Written by David Dwiarto Wednesday, 11 September :48 - Last Updated Wednesday, 11 September :58

dokumen-dokumen yang mirip
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PENYERAPAN ANGGARAN DALAM APBN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

Negara Hadapi Risiko Likuiditas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

1. Tinjauan Umum

TAMBAHAN SUBSIDI LISTRIK RP 24,52 TRILIUN

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Kebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS. 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO. Jakarta, 18 September 2013

BukuGRATISinidapatdiperbanyakdengantidakmengubahkaidahsertaisinya.

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 279 Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 17/12/2014

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

Problema dan Upaya Mengatasi Dampak Krisis Keuangan Global Pada Perekonomian Nasional

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

Robohnya Rupiah Kami 1

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Issu-Issu Global Menyikapi Krisis Ekonomi Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

Transkripsi:

Oleh Agustiyanti dan Grace Dwitiya Amianti JAKARTA. Guna meredam pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pemerintah diminta mengeluarkan sejumlah ketentuan, salah satunya mewajibkan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyimpan devisanya di dalam negeri. Hal itu dapat dimulai dari perusahaan-perusahaan pertambangan yang beroperasi di Tanah Air. "Perusahaan tambang itu kan mengambil barang tambang dari tanah kita, dari perut bumi Indonesia. Maka mereka harus menyimpan devisanya di Indonesia. Harus dimulai dari situ," kata Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik J Rachbini, usai diskusi Kadin tentang perkembangan situasi ekonomi dan keuangan, di Jakarta, Jumat (6/9). Menurut Didik, langkah lain yang bisa ditempuh pemerintah adalah meminta perusahaan-perusahaan BUMN yang mengimpor barang modal dalam jumlah besar, menunda sementara impornya. "Untuk memperbaiki nilai tukar dalam waktu cepat, Pak Dahlan (Menteri BUMN Dahlan Iskan, red) mesti diminta cuti kampanye satu bulan. Panggil direksi-direksi BUMN, tanyakan proyek-proyek yang menggunakan dolar AS, kemudian minta mereka untuk menundanya sementara," ujar dia. Jika dilakukan secara konsisten dan masif, kata dia, kebijakan tersebut bisa membantu mengembalikan rupiah ke level fundamentalnya pada kisaran Rp 10.000 per dolar AS. "Permintaan dolar BUM N, kalau ada yang bisa ditunda, sebaiknya ditunda. Penurunan barang modal memang bisa sedikit mengganggu pertumbuhan ekonomi. Tapi tidak apa-apa pertumbuhan ekonomi agak direm, yang penting rupiah lebih stabil," tandas dia. Dia menambahkan, pemerintah juga perlu mempercepat implementasi kebijakan man-datori penggunaan biofuel dan mempercepat proses migrasi bahari bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). 1 / 5

Jika konsumsi BBM bisa ditekan, impor akan berkurang, sehingga kebutuhan dolar AS untuk mengimpor minyak mentah dan BBM pun bisa dipangkas. Didik Rachbini mengungkapkan, pelemahan rupiah terjadi akibat lambatnya penetapan kebijakan fiskal terkait kenaikan harga BBM bersubsidi oleh DPR dan pemerintah. Kondisi itu diperparah oleh struktur industri nasional yang rapuh. Kebutuhan bahan baku, barang antara, dan barang modal masih dipenuhi dari impor. "Dengan adanya masalah suplai (produksi) ini, Indonesia harus mengimpor dalam jumlah besar," tutur dia. Menurut Didik, persoalan-persoalan mendasar itu harus segera diselesaikan pemerintah. "Kalau sisi ekonomi yang lemah itu tidak secepatnya dibereskan, diselesaikan, dan dilindungi, sendi-sendi perekonomian nasional bakal rontok semua," tegas dia. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi sebelumnya menjelaskan, pemerintah sedang mengkaji kemungkinan menunda impor barang modal perusahaan-perusahaan BUMN yang tidak terlalu berpengaruh pada produktivitas BUMN-BUMN tersebut Penundaan impor barang modal antara Iain dapat dilakukan terhadap impor produk lokomotif dan pesawat terbang yang nilai impornya sangat besar. "Impor BUMN nilainya besar, seperti lokomotif dan pesawat Apa bisa itu dijadwalkan ulang, kami sedang melakukan pembicaraan intensif terkait hal itu," tutur Bayu. Bayu menambahkan, jika ada barang modal yang impornya dapat ditunda hingga tahun depan, hal ituakan turut membantu menekan impor, sehingga kebutuhan dolar AS berkurang. Dengan begitu pula, rupiah dapat menguat kembali. "Jika impor tidak dapat ditunda karena dianggap menganggu produktivitas, penundaan bisa dilakukan dari sisi pembayarannya (financing)," ucap dia. Menteri BUMN Dahlan Iskan menanggapi positif usulan tersebut "Impor pesawat itu meskipun jumlahnya sedikit memang memakan devisa yang besar. Saya mendukung usulan penundaan impor pesawat" ujar Dahlan. 2 / 5

