data primer yang diolah Dari tabel di atas diketahui perkembangan rentabilitas ekonomi pada KPRI PATUT PATUH PATJU mengalami kenaikan dan penurunan selama periode tahun 2007 sampai tahun 2011. Pada tahun 2007 diperoleh rentabilitas ekonomi sebesar 16,99%, sedangkan tahun 2008 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan sebesar 2,65% menjadi sebesar 16,54 %, tahun 2009 rentabilitas ekonomi mengalami peningkatan sebesar 47,04%, pada tahun 2010 dan 2011 rentabilitas mengalami penurunan kembali masingmasing sebesar 37,50% dan 54,67%, sehingga rentabilitas ekonomi yang diperoleh masing-masing sebesar 15,20% dan 6,89 %. Naik turunnya rentabilitas ekonomi berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan modal kerja. Hal tersebut menyebabkan KPRI PATUT PATUH PATJU harus melakukan suatu usaha untuk mencegah agar tidak terjadi tingkat rentabilitas ekonomi berfluktuasi dengan ketidakpastian, tentunya dengan mengusahakan agar menggunakan modal kerja secara efisien. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa tingkat rentabilitas ekonomi merupakan salah satu faktor utama bagi koperasi dalam menilai kemajuan finansialnya dari satu periode ke periode berikutnya. Oleh karena itu koperasi berusaha meningkatkan kemampuan rentabilitasnya dalam setiap periode kegiatan dan berusaha menjaganya. Sehingga koperasi tidak hanya berusaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah sebagai berikut : Bagaimanakah tingkat efisiensi penggunaan modal kerja ditinjau dari ratio aktivitas pada KPRI Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat? Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja dengan menganalisis jumlah kas, piutang, persediaan yang optimal ditinjau dari rasio aktivitas KPRI Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat?. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan infomasi kepada pihak manajemen KPRI Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat dalam menentukan kebijakan modal kerjanya METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yaitu one case study yaitu melakukan penelitian satu kasus observasi tidak berulang-ulang karena metode penelitiannya adalah case study dengan indikasi yaitu mencatat hasil laporan keuangan koperasi KPRI Patut Patut Patju Kabupaten Lombok Barat. alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner untuk mendapatkan data keuangan yaitu Laporan Neraca dan laporan SHU. Tehnik pengumpulan data yaitu dengan wawancara mengadakan tatap muka langsung dengan berpedoman Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 41

pada kuisioner yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, serta menggunakan tehnik dokumentasi yaitu mencatat dan mendokumentasikan data dan mencatat secara sistimatis. Untuk menganalisis data dipergunakan alat analisis yaitu rasio aktivitas (perputaran kas, perputaran piutang,perputaran persediaan dan perputaran modal kerja ( Bambang Riyanto, 2011 : 334) PEMBAHASAN Analisis Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan tingkat aktivitas atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos pos aktiva dalam neraca. Analisis aktivitas ini dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio antara lain : perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran modal kerja. 1. Perputaran Kas Rasio ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan kas, semakin besar tingkat perputaran kasnya maka semakin efisien kas yang digunakan. Tahun Tabel 2. Perputaran kas dan periode keterikatan kas pada KPRI Patut Patuh Patju Periode tahun 2007 2011 Penjualan Rata-rata Kas Perputaran Kas Periode keterikatan (hari) 2007 288.169.650-10.865.610-26,52-14 2008 187.905.460 (34,79) 74.717.125 587,64 2,51 (90,54) 143 2009 212.708.731 13,20 27.221.950 (63,57) 7,81 211,15 46 2010 263.456.650 23,86 47.218.693 73,46 5,58 (28,55) 65 2011 252.705.662 (4,08) 39.712.735 (15,90) 6,36 13,98 57 Pada tahun 2007 dengan menggunakan kas sebesar Rp.10.865.610,- KPRI PATUT PATUH PATJU mampu memperoleh penjualan sebesar Rp.288.169.650 dan mencapai tingkat perputaran kas sebesar 26,52 kali, artinya dalam satu tahun kas dalam koperasi berputar sebanyak 26,52 kali, sedangkan periode terikatnya kas adalah 14 hari maksudnya adalah dana modal kerja yang dialokasikan dalam bentuk kas berputar mulai di belanjakan sampai dengan kembali lagi ke dalam koperasi memerlukan waktu selama 14 hari. Pengelolaan kas pada KPRI PATUT PATUH PATJU pada tahun 2007 ini tergolong dalam kategori yang efisien, karena standar perputaran kas yaitu sebesar 4 kali dalam satu tahun. Tahun 2008 perputaran kas sebesar 2,51 kali yang berarti terjadi penurunan sebesar 90,54% dari tahun 2007. