BAB X MESIN KETAM DAN MESIN SERUT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

Mesin sekrap disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin inidigunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,beralur, dan

MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada

BAB VIII MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB VI ELEMEN DASAR MESIN PERKAKAS

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

BAB II ELEMEN DASAR MESIN PERKAKAS

PROSES PEMESINAN. Learning Outcomes. Outline Materi. Proses pada Bendakerja KLASIFIKASI PROSES PEMESINAN

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB X TUJUAN DESAIN ALAT BANTU

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

BAB VI Mesin Shaping I

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

Mesin Perkakas Konvensional

Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais. Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

A. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine) Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

MESIN FRAIS HORIZONTAL

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

M O D U L T UT O R I A L

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

BAB III. Metode Rancang Bangun

commit to user BAB II DASAR TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Jenis yang paling tua dan yang paling umum adalah pembubut (lathe) yang

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB VIII TEORI PEMOTONGAN

ANALISA PERANCANGAN RODA GIGI LURUS MENGGUNAKAN MESIN KONVENSIONAL

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan

pembentukan material dengan model lingkaran penuh.

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

2. Mesin Frais/Milling

PROSES PEMBUATAN MATA PISAU PADA GUNTING MEKANIK

ANALISA GAYA DAN KEKUATAN RANGKA MESIN BUBUT KAYU PADA INDUSTRI PEMBUATAN STICK BILLYARD

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB XIV PESAWAT SEDERHANA

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PROSES PRODUKSI. Jenis-Jenis Mesin Bubut

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

BAB IV PENGERJAAN PANAS LOGAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Transkripsi:

BAB X MESIN KETAM DAN MESIN SERUT Mesin ketam adalah mesin dengan pahat pemotong bolak-balik, yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakkan benda kerja menyilang terhadap jalur pahat, maka dihasilkan permukaan yang rata. Sebuah mesin ketam dapat juga memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggem (catok), celah-t dan berbagai bentuk lainnya. Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Pekerjaannya mirip dengan mesin serut sesuai untuk pekerjaan benda kerja yang jauh lebih besar. Pengelompokkan Mesin Ketam Menurut desain, secara umum mesin ketam dikelompokkan atas: A. Pemotongan dorong horisontal 1. Biasa (pekerjaan produksi) 2. Universal (pekerjaan ruang perkakas) B. Pemotongan tarik - horisontal C. Vertikal 1. Pembuat celah (slotter) 2. Pembuat dudukan pasak (key seater) D. Kegunaan khusus, misalnya untuk memotong roda gigi. Mesin Ketam Jenis Horisontal Gambar 2 adalah skema mesin ketam horisontal biasa. Mesin ini terdiri dari dasar dan rangka yang mendukung ram horisontal. Ram membawa pahat dan bergerak bolak-balik sesuai langkah yang 189

diinginkan. Mekanisme Balik Cepat dirancang untuk membuat ram mempunyai langkah balik yang lebih cepat daripada langkah potong. Kepala pahat diujung ram yang dapat diputar dilengkapi dengan alat untuk menghantar pahat ke benda kerja. Pada pemegang pahat peti lonceng, yang diberi engsel pada ujung atas, untuk memungkinkan pahat naik pada langkah balik sehingga tidak menggali benda kerja. Gambar 2. Mesin ketam horisontal biasa. Mekanisme Balik Cepat Banyak metode mekanisme balik yang dikembangkan dimana salah satunya adalah jenis engkol atau lengan osilasi (gambar 3). Mekanisme ini terdiri dari sebuah engkol putar yang digerakkan pada kecepatan seragam, dihubungkan kepada lengan osilasi oleh blok peluncur yang bekerja di pusat dari lengan osilasi. Engkolnya dimasukkan dalam roda gigi besar dan dapat diubah-ubah dengan mekanisme ulir. Untuk mengubah kedudukan langkah, maka apitan yang memegang penyambung ke ulir ram dikendorkan, dan pengatur kedudukan ram diputar. Dengan memutar ulir pengatur kedudukan, ram dapat digerakkan mundur atau maju untuk menempatkan kedudukan potong. 190

Berdasarkan gambar 3 maka perbandingan langkah bisa ditulis: langkah potong = 220 = 1,57 langkah balik 140 1 Gambar 3. Mekanisme jenis engkol mekanis, balik cepat, untuk mesin ketam. Kecepatan Potong Kecepatan potong untuk mesin ketam horisontal didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dari pahat selama langkah potong dan terutama tergantung pada banyaknya langlah ram tiap menit dan panjang langkahnya. Kecepatan potong rata-rata: CS = 2 LN = L N (meter tiap menit) 1000C 500 C dengan : N = langkah tiap menit L = panjang langkah, mm 191

C = perbandingan waktu potong (waktu potong/waktu total) Banyaknya langkah tiap menit untuk kecepatan potong yang diinginkan : N = CS x 500 C L (langkah tiap menit) Banyaknya langkah yang diperlukan : S = W F Waktu total dalam menit: T = S N T = S L waktu total menit CS x 500 dengan : W = lebar benda kerja dalam milimeter Mesin Ketam Hidrolis F = hantaran dalam milimeter Mesin ketam hidrolis menggantikan mesin ketam mekanik dimana lengan osilasi menggunakan gerakan hidrolik. Keuntungan dari mesin ketam hidrolik adalah kecepatan potong dan tekanan dalam penggerakkan ram konstan dari awal sampai akhir pemotongan. Kecepatan potong biasanya ditunjukkan oleh indikator dan tidak memerlukan perhitungan. 192

