BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, keterampilan berpikir kritis telah lama menjadi topik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Belajar memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu proses pembelajaran guru dan murid terjadi suatu interaksi. Dimana

BAB I. PENDAHULUAN. yang memadai. Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar Biologi tidak selamanya berjalan efektif, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar tersebut

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seiring dengan terjadinya globalisasi. Perkembangan teknologi

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

dari proses maupun hasil pendidikan (Trianto, 2010:7-8).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga - ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Rosmalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam dunia IT (InformaticTechnology). Perkembangan dunia IT

Skripsi Oleh: Suboningsih NIM K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia yang berjumlah besar dapat menjadi modal pembangunan bila memiliki sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran fisika dibutuhkan keterampilan matematika, imajinasi dan implementasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON ALKANA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pera Agustiyani Rahayu, 2013

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan sarana belajar mandiri

I. PENDAHULUAN. alam, meliputi segala akibat dan dampak terhadap kehidupan. Ilmu tersebut selalu

I. PENDAHULUAN. secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan pengajar. Bagi siswa, animasi dapat meningkatkan minat belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

PENGARUH PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF PROGRAM MACROMEDIA FLASH MX 2004 SEBAGAI MEDIA CHEMO- EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan

BAB II BLENDED E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

BAB I PENDAHULUAN. dan alat penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan didesain untuk tujuan

2013 PENGARUH PENGGUNAAN PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA PADA KONSEP TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

I. PENDAHULUAN. keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang. ruang dan waktu. Dalam mempelajari gejala alam, fisika memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, keterampilan berpikir kritis telah lama menjadi topik pembicaraan selama kurun waktu 10 tahun terakhir (Patrick dalam Aulia, 2008:20). Namun dalam pengembangannya, penerapan keterampilan berpikir kritis memiliki beberapa kendala. Salah satunya adalah terlalu dominannya peran guru di sekolah sebagai penyampai atau sumber ilmu, sehingga siswa cenderung berperan sebagai sebuah wadah yang diisi dengan ilmu. Hal tersebut berakibat juga pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh, terutama hasil belajar yang termasuk ke dalam aspek penguasaan konsep siswa. Beberapa faktor yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar tersebut antara lain ketidaktepatan guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang digunakan saat Proses Belajar Mengajar (PBM). Ditinjau dari segi penggunaan media, salah satu alternatif media yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa adalah penggunaan multimedia pembelajaran (Bockholt, et al., 2003:35) dan Jackson (Machmudin, et al., 2009:10). Multimedia pembelajaran dapat memvisualisasikan berbagai fakta, keterampilan, konsep, dan menampilkan gambar-gambar yang bergerak sesuai dengan kebutuhan. Multimedia pembelajaran mempunyai kemampuan menyediakan lingkungan baru untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan mengembangkan pemahaman konseptual dalam berbagai konsep biologi

2 (Bockholt, et al., 2003; Silberman, 2006; dalam Sunarno 2009; dan Jackson; dalam Machmudin, et al., 2009). Penelitian mengenai penggunaan multimedia dalam pembelajaran biologi telah banyak dilakukan oleh para ahli. Schar, et al., (1999) dalam Sukmana (2008) melakukan eksperimen perbandingan antara jenis multimedia statis dan dinamis untuk kecenderungan proses tugas-tugas belajar. Hasilnya menunjukkan bahwa, faktor dinamis (animasi dan suara) menghasilkan dampak belajar yang paling baik. Stith (2004:181) mengungkapkan bahwa penggunaan animasi untuk semua cabang disiplin ilmu biologi sebagai media simulasi memberikan banyak keuntungan. Penggunaan animasi dapat meningkatkan hasil belajar ketika digunakan dalam kerangka yang konsisten dengan teori kognitif dalam pembelajaran berbasis multimedia (Mayer dan Moreno, 2000). Hasil penelitian serupa dikemukakan oleh Silberman (2006) dalam Sunarno (2009) yang menyatakan bahwa, melalui animasi dan imajinasi visual, siswa dapat meningkatkan imajinasi efektif dan keterampilan berpikir kritisnya sebagai suplemen kreatif dalam belajar. Sejalan dengan hal tersebut Jackson (Machmudin, et al., 2009:10) menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan komputer dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Sementara itu, penelitian lain menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar ketika menggunakan animasi dan audio (Childress, 1995; dalam Sukmana, 2008). Hasil penelitian serupa menemukan bahwa, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok yang diberi animasi dengan kelompok ilustrasi statis (Zhu dan Grabowski, 2006). Sejalan dengan hal tersebut, Sukmana (2008) dalam

3 penelitiannya tentang pembelajaran reproduksi sel menggunakan multimedia ilustrasi statis dan animasi menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas statis dan animasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa pada kelas animasi tidak lebih baik daripada hasil belajar siswa pada kelas statis. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, efektif tidaknya multimedia statis lawan dinamis masih menjadi perdebatan (Zhu dan Grabowski, 2006). Efektivitas animasi dengan audio hasilnya beragam dan bisa tergantung pada fungsi dari animasi itu sendiri, jenis belajar yang diukur, serta karakteristik pembelajar (Koroghlanian dan Klein, 2004). Penelitian mengenai pengaruh multimedia pembelajaran dianggap perlu dilakukan pada beberapa sekolah, khususnya siswa-siswi SMA Negeri X Bandung. Berdasarkan informasi yang didapat dari penelitian Aulia (2004), diketahui bahwa penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa di sekolah tersebut termasuk ke dalam kategori kurang. Berdasarkan hasil observasi, fasilitas yang terdapat di sekolah tersebut juga mendukung untuk dilakukannya penelitian. Hal ini didukung pula dengan hasil angket awal penelitian yang mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa di kelas XI IPA (kelas yang digunakan untuk penelitian) merasa tidak puas dengan pembelajaran biologi di sekolah dan menyetujui jika disekolah tersebut diterapkan pembelajaran biologi dengan menggunakan multimedia berupa sajian materi biologi yang dilengkapi dengan video dan animasi. Penerapan multimedia dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan motivasi, aktivitas, dan interaksi antara siswa, guru, dan bahan ajar.

