BAB 1 PENDAHULUAN. dan Negara. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan professional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang dituntut

I. PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan di Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

Oleh : Muh. Khamim N I M : Q

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada buku paket sering menjadi acuan utama pengajaran guru, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah beranggapan bahwa profesional guru dan dosen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi gutu itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

Pengembangan Kompetensi Gurubdalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 Di SDN 001 Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Giya Afdila, 2016

kompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. elements; materials (and equipment), activities, and people (Cox, 2006:

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI KALONGAN 02, DESA KALONGAN, UNGARAN TIMUR Semion Nuh,

Suwarsi : Q

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan professional yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah, serta dosen di perguruanperguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 Ayat 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Muhibinsyah, 2010 :1). Perkembangan pendidikan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan. Bahkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama menjadi keprihatinan banyak kalangan, terlebih dahulu setelah krisis 1997 melanda negeri ini. Apabila dikaji lebih mendalam tentang menurunnya mutu pendidikan di Indonesia, maka bisa dilihat sistem manajemen yang dipergunakan di sekolah, baik menyangkut kegiatan pembelajaran, manajemen sekolah dan partisipasi masyarakat. Karena sistem yang terlalu sentralistik dalam manajemen pendidikan, maka banyak hal yang menjadi masalah. Misalnya saja rendahnya aktivitas belajar mengajar, kurang terbukanya kepala sekolah dalam mengelola keuangan, dan rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kemajuan sekolah. (Subakhir dan Sapari, 2001). 1

2 Berbagai upaya pemerintah untuk membenahi kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia masih terus dilakukan. Para pendidik pun terus berusaha membenahi dan mencari tahu permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan baik dari sistem pembelajaran, manajemen sekolah dan pengelolaan sekolah. Namun sebenarnya selain dari sistem pembelajaran, manajemen sekolah dan pengelolaan sekolah yang terpenting menjadi tombak berkualitasnya pendidikan di Indonesia adalah adanya profesionalisme guru. Karena guru bukan hanya akan sekedar mengajar saja tetapi guru juga mendidik siswanya. Selama ini yang terjadi pada kenyataannya masih ada beberapa guru dalam melakukan proses pembelajaran belum menerapkan pembelajaran yang menyenangkan atau berinovasi dalam belajar mengajar, guru juga masih enggan berjalan di dalam kelas untuk mendekatkan dengan diri siswa dan masih susah berusaha untuk menciptakan sesuatu hal yag baru yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Inilah yang menjadi penyebab terjadi menurunnya kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. Guru sendiri merupakan unsur manusiawi yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan (Menurut Adler, 1982 yang dikutip Bafadal Ibrahim, 2003:4). Guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah. Dalam latar pembelajaran di sekolah dasar tersebut dapat diartikan bahwa peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar sangat tergantung kepada tingkat profesionalisme guru. Jadi, di antara keseluruhan komponen pada sistem pembelajaran di sekolah dasar ada sebuah komponen yang paling esensial dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu guru (Bafadal Ibrahim, 2003:4).

3 Menurut Muhibbin Syah, untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Guru juga mempunyai tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi guru yaitu segala aktivitas dan kewajiban yang harus diperformasikan oleh guru dalam perannya sebagai guru. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab 1 pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Mujtahid, 2011:44). Pentingnya peningkatan kemampuan professional guru sekolah dasar dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Pertama, ditinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, berbagai metode dan media baru dalam pembelajaran telah berhasil dikembangkan. Semua itu harus dikuasai oleh guru dan kepala sekolah dasar, sehingga mampu mengembangkan pembelajaran yang dapat membawa anak didik menjadi lulusan yang berkualitas tinggi. Kedua ditinjau dari kepuasan dan moral kerja. Sebenarnya peningkatan kemampuan professional guru merupakan hak setiap guru. Artinya setiap pegawai berhak mendapat pembinaan secara kontinu, apakah dalam bentuk supervisi, studi banding, tugas belajar maupun dalam bentuk lainnya. Ketiga, ditinjau dari keselamatan kerja. Banyak aktivitas pembelajaran di sekolah dasar yang bilamana tidak dirancang dan dilakukan secara hati-hati oleh guru, itu akan mengandung resiko yang tidak kecil. Aktivitas pembelajran yang mengandung risiko tersebut

