BAB II. Landasan Teori

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan didunia pekerjaan, peningkatan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. penanaman nilai-nilai yang baik dan luhur. Menurut UU No. 20 tahun 2003

Soal psikotes gambar atau Tes Logika Penalaran.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serangkaian tujuan. McDonald ( dalam Soemanto, 2006:204) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

TES PAULI. prestasi. Aspek kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain: kekuatan kemauan,

BAB I PENDAHULUAN. ini dinilai sebagai salah satu usaha serius yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A Wahid Hasyim, 2014 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

SOSIALISASI PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI FE - UST TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi.

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

Sekilas Psikotes. # PsikoMagz Edisi 1 Juli Tes Deret Angka. Daftar Isi:

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A B S T R A K Solomon & Rothblum

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. merupakan aset besar yang dimiliki oleh suatu negeri. Masa muda adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang dijalankan setelah selesai

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Tes Pauli Tes Pauli dikembangkan oleh Dr. Richard Pauli (1938) Dr.Wilhem Arnold dan Prof.Dr.Van Hiss yang di modifikasi dari tes Kraeplin, untuk tujuan melihat daya tahan, ketekunan dan ketelitian. Merupakan salah satu alat tes psikodiagnostik yang mampu menggambarkan aspek kepribadian yaitu kecerdasan, emosi dan motivasi yang hasilnya berupa prestasi kerja. Tes Pauli menjadi alat tes yang sederhana dalam pengerjaannya, selain itu tes Pauli juga merupakan alat tes yang pasti dan teliti guna mengukur prestasi.bagi orang baru, tes Pauli dapat merepresentasikan penyesuaian diri orang tersebut terhadap tugas baru. Dalam tes pauli dapat timbul beberapa reaksi dan prilaku, sbb: - Lelah (fisik) - Kesal (emosi) - Jenuh - Bertahan, semngat dsb Secara tidak langsung reaksi ini adalah proyeksi dari kepribadian individu. Menurut pauli, hasil kerja adalah fungsi dari motivasi dan kemampuan, sedangkan motivasi adalah hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan dalah suatu kekuatan tindakan-tindakan responsive yang dapat berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, kemampuan untuk membedakan hal yang penting, pengendalian diri 14

secara umum. Hubungan antara aspek-aspek tersebut digambarkan pada bagan berikut ini. Bagan 2.1 Hubungan antara Prilaku, Kemampuan Intelektual, Aspek Emosi dan Motorik. KEMAMPUAN INTELEKTUAL EMOSIONAL PERILAKU MOTORIK Sumber : Elmira. N. Sumintardja, 1991 Motivasi diartikan sebagai kesediaan untuk mengerahkan energi/tenaga. Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan. Niat adalah keinginan untuk memiliki arah, sedangkan kemauan adalah kesediaan untuk megarahkan, mengupayakan dan menggunakan energi. Sikap merupakan kecenderungan bertingkah laku yang di dukung oleh komponen kognisi, afeksi dan konasi.situasi adalah semua keadaan yang ada diluar diri individu. Kemauan merupakan perbuatan psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan langsung dengan pelaksanaan suatu tujuan.pentingnya kemajuan 15

sebagai salah satu perbuatan psikis dapat menjadi penentu berhasil tidaknya individu dalm pencapaian tujuan dan jalan pelaksanaan tujuan yang diawali oleh tingkah laku pribadi yang khusus. Emosi mewarnai individu dalam bekerja. Emosi ini dapat menjadi sumber daya, tetapi dapat juga menjadi sumber gangguan, tergantung dari pengendalian yang dilakukan atas emosi itu.selain itu gerakan psikomotor individu berpengaruh pula pada hasil kerja individu. Gerakan psikomotor merupakan resultante dari factor yang kompleks, pengindraan, rangsang pada otak, dan perintah otak atas gerakan yang harus dilakukan. Gerakan motorik ini jelas dipengaruhi oleh suasana hati individu dan motivasinya untuk bertindak. Bagan 2.2 Determinan Prilaku Kerja KEMAMPUAN PRESTASI KERJA MOTIVASI, NIAT DAN KEMAMPUAN SIKAP DAN SITUASI Sumber : Elmira. N. Sumintardja, 1991 16