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah penjualan sebesar 34,79 %, namun kas mengalami peningkatan sebesar Rp. 74.717.125 peningkatan sebesar 587,64 % dari tahun 2007, Sedangkan periode terikatnya kas adalah 143 hari yang berarti bertambah lama 129 hari dari tahun 2007. Pada tahun 2009 tingkat perputaran kas sebesar 7,81 kali yang berarti mengalami peningkatan sebesar 211,15 % dari tahun 2008. Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan penjualan sebesar 13,20 % menjadi Rp.212.708.731 namun tidak sebanding dengan rata rata kasnya yang mengalami penurunan yaitu sebesar 63,57% dari tahun 2008 menjadi Rp.27.221.950. Sedangkan periode terikatnya kas adalah 46 hari mengalami peningkatan yaitu berkurang 97 hari lebih cepat dari tahun 2008. Tahun 2010 tingkat perputaran kas sebesar 5,58 kali mengalami penurunan sebesar 28,55% dari tahun 2009. Sedangkan periode terikatnya kas adalah 65 hari bertambah lama 32 hari dari tahun 2009. Pada tahun 2011 perputaran kas sebesar 6,36 kali yang berarti mengalami peningkatan sebesar 13,98 % dari tahun 2010, tetapi peningkatan ini tidak sebanding dengan peningkatan penjualan dan rata-rata kas, dimana penjualan mengalami penurunan sebesar 4,08% menjadi Rp. 252.705.662 dan rata-rata kas 15,90% menjadi Rp. 39.712.735 dari tahun 2010. sedangkan periode keterikatan kasnya selama 57 hari lebih cepat 8 hari dari tahun 2010. Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2007 2011 tingkat perputaran kas KPRI PATUT PATUH PATJU mengalami fluktuasi, namun pengelolaan kas masih dalam kategori efisien karena masih melebihi standar perputaran kas. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 42

2. 2. Perputaran Piutang 3. Piutang sebagai elemen dari pasar modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, batas waktu rata rata pengumpulan piutang periode keterikatan piutang ditetapkan 180 hari. Tahun Penjualan Tabel 3. Perputaran Piutang dan Periode Keterikatan Piutang KPRI PATUT PATUH PATJU Periode tahun 2007 2011 Perubah an Rata-rata Piutang Perubaha n Perputara n Piutang Perubaha n Periode keterikat an (hari) 2007 288.169.650-576.643.364-0,50-720 2008 187.905.460 (34,79) 648.611.528 12,48 0,29 (42) 1.241 2009 212.708.731 13,20 893.588.501 37,77 0,24 (17,24) 1.500 2010 263.456.650 23,86 1.014.047.337 13,48 0,26 8,33 1.385 2011 252.705.662 (4,08) 1.165.122.728 14,90 0,22 (15,38) 1.636 Pada tahun 2007 tingkat perputaran piutang pada koperasi KPRI PATUT PATUH PATJU adalah sebesar 0,50 kali, yang artinya dalam satu tahun rata rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,50 kali, sedangkan piutang rata rata dikumpulkan setiap 720 hari. Dengan demikian pengumpulan piutang tidak efisien karena tidak sesuai dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan. Pada tahun 2008 tingkat perputaran piutang mengalami penurunan sebesar 42%, yaitu sebesar 0,29 kali yang artinya bahwa dalam satu tahun rata rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,29 kali. Penurunan rasio ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah piutang sebesar 12,48% menjadi Rp.648.611.528 lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan penjualannya yaitu sebesar 34,79 % menjadi Rp.187.905.460. Sedangkan pengumpulan piutang sebesar 1.241 hari yang berarti lebih buruk dari pada tahun 2007 yaitu bertambah lama 521 hari. Pada tahun 2009 tingkat perputaran piutang adalah sebesar 0,24 kali yang artinya dalam satu tahun rata rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,24 kali. Tingkat perputaran piutang pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 17,24 % dari tahun 2008 yang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah piutang sebesar 37,77% menjadi Rp.893.588.501 lebih besar dari pada peningkatan penjualan yang hanya sebesar 13,20% menjadi Rp.212.708.731. Rata rata pengumpulan piutang adalah 1.500 hari, yang berarti bertambah lama 259 hari dari tahun 2008. pada tahun 2010 tingkat perputaran piutang adalah sebesar 0,26 kali yang berarti bahwa dalam satu tahun rata rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,26 kali. Tingkat perputaran piutang pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 