4 banyak ditemukan pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Keempat, peningkatan kemampuan professional guru sangat penting dalam rangka manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah di sekolah dasar. Sebagaimana ditegaskan bahwa salah satu ciri implementasi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah adalah kemandirian dari seluruh stakeholder sekolah dasar, salah satunya dari guru. Kemandirian guru akan tumbuh bilamana ada peningkatan kemampuan professional kepada dirinya. ( Bafadal Ibrahim, 2003:42-43) Standar untuk menentukan guru professional yang digunakan di Arizona, USA meliputi standar utama, yaitu (1) kemampuan guru mendesain dan membuat rencana pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk mencapai standar yang ditentukan. (2) kemampuan guru dalam menciptakan dan menjaga iklim dan suasana pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan siswa. (3) kemampuan guru dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. (4) kemampuan guru melakukan evaluasi pembelajaran dan mengkomunikasikannya kepada siswa, orang tua, dan pihak-pihak professional terkait lainnya dengan tetap menjunjung dan menghargai kemampuan siswa. (5) kemampuan guru mengembangkan kerjasama kolaboratif dengan teman sejawat, orang tua, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam mendesain, mengimplementasikan, dan mendukung program pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. (6) kemampuan guru mereview dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan dan penerapan rencana pengembangan profesi mereka. (7) kemampuan pengetahuan akademik secara umum yang ditunjukkan dengan pencapaian gelar sarjana (Bachelor s degree) sesuai dengan

5 bidang keahlian yang diampu. (8) penguasaan pengetahuan professional keguruan yang memadai untuk mendesain, merencanakan, melaksanakan, dan mengelola pembelajaran secara efektif, menciptakan dan menjaga lingkungan pembelajaran, serta mengevaluasi hasil belajar siswa dan (9) kemampuan guru (special education) berkolaborasi dengan professional lainnya dan orang tua mendesain, melaksanakan, dan menilai program-program individu. (Suyatno, dkk. 2009:322) Standar di Indonesia yang digunakan untuk mengukur guru profesional sebagaimana tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi guru, meliputi Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru yang profesional harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu/diajarkan, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Kualifikasi akademik, guru profesional harus memiliki Kompetensi yang meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepripadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. (Suyatno. 2009:322-323) Maka untuk meningkatkan profesionalisme guru perlu adanya pembinaan bagi para guru. Pemerintah pun sudah membentuk beberapa organisasi untuk guru salah satunya ialah Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah sebuah organisasi yang diperuntukkan untuk guru sekolah dasar sebagai wadah bagi guru untuk mengembangkan kemampuannya baik dalam akademik ataupun dalam non akademik. Di dalam organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru) semua guru secara berkala dari setiap sekolah dasar akan berkumpul menjadi satu dalam satu gugus. Kegiatan yang dilakukan KKG antara lain melakukan sharing