Mesin Ketam Vertikal Mesin ketam vertikal atau slotter (gambar 4) terutama digunakan untuk pemotongan dalam dan menyerut bersudut serta operasi pemotongan vertikal. Gambar 4. Mesin ketam vertikal. Ram dari mesin serut beroperasi secara vertikal dan memiliki sifat balik cepat seperti mesin jenis horisontal. Benda kerja yang dimesin 193

ditumpu pada meja berputar yang memiliki sebuah hantaran putar sebagai tambahan untuk meja biasa. Hantaran meja putar memungkinkan pemesinan permukaan lengkung. Permukaan datar dipotong dengan menggunakan salah satu dari hantaran silang meja. Pahat Mesin Ketam Pahat mesin ketam serupa dengan pahat mesin bubut dan seringkali dipegang dengan pemegang yang jenisnya sama. Sudut pahat yang sama juga berlaku, kecuali bahwa ruang bebas sudut ujung sebesar 4 derajat adalah cukup. Untuk baja maka sudut garuk samping sebaiknya sekitar 15 derajat, dan untuk besi cor sekitar 5 derajat. MESIN SERUT Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Mesin serut sesuai untuk benda kerja yang jauh lebih besar. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, bisa horisontal, vertikal atau bersudut. Mesin serut tidak lagi penting bagi pekerjaan produksi karena permukaan datar pada umumnya sekarang dimesin dengan mesin fris, peluas lubang atau pengamplas. Pengelompokkan Mesin Serut Menurut konstruksi, mesin serut dibagi atas : Rumahan - ganda Sisi - terbuka Jenis - lorong (pit) Plat atau tepi Penggerak Mesin Serut Terdapat banyak cara penggerakkan mesin serut yaitu penggerak roda gigi, penggerak hidrolis, penggerak sekrup, penggerak sabuk, penggerak motor dengan kecepatan variabel dan penggerak engkol. Penggerak roda gigi dan penggerak hidrolis paling banyak digunakan. 194

Penggerak hidrolis sangat memuaskan bagi mesin serut. Penggerak ini memberikan kecepatan potong seragam pada keseluruhan langkah potong. Keuntungan lain adalah gaya inersia yang harus diatasi lebih kecil dalam mesin serut hidrolis daripada mesin serut konvensional dengan roda gigi. Keuntungan lain adalah tekanan potong seragam, pembalikan meja cepat dan operasinya tidak bising. Mesin Serut Rumahan Ganda Mesin serut jenis ini terdiri darisebuah dasar yang berat dan panjang, dengan meja yang bergerak bolak-balik. Gambar 5 menunjukkan gambar mesin serut ini dimana terlihat cara penyanggaan pahat, baik diatas maupun di samping dan cara bagaimana mereka dapat disetel untuk pemotongan sudut. Gambar 5. Mesin serut rumahan ganda. 195

Mesin Serut Sisi Terbuka Mesin serut ini mempunyai rumahan pada satu sisi saja (gambar 6). Sisi yang terbuka memungkinkan pekerjaan pemesinan untuk benda kerja yang besar. Gambar 6. Mesin serut sisi terbuka. Mesin Serut Jenis Lorong (pit) Mesin serut ini berbeda dengan mesin serut biasa dalam hal bangkunya stasioner dan pahatnya digerakkan diatas benda kerja (gambar 7). Dua kepala jenis ram dipasangkan pada rel silang, dan masing-masing dilengkapi dengan pemegang pahat peti lonceng ganda untuk penyerutan dua jalur. Kedua rumahan pembalikan, yang menyangga rel silang, meluncur pada jalur dan digerakkan oleh ulir dari penggerak roda cacing tertutup pada ujung landasan. 196

Gambar 7. Mesin serut jenis pit. Mesin Serut Plat atau Tepi Mesin serut ini dirancang untuk memesin tepi dari pelat baja berat untuk bejana tekan dan pelat perisai. Pelatnya diapitkan kepada bangku, dan kereta peluncur yang mendukung pahat pemotong digerakkan mundur dan maju di sepanjang tepinya. Mesin serut tepi umumnya menggunakan pemotong fris agar lebih cepat dan lebih teliti. Pahat Dan Peralatan Pemegang Benda Kerja Pahat yang digunakan pada mesin serut dan mesin ketam adalah dari jenis umum yang sama dengan yang digunakan pada mesin bubut, tetapi konstruksinya lebih berat. Pemegang pahat biasanya dilakukan dengan gigi yang dapat dilepas. Bentuk pahat pemotong untuk operasi mesin serut biasa ditunjukkan pada gambar 8 yang biasanya berujung baja kecepatang tinggi, paduan cor atau sisipan karbida. Baja kecepatan tinggi atau paduan cor umumnya digunakan dalam pemotongan kasar berat dan karbida untuk pekerjaan kasar kedua dan penyelesaian. Sudut potong untuk pahat tergantung pada jenis pahat yang digunakan dan bahan yang dipotong. Sudut-sudutnya 197

sama dengan yang digunakan pada pahat mata tunggal yang lain, hanya ruang bebas ujung tidak boleh melebihi 4 derjat. Gambar 8. Bentuk pahat pemotong untuk operasi mesin serut. 198

DAFTAR PUSTAKA 1. Adnyana, Metalurgi Las, ISTN, 1993. 2. Adnyana, Logam dan Paduan, ISTN, 1993. 3. Amstead B.H., P.F. Ostwald, M.L. Begeman, Manufacturing Processes. John Wiley & Sons, 1987. 4. Amstead B.H. P.F. Ostwald, M.L. Begeman, terj. Sriati Djaprie. Teknologi Mekanik. Jilid 1, Erlangga, 1993. 5. Amstead B.H. P.F. Ostwald, M.L. Begeman, terj. Bambang Priambodo. Teknologi Mekanik. Jilid 2, Erlangga, 1993. 6. Gosh A, AK. Mallik, Manufacturing Science, Affiliated East-West Press Private Limited, 1996. 199