Selain itu tes pauli juga mampu menggambarkan potensi individu dari segisegi kepribadian seperti, kekuatan, daya tahan, keuletan, ketekunan, konsentrasi penyesuaian dan vitalitas. Dalam pelaksanaan tes Pauli untuk mencapai prestasi, individu diharapkan untuk dengan cepat menguasai suatu tugas yang senada (monoton). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa factor stabilitas ini tampak jelas pada grafik pauli. Kecermatan dan ketelitian dalam tes pauli erat kaitannya dengan prestasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Bagi mereka yang mengerjakannya kurang cermat dan teliti, maka prestasinya secara kualitatif menjadi kecil, sekalipun hasil kuantitatifnya besar. Hasil dari tes pauli dapat menggambarkan variasi individu yang diperoleh dari instrument tes pauli. Skor dari aspek-aspek yang terdapat dalam Pauli yaitu, jumlah prestasi, kesalahan, dibetulkan, penyimpangan, tinggi, tempat puncak, kenaikan pada awal grafik dan bentuk grafik. Berikut adalah adalah aspek-aspek yang dapat digali : Jumlah dan rata-rata prestasi, menunjukan hasil kemampuan mengarahkan energi, daya tahan dan kemauan serta kecepatan. Kesalahan menunjukan konsentrasi dan kualitas kerja Dibetulkan menunjukan adanya kesadaran, menyadari adanya kesalahan atau adanya tanggung jawab Penyimpangan, menunjukan adanya kemampuan meregulasi emosi dalam menjalani pekerjaann dengan menggunakan value dan rasio 17

Tinggi, menunjukan semangat, kemauan dan konsistensi dalam mencapai prestasi Tempat puncak, menunjukan pengarahan energy untuk mencapai prestasi Kenaikan awal, hasil awal, dan penurunan awal, menunjukan perencanaan, kesediaan untuk berprestasi dan vitalitas Bentuk grafik, menunjukan bagaimana jalannya mencapai prestasi dan bagaimana cara untuk meraih prestasi Adapun kriteia pengelompokan tinggi, sedang rendahnya skor, adalah seperti pada tabel berikut : Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Skor Pauli X JUMLAH SALAH DIBETULKAN PENYIMPANGAN TINGGI TEMP PUNCAK 3000 0,5% 0,6 % 2,6-3 % 47-58 16-18 2350-2999 0,6-1,5 % 0,7-2,0 % 3,1-4 % 36-46 13-15 2349 >1,5% >2.0 % 2,5 4,1 35 59 12 19 2.1.1 Tipe Grafik Jalannya Grafik normal 1 3 2 4 18

Selain itu akan diperoleh tipe kerja lainnya ; Tipe I. Apabila jalannya kurva naik secara perlahan 4 3 1 2 Tipe IIa. Jalannya kurva ada kenaikan dan penurunan 2 3 4 1 Tipe IIb. Puncak berada ditengah 1 2 3 4 Tipe IIc. Puncak berada di samping 1 2 3 4 19

Tipe III. Jalannya kurva menurun 1 2 3 4 Kurva yang terakhir adalah yang paling negatif nilainya bila diinterpretasikan pada cara kerja individu. Adapun perbedaan bentuk kurva kerja, menunjukan adanya proses penyesuaian diri dan proses belajar terhadap pekerjaan baru, seperti pada bagan 3. Gambar 2.1 Determinan pola garis pada grafik adanya proses belajar pengarahan kemauan usaha untuk menyesuaikan diri Sumber : Elmira. N. Sumintardja, 1991 2.1.2 Faktor Psikologis yang Diperoleh dalam Tes Pauli Kekuatan kehendak Daya tahan dan keuletan 20

Ketekunan dan konsentrasi Daya penyesuaian Vitalitas Sikap terhadap tugas Sikap menghadapi tekanan Kendali diri 2.1.3 Kelebihan-Kelebihan Tes Pauli 1. Waktu pelaksanaan lama, hingga kesadaran yang diuji berkurang. Hasil penelitian menunjukan : 0-10 menit : tahap kesadaran 10-20 menit : tahap transisi 20-60 menit : tahap dominasi emosi 2. Adanya situasi kebersamaan, sehingga: Rasa malu dan takut berkurang Tercipta situasi kompetisi untuk mencapai prestasi 3. Kurangnya pengaruh dari : Pengetahuan, persiapan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin, juga penyimpangan kelainan jiwa 2.2 Prestasi Belajar Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Penilaian terhadap hasil belajar siswa dilakukan untuk 21

mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. 2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Shertzer dan Stone (Winkel, 1997 : 591), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. A. Faktor Internal Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Faktor fisiologis, adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera. 2. Faktor psikologis, faktor ini berhubungan erat dengan intelegensi, sikap dan motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri 22