8,33% dari tahun 2009 karena adanya peningkatan piutang sebesar 13,48 % menjadi Rp.1.014.047.337 lebih besar dari pada peningkatan penjualan sebesar 23,86 % menjadi Rp.263.456.650. Periode pengumpulan piutang adalah 1.385 hari yang artinya lebih cepat 115 hari dari tahun 2009. Pada tahun 2011 perputaran piutang sebesar 0,22 kali yang artinya bahwa dalam satu tahun rata rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,22 kali. Tingkat perputaran pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 15,38 % dari tahun 2010 karena adanya peningkatan piutang sebesar 14,90 % menjadi Rp.1.165.122.728 sedangkan penjualan mengalami penurunan sebesar 4,08 % menjadi Rp.252.705.662. Periode pengumpulan piutang adalah 1.636 hari yang artinya bertambah lama 251 hari dari tahun 2010. Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa pada periode tahun 2007-2011 tingkat perputaran piutang pada KPRI PATUT PATUT PATJU selalu mengalami penurunan, semakin rendah perputaran piutang berarti semakin lama waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih besar yang diinvestasikan dalam piutang. Periode pengumpulan piutang selama periode tahun 2007 2011 juga semakin bertambah lama. Periode pengumpulan piutang tersebut tidak efisien karena melebihi batas pembayaran yang telah ditetapkan koperasi yaitu 180 hari. 3. Perputaran Persediaan Persediaan merupakan elemen dari modal kerja yang selalu berputar secara terus menerus. Tingkat perputaran persediaan dapat diukur dengan membandingkan antara harga pokok penjualan dengan rata rata persediaan yang dimiliki koperasi. Persediaan disini hanya terdapat pada unit pertokoan yaitu persediaan Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 43

barang. Tinggi rendahnya perputaran persediaan mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal kerja pada persediaan. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja pada persediaan adalah dengan membandingkan periode perputaran pada persediaan dengan syarat lamanya persediaan tersimpan dalam pertokoan, yaitu 30 hari. Tabel 4. Perputaran Persediaan dan Periode Terikatnya Persediaan KPRI PATUT PATUH PATJU Periode Tahun 2007 2011 Rata-rata Perputaran Persediaan persediaan Tahun HPP Periode keterikat an (hr) 2007 245.057.615-25.552.390-9,60-38 2008 148.290.975 (39,49) 28.695.500 12,30 5,17 (0,46) 70 2009 164.684.131 11,05 30.020.050 4,62 5,49 0,06 66 2010 212.177.785 28,84 38.137.825 27,04 5,56 0,01 65 2011 205.965.950 (2,93) 43.280.475 13,48 4,76 (0,14) 76 Tahun 2007 tingkat perputaran persediaan adalah sebesar 9,60 kali, yang berarti bahwa dana yang berputar dalam persediaan selama satu tahun berputar rata rata 9,60 kali. Sedangkan periode keterikatan persediaan adalah 38 hari yang berarti bahwa barang dagangan rata rata baru dapat terjual setelah tersimpan dalam toko selama 38 hari. Pada tahun 2008 tingkat perputaran persediaan adalah sebesar 5,17 kali yang artinya bahwa dana yang berputar dalam persediaan selama satu tahun berputar rata - rata 5,17 kali. Tingkat perputaran persediaan pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 0,46 % dari tahun 2007, yang disebabkan oleh adanya peningkatan rata rata persediaan sebesar 12,30% menjadi Rp.28.695.500 lebih besar dibandingkan dengan peningkatan Harga Pokok Penjualan (HPP ) yang mengalami penurunan sebesar 39,49 % menjadi Rp.148.290.975. Periode keterikatan persediaan selama 70 hari yang berarti bahwa barang dagangan baru dapat terjual setelah tersimpan dalam toko selama 70 hari, bertambah lama 32 hari dari tahun 2007. Pada tahun 2009 tingkat perputaran persediaan sebesar 5,49 kali artinya bahwa dana yang berputar dalam persediaan selama satu tahun berputar rata rata 5,49 kali. Tingkat perputaran persediaan ini mengalami peningkatan sebesar 0.06 % dari tahun 2008, yang disebabkan oleh adanya peningkatan rata rata persediaan sebesar 4,62% menjadi Rp.30.020.050 lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan HPP yang hanya sebesar 11,05% menjadi Rp.164.684.131. Sedangkan periode keterikatan persediaan selama 66 hari yang berarti bahwa barang dagangan baru dapat terjual setelah tersimpan dalam toko selama 66 hari, lebih cepat 4 hari dari tahun 2008. Pada tahun 2010 tingkat perputaran persediaan mengalami peningkatan sebesar 5,56 kali dari tahun 2009 yang menunjukkan angka 5,56 kali, yang berarti bahwa dana yang berputar dalam persediaan selama satu tahun berputar rata rata 5,56 