4 Bahan ajar yang dikaji dalam penelitian adalah konsep sistem reproduksi manusia yang terdapat pada materi pelajaran biologi di SMA kelas XI. Alasan pemilihan materi tersebut dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Adanya karakteristik proses yang cukup rumit, kompleks, dan tidak bisa diamati dengan mata tanpa alat bantu tertentu, seperti proses pembentukan sel sperma (spermatogenesis), proses pembentukan sel telur (oogenesis), dan beberapa proses lain menjadi faktor utama dalam pemilihan materi. Sehubungan dengan karakteristik tersebut, upaya pengembangan multimedia dalam bentuk animasi diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA melalui Multimedia Ilustrasi Statis dan Animasi pada Konsep Sistem Reproduksi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah, Bagaimana perbandingan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan multimedia ilustrasi statis dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan multimedia animasi pada konsep sistem reproduksi manusia?.

5 Untuk mempermudah penelitian ini, permasalahan di atas dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan penguasaan konsep siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia ilustrasi statis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia animasi pada materi sistem reproduksi manusia? 2. Bagaimana perbandingan penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia ilustrasi statis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia animasi pada materi sistem reproduksi manusia? 3. Bagaimana respons siswa terhadap penerapan multimedia ilustrasi statis dan animasi pada pembelajaran materi sistem reproduksi manusia? 4. Bagaimana tanggapan guru terhadap penerapan multimedia ilustrasi statis dan animasi pada pembelajaran sistem reproduksi manusia? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan multimedia ilustrasi statis dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan multimedia animasi pada konsep sistem reproduksi manusia. Tujuan penelitian di atas dapat dijabarkan dalam tujuan khusus sebagai berikut:

6 1. Untuk mengetahui perbandingan penguasaan konsep siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia ilustrasi statis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia animasi pada materi sistem reproduksi manusia. 2. Untuk mengetahui perbandingan penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia ilustrasi statis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui multimedia animasi pada materi sistem reproduksi manusia. 3. Untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan multimedia ilustrasi statis dan animasi pada pembelajaran materi sistem reproduksi manusia. 4. Untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penerapan multimedia ilustrasi statis dan animasi pada pembelajaran sistem reproduksi manusia. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini merupakan refleksi dalam kegiatan pembelajaran yang diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi: 1. Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan interaksi antara siswa, guru, dan bahan ajar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mereka.

7 2. Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memacu kreativitas guru dalam mengembangkan multimedia presentasi pembelajaran yang efektif, dan efisien guna mencapai penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa yang optimal. 3. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memacu pengembangan multimedia pembelajaran berbantuan komputer di sekolah. 4. Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran berbasis multimedia beserta kelebihan dan kekurangannya. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan ketika akan melakukan penelitian yang relevan. E. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas, maka ruang lingkup dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Penguasaan konsep yang diukur meliputi aspek mengingat (C 1 ), dan memahami (C 2 ). Pemilihan aspek ini didasarkan kepada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) materi sistem reproduksi di kelas XI SMA semester II. 2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang digunakan sesuai dengan indikator yang dikemukakan oleh Ennis (1985:54-56), dalam penelitian ini

8 meliputi: a. menyesuaikan dengan sumber, b. membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan c. mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. Sub Indikator Keterampilan berpikir Kritis ini dipilih untuk melengkapi penguasaan konsep dan berpedoman pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) materi sistem reproduksi di kelas XI SMA semester II. 3. Penelitian ini dilakukan di SMA X Bandung dengan subjek penelitian adalah kelas XI IPA A dan XI IPA B tahun ajaran 2009-2010. 4. Multimedia ilustrasi statis dan multimedia animasi yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada taksonomi media menurut Rudy Bretz (1971) (Munadi, 2008:53). Kedua multimedia presentasi pembelajaran tersebut dibuat dengan menggunakan software Macromedia Flash 8.0 TM version. 5. Konsep sistem reproduksi yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah konsep sistem reproduksi pada manusia yang meliputi keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin (spermatogenesis dan oogenesis), ovulasi, dan fertilisasi. F. Asumsi 1. Multimedia pembelajaran mempunyai kemampuan menyediakan lingkungan baru untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan mengembangkan pemahaman konseptual dalam berbagai konsep biologi (Bockholt, et al., 2003:35).

9 2. Animasi dapat meningkatkan pemahaman siswa ketika digunakan dalam kerangka yang konsisten dengan teori kognitif dalam multimedia pembelajaran (Mayer dan Moreno, 2005:87). 3. Pembelajaran dengan menggunakan komputer dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa (Jackson; dalam Machmudin, et al., 2009:10). G. Hipotesis (H 1 ): Terdapat perbedaan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan multimedia ilustrasi statis dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan multimedia animasi pada konsep sistem reproduksi manusia.