Tidak Adil Secara terpisah, Pit Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Bambang Brodjonegoro menuturkan, kebijakan penundaan impor barang modal bagi perusahaan-perusahaan BUMN kemungkinan hanya akan bersifat imbauan. Kebijakan ini juga harus dibicarakan dengan perusahaan bersangkutan. Penundaan tersebut, menurut dia, harus dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan barang modal masing-masing perusahaan BUMN. "Misalnya Garuda ingin mengimpor pesawat boeing 777-300ER untuk penerbangan langsung ke London, tapi ternyata infrastrukturnya belum siap. Impor seperti ini yang bisa ditunda. Seharusnya yang diutamakan impor itu yang begitu datang bisa langsung menghasilkan atau produktif," papar dia. Bambang menambahkan, penundaan impor barang modal di perusahaan-perusahaan BUMN dapat dilakukan sejauh tidak menganggu produktivitas BUMN bersangkutan. Namun, perlu pula diperhatikan, kebijakan penundaan itu jangan sampai menimbulkan ketidakadilan yang dapat menurunkandaya saing perusahaan BUMN dalam berkompetisi dengan swasta. "Masalahnya, BUMN seperti Garuda disuruh menunda pembelian pesawat padahal Garuda harus bersaing secara terbuka dengan maskapai penerbangan swasta. Kalau maskapai swasta boleh impor, ini tentu tidak adil," ujar dia. Untuk itu, menurut dia, penundaan impor barang modal oleh perusahaan BUMN sebaiknya hanya bersifat himbauan. "Pemerintah pun akan berupaya memperbaiki defisit neraca perdagangan dengan mengendalikan impor barang mewah," tutur dia. Perbaiki Suplai Barang Sementara itu, Guru Besar Universitas Padjadjaran Ina Primiana mengungkapkan, defisit neraca transaksi berjalan (neraca perdagangan dan neraca jasa) yang memicu pelemahan 3 / 5

rupiah selama ini terjadi akibat permasalahan struktural dari sisi suplai barang. "Perlu dilakukan sejumlah perbaikan pada sisi suplai barang. Sebenarnya masalah utamanya adalah demand yang tidak dapat dipenuhi dari sisi suplai, sehingga kita harus impor barang dalam jumlah besar," ucap dia. Menurut Ina, pemerintah harus memperkuat industri nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan usaha, seperti yang menyangkut perizinan, infrastruktur, konektivitas, dan buruh. Pemerintah juga harus mendorong hilirisasi dengan menerapkan sistem manajemen rantai pasok. "Selain itu, untuk menekan ekonomi biaya tinggi, sistem logistik harus dibenahi," ujar dia. Di sisi lain, menurut Ina Primiana, pemerintah perlu mengevaluasi berbagai perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/fta) dan perjanjian kemitraan ekonomi (economic partnership agreement/epa), baik secara bilateral maupun regional. "Kalau FTA atau EPA itu ternyata merugikan Indonesia, ya harus ditinjau ulang atau bahkan dibatalkan," tegas dia. Cadangan Devisa Naik Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah cadangan devisa (cadev) per akhir Agustus 2013 mencapai US$ 93 miliar, naik US$ 300 juta dibandingkan posisi akhir Juli 2013 sebesar USS 92,7 miliar. Posisi tersebut setara lima bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Namun, jika hanya dibandingkan dengan impor, posisi cadev itu setara 5,2 bulan impor "Sebenarnya cadev naik stabil, sedikit naik karena penerimaan devisa lebih besar dari outflow secara netto," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bisnis Indonesia, Difi Ahmad Johansyah, di Jakarta, kemarin. Menurut Difi, jumlah cadev tersebut masih cukup untuk menghadapi tekanan pada neraca pembayaran. Namun, masih tingginya tekanan dan ketidakpastian perekonomian global ke depan memerlukan langkah-langkah antisipasi. Respons yang ditempuh bank sentral dalam 4 / 5

menghadapi gejolak eksternal di antaranya menerapkan bauran kebijakan, termasuk bantaian kecukupan cadev secara berlapis (second line of defense). Dia menambahkan, BI juga telah menandatangani perpanjangan Bilateral Swap Agreement (BSA) dengan Bank of Japan (BoJ) sebesar US$ 12 miliar. BoJ bertindak sebagai agen menteri keuangan Jepang. Perjanjian itu berlaku efektif mulai 31 Agustus 2013. "Pembahasan untuk kerja sama serupa sedang dilakukan dengan bank-bank sentral di kawasan," ujar Difi.(es/az) Sumber : Investor Daily, 09 September 2013 5 / 5