kali. Peningkatan perputaran persediaan disebabkan oleh adanya peningkatan rata rata persediaan sebesar 27,04% menjadi Rp.38.137.825, sedangkan Harga Pokok Penjualan (HPP ) mengalami peningkatan sebesar 28.84% menjadi Rp.212.177.785. Sedangkan periode keterikatan persediaan selama 65 hari yang berarti bahwa barang dagangan baru dapat terjual setelah tersimpan dalam toko selama 65 hari, bertambah cepat 1 hari dari tahun 2009. Pada tahun 2011 tingkat perputaran persediaan mengalami penurunan sebesar 0,14% dari tahun 2010 yang ditunjukkan oleh angka 4,76 kali, yang berarti bahwa dana yang berputar dalam persediaan selama satu tahun berputar rata rata 4,76 kali. Penurunan perputaran persediaan disebabkan oleh adanya peningkatan rata rata persediaan sebesar 13,48% menjadi Rp.43.280.475, sedangkan HPP mengalami penurunan sebesar 2,93% menjadi Rp.205.965.950. Sedangkan periode keterikatan persediaan adalah 76 hari yang berarti bahwa barang dagangan rata rata baru dapat terjual setelah tersimpan dalam toko selama 76 hari, bertambah lama 11 hari dari tahun 2010. Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa perputaran persediaan pada KPRI PATUT PATUH PATJU periode tahun 2007-2011 berfluktuasi dengan kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Sedangkan periode keterikatan persediaan selama periode tahun 2007-2011 melebihi batas standar yang ditetapkan koperasi yaitu 30 hari. perputaran persediaan terus mengalami penurunan sehingga KPRI PATUT PATUH PATJU dapat dikatakan bahwa penggunaan modal kerja pada persediaan tidak efisien. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 44

4. Perputaran Modal Kerja GaneÇ Swara Vol. 7 No.1 Maret 2013 Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja. Dengan menggunakan perputaran modal kerja maka akan diketahui rata rata perputaran dana yang tertanam pada modal kerja selama satu tahun dalam koperasi, atau dapat juga menunjukkan penjualan yang dapat diperoleh koperasi untuk tiap rupiah modal kerja. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja maka semakin efisien penggunaan modal kerja oleh koperasi, demikian pula sebaliknya. Tahun Tabel 5. Perputaran Modal Kerja KPRI PATUT PATUH PATJU Periode, 2007 2011 Penjualan Modal kerja Perputaran modal kerja 2007 288.169.650-354.352.953-0,81-2008 187.905.460 (34,79) 426.143.652 22,67 0,44 (0,46) 2009 212.708.731 13,20 594.690.825 26,44 0,36 (0,18) 2010 263.456.650 23,86 671.710.748 15,63 0,39 0.08 2011 252.705.662 (4,08) 824.733.828 13,69 0,31 (0,21) Pada tahun 2007 tingkat perputaran modal kerja adalah sebesar 0,81 kali yang artinya bahwa dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata rata 0,82 kali dalam satu tahun atau dapat pula dikatakan bahwa setiap Rp.1,00 modal kerja dapat menghasilkan penjualan Rp.0,81. Pada tahun 2008 tingkat perputaran modal kerja adalah sebesar 0,44 kali yang artinya bahwa dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata rata 0,44 kali dalam satu tahun atau dapat pula dikatakan bahwa setiap Rp.1,00 modal kerja yang ditanamkan dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp.0,44. Tingkat perputaran modal kerja pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 0,46% dari tahun 2007 karena adanya peningkatan rata rata modal kerja sebesar 22,67% menjadi Rp.426.143.652 sedangkan penjualan mengalami penurunan sebesar 34,79% menjadi Rp.187.905.460. Pada tahun 2009 tingkat perputaran modal kerja adalah sebesar 0,36 kali atau turun sebesar 0,18% dari tahun 2008. Dengan tingkat perputaran modal kerja adalah sebesar 0,36 kali artinya bahwa dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata rata 0,36 kali dalam satu tahun atau setiap Rp.1,00 modal kerja yang ditanamkan mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp.0,36. Penurunan tingkat perputaran modal kerja ini disebabkan oleh adanya peningkatan rata rata modal kerja yaitu sebesar 26.44% menjadi Rp.743.752.551,83 lebih besar dibandingkan dengan peningkatan penjualan yang hanya sebesar 14,28% menjadi Rp.440.476.681,61. Tahun 2010 tingkat perputaran modal kerja adalah sebesar 0,49 kali yang berarti bahwa dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata rata 0,49 kali dalam satu tahun atau setiap Rp.1,00 modal kerja yang ditanamkan mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp.0,48. Tingkat perputaran modal kerja pada tahun ini mengalami peningkatan 0,08% dari tahun 2009 yaitu sebesar 0,39 