6 atau bertukar pengalaman antar guru, diskusi untuk memecahkan suatu masalah yang sering terjadi pada kegiatan belajar mengajar, diskusi penyusunan RPP dan pembahasan pengembangan media pembelajaran untuk siswa. Organisasi KKG ini dibentuk untuk dapat mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki oleh Guru agar berdampak positif bagi siswa. Karena apa yang didapat guru sangat bermanfaat bagi proses belajar siswa dan dapat meningkatkan profesionalisme guru itu sendiri. KKG ini juga semacam wadah pelatihan bagi guru untuk kemandiriannya. Karena banyak sekali informasi yang didapat guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa serta dapat juga meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masingmasing guru. Walaupun begitu banyak manfaat yang ada dari kegiatan KKG ini tetapi masih banyak gugus sekolah dasar belum melaksanakan KKG ini secara optimal. Karena hanya ada beberapa gugus sekolah dasar saja dari setiap kota yang melaksanakannya secara kontinu dan optimal. Banyaknya tuntutan bagi Guru yang mengharuskan mampu mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya untuk meningkatkan profesionalismenya juga untuk kelancaran dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Maka adanya organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) ini sebagai upaya pemerintah untuk dapat mewadahi segala kegiatan Guru terkait dengan proses belajar mengajar. Tanpa disadari sebenarnya Kelompok Kerja Guru (KKG) sangatlah bermanfaat bagi para Guru karena di dalam kegiatan KKG Guru dapat menigkatkan pengetahuan, menambah wawasan dan memecahkan masalah pembelajaran dengan Guru lainnya. Pada Kegiatan

7 Kelompok Kerja Guru (KKG) Guru juga dapat membuat media atau bahan ajar untuk semua siswa sebagai penunjang pembelajaran. Di dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) ini biasanya bergabung 6 sampai 7 sekolah dasar. Satu sekolah disebut sebagai Sekolah Inti yang mana semua kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) atau sebagai pusat kegiatan guru yang akan dilakukan disana, dan beberapa sekolah lainnya sebagai Sekolah Imbas atau sebagai anggota dari Sekolah Inti. Setiap Gugus Sekolah mempunyai program kerjanya masing-masing dan cara mengatur jadwal pertemuannya, berbeda dengan Gugus Sekolah lainnya karena setiap sekolah mempunyai kebutuhannya sendiri. Kelompok Kerja Guru (KKG) pada Gugus Sekolah biasanya di Ketuai langsung oleh Kepala Sekolah yang sekolahnya menjadi Sekolah Inti. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, SDN Dadaprejo 1 Batu merupakan Sekolah Inti dari Gugus Sekolah III Kecamatan Junrejo Kota Batu, yang mana SDN Dadaprejo 1 Batu ini sebagai Pusat Kegiatan Guru (PKG) dalam melaksanakan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Pada pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) memang tidak berjalan secara rutin tetapi kegiatan ini tetap berlangsung. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang ada di SDN Dadaprejo 1 Batu ini akan dilakukan jika adanya kebutuhan seperti untuk pelaksanaan UTS, UAS, dan Tahun Ajaran Baru. Para Guru sebenarnya sangat paham tentang manfaat dari adanya kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) sehingga Ketua Gugus KKG tetap mengupayakan adanya pertemuan untuk para Guru walaupun kegiatan KKG ini tidak dilakukan secara rutin. Pada Gugus Sekolah III di SDN Dadaprejo 1 Batu pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) ini dilakukan secara berkala atau bergantian. Yang mana maksudnya adalah

8 pertemuan KKG untuk Guru Kelas masing-masing dari semua anggota gugus dengan waktu yang berbeda. Kegiatan dilakukan secara berkala ini karena setiap pembahasan dan permasalahan yang dihadapi dari masing-masing guru kelas itu berbeda-beda. (Studi Pendahuluan di SDN Dadaprejo 1 Batu) Berdasarkan latar belakang permasalahan ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa adanya kegiatan Kelompok Kerja Guru ini sangat penting bagi Guru. karena manfaat yang akan didapat Guru sangatlah menguntungkan bagi Guru untuk dapat meningkatkan profesionalismenya atau pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Guru dapat saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi, guru juga dapat bertukar pikiran atau pendapat dalam membuat bahan ajar dan media. Peneliti pun tertarik melakukan penelitian di SDN Dadaprejo 1 Batu karena SD tersebut merupakan Sekolah Inti dari Kelompok Kerja Guru Guslah III yang semua kegiatannya berlangsung disana juga karena lokasinya dapat dijangkau oleh peneliti sendiri. Sehingga peneliti menggunakan judul Analisis fungsi organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam meningkatkan profesionalisme guru di SDN Dadaprejo 1 Batu dalam penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di SDN Dadaprejo 1 Batu?