B. Faktor Eksternal Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah : 1. Faktor lingkungan keluarga, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada lingkungan keluarga antara lain: sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga, dan lain sebagainya. 2. Faktor lingkungan sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di lingkungan sekolah yaitu: sarana dan prasarana, kompetensi guru dan siswa, kurikulum dan metode belajar. 3. Faktor lingkungan masyarakat, pada lingkungan masyarakat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: sosial budaya, partisipasi masyarakat pada pendidikan, dan lain sebagainya. 4. Pengukuran prestasi belajar. 2.3 Indeks Prestasi Kumulatif Pada tingkat perguruan tinggi, prestasi ditunjukan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Prestasi merupakan hasil yang berupa angka atau nilai yang diperoleh mahasiswa pada setiap mata kuliah, yang kemudian dihitung berdasarkan perkalian antara bobot setiap mata kuliah (sks) dengan bobot nilai yang berupa angka mutu setiap mata kuliah dan kemudian dibagi jumlah keseluruhan sks yang telah ditempuh. 23

Indeks Prestasi Kumulatif merupakan hasil perhitungan dari nilai yang diperoleh mahasiswa pada setiap mata kuliah dan setiap semeternya dikumulatifkan. Adapun perhitungannya yaitu sebagai berikut : Tabel 2.2 Huruf dan Angka Mutu Penilaian Huruf Mutu/Nilai Angka Mutu A 4 B 3 C 2 D 1 E 0 Kemudian angka mutu (AM) diperhitungkan dengan cara, semua nilai di angka kan terlebih dahulu, kemudian dikalikan dengan jumlah satuan kredit semester (SKS) dari mata kuliah yang ditempuh kemudian dibagi dengan jumlah SKS yang telah di lalui, maka dari hasil perhitungan ini didapatkan angka dari Indeks Prestasi Kumulatif yang mampu menggambarkan prestasi mahasiswa. Mahasiswa dengan prestasi <2.75, dipastikan tidak akan mampu lulus dengan waktu 4 tahun seperti yang tertera di kurikulum, karena untuk lulus dengan waktu 4 tahun, dibutuhkan IPK >2.50 yang berpengaruh pada pengambilan SKS. Berikut adalah pedoman pengambilan sks. 24

Tabel 2.3 Pedoman Pengambilan SKS IPK Jumlah SKS maksimum 3.00 4.00 24 sks 2.50 2.99 21 sks 2.00 2.49 18 sks 1.50 1.99 15 sks 0.00 1.49 12 ks Sumber : Formulir Rencana Studi, Fakultas Psikologi Unisba 2.4 Kerangka Berfikir Pada awal seleksi masuk fakultas psikologi Unisba, setiap calon-calon mahasiswa diberlakukan psikotest, yang bertujuan melihat potensi-potensi calon mahasiswa, baik secara kecerdasan maupun kemampuan lainnya yang mampu terjaring dalam rangkaian alat tes. Berdasarkan hasil Psikotest, setiap mahasiswa yang lolos tes masuk fakultas psikologi, dinyatakan mampu dalam menghadapi perkuliahan di fakultas psikologi baik secara kecerdasan maupun secara performance/sikap. Fakultas Psikologi memiliki tuntutan akademik yang sama dengan tuntutan akademik fakultas lainya yang ada pada Perguruan Tinggi pada umumnya, seperti merencanakan secara mandiri mata kuliah yang akan ditempuh, namun yang membedakan Fakultas Psikologi Unisba dengan Fakultas lainnya adalah banyaknya praktikum dan mata kuliah penelitian. 25

Berdasarkan kurikulum yang ada oleh fakultas Psikologi, seharusnya mahasiswa mampu menyelesaikan studi S1 dengan jangka waktu 4 tahun, dengan rincian setiap mahasiswa mengontrak 21 SKS pada setiap semesternya. Agar mahasiswa dapat mengambil 21 SKS pada setiap semesternya, mahasiswa harus memiliki IPK minimal 2.50, namun dikarenakan persyaratan umum IPK standar dalam melamar pekerjaan 2.75, maka setiap mahasiswa harus mampu menghadapi perkuliahan dengan baik, dengan sikap kerja yang baik yaitu seperti daya juang yang tinggi, emosi yang stabil, ketekunan, konsentrasi, motivasi yang tinggi kemauan dan aspek lainnya sehingga setiap mahasiswa mampu meraih prestasi yang baik yaitu 2,75. Dalam meraih prestasi, yang dibutuhkan tidak hanya kemampuan intelektual, melainkan dipengaruhi juga oleh sikap dan situasi sehingga ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk prilaku untuk mencapai prestasi. Situasi adalah semua keadaan yang ada diluar diri individu. Situasi yang dimaksud adalah tuntutan perkuliahan di Fakultas Psikologi Unisba yang dirasakan cukup berat dengan adanya bobot praktikum dan penelitian yang lebih banyak dari Fakultas lainnya di Unisba. Emosi mewarnai individu dalam bekerja. Emosi ini dapat menjadi sumber daya, tetapi dapat juga menjadi sumber gangguan, tergantung dari pengendalian yang dilakukan atas emosi itu. Situasi yang yang menekan, dapat menimbulkan sikap emosional sehingga mempengaruhi tingkah laku pencapaian prestasi. Hal ini 26