kali. Pada tahun 2011 tingkat perputaran modal kerja terjadi penurunan sebesar 0,21 % dari tahun 2010, yaitu sebesar 0,31 kali yang artinya bahwa dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata rata 0,31 kali dalam satu tahun atau setiap Rp.1,00 modal kerja yang ditanamkan mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp.0,31. Penurunan tingkat perputaran modal kerja ini disebabkan oleh adanya penurunan nilai penjualan sebesar 4,08% menjadi Rp.252.705.662. Dari hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa tingkat perputaran modal kerja KPRI PATUT PATUH PATJU selama tahun 2007-2011, mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun. Tingkat perputaran modal kerja yang dimiliki koperasi KPRI PATUT PATUH PATJU selama tahun 2007-2011 menunjukkan angka kurang dari satu, yang berarti bahwa koperasi dalam keadaan yang undertrading, yaitu suatu keadaan dimana koperasi pada saat itu mempunyai kesempatan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang lebih besar namun volume usaha dan penjualannya belum diperbesar. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penggunaan modal kerja untuk menghasilkan penjualan pada KPRI PATUT PATUH PATJU selama lima tahun belum efisien,dari hasil penelitian terdahulu penggunaan modal kerja dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 bila ditinjau dari rasio likuiditas koperasi ini sudah efektif yaitu berada diatas 200 %,walaupun berfluktuasi (IGA Oka N; 2012;116) Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 45

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan GaneÇ Swara Vol. 7 No.1 Maret 2013 Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari Analisis aktivitas perputaran modal kerja selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 KPRI PATUT PATUH PATJU mencapai tingkat perputaran yang berfluktuasi. Tingkat perputaran modal kerja menggambarkan tingkat efisiensi modal. Selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tingkat perputaran modal kerja menunjukkan angka kurang dari satu, ini berarti bahwa koperasi dalam keadaan undertrading yang disebabkan oleh aktiva lancar lebih besar dibandingkan penjualannya, sedangkan penggunaan kas selama lima (5) tahun pelaporan dapat dikatakan efisien, karena dilihat dari perputaran kasnya masih dalam batas standar perputaran kas yaitu empat kali dalam satu tahun. 2. Dilihat dari perputaran piutang selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 selalu mengalami penurunan. Perputaran piutang paling rendah terjadi pada tahun 2011. Dengan semakin merosotnya perputaran piutang maka periode terikatnya modal pada piutang juga semakin bertambah lama, dan dapat dikatakan tidak efisien karena melibihi batas pembayaran yang telah ditentukan yaitu 180 hari. Sedangkan penggunaan modal pada persediaan selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dapat dikatakan tidak efisien karena periode terikatnya persediaan melebihi standar yang ditetapkan koperasi yaitu 30 hari. Saran-saran 1. Dilihat dari proporsi piutang pada neraca, jumlahnya terlalu besar terutama pada unit usaha simpan pinjam, karena periode atau waktu pengembalian piutang yang terlalu lama, sehingga banyak yang masih berada di tangan debitur yang akibatnya dapat menghambat kemampuan koperasi untuk mendapatkan keuntungan dengan modal yang tersedia. Jadi sebaiknya koperasi menetapkan syarat pengembalian piutang yang lebih dipercepat. 2. KPRI PATUT PATUH PATJU sebaiknya memanfaatkan tambahan aktiva yang dimilikinya untuk meningkatkan volume penjualan, karena selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kenaikan total aktiva yang dimiliki koperasi lebih tinggi dibandingkan kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Hanafi, M.Mamduh,2005. Analisis Laporan Keuangan, AMP-YKPN Yogyakarta. Hadiwidjaja, 1990. Modal Koperasi, Pionir Jaya, Bandung Munawir, S, 1995. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat.Liberty, Yogyakarta Riyanto, Bambang,2011, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE Yogyakarta Tunggal, Widjaja Amin,1995, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, Rhineka Cipta Yogyakarta IGA Oka Netrawati,2012.Analisis Penggunaan Modal Kerja ditinjau dari Rasio likuiditas Pada KPRI Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat,Jurnal Valid STIE AMM MataramVol.9.No.2 April 2012,hal 108-116. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja..Suharti 46