9 2. Bagaimanakah peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN Dadaprejo 1 Batu? 3. Faktor-faktor apakah yang menjadi Pendukung dan Penghambat KKG dalam meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN Dadaprejo 1 Batu? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di SDN Dadaprejo 1 Batu 2. Untuk mengetahui peran organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN Dadaprejo 1 Batu 3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor apakah yang menjadi Pendukung dan Penghambat KKG dalam meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN Dadaprejo 1 Batu 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat secara teoritis diharapkan dapat : a) Memberikan informasi tentang fungsi KKG dalam meningkatkan profesionalisme guru. b) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat KKG dalam meningkatkan profesionalisme guru. d) menjadi salah satu rujukan bagi peneliti lain yang tertarik meneliti peningkatan profesionalisme guru.

10 Manfaat penelitian secara pratis yang diharapkan dapat : a) Memotivasi bagi para pendidik atau guru tingkat Sekolah Dasar untuk lebih meningkatkan profesionalisme melalui KKG. b) Untuk memaksimalkan kegiatan KKG menjadi lebih baik lagi. c) Memberikan masukan positif bagi Sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Dadaprejo 1 Batu karena sebagai Sekolah Inti. Sedangkan aspek yang diteliti adalah peran KKG, pelaksanaan KKG, faktorfaktor pendukung dan penghambat selama pelaksanaan KKG yang pada SDN Dadaprejo 1 Batu serta pelaksanaan pembelajaran di kelas. 1.6 Definisi Istilah Definisi istilah merupakan kata-kata atau penjelasan istilah yang di dalam penelitian. Definisi istilah digunakan agar tidak terjadi kesalah pahaman. 1.6.1 Analisis Fungsi Organisasi Organisasi adalah suatu wadah atau tempat untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain yang terkoordinasi dengan teratur. Organisasi terdiri dari dua orang atau sekumpulan orang yang memiliki tujuan untuk mewujudkan suatu tujuan dalam kemajuan yang akan dicapainya. Organisasi sendiri berfungsi untuk menyatukan berbagai aspirasi dan pendapat banyak orang agar menjadi suatu keputusan yang nantinya dapat mewujudkan tujuan yang akan dicapai.

11 1.6.2 Kelompok Kerja Guru (KKG) Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah bagian dari organisasi yang mewadahi segala kegiatan bagi Guru Sekolah Dasar. KKG dalam kegiatannya bertujuan untuk dapat meningkatkan kualitas guru, memberikan informasi baru terkait dengan pendidikan, membina interaksi antar sesama guru, memecahkan permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran. Adanya KKG ini sebagai wadah dalam pembinaan profesional guru agar antar guru dapat bertukar pikiran berbagai pengalaman, membangun komunikasi yang baik dan mendiskusikan segala mengenai pembelajaran (sumber belajar, media, metode) yang digunakan dalam proses pembelajaran. 1.6.3 Profesionalisme Guru Profesionalisme Guru adalah suatu keahlian yang harus dimiliki seorang guru untuk dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh guru. Profesionalisme pada dasarnya mengacu pada sikap atau tingkah laku berkomitmen mengembangkan potensi maupun meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk kualitas profesinya sebagai seorang guru. Seorang guru dapat dikatakan profesional jika memiliki dan mampu menerapkan tugas tugasnya dalam pembelajaran ataupun non pembelajaran dengan penuh dedikasi. Tugas yang dimaksudkan adalah seorang guru mampu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswanya pada proses pembelajaran, guru mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar dari luar sekolah, guru mampu menggunakan teknologi pendidikan modern serta penguasaan Iptek.