menggambarkan bagaimana setiap mahasiswa dalam menghadapi permasalahan perkuliahan, praktikum dan penelitian. Dalam melakukan kegiatan perkuliahan, praktikum dan penelitian, bagi mahasiswa yang memiliki IPK >2,75 menunjukan mahasiswa mampu menjalani tuntutan akademik dengan baik, seperti menetapkan target tiap semester, memiliki perencanaan akademik dengan cara pola belajar yang teratur, tidak menunda tugas, peningkatan pola belajar ketika mengetahui hasil quiz/ujian sehingga ada keinginan untuk memperbaiki prestasi, menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh dan mencari sumber referensi lain agar tugas yang dikerjakan lebih baik lagi. Meskipun dengan jadwal kuliah yang padat dan juga tugas yang menumpuk, mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti, karena mereka lebih memiliki manajemen waktu yang baik dalam membagi waktu kuliah, mengerjakan tugas dan bermain. Ketika mengalami kesulitan dan permasalahan pun, tidak mengganggu kegiatan perkuliahan dan pengerjaan tugas. Sedangkan mahasiswa dengan IPK <2,75, menunjukan prilaku yang kurang baik, seperti tidak memiliki perencanaan, pola belajar yang sistem kebut semalam, menunda tugas, menyelesaikan tugas apa adanya, melakukan plagiarism karena deadline yang mepet, membolos kuliah, bahkan ketika mengetahui nilainya buruk, tidak ada kemauan untuk merubah pola belajar. Tidak jarang juga ketika menghadapi perkuliahan yang padat dan tugas yang menumpuk, mereka lebih memilih untuk bermain. Dalam menghadapi perkuliahan, biasanya mahasiswa dengan IPK <2,75 optimis pada awal semester, setelah berlangsung dan 27

menemukan kesulitan, mereka lebih memilih untuk meninggalkan perkuliahan dan memilih bermain. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK >2.75, bisa diasumsikan dengan memiliki hasil Profil Pauli yang seperti, jumlah yang tinggi dalam mengarahkan energy untuk menyelesaikan prestasi, tipe grafik normal atau tipe IIa terlihat dari perencanaan dalam mencapai prestasi, penyimpangan yang rendah menggambarkan kemampuan meregulasi emosi ketika dalam tekanan atau masalah, dibetulkan rendah menunjukan tanggung jawab terhadap tugas, persen salah yang rendah, tinggi yang besar, serta tempat puncak tinggi atau sedang di akhir menggambarkan tingkat konsentrasi, kemauan dan pemanfaatan energy dalam mencapai prestasi yang baik. Sedangkan mahasiswa yang memiliki IPK <2.75 bisa diasumsikan dengan memiliki hasil profil pauli seperti, jumlah keseluruhan yang sedang atau bahkan kecil menunjukan pengarahan energy yang lemah dalam mencapai prestasi, tipe grafik IIb. IIc atau tipe III perencanaan yang kurang matang, penyimpangan tinggi kemampuan regulasi emosi yang kurang baik dalam menghadapi masalah, dibetulkan tinggi, menggambarkan tanggung jawab dalam pencapaian prestasi, kesalahan tinggi, tinggi yang sedang atau rendah, serta tempat puncak yang di depan menggambarkan tingkat konsentrasi yang rendah, kemauan dan pemanfaatan energy yang kurang baik dalam mencapai prestasi, namun bisa juga, mahasiswa yang memiliki IPK >2.75, menunjukan sikap prilaku seperti pada mahasiswa yang memiliki IPK <2.75 ataupun sebaliknya. 28

Skema Berfikir Bagan 2.4 Skema Berfikir Fakultas Psikologi Seleksi / USM/ Psikotes Mahasiswa Angkatan 2011 Tidak memiliki perencanaan Pola belajar tidak teratur Menunda tugas Membolos kuliah Mengerjakan tugas apa adanya Memilih bermain <2.75 jumlah keseluruhan yang kecil tipe Grafik IIc atau penyimpangan rendah dibetulkan rendah kesalahan rendah tinggi tempat puncak yang rendah Tuntutan Perkuliahan, praktikum dan penelitian Kecerdasan, Emosi dan motorik memiliki target pola belajar yang teratur tidak menunda tugas peningkatan pola belajar menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh mencari sumber referensi IPK >2.75 jumlah yang sedang, tipe grafik I penyimpangan yang sedang, dibetulkan rendah kesalahan tinggi tinggi yang rendah tempat puncak rendah manajemen waktu