BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan tersebut mempunyai tujuan yang harus diperhatikan. Tujuan tersebut dapat dilihat pada UU No.20 tahun 2003 Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbagai usaha dilakukan pemerintah dalam upaya menggalakan konsep dan program pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk memajukan bangsa dan negara. Diantaranya melalui pengembangan pendidikan seseorang yang berlangsung di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi tiga, yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan formal berlangsung di sekolah dan pendidikan inilah yang dimaksud sebagai tempat mewujudkan cita-cita untuk menjadi bangsa yang maju, yang dibangun oleh sumber daya manusia yang cerdas melalui pendidikan. Gambaran keberhasilan seorang siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang ia dapatkan. Hasil belajar ini dapat diukur dari beberapa ranah, diantaranya ranah

2 kognitif yang melihat dari segi pemahaman siswa terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan, selanjutnya ada ranah afektif dilihat dari segi penghayatan siswa melalui sikap dan nilai yang dihasilkan, dan yang terakhir adalah ranah psikomotorik yang lebih menitik beratkan kepada pengamalan siswa mengenai pemahaman materi yang telah disampaikan. Ketiga ranah diatas dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam memberikan evaluasi penilaian hasil belajar siswa. Pada pelaksanaannya, keberhasilan proses belajar mengajar belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik, seringkali terdapat kendala yang ditemukan dalam proses belajar mengajar yang mengakibatkan tujuan pengajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan pengamatan yang penulis peroleh dari dokumentasi guru akuntansi SMA Kartika XIX-2 Bandung menunjukan bahwa masih terdapat hasil belajar siswa yang nilai ulangan materi persamaan dasar akuntansinya berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang telah ditetapkan. Datanya adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Persamaan Dasar Akuntansi SMA Kartika XIX-2 Bandung Mata Pelajaran Akuntansi Periode Semester Genap Kelas Jumlah siswa dibawah nilai KKM Persentase (%) Jumlah siswa diatas nilai KKM Persentase (%) Jumlah siswa XI IPS 1 19 67,86 % 9 32,14 % 28 XI IPS 2 23 79,30 % 6 20,70 % 29 Jumlah 42 73,68 % 15 26,32 % 57 Sumber: Daftar Nilai Siswa Kelas XI IPS SMA Kartika XIX-2 Bandung (diolah) Berdasarkan perolehan data di atas masih terdapat siswa yang belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebanyak 42 orang atau

3 73,68 %, dan yang sudah diatas KKM ada 15 orang atau 26,32 %. Nilai KKM yang ditentukan untuk pelajaran akuntansi adalah 76. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan terus menerus, jika hal ini terus dibiarkan akan berdampak pada materi selanjutnya. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang berkelanjutan dan pokok bahasannya saling terkait satu sama lain. Sehingga apabila siswa tidak tuntas dalam mempelajari satu bahasan maka akan sulit untuk mempelajari materi atau bahasan selanjutnya. Apabila pencapaian siswa yang masih dibawah KKM tersebut dibiarkan akibatnya siswa akan sulit mempelajari materi selanjutnya. Selain itu apabila fenomena di atas diabaikan dan dibiarkan terus menerus, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran pun tidak akan tercapai. Apalagi materi yang dipelajari di kelas XI adalah pelajaran dasar yang akan terus dibawa sampai akhir. Perbedaan hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti kondisi fisiologis, kondisi panca indra, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Faktor eksternal seperti faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor instrumental ini berupa kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru. Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya minat. Dengan adanya minat akan membuat konsentrasi lebih mudah dilakukan sehingga materi yang dipelajari akan mudah dipahami. Penguasaan yang sempurna terhadap suatu mata pelajaran memerlukan pencurahan perhatian yang rinci. Begitu pula dengan Djaali (2009:121) yang mengemukakan bahwa Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa menguasai pelajarannya. Minat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penguasaan ranah kognitif siswa. Menurut Slameto dalam Djaali (2009:121) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

4 menyuruh. Jika semakin kuat penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri, maka akan semakin besar pula pengaruh itu tertanam didalam diri seseorang. Pengaruh minat cukup besar terhadap belajar. Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka karena minat yang berlainan. Hal ini mempengaruhi kegiatan belajar anak. Biasanya pelajaran yang disenangi akan dipelajari oleh anak dengan senang hati pula. Sebaliknya, pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari oleh anak, sehingga tidak heran bila isi dari pelajaran itu kurang dikuasai oleh anak. Akibatnya, nilai anak berada dibawah KKM yang telah ditentukan. Proses belajar mengajar merupakan proses sistemik yang meliputi banyak komponen, salah satu dari banyak komponen dari sistem pengajaran adalah sumber belajar. Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, bukubuku atau bahan-bahan tercetak lainnya (Sudjana dan Rivai, 2007: 76). Arif S. Sadiman (Rohani, 2004: 161), menyatakan bahwa Segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan memungkinkan memudahkan proses belajar disebut sumber belajar (seperti: Guru, buku, film, majalah laboratorium, peristiwa dan sebagainya). Sumber belajar sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sumber belajar sangat urgen dalam proses belajar mengajar, sebab tanpa adanya sumber belajar proses pembelajaran tidak akan terjadi. Berdasarkan hal tersebut, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain minat yaitu pemanfaatan sumber belajar. Faktor tersebut, memegang peranan penting dalam mencapai hasil belajar, karena sangat membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh lebih baik.

5 Penelitian ini dilakukan di SMA Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung yang merupakan sekolah swasta berakreditasi A (Amat baik). Sekolah ini mempunyai sarana dan prasarana, serta lingkungan belajar yang cukup memadai untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, tetap saja masih terdapat banyak siswa yang nilainya berada dibawah KKM. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Kelas XI di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran minat belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2. Bagaimana gambaran pemanfaatan sumber belajar pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 3. Bagaimana gambaran hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 4. Bagaimana pengaruh pemanfaatan sumber belajar terhadap minat belajar pada pelajaran akuntansi kelas XI di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 5. Bagaimana pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 6. Bagaimana pengaruh pemanfaatan sumber belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran

6 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi, serta untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan di atas, yaitu pengaruh minat dan pemanfaatan sumber belajar terhadap hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran minat belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2. Untuk mengetahui gambaran pemanfaatan sumber belajar pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 3. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 4. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan sumber belajar terhadap minat belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 5. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 6. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan sumber belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran akuntansi di SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian mengenai minat dan pemanfaatan sumber belajar terhadap hasil belajar siswa semoga dapat dijadikan informasi untuk memperluas dan menambah pengetahuan dan sebagai kajian bagi peneliti lainnya mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam.

7 1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi tenaga pendidik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dari minat dan pemanfaatan sumber belajar. b. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi khususnya untuk penulisan karya ilmiah dengan topik yang sama dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran untuk penelitian yang lebih mendalam.